Disusun oleh :
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2020
EFEK INVESTASI
Efek investasi dapat berbentuk efek utang maupun ekuitas. Efek utang (debt
securities) merupakan efek yang mempresentasikan hubungan kreditor dengan
entitas lain, misalnya obligasi perusahaan, obligasi pemerintah, surat utang, dan
efek pemerintah daerah. Efek ekuitas merupakan efek yang mencerminkan
kepemilikan pada entitas lain, misalnya adalah saham biasa dan saham preferen
yang tidak dapat ditebus.
Nilai Wajar (fair value) asset merupakan jumlah asset yang dapat ditukar
dengan transaksi normal antara pihak yang bersedia pada saat ini. Ketika suatu
asset sudah biasa diperdagangkan, nilai wajarnya mudah ditentukan dari harga
pasar wajar ditentukan menggunakan biaya historis.
Efek Investasi
Memiliki Pengaruh
Signifikan
Diperdagangkan
(Kepemilikan antara 20% dan
50%)
Efek Utang
Efek Ekuitas
Efek ekuitas (equtiy securities) merepresentasikan kepentingan kepemilikan
pada entitas lain. Contohnya adalah saham biasa dan saham preferen serta hak
untuk memperoleh atau menghapus kepentingan kepemilikan seperti jaminan, hak
saham, serta opsi beli dan opsi jual.
Dua motivasi utama perusahaan membeli efek ekuitas adalah: (1)
menggunakan pengaruh direktur dan manajemen dari entitas lain (seperti pemasok,
pelangga, entitas anak), atau (2) mendapatkan dividen dan penghasilan dari
kenaikan harga saham.
Opsi nilai wajar tidak tersedia untuk investasi ekuitas yang memerlukan
konsolidasi. Selain itu, opsi ini biasanya juga tidak dapat diterapkan pada efek yang
menerapkan metode akuntansi ekuitas.
Memisahkan Kinerja Dan Aset Operasi Dari Kinerja Dan Aset Investasi
Kinerja operasi dan investasi suatu perusahaan harus dianalisis secara terpisah
karena kinerja investasi perusahaan dapat mendistorsi kinerja operasi yang
sebenarnya.
Menganalisis Distorsi Akuntansi dari Efek
KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis mengacu pada merger atau akuisisi sutau bisnis.
Kombinasi bisnis terjadi jika perusahaan mengakuisisi sebagian besar efek ekuitas
perusahaan lainnya. Kombinasi bisnis mengharuskan laporan keuangan berikutnya
untuk melaporkan aktivitas kombinasi entitas baru ini.
Cara untuk mencapai pertumbuhan laba yang tidak tampak meliputi :
Melakukan merger antara perusahaan berkembang yang memiliki prospek
harga terhadap laba tinggi dengan perusahaan yang memiliki prospek
pertumbuhan lebih kecil, dan menggunakan pembayaran saham pada
perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi.
Menggunakan keleluasaan dalam akuntansi untuk kombinasi bisnis.
Mekanisme Konsolidasi
Konsolidasi melibatkan dua langka : agregasi dan eliminasi. Pertama,
laporan keuangan konsolidasian menggabungkan asset, liabilitas, pendapatan dan
beban entitas anak dengan pos-pos terkaitnya dalam laporan keuangan induk.
Langkah kedua adalah mengeleminasi transaksi antarperusahaan untuk
menghindari perhitungan ganda atau pengakuan laba secara premature.
Pengakuan neto dari konsolidasi pada laporan posisi keuangan adalah untuk
melaporkan entitas anak yang diakuisisi sebesar nilai pasar wajar pada tanggal
akuisisi.
Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi milik masa manfaat yang tidak
terbatas, sehingga tidak dikenakan amortisasi. Namun, pada goodwill diberlakukan
pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya penurunan nilai. Pengujian ini berupa
dua tahap pproses. Pada tahap pertama, nilai pasar wajar Micron dibandingkan
dengan nilai buku akun investasi yang berhubungan dengan pembekuan synergy.
Pertimbangan Kontinjensi
Dalam beberapa kombinasi bisnis, pihak-pihak yang terlibat bisa tidak sepakat pada
satu harga. Hal ini menyebabkan timbulnya petimbangan kontinjensi, yaitu
kespakatan bahwa uang tambahan akan dibayarkan oleh pembeli kepada penjual
jika tujuan kinerja masa depan tercapai melalui penggabungan perusahaan. Dalam
akuntansi terkini, pembayaran masa depan diakui sebagai biaya pembelian
tambahan ketika uang dibayarkan (umumnya sebagai kenaikan goodwill).
