Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah : PENGAUDITAN 1

Dosen Pengampu : TERI, SE., M.Si., AK., CA., CTA., CPA., CHRO.

PASAR AUDIT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA MAHASISWA

1. Aurelia Mintin 1710321057


2. Gladys Novitasari 1910321035
3. Andrianus Kuasa 1910321036
4. Lin Pasapan 1910321037
5. Muhammad Fachrul 1910321040

FAKULTAS EKONOMI PRODI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS FAJAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah puji dan


syukur kita panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, rezeki berupa
kesehatan jasmani dan rohani, materi dan akal pikiran sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PASAR AUDIT” ini dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah ini kami upayakan semaksimal mungkin meskipun ada


beberapa kendala yang sempat menghambat penyelesaiannya. Dengan selesainya
makalah ini tentunya tidak terlepas dari pihak-pihak yang memberikan dukungan,
maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih.

Terlepas dari semua itu, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun pembahasan di dalamnya
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Maka dari itu, kami sangat berharap dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat baik sebagai sumber informasi,
pengetahuan, referensi dan hal yang bermanfaat lainnya

Makassar, 16 Maret 2021

P
Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH..................................................2
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JASA AUDIT.....................2


B. REGULASI AUDIT.......................................................................................3
C. PENGAWASAN INDEPENDEN..................................................................4
D. KANTOR AKUNTAN PUBLIK...................................................................5
E. KEWAJIBAN HUKUM.................................................................................7
F. PERKEMBANGAN PASAR AUDIT..........................................................10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemunculan auditor saat ini berawal dari Revolusi Industri yang dimulai di
Britania Raya sekitar tahun 1780an. Revolusi ini mengarah ke terbentuknya
perusahaan industri besar dengan struktur birokrasi yang kompleks, dan
dibutuhkannya peninjauan dana eksternal untuk membiayai ekspansi di masa
depan melalui pemisahan antara ketentuan modal dan manajemen. Kedua
perkembangan ini menghasilkan permintaan jasa spesialis di bidang
pembukuan, audit internal, dan perwakilan eksternal di bidang keuangan.
1. Manajemen Mengontrol Operasi dan Komunikasi
Manajemen mengontrol sistem akuntansi perusahaan yang diaudit
oleh auditor. Manajemen tidak hanya bertanggung jawab mengenai
laporan keuangan ke para investor, namun juga memiliki wewenang
untuk memutuskan gambaran yang tepat di laporan tersebut.
2. Komunikasi ke Pemangku Kepentingan – Laporan Keuangan
3. Laporan keuangan digunakan untuk mengukur efektivitas kinerja
manajemen. Untuk meningkatkan kepercayaan laporan keuangan
kepada investor dan kreditor, manajemen menyediakan pendapat ahli
yang independen mengenai kewajaran sebuah laporan. Opini ini
disediakan oleh auditor.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa teori permintaan dan penawaran jasa audit?
2. Bagaimana regulasi audit berdasarkan perspektif internasional?
3. Bagaimana pengawasan pengawasan indepen?
4. Apa itu kantor akuntan public?
5. Apa itu kewajiban hukum?
6. Bagaimana perkembangan pasar audit?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui teori permintaan dan penawaran jasa audit
2. Untuk mengetahui regulasi audit berdasarkan perspektif internasional
3. Untuk mengetahui pengawasan indepen
4. Untuk mengetahui kantor akuntan public
5. Untuk mengetahui kewajiban hukum
6. Untuk mengetahui perkembangan pasar audit

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Permintaan dan Penawaran Jasa Audit


