Daftar Isi...........................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan............................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
Bab II Pembahasan............................................................................................................5
1. Perkiraan-Perkiraan Sekutu.......................................................................8
Daftar Pustaka...................................................................................................................14
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Ringkasan Materi ini
Dan harapan saya semoga makalah dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
kekurangan dalam Ringkasan Materi ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik membangun dari pembaca demi kesempurnaan Ringkasan Materi ini.
Penyusun
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum perusahaan artinya tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya
semua Faktor produksi. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur
penting dalam sebuah perusahaan yaitu organisasi, produksi, sumber ekonomi, kebutuhan
dancara yang menguntungkan. Adapun perusahaan itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Perusahaan Perseorangan atau disebut juga Perusahaan Individu adalah badan usaha yang
kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Perusahaan Persekutuan Badan Hukum yang dapat
berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas adalah
organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang
dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi
atau perseorangan yang ada di dalamnya. Perusahaan Persekutuan bukan Badan Hukum atau
disebut juga Perusahaan persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang
atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang
termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah Perusahaan Dagang/Usaha Dagang, Industri
Rumah (home industri), dan Perseroan (Firma dan CV). Untuk mendirikan badan usaha
persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait. Firma yang
merupakan salah satu contoh dari Badan Persekutuan bukan Berbadan Hukum. Firma itu
sendiri telah dibuat hukum nya (peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam
lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang ingin kita
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perusahaan firma dapat diartikan sebagai suatu bentuk persekutuan bisnis yang
didirikan dan dimiliki oleh lebih dari satu orang pihak dengan nama bersama dan
tanggung jawabnya juga diemban bersama. Firma memiliki tujuan yakni sebagai
sarana untuk peluasan usaha dan penambahan modal untuk memperkuat daya saing
wakil atau agen dari firma , jadi segala tindakan seseorang diantara salah satu
b) Umur yang terbatas (limited life) secara hukum firma dapat dipandang bubar atau
berhenti sebagai sebuah organisasi bisnis apabila ada perubahan atau kenyataan di
lapangan yang ternyata tidak sesuai lagi dengan isi kontrak yang telah disepakati.
asosiasi dari beberapa pihak. Jadi seluruh tanggung jawab , keuntungan maupun
d) Kepemilikan bersama , semua harta atau aset yang telah di investasikan oleh
masing-masing sekutu telah menjadi milik bersama , dan bukan lagi milik masing-
masing sekutu.
e) Ikut serta dalam pembagian laba , setelah bergabung dan menyetorkan modalnya
sekutu tersebut akan menerima hak kepemilikan, mereka juga berhak dalam
5
Berbagai alasan dalam pemilihan bentuk firma antara lain sebagai berikut :
Pemilik Firma tentu terdiri lebih dari satu orang ,dengan demikian jumlah modal
yang terhimpun tentu akan lebih banyak karena disediakan oleh beberapa orang.
Dalam pengelolaanya firma amat bergantung pada keahlian atau kemampuan para
pemiliknya. Maka dari itu menggabungkan bakat dan keahlian para sekutu yang
Firma digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan firma ini tergantung pada
Berdasarkan bidang usaha , firma dibedakan menjadi firma dagang dan Non-
firma Non-dagang.
Para sekutu firma tidak hanya terlibat dalam penyetoran modal saja , mereka tentu
juga terlibat dalam pembagian hak dalam firma tersebut. Tetapi dalam praktik
6
hak hak dari para sekutu. Berdasarkan hal ini terdapat beberapa jenis firma dari
Firma Umum (general partnership) , yaitu firma yang seluruh sekutu atau
sekutu yang memiliki hak penuh dan sekutu yang memiliki hak yang terbatas.
