Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan............................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................4

C. Tujuan....................................................................................................................4

Bab II Pembahasan............................................................................................................5

A. Akuntansi Pebentukan Firma..........................................................................5

1. Pengertian dan ciri perusahaan Firma dan Alasan Pemilihan Firma........5

2. Jenis Jenis Firma.......................................................................................6

3. Proses Akuntansi Pendirian Firma............................................................7

B. Akuntansi Pembagian Laba Firma..................................................................8

1. Perkiraan-Perkiraan Sekutu.......................................................................8

2. Pembagian Laba Firma..............................................................................9

3. Laporan Keuangan Firma........................................................................10

C. Akuntansi Perubahan Kepemilikan Firma.....................................................10

1. Masuknya Sekutu Baru............................................................................10

2. Ada Sekutu yang Keluar..........................................................................12

3. Ada Sekutu yang meninggal dunia dan perubahan firma ke perseroan...12

Bab III Penutup.................................................................................................................13

Daftar Pustaka...................................................................................................................14

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Ringkasan Materi ini

dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan saya semoga makalah dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Saya yakin masih banyak

kekurangan dalam Ringkasan Materi ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran

dan kritik membangun dari pembaca demi kesempurnaan Ringkasan Materi ini.

Medan, 30 September 2018

Penyusun

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum perusahaan artinya tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya

semua Faktor produksi. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur

penting dalam sebuah perusahaan yaitu organisasi, produksi, sumber ekonomi, kebutuhan

dancara yang menguntungkan. Adapun perusahaan itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Perusahaan Perseorangan atau disebut juga Perusahaan Individu adalah badan usaha yang

kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Perusahaan Persekutuan Badan Hukum yang dapat

berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas adalah

organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang

dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi

atau perseorangan yang ada di dalamnya. Perusahaan Persekutuan bukan Badan Hukum atau

disebut juga Perusahaan persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang

atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang

termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah Perusahaan Dagang/Usaha Dagang, Industri

Rumah (home industri), dan Perseroan (Firma dan CV). Untuk mendirikan badan usaha

persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait. Firma yang

merupakan salah satu contoh dari Badan Persekutuan bukan Berbadan Hukum. Firma itu

sendiri telah dibuat hukum nya (peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

(KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam

lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang ingin kita

gunakan jika kita ingin membuka suatu usaha.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pembentukan Firma ?

2. Bagaimana Pembagian Laba Firma ?

3. Bagaimana Akuntansi perubahan kepemilikan Firma?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pembentukan Firma.

2. Untuk mengetahui Akuntansi Pembagian Laba Firma.

3. Untuk mengetahui Akuntansi Perubahan Kepemilikan Firma.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. AKUNTANSI PEMBENTUKAN FIRMA

1. Pengertian dan Ciri Perusahaan Firma Dan Alasan Pemilihan Firma.

Perusahaan firma dapat diartikan sebagai suatu bentuk persekutuan bisnis yang

didirikan dan dimiliki oleh lebih dari satu orang pihak dengan nama bersama dan

tanggung jawabnya juga diemban bersama. Firma memiliki tujuan yakni sebagai

sarana untuk peluasan usaha dan penambahan modal untuk memperkuat daya saing

perusahaan. Firma memiliki karakteristik yaitu :

a) Saling mewakili / keagenan ( Mutual Agency ) setiap sekutu firma merupakan

wakil atau agen dari firma , jadi segala tindakan seseorang diantara salah satu

agen akan mengikat firma dan sekutu lainnya secara keseluruhan.

b) Umur yang terbatas (limited life) secara hukum firma dapat dipandang bubar atau

berhenti sebagai sebuah organisasi bisnis apabila ada perubahan atau kenyataan di

lapangan yang ternyata tidak sesuai lagi dengan isi kontrak yang telah disepakati.

c) Tanggung jawab tak terbatas (unlimited liability) firma merupakan sebuah

asosiasi dari beberapa pihak. Jadi seluruh tanggung jawab , keuntungan maupun

kerugian di tanggung bersama oleh sekutu.

d) Kepemilikan bersama , semua harta atau aset yang telah di investasikan oleh

masing-masing sekutu telah menjadi milik bersama , dan bukan lagi milik masing-

masing sekutu.

e) Ikut serta dalam pembagian laba , setelah bergabung dan menyetorkan modalnya

sekutu tersebut akan menerima hak kepemilikan, mereka juga berhak dalam

berpartisipasi dan menerima dalam pembagian laba firma.