1. Teori Polisi
Hingga tahun 1940 an seorang auditor sudah dikenal oleh masyarakat
merupakan pihak yang bertanggung jawab atas penghitungan aritmetika
yang digunakan sebagai langkah preventif dan detektif dari tindakan
penipuan. Seorang auditor juga dianggap bertanggungjawab atas
penemuan – penemuan penipuan dalam sebuah laporan keuangan. Namun,
teori tersebut bergeser hingga tahun 2000an, masyarakat luas sudah mulai
mengenal auditor sebagai pihak yang bertanggungjawab atas verifikasi
kebenaran dan keadilan dalam laporan keuangan perusahaan.
2. Teori Perjanjian Kredibilitas
Persepsi publik selanjutnya mengenai audit, adalah bahwa proses audit
merupakan merupakan proses yang digunakan untuk meningkatkan
kredibilitas dari laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan. Ketika para
pemegang kepentingan menggunakan laporan keuangan untuk membuat
keputusan, maka para pemegang kepetingan seharusnya sudah memiliki
kepercayaan yang kuat bahwa sebenarnya laporan keuangan yang
digunakan merupakan cerminan keadilan nilai ekonomi dn performa
sesungguhnya dari perusahaan.
3. Teori Tingkat Kepercayaan
Teori ini melihat dari permintaan jasa audit sebagai dampak dari
partisipasi pemangku kepentingan atau pihak ketiga dalam suatu entitas/
perusahaan. Para pemangku kepentingan meminta pertanggungjawaban
kepada pihak manajemen atas pengelolaan keuangan sebagai balasan atas
kontribusi mereka ke perusahaan. Jasa audit diperlukan untuk memberi
keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa laporan keuangan yang
disajikan sudah mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.
Auditor harus bertindak sebagai pihak eksternal rasional yang tidak

2
mengecewakan, tidak menaikkan ekspektasi di dalam laporannya sehingga
harus berusaha untuk menemukan ekspektasi yang masuk akal.
4. Teori Keagenan
Sebuah perusahaan dipandang sebagai hasil dari kontrak, di mana
beberapa kelompok membuat semacam kontribusi kepada perusahaan,
yang diberi tertentu harga. Auditor terkemuka ditunjuk tidak hanya
untuk kepentingan pihak ketiga, tapi juga untuk kepentingan manajemen.
Dalam hal ini, manajemen bertindak sebagai “agen”, yang mencoba untuk
mendapat kontribusi dari para “pelaku utama” seperti bankir, pemangku
kepentingan dan karyawan.

B. Regulasi Audit
Permintaan atas audit sudah dijelaskan di pembahasan sebelumnya. Dasar
permintaan ini dilakukan secara sukarela dalam kebanyakan negara, dimana
semua bergantung ke perusahaan untuk memutuskan apakah laporan keuangan
mereka diaudit atau tidak. Di sisi penawaran, ketentuan jasa audit diserahkan ke
pasar bebas secara terbuka, tanpa syarat yang sah dari pihak
berwenang/pemerintah untuk auditor.
Saat ini di kebanyakan negara, audit dibutuhkan secara hukum di beberapa
jenis perusahaan. Misalnya, kasus-kasus perusahaan menengah di Amerika
Serikat dan Uni Eropa, audit laporan keuangan secara hukum disediakan.
Peraturan audit di Uni Eropa berlaku untuk semua perusahaan dimana audit
dilakukan oleh dewan negara yang individu. Peraturan di setiap negara berbeda.
Persediaan jasa audit saat ini juga diatur di kebanyakan negara. Di Uni
Eropa, audit berada di bawah hukum dan hanya dapat dilakukan oleh auditor ysng
telah mendapatkan pendidikkan dan pengalaman yang spesifik. Indonesia
memiliki standar audit berskala nasional yaitu Standar Audit (SA) yang
diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang diadaptasi oleh
International Standard Auditing (ISA) yang berskala internasional. Berikut adalah
kutipan dari SA 200 mengenai Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit poin ke-3:

3
“Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan tingkat keyakinan
pengguna laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu
opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disusunm dalam semua hal
yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Dalan hal kebanyakan kerangka bertujuan umum, opini tersebut adalah tentang
apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka. Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan SA dan
ketentuan etika yang relevan memungkinkan auditor untuk merumuskan
opini.”(http://iapi.or.id)
Selain SA, Indonesia juga memiliki peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan aturan audit dalam UU No.5 tahun 2011 mengenai Akuntan
Publik. Berikut adalah isi UU No.5 tahun 2011 pasal 3 ayat 1-3 yang tercantum di
Bab II mengenai jenis jasa audit:
Pasal 3
(1) Akuntan publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:
A. Jasa audit atas informasi keuangan histori.
B. Jasa reviu atas informasi keuangan historis
C. Jasa asurans lainnya
(2) Jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diberikan oleh Akuntan Publik.
(3) Selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan
dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Pengawasan Independen
Tidak lama ini terdapat pertumbuhan di dewan pengurus akuntansi,
dimana komite publik atau profesional mengevaluasi kinerja auditor dan berperan
aktif dalam menyusun standar. Contoh dewan pengawas di luar negeri adalah:
1. Di Amerika Serikat terdapat the Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB) yang berlandaskan standar The Sarbanes-

