PERPAJAKAN
BEA METERAI
Dosen Pengampu : Rachamadany, SE.,M.Acc,Ak
Disususn Oleh :
Jurusan Akuntansi
BALIKPAPAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa karena berkat Rahmat-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
Perpajakan mengenai Bea Meterai ,Selain itu juga untuk meningkatkan pemahaman saya mengenai materi .
Dengan membaca makalah ini penulis kami berharap dapat membantu teman-teman serta pembaca dapat
memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan pembaca. Walaupun penulis telah berusaha sesuai
kemampuan penulis, namun penulis yakin bahwa manusia itu tak ada yang sempurna. Seandainya dalam
penulisan makalah ini ada yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan penulis. Mudah-mudahan melalui
kelemahan itulah yang akan membawakesadaran kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dan kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
Untuk itu kami selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan penyusunan
makalah ini.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................................. 1
Kata pengantar.................................................................................................................................. 2
Daftar Isi............................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
C. Tujuan............................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Dasar Hukum Bea Meterai..................................................................... 6
B. Sebab Dikeluarkannya UU No.13 Tahun 1985 tentang Bea
Meterai............................................................................................................................ 6
C. Prinsip Umum Pemungutan atau Pengenaan Bea
Meterai………................................................................................................................ 6
D. Tarif Bea Meterai Rp. 6.000………………................................................................... 7
E. Tarif Bea Meterai Rp. 3.000……………....................................................................... 7
F. Yang Tidak Dikenakan Bea
Meterai........................................................................................................................... 8
G. Saat Terutang Bea Meterai dan Pihak yang Terutang Bea
Meterai............................................................................................................................ 8
H. Cara Pelunasan Bea Meterai........................................................................................... 8
I. Cara Menggunaan Benda Meterai................................................................................... 9
J. Pemeteraian Kemudian, Sanksi,
daluwarsa........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Segenap warga negara berperan dalam menghimpun dana Pembangunan Nasional Salah satu
caranya adalah dengan memenuhi kewajiban pembayaran atas pengenaan Bea Materai terhadap
dokumen-dokumen tertentu yang digunakan oleh masyarakat dalam lalu lintas hukum. Bea Materai yang selama
ini dipungut berdasarkan Aturan Bea Materai 1921 (Zegelverordening 1921) sebagaimana diubah beberapa kali,
terakhir dengan UU No. 13 Tahun 1985. Bea Materai adalah pajak atas dokumen seperti yang telah disebutkan
dalam Undang-undang Bea Materai. Benda materai adalah materai tempel dan kertas materai yang dikelarkan
oleh pemerintah republik Indonesia.
Banyak masyarakat yang belum mengerti benar akan maksud dari penggunaan Bea Materai, sehingga
menimbulkan pelanggaran dalam pengenaan Bea Materai. Sehubungan dengan hal itu, perlu diadakan
pengaturan kembali tantang Bea Materai yang lebih bersifat sederhana dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat.
Yang menjadi objek Bea Materai adalah dokumen. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang
mengandung arti dan maksud tentang: perbuatan, keadaan/kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak-pihak
yang berkepentingan. Tidak semua dokumen dikenakan Bea Materai, adapun dokumen yang tidak
dikenakan bea materai adalah dokumen yang berupa surat penyimpanan barang, konosemen, surat angkutan
penumpang dan barang, keterangan pemindahan yang ditulis diatas dokumen surat penyimpanan barang,
konosemen dan surat angkutan penumpang dan barang, bukti untuk pengiriman barang untuk dijual atas
tanggungan pengirim, surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim, surat-surat lainnya yang
dapat disamakan dengan surat-surat di atas dan segala bentuk ijazah.
Walaupun di dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1983 yang operasionalnya berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang tarif bea materai telah menjelaskan secara rinci tentang
dokumen yang wajib atau tidak wajib diberi materai, namun masih saja terdapat pelanggaran dalam penggunaan
Bea Materai. Pelanggaran Bea Materai ringan seperti kurang materai tempel dapat dilakukan dengan pemetraian
kemudian. Namun pemalsuan atau perbuatan dengan sengaja membuat atau meniru Bea Materai merupakan
tindakan melanggar hukum yang dapat dituntut secara pidana.
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
yaitu sebagai berikut.