5
Berbagai alasan dalam pemilihan bentuk firma antara lain sebagai berikut :

 Pemilik Firma tentu terdiri lebih dari satu orang ,dengan demikian jumlah modal

yang terhimpun tentu akan lebih banyak karena disediakan oleh beberapa orang.

 Prosedur kesepakatan untuk membentuk atau membubarkan firma sangat

sederhana dan mudah.

 Firma dapat dibentuk dengan kesepakatan formal maupun informal. Tetapi

disarankan membuat kesepakatan formal guna menghindari permasalahan yang

dapat terjadi di masa yang akan datang.

 Dalam pengelolaanya firma amat bergantung pada keahlian atau kemampuan para

pemiliknya. Maka dari itu menggabungkan bakat dan keahlian para sekutu yang

mengelola firma sangat dianjurkan.

2. Jenis jenis firma

Firma digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan firma ini tergantung pada

sudut pandang yang digunakan antara lain :

a) Dari sudut pandang Bidang Usaha

Berdasarkan bidang usaha , firma dibedakan menjadi firma dagang dan Non-

dagang. Perusahaan persekutuan yang bergerak pada bidang manufaktur dan

perdagangan dikelompokkan kedalam firma dagang. Sebaliknya, untuk

perusahaan persekutuan yang bergerak di bidang jasa dikelompokkan menjadi

firma Non-dagang.

b) Dari sudut pandang Hak Sekutu

Para sekutu firma tidak hanya terlibat dalam penyetoran modal saja , mereka tentu

juga terlibat dalam pembagian hak dalam firma tersebut. Tetapi dalam praktik

dilapangan ditemukan adanya persekutuan firma yang mengatur secara khusus

6
hak hak dari para sekutu. Berdasarkan hal ini terdapat beberapa jenis firma dari

sudut pandang hak sekutu sebagai berikut :

 Firma Umum (general partnership) , yaitu firma yang seluruh sekutu atau

anggotanya memiliki hak yang sama

 Firma terbatas (limited partnership) , yaitu firma yang didalamnya terdapat

sekutu yang memiliki hak penuh dan sekutu yang memiliki hak yang terbatas.

Hal ini biasanya diatur sesuai dengan kesepakatan yang diputuskan oleh para

sekutu dalam firma tersebut.

 Drebin (1989) mengungkapkan terdapat juga Firma Bersaham (join stock

Company) , yaitu jenis firma yang hak para sekutu sudah berupa saham yang

dapat dipindah tangankan. Jenis firma ini tidak dikenal di Indonesia.

3. Proses Akuntansi Pendirian Firma

1) Firma didirikan dengan penggabungan pribadi-pribadi.

Pribadi yang dimaksud dalam hal ini adalah seseorang yang sama sama belum

memiliki usaha pribadi yang ingin membentuk perusahaan firma bersama. Maka

pencatatan investasi yang dilakukan oleh para sekutu dilakukan dengan mendebit

perkiraan aset yang diinvestasikan dan mengkreditkan modal sekutu.

2) Firma didirikan dengan bergabungnya pribadi kedalam perusahaan perseorangan.

Dalam kondisi ini dimungkinkan pencatatan investasi sekutu pribadi saja yang

dilakukan sementara investasi perusahaan perseorangan dengan membuat

penyesuaian atas buku buku perusahaan yang bersangkutan.

3) Firma didirikan dengan menggabungkan 2 perusahaa perseorangan. Memilih buku

perusahaan mana yang harus diteruskan menjadi buku perusahaan firma setelah

dipilih cukup lakukan penyesuaian terhadap buku perusahaan tersebut. Sementara

pencatatan investasi perusahan lain dilakukan seperti biasa.