Hal ini biasanya diatur sesuai dengan kesepakatan yang diputuskan oleh para
Company) , yaitu jenis firma yang hak para sekutu sudah berupa saham yang
Pribadi yang dimaksud dalam hal ini adalah seseorang yang sama sama belum
memiliki usaha pribadi yang ingin membentuk perusahaan firma bersama. Maka
pencatatan investasi yang dilakukan oleh para sekutu dilakukan dengan mendebit
Dalam kondisi ini dimungkinkan pencatatan investasi sekutu pribadi saja yang
perusahaan mana yang harus diteruskan menjadi buku perusahaan firma setelah
7
B. AKUNTANSI PEMBAGIAN LABA FIRMA
1. Perkiraan-Perkiraan Sekutu
Menurut drebin (1989) perkiraan yang mencatat transaksi yang berkaitan dengan
a) Perkiraan Modal
Investasi awal para sekutu dicatatkan ke perkiraan Modal atas nama masing-
masing sekutu. Selanjutnya untuk transaksi yang terjadi antara sekutu dan
seperti setoran tambahan , penarikan modal, dan juga pembagian laba rugi
yang akan dicatatkan ke perkiraan modal ini , atau ke perkiraan tersendiri yang
b) Perkiraan prive
Perkiraan prive ini dibuka untuk menampung berbagai transaksi yang merubah
jumlah modal sekutu. Sekutu biasanya menarik aset dari firma dalam tahun
pada akhir periode. Penarikan Aset non kas dicatat sebesar nilai pasarnya dan
Jika firma membutuhkan modal tambahan , pinjaman antara sekutu dan firma
dapat dilakukan. Pinjaman ini harus diikuti oleh dokumen bukti peminjaman.
Pinjaman dari sekutu dicatat sebagai hutang dalam buku firma. Sebaliknya
firma juga dapat meminjamkan uang kepada sekutu. Dalam buku firma dicatat
sebagai piutang sekutu. Pembayar bunga atas hutang dan piutang firma
8
maupun sekutu tergantung dari hasil kesepakatan para sekutu apakah harus
Dengan cara ini seluruh sekutu firma akan mendapatkan bagian yang sama
Dengan cara ini laba atau rugi yang diperoleh firma akan dibagi menurut
periode tertentu. Jika pembagian laba rugi didasarkan pada modal awal
laba atau rugi periode bersangkutan. Maka tentu saja jumlahnya tidak
akan sama karena adanya perubahan akibat dari pembagian laba atau
9
yang terjadi selama periode itu sebelum dilakukan pembagian laba rugi
periode tersebut.
4. Dibagi dengan cara 1,2,dan 3 sesudah diperhitungkan bunga atas modal sekutu
investasikan oleh masing-masing sekutu dikeluarkan dari laba atau rugi yang
diperoleh.
5. Dibagi dengan cara 1,2 dan 3 sesudah diperhitungkan gaji atau bonus sekutu.
Sebelum melakukan perhitungan gaji atau bonus sekutu yang terlebih dahulu
laba atau rugi. Sebaliknya bonus hanya akan diperhitungkan bila hasil operasi
6. Dibagi menurut cara 1,2,dan 3 sesudah diperhitungkan bunga atas modal dan
Sesudahkan melakukan perhitungan bunga atas modal gaji dan bonus barulah
keuangan pada seksi modal dan perubahan posisi keuangan yang ditunjukkan
dalam laporan perubahan modal. Di laporan posisi keuangan pada seksi modal
10
Jumlah modal firma tidak terpengaruh karena dianggap sebagai transaksi
pribadi antara sekutu lama dan sekutu baru. Yang terpengaruh hanya
6.500
Modal si C 4.500
Modal C 5.000
Firma ABC
11
Aset Tetap 8000 Modal B 9000
Modal C 5000
Modal sekutu baru dicatat lebih besar dari jumlah setorannya bisa
dalam bentuk bonus dan goodwill diberikan kepada sekutu baru , serta
firma. Modal C = 2/5 x 20.000 = 8.000 selisih sebesar 3.000 dianggap bonus.
Modal A 1.200
Modal B 1.800
Modal C 8.000
saldo modalnya dengan jumlah yang lebih besar dari saldo modalnya dapat
dengan bonus maupun pembentukan goodwill , dan dapat juga dibayar lebih
kecil dari saldo modalnya, bonus untuk sekutu yang tinggal dan penghapusan
goodwill.
3. Ada Sekutu Yang Meninggal Dunia dan Perubahan Firma Menjadi Perseroan
Bila ada sekutu yang meninggal dunia perlakuan yang dibuat hampir sama
dengan proses keluarya sekutu. Dan bila firma diubah menjadi perseroan maka
langkah utama yang dilakukan adalah pengalihan modal sekutu menjadi modal
12
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi Perusahaan Firma , mulai dari
terbatasnya pengetahuan.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya Ringkasan Materi ini. Semoga
Ringkasan Materi ini berguna bagi penulis pada khususnya juga bagi para pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Maksum, Azhar, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 , Edisi Revisi , Medan : USU Press, 2013.
14