1. Pengertian dan Dasar Hukum Bea Meterai
2. Sebab Dikeluarkannya UU No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai
3. Prinsip Umum Pemungutan atau Pengenaan Bea Meterai
4. Tarif Bea Meterai Rp. 6.000
5. Tarif Bea Meterai Rp. 3.000
6. Yang Tidak Dikenakan Bea Meterai
7. Saat Terutang Bea Meterai dan Pihak yang Terutang Bea Meterai
8. Cara Pelunasan Bea Meterai
9. Cara Menggunaan Benda Meterai
10. Pemeteraian Kemudian, Sanksi, daluwarsa
C. TUJUAN
Setelah membaca bab ini, Anda di harapkan akan memperoleh pencerahan tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan Bea Meterai ?
2. Apa penyebab dikeluarkannya UU No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai ?
3. Apa saja prinsip umum pemungutan dan pengenaan Bea Meterai ?
4. Berapa tarif Bea Meterai Rp 6.000 dan Rp 3.000 ?
5. Apa saja yang tidak termaksud dalam pengenaan Bea Meterai ?
6. Bagaimana saat terutang Bea Meterai ?
7. Pihak mana yang terutang Bea Meterai ?
8. Bagaimana cara pelunasan Bea Meterai ?
9. Bagaimana cara menggunakan benda Meterai ?
10. Apa yang di maksud dengan Pemeteraian Kemudian, Sanksi, daluwarsa ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
D. TARIF BEA METERAI Rp 6.000 DIKENAKAN ATAS DOKUMEN
1.
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainya (antara lain : surat kuasa, hibah, dan surat pernyataan) yang dibuat
dengan tujuan digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang
bersifat perdata.
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
c. Akta-akta yang dibuat pejabat pembuat akta tanah (PPAT) termasuk rangkap-rangkapnya.
d. Surat yang memuat jumlah yang mempuyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000 :
1) Yang menyabutkan penerimaan uang.
2) Yang menyebutkan pembukan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank.
3) Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank.
4) Yang berisi pengakuan bahwa utang uang sebagaian atau seluruhnya telah dilunasi atau
diperhitungkan.
e. Surat-surat berharga seperti : wesel, promos, dan aksep yang harga nominalnya lebih dari Rp 1.000.000.
f. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjangan harga nominalnya lebih dari Rp 1.000.000.
1. Surat yang memuat jumlah uang yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 250.000 tetapi tidak lebih
dari Rp 1.000.000 :
a. Yang menyebutkan penerimaan uang.
b. Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank.
c. Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank.
d. Yang berisi pengakuan bahwa utang uang sebagian atau seluruhnya telah dilunasi atau di
perhitungkan.
2. Surat-surat berharga seperti : wesel, promes, dan aksep yang harga nominalnya lebih dari Rp 250.000
tetapi tidak lebih dari Rp 1.000.000.
3. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjangn harga nominalnya lebih dari Rp 250.000 tetapi
tidak lebih dari Rp 1.000.000.
4. Cek dan bilyet giro dengan harga nominal berapa pun.
Apabila suatu dokumen (kecuali cek dan bilyet giro) mempuyai nominal tidak lebih dari Rp 250.000, maka
atas dokumen tersebut tidak terutang Bea Meterai.
7
F. YANG TIDAK DIKENAKAN BEA METERAI
G. SAAT TERUTANG BEA METERAI DAN PIHAK YANG TERUTANG BEA METERAI
1. Dokumen yang dibuat oleh satu pihak adalah pada saat dokumen itu diserahkan dan diterima oleh pihak
untuk siapa dokumen itu dibuat jadi bukan pada saat ditandatangani. Mislanya kuitansi, sek.
2. Dokumen yang dibuat oleh lebih dari satu pihak adalah pada saat dokumen itu telah selesai dibuat, yang
ditutup dengan pembubuhan tanda tangan dari yang bersangkutan. Mislanya : surat perjanjian jual beli.
3. Dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat digunakan di Indonesia. Bea meterai yang terutang
dilunasi dengan cara pemeteraian kemudian.
Pihak yang terutang Bea Meterai adalah pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-
pihak yang bersangkutan menentukan lain.
8
CARA PELUNASAN BEA METERAI
Pemeteraian
Biasa kemudian
Mesin Teraan
Alat Lain
Meterai
1. Meterai Tempel
a. Meterai temple direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas dokumen yang dikenakan
Bea Meterai.
b. Meterai temple direkatkan di tempat di mana tanda tangan akan dibubuhkan.
c. Pembubuhan tanda tangan disertai dengan tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dengan menggunakan
tinta atau yang sejenisnya. Sebagian tanda tangan berada di atas meterai dan sebagian lagi di atas
kertas dokumen.
d. Jika digunakan lebih dari satu meterai temple, tand atangan harus dibubukan debagian di atas semua
meterai temple dan sebagian di atas kertas dokumen.
2. Kertas Meterai
a. Dokuemn ditulis di atas kertas meterai. Jika isi dokumen terlalu panjang untuk dimuat seluruhnya di
atas kertas meterai yang digunakan, maka untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat digunakan
kertas tidak bermeterai.
b. Kertas meterai yang sudah digunakan, tidak boleh digunakan lagi.
Apabila ketentuan-ketentuan di atas tidak dipenuhi, maka dokumen yang bersangkutan dianggap
tidak bermeterai.
• Pemetteraian kemudian
Adalah suatu cara pelunasan bea meterai yang dilakukan oleh pejabat pos atas permintaan pemegang
dokumen yang bea materaiannya belum dilunasi sebagaimana mestinya.
Pemeteraian kemudian dilakukan atas :
9
a. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan.
b. Dokmen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya.
c. Dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan digunakan di Indonesia.
• Sanksi-sanksi
1. Sanksi Administrasi
Apabila dokumen tidak atau kurang dilunasi bea meterai sebagaimana mestinya, maka akan dikenakan
denda administrasi sebesar 200% dari bea meterai yang tidak atau kurang dibayar.
Misalnya bea meterai terutang Rp 6.000. karena kelalaian belum mengenakan bea meterai, maka bea
meterai dan saksi yang harus dibayar adalah :
Bea meterai yang terutang Rp 6.000
Denda administrasi Rp 12.000
Jumlah pemeteraian kemudian Rp 18.000
Pemeteraian kemudian atas dokumen tersebut dilakukan oleh pejabat pos menurut tata cara yang
ditetapkan oleh Menteri keuangan.
Untuk lebih memperjelas hubungan antara pemeterian kemudian dengan denda administrasi,
digambarkan dengan bagan berikut ini :
PEMETERAIAN KEMUDIAN
Berikut Denda
Tanpa Denda
(200%)
1. Dokumen yang dibuat di luar negeri sebelum 1. Semua dokumen yang dikenakan Bea Meterai
digunakan di Indonesia. tetapi dokumen tersebut tidak/kurang dibayar
Bea Meterainya, kecuali dokumen yang akan
digunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan.
2. Surat-surat biasa dan surat kerumahtanggan 2. Dokumen yang dibuat di luar negeri, yang
sebagai alat bukti di pengadilan. Bea Meterainya dilunasi sesudah dokumen
tersebut digunakan di Indonesia.
• Kedaluwarsa
Kedaluwarsa dari kewajiban memenuhi Bea Meterai ditetapkan 5 tahun, terhitung sejak tanggal dokumen
dibuat.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu Bea Materai merupakan pajak yang dikenakan atas
pemanfaatan dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris, kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek,
yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan dan dokumen yang
digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
Bea materai digunakan untuk dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penerimaan uang, ataupun
untuk surat-surat berharga yang penggunaannya telah diatur oleh menteri keuangan, adapun jenisnya berupa
materai tempel dengan nominal Rp. 3.000,00 dan Rp. 6.000,00 maupun materai kertas yang biasanya digunakan
untuk surat berharga seperti surat tanda tamat belajar maupun akta tanah.Penggunaan bea materai dalam
dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai alat pengesahan dokumen tersebut.
B. SARAN
Bea Materai merupakan pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat perjanjian, akta
notaris, kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah
tertentu sesuai dengan ketentuan dan dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.Sebagai warga
Negara yang baik kita harus mengerti tentang Bea Materai, serta dapat menggunakannya sesuai aturan yang
berlaku agar tidak terkena sanksi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Perpajakan Edisi 2019 - Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Akt., QIA., CFrA., CA.
12