4
Oxley Act tahun 2002. Dewan ini telah memutuskan untuk
menggunakan Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) ke
institut mereka yaitu American Institute of Certified Public Accountant
(AICPA) secara sementara. PCAOB memiliki wewenang untuk
melakukan inspeksi secara berkala mengenai kondisi keuangan
perusahaan.
2. Di Australia, Financial Reporting Council (FRC) bertanggung jawab
untuk melakukan pengawasan yang luas terhadap standar akuntansi
untuk perusahaan privat, publik, dan perusahaan non profit. FRC
memiliki kewajiban untuk memonitor perkembangan standar akuntansi
internasional dan standar akuntansi yang dipakai secara luas di pusat
keuangan.
3. Di Inggris, dewan The Review Board memiliki tugas untuk memonitor
operasi dari sistem peraturan agar sesuai dengan keinginan publik
dengan dibantu oleh 3 badan asosiasi; the Ethics Standard Board, the
Auditing Practices Board, dan the Investigation and Discipline Board.

D. Kantor Akuntan Publik (KAP)


Di bagian sebelumnya kita telah membahas secara luas mengenai sisi
permintaan dalam pemasaran audit dan tentang apa yang harus disediakan oleh
auditor. Tetapi bagaimana dengan sisi penawaran? bagaimana itu terstruktur?
Biasanya KAP dibedakan menjadi 2 golongan:
1. Empat KAP besar
2. Bukan- empat KAP besar
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah
mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik
dalam pemberian jasanya.
1. Empat KAP besar
Empat KAP besar atau yang kita kenal dengan the big four firms
adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi
internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit

5
untuk perusahaan publik maupun perusahaan swasta. KAP-KAP ini
sebagian dihasilkan dari beberapa merger besar di akhir 1980an.
Dalam grup ini terdiri dari Deloitte, Ernst & Young, KPMG, dan
PricewaterhouseCoopers. KAP ini memiliki jaringan global dari
penggabungan KAP. Sebenarnya ada lima KAP besar setelah
serangkaian merger, termasuk Arthur Andersen. Tetapi, hasil dari
kasus skandal akuntansi Enron, pasar kehilangan kepercayaan kepada
Arthur Andersen dan KAP ini harus mengorbankan bisnisnya pada
tahun 2012 setelah hampir 90 tahun menjadi KAP yang sangat
dihormati. Dalam studi kasus 2.2 mendemonstrasikan pentingnya
seorang auditor untuk sepenuhnya bertanggung jawab pada
kepercayaan para pemangku kepentingan mereka.
Walaupun kebanyakan KAP ini masih terstruktur sebagai
kemitraan nasional dengan pembagian profit nasional daripada
internasional, para anggota KAP nasional ini berpartisipasi didalam
kantor pusat internasional, di mana teknologi global, prosedur, dan
pedomannya dikembangkan. Disamping berbagi metodologi, jaringan
juga digunakan untuk koordinasi dari keterlibatan audit internasional.
Grup auditor dari perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia
memakai jasa dari para auditor untuk anggota perusahaan di negara
tempat klien memiliki anak perusahaan. Hasil dari perkembangan
dalam teknologi komunikasi, ke-efektifan dari jaringan ini dan ke-
efisiensian dari koordinasi atas keterlibatan internasional telah
meningkat secara signifikan. Untuk empat KAP besar, jasa audit dan
akuntansi mewakili kira-kira separuh dari total pendapatan KAP.
2. Bukan- empat KAP besar
KAP ini hampir tidak bisa diperlakukan sebagai kelompok
homogen. Pada sisi yang satu, adanya sejumlah besar perusahaan lokal
kecil, hanya dengan segelintir profesional. Pada sisi yang lain, adanya
sejumlah kecil KAP tingkat kedua, yang juga memiliki jaringan
internasional, walaupun tidak seluas empat KAP besar. Diantaranya,