7
B. AKUNTANSI PEMBAGIAN LABA FIRMA

1. Perkiraan-Perkiraan Sekutu

Menurut drebin (1989) perkiraan yang mencatat transaksi yang berkaitan dengan

sekutu firma terdiri atas perkiraan sebagai berikut :

a) Perkiraan Modal

Investasi awal para sekutu dicatatkan ke perkiraan Modal atas nama masing-

masing sekutu. Selanjutnya untuk transaksi yang terjadi antara sekutu dan

firma yang mengakibatkan bertambah atau berkurangnya hak para sekutu

seperti setoran tambahan , penarikan modal, dan juga pembagian laba rugi

yang akan dicatatkan ke perkiraan modal ini , atau ke perkiraan tersendiri yang

selalu diberi nama prive.

b) Perkiraan prive

Perkiraan prive ini dibuka untuk menampung berbagai transaksi yang merubah

jumlah modal sekutu. Sekutu biasanya menarik aset dari firma dalam tahun

berjalan untuk mengantisipasi laba. Penarikan prive tersendiri selalu dibuat

untuk mencatat penarikan berkala dan kemudian ditutup ke perkiraan modal

pada akhir periode. Penarikan Aset non kas dicatat sebesar nilai pasarnya dan

bukan nilai bukunya.

c) Perkiraan Hutang dan Piutang

Jika firma membutuhkan modal tambahan , pinjaman antara sekutu dan firma

dapat dilakukan. Pinjaman ini harus diikuti oleh dokumen bukti peminjaman.

Pinjaman dari sekutu dicatat sebagai hutang dalam buku firma. Sebaliknya

firma juga dapat meminjamkan uang kepada sekutu. Dalam buku firma dicatat

sebagai piutang sekutu. Pembayar bunga atas hutang dan piutang firma

8
maupun sekutu tergantung dari hasil kesepakatan para sekutu apakah harus

dilakukan atau tidak.

2. Pembagian Laba Firma

1. Dibagi rata (sama) mis : A:B = 1:1

Dengan cara ini seluruh sekutu firma akan mendapatkan bagian yang sama

dari laba atau rugi bersih yang diperoleh perusahaan.

2. Dibagi menurut perbandingan tertentu mis: A:B = 2:3 (opsional)

Dengan cara ini laba atau rugi yang diperoleh firma akan dibagi menurut

perbandingan tertentu yang telah disepakati dalam akte pendirian firma.

3. Dibagi menurut perbandingan Modal

a) Perbandingan modal mula-mula (original capital) merupakan jumlah

modal yang pertama sekali diinvestasikan oleh para sekutu. Jika

pembagian laba/rugi didasarkan pada ini maka jumlahnya akan sama

karena modal mula-mula tidak akan mengalami perubahan.

b) Perbandingan modal awal periode merupakan jumlah modal awal pada

periode tertentu. Jika pembagian laba rugi didasarkan pada modal awal

periode maka jumlahnya tidak akan sama dikarenakan adanya

perubahan akibat dari pembagian laba atau rugi di periode tertentu.

c) Perbandingan modal akhir periode merupakan jumlah modal sekutu

pada akhir suatu periode tertentu sebelum dilakukannya pembagian

laba atau rugi periode bersangkutan. Maka tentu saja jumlahnya tidak

akan sama karena adanya perubahan akibat dari pembagian laba atau

rugi di periode tertentu.

d) Perbandingan modal rata-rata merupakan jumlah modal rata rata pada

periode tertentu setelah memperhitungkan semua mutasi modal yang

9
yang terjadi selama periode itu sebelum dilakukan pembagian laba rugi

periode tersebut.

4. Dibagi dengan cara 1,2,dan 3 sesudah diperhitungkan bunga atas modal sekutu

Sebelum melakukan perhitungan terlebih dahulu bunga atas modal yang di

investasikan oleh masing-masing sekutu dikeluarkan dari laba atau rugi yang

diperoleh.

5. Dibagi dengan cara 1,2 dan 3 sesudah diperhitungkan gaji atau bonus sekutu.

Sebelum melakukan perhitungan gaji atau bonus sekutu yang terlebih dahulu

diperhitungkan. Dalam hal gaji tentu akan diperhitungkan sesuai dengan

waktu yg dialokasikan para sekutu kepada firma tanpa mempermasalahkan

laba atau rugi. Sebaliknya bonus hanya akan diperhitungkan bila hasil operasi

firma menunjukkan laba.