Setelah perusahaan menentukan total biaya entitas yang diakuisisi, mereka perlu
mangalokasikan biaya tersebut pada masing – masing asset. Semua asset
teridentifikasi yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung dalam kombinasi bisnis
dibebani sebagian dari total biaya, umumnya sama seperti nilai wajarnya saat
tanggal akuisisi. Asset teridentifikasi terdiri atas asset tak berwujud dan asset
berwujud. SFAS 141 masyarakat perusahaan untuk menentukan dan menilai
katagori asset tak berwujud yang spesifik. Katagori tersebut mencakup sebagai
berikut.
Liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasi tidak beroperasi sebagai hak gadai
atas kelompok asset umum. Kreditor, apakah dijamin atau tidak, memiliki recouser
jika terjadi wanprestasi hanya pada asset yang dimiliki oleh perusahaan yang
menimbulkan liabilitas tersebut. Jika entitas induk menjamin liabilitas entitas anak
maka kreditor itu memiliki jaminan sebagai pengamanan tambahan dengan
ketentuan recourse potensial. Laporan posisi keuangan konsolidasi tidak membantu
dalam menilai margin keselamatan (margin of safety) yang dinikmati kreditor. Untuk
menilai keamanan liabilitas, analisis harus mempelajari laporan keuangan masing –
masing entitas anak. Perlu diingat juga bahwa batasan hokum tidak selalu menjadi
ukuran efektif dari liabilitas.
IPO oleh entitas anak menjadi semakin umum seiring dengan upaya perusahaan
untuk memperoleh keuntungan yang belum diakui sebesar nilai kepemilikan saham
entitas anaknya, semenntara ppada waktu pada waktu yang sama,
mempertahankan pengendalian atas entitas anaknya.
Pengaruh pada laba neto konsolidasi sama seperti pada setiap metode, yaitu hanya
laba neto dari perusahaan yang diakuisisi setelah tanggal akuisisi yang dimasukkan
dalam laba konsolidasian. Satu petunjuk atas metode akuitansi yang dipergunakan
adalah memerikas pengungkapan kinerja yang diberlakukan dalam catatan kaki
akuisisi.
Akuntansi Push-Down
Selisih antara harga pembelian dengan nilai pasar aset neto yang dapat diidentifikasi
yang diakuisisi mencerminkan pembayaran untuk superlaba (abnormal). Superlaba
diatribusikan pada nama merek dan hal-hal lain yang menawarkan posisi persaingan
superior.
Analisis juga harus menyadari bahwa goodwill pada laporan posisi keuangan
perusahaan umumnya gagal mencerminkan daya laba tak berwujud keseluruhan
perusahaan (karena posisi pasar, merek dagang, atau keunggulan yang dimiliki). Hal
ini terjadi karena pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, goodwill yang terjadi
secara internal tidak dapat dicatat sebagai aset.
EFEK DERIVATIF
Perusahaan dihadapkan pada berbagai jenis risiko pasar. Risiko-risiko ini timbul
karena sensitivitas profitabilitas operasi bisnis terhadap fluktuasi beberapa area
seperti harga komoditas, kurs mata uang asing, dan suku bunga. Untuk mengurangi
risiko pasar perusahaan perusahaan melakukan transaksi lindung nilai. Lindung
nilai (hedge) merupakan kontrak yang dilakukan untuk melindungi perusahaan dari
risiko pasar. Konsep lindung nilai sama seperti konsep polis asuransi, yaitu
perusahaan melakukan kontrak dengan menjamin pembayaran tertentu tanpa
memandang dorongan pasar. Instrumen-instrumen keuangan tersebut selanjutnta
dikenal dengan istilah instrumen keuangan derivatif.
Mengidentifikasi Derivatif
Kontrak berjangka (futures contract)-perjanjian antara dua atau lebih pihak untuk
membeli atau menjual suatu komoditas tertentu atau aset keuangan pada suatu
tanggal dimasa depan (disebut tanggal penyesuaian). Dan pada harga pasti. Futures
kontract tersedia untuk sebagian besar komoditas dan aset keuangan. Tersedia juga
futures contract yang terdaftar pada indeks seperti indeks saham S&P 500.
Kontrak swap (swap contract)- suatu perjanjian antara dua atau lebih pihak untuk
menukar arus kas masa depan. Hal ini biasanya untuk lindung nilai risiko, khusunya
risiko suku bunga dan mata uang asing.
Kontrak opsi (option contract)- memberikan hak pada salah satu pihak, bukan
kewajiban, untuk melakukan suatu transaksi.