6
ada sejumlah besar KAP ukuran sedang atau regional KAP, dengan
beberapa kantor.
Empat KAP besar sering memberi kesan melakukan audit dengan
kualitas yang lebih tinggi dalam mendeteksi dan dalam independensi
dari pada bukan-empat KAP besar, karena mereka memiliki teknologi
yang lebih canggih dan karena klien tertentu akan mewakili jumlah
pendapatan agregat yang lebih kecil. Sejalan dengan argumen ini, KAP
sering memberi kesan bahwa KAP lebih independen kepada klien yang
kecil dibandingkan klien yang lebih besar.
Kehilangan klien yang kecil dikarenakan diskusi teknis dengan
manajemen klien dianggap kurang berbahaya daripada kehilangan
klien yang besar. Selanjutnya, klien yang dalam masalah finansial
dianggap diaudit lebih sepenuhnya (kualitas audit yang lebih tinggi)
daripada klien dengan performamyang baik, karena risiko litigasi yang
dikarenakan kesalahan audit dianggap lebih tinggi jika terjadi
kegagalan perusahaan.

E. Kewajiban Hukum
Banyak dari para pemangku kepentingan yang menggunakan laporan
keuangan yang telah diaudit diantaranya adalah klien (dimana memiliki hubungan
langsung), pemegang saham aktual maupun yang berpotensi, vendor, bankir dan
kreditur lainnya, karyawan, konsumen, dan pemerintah. Kewajiban hukum auditor
kepada setiap pemangku kepentingan berbeda dari satu negara dengan negara
lainnya, maupun distrik ke distrik. Kewajiban tersebut dapat diklasifikasikan
berdasarkan satu atau beberapa dari hal-hal berikut yaitu hukum adat, hukum
perdata dibawah undang-undang, hukum pidana dibawah undang-undang, serta
kewajiban sebagai anggota organisasi akuntansi profesional.
1. Kewajiban Berdasarkan Hukum Umum
Kewajiban auditor berdasarkan hukum umum, umumnya terdapat 2
kategori: kewajiban terhadap klien dan kewajiban pihak ketiga.

7
a) Kewajiban terhadap klien
Gugatan perdata yang umumnya diajukan oleh klien
mengklaim bahwa auditor gagal dalam menemukan
penyimpangan dalam laporan keuangan atau penyimpangan
yang dilakukan oleh karyawan (penyalahgunaan kepercayaan)
yang disebabkan oleh kelalaian auditor dalam melakukan audit.
Tindakan hukum dapat dikenakan sebagai pelanggaran kontrak
atau lebih kepada tindakan kriminal atas kelalaian tersebut.
Tindakan kriminal adalah yang paling umum dijadikan dasar
pertimbangan dibandingkan dengan pelanggaran kontrak.
b) Kewajiban terhadap pihak ketiga
Yang termasuk dalam pihak ketiga adalah seluruh pemangku
kepentingan selain klien. Sebuah firma audit dapat memiliki
kewajiban terhadap pihak ketiga seperti bank yang mengalami
kerugian akibat kepercayaan terhadap laporan keuangan yang
menyesatkan
2. Hukum Perdata Di Bawah Undang – Undang
Banyak negara memiliki hukum yang mempengaruhi kewajiban
auditor. Seperti contoh, hukum sekuritas dapat memaksakan standar
yang ketat pada akuntan profesional. Di Amerika Serikat, Keputusan
Sekuritas tahun 1933 bukan hanya mendirikan Komisi Sekuritas dan
Bursa, tetapi juga menciptakan peraturan pemulihan undang-undang
pertama untuk pihak ketiga terhadap auditor.
Pembeli sebuah sekuritas suatu perusahaan yang baru didirikan
melakukan penawaran perdana akan mencari jalan lain melawan
auditor tentang harga beli awal jika laporan keuangannya salah atau
menyesatkan. Siapapun yang telah membeli sekuritas dideskripsikan
dalam pernyataan registrasi berhak menuntut auditor dengan alasan
kekeliruan dalam menginterpretasi materi atau penghilangan dalam
laporan keuangan yang terdapat dalam pernyataan registrasi. Auditor
terbebani untuk membuktikan bahwa investigasi yang layak telah