6. Dibagi menurut cara 1,2,dan 3 sesudah diperhitungkan bunga atas modal dan

gaji atau bonus sekutu.

Sesudahkan melakukan perhitungan bunga atas modal gaji dan bonus barulah

dilakukan perhitungan sesuai cara 1,2 dan 3 , selanjutnya barulah akan

dibagikan kepada masing masing sekutu sesuai dengan yang disepakati.

3. Laporan Keuangan Firma.

Khusus firma , perbedaan laporan euangan akan terlihat di laporan posisi

keuangan pada seksi modal dan perubahan posisi keuangan yang ditunjukkan

dalam laporan perubahan modal. Di laporan posisi keuangan pada seksi modal

akan terlihat jumlah modal atas nama masing-masing sekutu.

C. AKUNTANSI PERUBAHAN KEPEMILIKAN FIRMA (DISSOLUSI)

1. Masuknya Sekutu Baru

a) Sekutu baru membeli hak sekutu lama.

10
Jumlah modal firma tidak terpengaruh karena dianggap sebagai transaksi

pribadi antara sekutu lama dan sekutu baru. Yang terpengaruh hanya

struktur modal. FIRMA AB

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Kas 4000 Hutang Usaha 2000

Piutang usaha 5000 Modal A (40%) 6000

Aset tetap 8000 Modal B (80%) 9000

Si c ingin masuk membeli hak si B setengahnya dengan pembayaran sebesar

6.500

Jurnal : Modal si B 4.500

Modal si C 4.500

Jadi besarnya jumlah pembayaran tidak dipermasalahkan . Selanjutnya mereka

harus membuat perjanjian pembagian laba-rugi yang baru.

b) Sekutu baru melakukan investasi.

Modal sekutu baru dapat dicatat dengan kemungkinan:

 Dicatat sebesar setorannya

Dapat dilihat LPK Firma AB, jika si C ingin melakukan investasi

berupa kas sebesar 5.000

Jurnal : kas 5.000

Modal C 5.000

Laporan posisi keuangan firma yang baru terlihat sbb

Firma ABC

Laporan Posisi Keuangan

Kas 9000 Hutang Usaha 2000

Piutang Usaha 5000 Modal A 6000

11
Aset Tetap 8000 Modal B 9000

Modal C 5000

 Modal sekutu baru dicatat lebih besar dari jumlah setorannya bisa

dalam bentuk bonus dan goodwill diberikan kepada sekutu baru , serta

bisa juga dicatat lebih kecil dari setorannya.

Contoh: Diumpamakan kepada C diberikan modal sebesar 2/5 dari modal

firma. Modal C = 2/5 x 20.000 = 8.000 selisih sebesar 3.000 dianggap bonus.

Jurnal : Kas 5.000

Modal A 1.200

Modal B 1.800

Modal C 8.000

2. Ada sekutu yang keluar

Pengembalian modal sekutu yang keluar dapat dilakukan dengan membayar

saldo modalnya dengan jumlah yang lebih besar dari saldo modalnya dapat

dengan bonus maupun pembentukan goodwill , dan dapat juga dibayar lebih

kecil dari saldo modalnya, bonus untuk sekutu yang tinggal dan penghapusan

goodwill.

3. Ada Sekutu Yang Meninggal Dunia dan Perubahan Firma Menjadi Perseroan

Bila ada sekutu yang meninggal dunia perlakuan yang dibuat hampir sama

dengan proses keluarya sekutu. Dan bila firma diubah menjadi perseroan maka

langkah utama yang dilakukan adalah pengalihan modal sekutu menjadi modal

perseroan atau modal saham.

12
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi Perusahaan Firma , mulai dari

pembentukan , pembagian laba , laporan keuangan hingga perubahan kepemilikan

Perusahaan Firma. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena

terbatasnya pengetahuan.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran

yang membangun kepada penulis demi sempurnanya Ringkasan Materi ini. Semoga

Ringkasan Materi ini berguna bagi penulis pada khususnya juga bagi para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Maksum, Azhar, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 , Edisi Revisi , Medan : USU Press, 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai