Dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dengan jenis Pemeriksaaan Lapangan dan Pemeriksaan Kantor, Wajib Pajak berhak:
Meminta Pemeriksa Pajak memperlihatkan Tanda Pengenal
Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan. Meminta Pemeriksa Pajak memberikan pemberitahuan tertulis pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. Meminta Pemeriksa Pajak memberikan penjelasan alasan dan tujuan Pemeriksaan. Meminta Pemeriksa Pajak memperlihatkan Surat Tugas jika susunan Tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam waktu yang ditentukan. Mengajukan permohonan untuk dilakukannya pembahasan oleh Tim Pembahas jika ada perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Memberikan pendapat pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui formulir Kuesioner Pemeriksa. Mengajukan pengaduan jika kerahasiaan dibocorkan kepada pihak lain yang tidak berhak. Kriteria Pemeriksaan Pajak Berdasarkan Latar Belakang Pemeriksaan Pemeriksaan pajak, bisa dilakukan dengan dua kriteria berdasarkan latar belakang alasan dilakukannya pemeriksaan, yaitu: 1. Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan pajak rutin ini dilakukan karena berhubungan dengan pemenuhan hak atau pelaksanaan kewajiban perpajakan WP, antara lain:
1. Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang
menyatakan LB restitusi. 2. Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang menyatakan LB tidak disertai permohonan pengembalian kelebihan. 3. Menyampaikan SPT Masa PPN LB kompensasi. 4. Sudah mendapat pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak. 5. Menyampaikan SPT rugi. 6. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, atau akan meninggalkan Indonesia selamanya. 7. Melakukan perubahan tahun buku, metode pembukuan, dan penilaian aktiva tetap. 2. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan pajak khusus ini dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko yang menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan khusus dijalankan dengan mengacu pada beberapa ketentuan, seperti:
1. Berdasarkan analisis risiko yang dibuat berdasarkan profil WP atau
data internal lainnya serta data eksternal secara manual ataupun komputerisasi. 2. Ruang lingkupnya dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak. 3. Pemeriksaannya menggunakan pemeriksaan lapangan.
Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak
Berdasarkan jenis dan periode pencatatan, ruang lingkup pemeriksaan pajak memiliki cakupan objek pemeriksaan, di antaranya: 1. Berdasarkan Jenis Pajaknya Ruang lingkup pemeriksaan pajak meliputi: Satu jenis pajak Beberapa jenis pajak Seluruh jenis pajak 2. Berdasarkan Periode Pencatatan Meliputi:
Satu masa pajak
Beberapa masa pajak Bagian tahun pajak Tahun pajak
Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan pajak dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Jangka waktu pemeriksaan dibuat secukupnya yang bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang tediri dari proses pengujian dan pembahasan akhir hasil pemeriksaan pajak. Keduanya memiliki jangka waktu yang berbeda. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, di bawah ini diuraikan perihal jangka waktu tersebut.
1. Jangka Waktu Pengujian
Jangka waktu ini meliputi:
1. Pemeriksaan Lapangan, yang dilakukan paling lama 6 bulan,
dihitung sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, atau pegawainya sampai tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, atau pegawainya. 2. Pemeriksaan Kantor, yang dilakukan paling lama 4 bulan, dihitung sejak tanggal WP, wakil, kuasa, atau pegawainya datang memenuhi surat panggilan pemeriksaan sampai tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, atau pegawainya. Jangka waktu pengujian dapat diperpanjang paling lama 2 bulan, dengan alasan:
1. Ruang lingkup pemeriksaan diperluas, seperti pemeriksaan satu
masa pajak menjadi tahun pajak. 2. Ada permintaan data kepada pihak ketiga. 3. Pertimbangan kepala unit pemeriksaan. Sementara jangka waktu pengujian Pemeriksaan Lapangan yang berkaitan dengan WP kontraktor kontrak kerja sama pertambangan minyak dan gas bumi, WP satu grup, atau WP yang terindikasi melakukan rekayasa transaksi keuangan dapat diperpanjang paling lama 6 bulan atau paling banyak 3 kali sesuai kebutuhan.
2. Jangka Waktu Pembahasan Akhir Pemeriksaan
Baik pemeriksaan lapangan maupun pemeriksaan kantor dilakukan paling lama 2 bulan, dihitung sejak tanggal SPHP disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, atau pegawainya sampai tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).