8
dilakukan atau seluruh kerugian yang dialami oleh investor
(penggugat) disebabkan oleh faktor selain laporan keuangan yang
menyesatkan. Jika auditor gagal membuktikannya, maka penggugat
menang dalam kasus ini.
3. Hukum Pidana Dibawah Undang-Undang
Akuntan profesional dapat ditahan berdasarkan hukum negara atau
distrik yang menjadikan perbuatan menipu orang lain dengan keadaan
menyadari secara penuh telah terlibat dalam laporan keuangan yang
salah adalah tindakan criminal. Keputusan Sekuritas dan Bursa
Amerika Serikat Tahun 1934, Keputusan ini mengharuskan setiap
perusahaan yang sahamnya diperdagangkan dalam bursa nasional dan
internasional untuk memberikan laporan keuangan yang telah diaudit
setiap tahun serta laporan keuangan kwartalan lainnya, kejadian yang
tidak biasa, dan kejadian lainnya.
Keputusan ini juga menetapkan kondisi kewajiban kriminal jika
auditor menggunakan perangkat, skema, atau keahlian untuk menipu
atau membuat laporan yang menyesatkan atas fakta yang bersifat
material. Seperti contoh, seorang auditor secara sengaja salah
menafsirkan informasi untuk digunakan oleh pihak ketiga. Sekuritas
dan Bursa Amerika Serikat juga memiliki otoritas untuk mengenakan
sanksi dan mencabut izin auditor untuk melakukan audit untuk
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Sekuritas dan Bursa
Amerika Serikat. Beberapa kasus pengadilan dikenakan sanksi atas
dasar keputusan tersebut. Dalam kasus United States v Natelli tahun
1975, dua auditor dinyatakan telah melakukan perbuatan kriminal
karena telah memberikan sertifikasi laporan keuangan National
Student Marketing Corporation yang berisikan pengungkapan yang
tidak memadai yang berkaitan dengan piutang. Dalam kasus United
States v Weiner tahun 1975, tiga auditor dinyatakan bersalah karena
keterlibatan dalam kecurangan sekuritas berhubungan dengan audit

9
yang dilakukan mereka untuk Pembiayaan Ekuitas Perusahaan
Amerika.
Kecurangan yang dilakukan berskala besar dan audit yang
dilakukan tidak memenuhi syarat sehingga pengadilan menyimpulkan
auditornya sudah dipastikan mengetahui kecurangan tersebut. Pihak
manajemen mengungkapkan kepada auditornya bahwa telah terjadi
kesalahan penyajian pada laporan keuangan tahun sebelumnya dan
auditor tersebut setuju untuk tidak mengungkapkan hal ini di
ESM Government Securities v Alexander Grant & Co. tahun 1986.
Auditor tersebut kemudian dinyatakan bersalah dan dikenakan sanksi
atas keterlibatannya dalam mempertahankan kecurangan tersebut dan
dikenakan sanksi 12 tahun penjara.
F. Perkembangan Pasar Audit
Perkembangan tanggung jawab auditor, yang perubahannya di dalam
pemasaran audit, merupakan hal yang masih diperdebatkan masyarakat, yang
sering disebut kesenjangan ekspetasi audit. Hasil dari kesenjangan ini dari fakta
bahwa pengguna jasa audit memiliki ekspetasi lebih dari kewajiban auditor
sekarang-sekarang ini.
Kewajiban Auditor dan Ekspetasi dari pengguna jasa auditor
Pengguna jasa audit (auditee) dan pihak ketiga mempunyai standar
ekspetasi sendiri mengenai tugas auditor. Ekspetasi auditee mengenai tugas
auditor yaitu memberi opini tentang:
a. Opini tentang kewajaran laporan keuangan
b. Opini tentang kemampuan perusahaan apakah bisa melanjutkan
kelangsungan usahanya
c. Opini dalam sistem pengendalian internal perusahaan
d. Opini tentang terjadinya kecurangan
e. Opini tentang terjadinya hukum illegal
Opini tentang kewajaran laporan keuangan (SA 700)
Opini tentang kewajaran laporan keuangan merupakan tugas utama dari auditor.
Studi tentang kesenjangan ekspetasi mengilustrasikan bahwa ekspetasi masyarakat