Semua derivatif, tanpa memandang sifat atau tujuannya, dicatat sebesar nilai pasar
pada laporan posisi keuangan. Namun tidak seperti akuntansi nilai wajar untuk efek
investasi di mana hanya aset dan tidak berkaitam dengan liabilitas yang dinilai
dengan pasar, akuntansi untuk derivatif memengaruhi kedua sisi transaksi ( dapat
diterapkan di manapun) dengan menilai pada pasar. Artinya, jika suatu derivatif
merupakan lindung nilai efektif, dampak perubahan nilai wajar harus
menyeimbangkan dan memiliki dampak minimal pada laba dan ekuitas pemegang
saham. Akuntansi untuk derivatif bervariasi tergantung pada klasifikasi perusahaan.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi pada lindung nilai atas nilai
wajar, sebagaimana aset atau liabilitas yang berkaitan, dicatat sebagai laba dan
memengaruhi profitabilitas pada periode berjalan. Keuntungan dan kerugian belum
terealisasi yang timbul dari lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian
penghasilan komprehensif lain (sebagai salah satu komponen ekuitas pemegang
saham , bukan pada laba berjalan) sampai tanggal efektif transaksi itu, setelah
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi tersebut dialihkan ke laba dan di
seimbangkan menggunakan dampak transaksi itu sendiri.
Derivatif
Lindung Nilai Spekulatif
PENGUNGKAPAN DERIVATIF
Pengungkapan Kualitatif
Pengungkapan Kuantitatif
ANALISIS DERIVATIF
Klasifikasi ini jelas intuk instrument-instrumen derivatif yang menjadi lindung nilai
atas pergerakan suku bunga karena eksposur risiko mendasar (biasanya beban
bunga atau pendapatan bunga) merupakan pos nonoperasi. Untuk lindung nilai dari
jenis risiko-risiko lainnya, seperti risiko-risiko mata uang asing dan harga komoditas,
klasifikasinya kurang jelas. Yakni, keuntungan dan kerugian (dan nilai wajar) dari
derivatif-derivatif menjadi nonoperasi ketika (1) aktivitas lindung nilai bukan
merupakan bagian pusat dari operasi perusahaan dan (2)memasukkan dampak
lindung nilai dalam laba operasi untuk menutupi volatilitas yang mendasari laba
operasi atau arus kas.
SFAS 159 memungkinkan perusahaan unutuk melaporkan berbagai jenis asset dan
liabilitas keuangan menggunakan dasar nilai wajar. Beberapa komponen tidak dapat
dilaporkan sebesar nilai wajarnya (meskipun karakteristiknya menyerupai asset
keuangan atau utang obligasi) : (1) investasi pada entitas anak yang perlu
dikonsilidasi,(2) asset dan kewajiban manfaat setelah pensiun (3) asset dan
kewajiban sewa,(4) jenis-jenis kontrak asuransi tertentu, (5) komitmen pinjaman,
serta (6) investasi metode ekuitas dalam kondisi-kondisi tertentu.
Penerapan Selektif
Perusahaan diberikan fleksibilitas yang besar untuk secara selektif menerapkan opsi
nilai wajar pada masing-masing asset dan liabilitasnya. Namun, segera setalah opsi
nlai wajar diterapkan pada suatu asset (atau liabilitas) tertentu, opsi tersebut tidak
dapat dibatalkan/dikembalikan seperti semula.
Persyaratan Pelaporan
Jika suatu perusahaan memilih opsi nilai wajar untuk suatu asset atau liabilitas.
Maka peraturan pelaporan berikut berlaku:
Nilai tercatat asset (atau liabilitas) pada laporan posisi keuangan akan selalu
sebesar nilai wajarnya saat tanggal pengukuran
Semua perubahan pada nilai wajar asset (atau liabilitas), temasuk
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi akan dimasukkan dalam
laba neto.
Perusahaan dapat memilih akan melaporkan porsi keuntungan/kerugian
yang belum direalisasi dengan cara yang berbeda dari kompoenen-
komponen arus kas (seperti bunga, dividen, atau keuntungan/kerugian yang
telah direalisasi) atau melaporkannya secara bersama-sama.
Implikasi Analisis
tugas penting dalam analitis adalah mengevaluasi keandalan pengukuran nilai wajar
dan dampaknya pada laporan keuangan. Bahwa hanya 32% dari ukuran nilai wajar
yang menggunakan input level 1 sedangkan 20% menggunakan input level 3. Selain
itu, melihat bahwa sebagian besar input level 1 berkaitan dengan portofoliao efek
investasinya (ketika memilih tidak menggunakan opsi nilai wajar). Sebagai besar
input level 3 berkaitan dengan hak layanan hipotek. Mengetahui bahwa kerugian
yang berkaitan dengan MSR dimasukkan dalam laba neto selama periode Sembilan
bulan. Informasi lainya menunjukkan bahwa kerugian ini terdiri atas dua komponen:
keuntungan yang belum realisasi akibat perubahan asumsi yang digunakan untuk
menentukan nilai wajar MSR dan kerugian akibat provisi untuk kerugian yang
diperkirakan yang muncul akibat krisis gadai yang dialami ekonomi AS selama
periode ini.
Implikasi penting atas pilihan metode penjabaran. Jika metode kurs,kini digunakan,
penyesuaian penjabaran (translation adjustment) dilaporkan pada penghasilan
komprehensif lain (OCI) sehingga tidak memengaruhi laba neto. Namun, jika
menggunakan metode temporal, penyesuaian ini dilaporkan sebagai keuntungan
dan kerugian pengukuran kembali (remeasurement) pada laporan laba rugi.
Penjabaran laporan keuangan melibatkan empat kurs/nilai tukar (exchange rate):
1. Historis (historical)-kurs yang berlaku pada saat transaksi awalnya terjadi
2. Kini (current)-kurs yang berlaku pada saat akhir periode akuntansi
3. Spesifik (specific)-kurs yang berlaku pada saat terjadi transaksi tertentu
4. Rata-rata tertimbang(weighted average)-kurs rata-rata yang berlaku selama
periode akuntansi
1. Necara saldo
2. Akun penyesuaian penjabaran mata uang asing kumulatif
3. Saldo dollar dari saldo laba
4. Kurs
5. Semua jumlah akun piutang, utang, dan liabilitas tidak lancar didenominasi
dalam mata uang local
6. Penjualan, pembelian, dan semua beban operasi terjadi dalam jumlah yang
sama besar sepanjang tahun.
7. Konsekuensi pajak penghasilan
Melaporkan penjabaran neraca saldo menjadi laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi. Laporan posisi keuangan menekankan pelaporan penyesuaian penjabaran
sebagai komponen terpisah dari ekuitas pemegang saham-biasanya ini mencukup
dilaporkan dalam komponen yang lebih umum yang disebut akumulasi penghasilan
komprehensif lain (kerugian).
Ketika entitas induk menghitung investasi pada entitas anak asing menggunakan
metode ekuitas, entitas induk mencatat bagian proporsional atas penyesuaian
penjabaran. Jika menjual investasinya:
1. Mencatat keuntungan atau kerugian atas selisih antara hasil penjualan dan
nilai (buku) yang dilaporkan dari investasi tersebut,
2. Mengalihkan akun penyesuaian penjabaran mata uang asing kumulatif,
dengan saldo kredit ke laba
Metode temporal atas penjabaran dianggap paling tepat dan sesuai dengan model
akuntansi historis. Dalam metode ini, pos nonmoneter seperti asset tetap dan
persediaan disajikan pada jumlah dollar yang dijabarkan saat tanggal akuisisi. Olek
karena fluktuasi kurs tidak memengaruhi jumlah yang dilaporkan dari asset
nonmoneter ini, eksposur keuntungan dan kerugian penjabaran laporan posisi
keuangan diukur berdasarkan kelebihan (deficit) dari asset moneter atas liabilitas
moneter (yang dijabarkan pada kurs kini)
Penyesuaian dengan efek investasi yang harus dibuat saat menetukan laba ekonomi
dan laba permanen, bahwa laba ekonomi mencakup semua perubahan kekayakan
pemegang saham. Semua komponen pendapatan investasi (bunga, dividen, serta
keuntungan dan kerugian yang telah dan belum direalisasi) untuk semua kelompok
efek investasi harus dimasukkan saat menetukan laba ekonomi. Oleh karena
penghasilan komprehensif hanya mencakup keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasi dari efek yang diperdagangkan dan efek yang tersedia untuk dijual, harus
penyesuaikan penghasilan komprehensif untuk memasukkan keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasi dari efek yang dimiliki hingga jatuh jempo.
Penetukan pendapatan permanen merupakan proses yang lebih rumit dan
perhitungan adalah sebagai berikut:
Mengevaluasi kinerja investasi merupakan salah satu tugas utama dalam analisis.
Kinerja efek investasi dievaluasi menggunakan metric imbal hasil atas investasi
(ROI), yang secara bebas didefinisikan sebagai pendapatan investasi yang
direalisasi selama periode itu dibagi dengan dasar investasi rata-rata.