10
tinggi, mereka berpikir laporan keuangan dengan opini tanpa modifikasi adalah
laporan keuangan tanpa error. Perusahaan seperti Enron, Parmalant, dan
WorldCom yang terbukti menyajikan laporan keuangan tidak jujur mempunyai
laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.
Keterbatasan permanen auditing, tertuang dalam hal yang material dan resiko
audit.
Standar Audit 700
SA 700 berjudul “Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan”.
Dalam SA 700 ini, tujuan auditor adalah:
1. Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang
ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh
manajemen dalam penyusunan laporan keuangan;
Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah
terdapat ketidakpastian material terkait dengan peristiwa yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya;
2. Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor.
Opini tentang kemampuan perusahaan apakah bisa melanjutkan
kelangsungan usahanya (SA 570);
Dalam SA 570 dan kebanyakan regulasi nasional, auditor harus
menentukan apakah entitas yang di audit dapat terus bertahan.
Meskipun adanya peringatan kesulitan keuangan, pengungkapan akan
adanya kemungkinan kebangkrutan mungkin menjadi ramalan yang
membangun perusahaan itu untuk bersama-sama membangun kembali
menyelamatkan perusahaan.
Standar Audit 570
SA 570 berjudul “Kelangsungan Usaha”. Dalam SA 570, Tujuan auditor adalah:
1. Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan
penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan;

11
2. Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah
terdapat ketidakpastian material terkait dengan peristiwa yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya;
3. Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor.
Opini dalam sistem pengendalian internal perusahaan (SA 315)
Masalah menguji dan melaporkan kualitas dari laporan keuangan sudah menjadi
masalah yang utama dalam auditing. Survei Kesenjangan ekspetasi menunjukan
ekspetasi tinggi terhadap peran auditor untuk menguji beroperasinya sistem
kepuasan atas pengendalian internal, yang dapat terlihat dari lingkungan audit saat
itu. Topik ini juga dimuat dalam SA 315, ISAE 3000, dan Sarbanes-Oxley 2002,
Standar Audit no. 5 oleh PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board).
Standar Audit 315
Dalam SA 315 berjudul “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan
Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”. Dalam
SA 315,tujuan auditor adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
penyajian material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat
laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internal entitas, oleh karena itu menyediakan suatu dasar
untuk merancang dan mengimplementasikan respons terhadap risiko yang
ditetapkan atas kesalahan penyajian material tersebut.
Opini terhadap terjadinya Hukum Ilegal
SA 250 dan kebanyakan regulasi nasional menyatakan bahwa auditor tidak
bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat diharapkan untuk mendeteksi
ketidakpatuhan terhadap semua peraturan perundang-undangan. Walaupun tidak
boleh dilaporkan, auditor boleh memberi tahu komite audit dan jajaran direktur,
serta tidak boleh memberi tahukan pihak ketiga. Kebanyakan studi kesenjangan
ekspetasi menunjukan bahwa responden menginginkan auditor untuk mendeteksi
dan melaporkan aksi ilegal yang mempunyai efek yang signifikan dalam laporan
keuangan, namun jawabannya masih dipertanyakan.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada awalnya pekerjaan auditor adalah untuk fokus akurasi aritmatika dan pada
pencegahan dan deteksi penipuan . tetapi saat ini di kebanyakan negara
permintaan atas jasa dan kontribusi audit timbul atas dasar sukarela , yaitu itu
diserahkan kepada perusahaan untuk memutuskan apakah mereka memiliki
laporan keuangan mereka diaudit atau tidak. Pada sebagian besar negara , audit
sekarang secara hukum diperlukan untuk beberapa jenis perusahaan, dan dalam
beberapa kasus menengah perusahaan , diwajibkan oleh hukum untuk
memberikan laporan keuangan yang diaudit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Principles Of Auditing An Introduction To International Standards On Auditing.


2nd Edition, Rick Hayes, Roger Dassen, Arnold Schilder, Philip Wallage.

Rick Hayes Dkk, Prinsip – Prinsip Pengauditan (International Standards On


Auditing). Salemba Empat, Edisi Ketiga, Jakarta 2018.

http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id/2014/04/kewajiban-hukum-auditor.html

14

Anda mungkin juga menyukai