Anda di halaman 1dari 12

AKAD MUSYARAKAH

Pengertian Akad Musyarakah

Menurut Afzalur Rahman, seorang Deputy Secretery General di The Muslim School Trust, secara bahasa al-
syirkah yang artinya al-ikhtilath (Percampuran) atau persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara masing-
masing sulit dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. Istilah lain dari musyarakah adalah sharikah atau
kemitraan.
PSAK 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Investasi
musyarakah dapat berbentuk kas, setara kas, atau aset nonkas.
Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara pemilik modal yang mencampurkan modal mereka
dengan tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah, para mitra sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu dan bekerja bersama mengelolah usaha tersebut. Modal yang ada digunakan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama sehingga tidak boleh digunakan untuk kepentingan
pribadi atau dipinjamkan kepada pihak lain tanpa seizin mitra lainnya.
Setiap mitra harus berkontribusi dalam pekerjaan dan ia menjadi wakil mitra lain juga sebagai agen bagi usaha
kemitraan. Sehingga seorang mitra tidak dapat lepas tangan dari aktivitas yang dilakukan mitra lainnya dalam
menjalankan aktivitas bisnis yang normal.
Apabila usaha tersebut untung, maka keuntungan akan dibagikan kepada mitra sesuai dengan nisbah
yang telah disepakati. Sementara, bila bila usaha mengalami kerugian maka, akan didistribusikan kepada
para mitra sesuai dengan porsi modal para mitra. Hal tersebut sesai dengan prinsip keuangan syariah yaitu
bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama menanggung (berbagai) resiko.

Karakteristik Akda Musyarakah


Berikut ini adalah penjelasan mengenai karakteristik musyarakah, dalam literatur pembiayaan (misalkan
bank dengan nasabah yang mengajukan pembiayaan), yaitu :
 Ketentuan Umum Pembiayaan Musyarakah
Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-sama. Setiap
pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakanusaha yang dijalankan oleh

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untukmenjalankan proyek musyarakah tidak boleh melakukan
tindakan seperti :
- Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi
- Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modallainnya
- Memberi pinjaman kepada pihak lain
Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaannya atau digantikan oleh pihaklain. Setiap pemilik
modal dianggap mengakhiri kerja sama apabila :
- Menarik diri dari perserikatan
- Meninggal dunia
- Menjadi tidak cakap hokum
Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harusdiketahui bersama.
Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian dibagisesuai dengan porsi kontribusi modal. Proyek
yang akan dijalankan harus disebutkandalam akad. Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
 Persyaratan Akad
- Ijab dan Qobul
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau denganmenggunakan cara- cara
komunikasi modern
- Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum
a. Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan
b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai
wakil
c. Setiap mitra memiliki hak unutk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal
d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset
e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk
kepentingan-kepentingan sendiri.
- Obyek Akad
a. Modal
Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainyasama. Modal dapat terdiri dari
asset perdagangan seperti barang-barang, property dan sebagainya. Jika modal berbentuk asset,
harus lebih duludinilai dengan uang tunai dan disepakati oleh para pihak
DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

b. Kerja
Partisipasi para pihak dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaanmusyarakah, akan tetapi
kesamaan porsi kerja bukanlah merupakansyarat. Salah satu pihak boleh melaksanakan kerja
lebih banyak dariyang lainnya, dan dalam hal ini boleh menuntut bagian keuntungantambahan
bagi dirinya. Setiap pihak melaksanakan kerja dalammusyarakah atas nama pribadi dan wakil dari
mitranya. Kedudukanmasing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak
c. Keuntungan
Keuntungan harus dikuantifikasikan dengan jelas untuk menghindarkan pebedaan dan sengketa
pada waktu alokasi keuntungan atau ketika penghentian musyarakah. Setiap keuntungan masing-
masing pihakharus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dantidak ada jumlah
yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi para pihak. Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa
jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikankepadanya. Sistem
pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelasdalam akad
d. Kerugian
Kerugian harus dibagi antara para pihak secara proporsional menurutsaham masing- masing
dalam modal. Sedangkan biaya operasionaldibebankan pada modal bersama
 Aplikasi dalam perbankan
a. Pembiayaan Proyek
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mananasabah dan bank sama-sama
menyediakan dana untuk membiayai proyektersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank
b. Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalamkepemilikan
perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura.Penanaman modal dilakukan
jangka waktu tertentu dan setelah dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk
bank
 Persyaratan Pembiayaan
Persyaratan ini harus juga dipenuhi sebagai syarat sahnya kerja sama yang dilakukan, yaitu:
a. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan nasabah bertindak sebagai pihak ataumitra usaha dengan
bersama-sama menyediakan dana dan atau barang untukmembiayai suatu kegiatan usaha
tertentu

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

b. Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan LKS sebagai mitra usaha dapatikut serta dalam
pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yangdisepakati
c. LKS berdasarkan kesepakatan dengan nasabah dapat menunjuk nasabah
untukmengelola usaha
d. Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan atau barang
e. Jika pembiayaan diberikan dalam bentuk barang maka barang yang diserahkanharus dinilai
secara tunai berdasarkan kesepakatan
f. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana dan pembagian keuntunganditentukan berdasarkan
kesepakatan antara LKS dan nasabah
g. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama sesuai kesepakatan
h. Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbahyang disepakati
i. LKS dan nasabah menanggung kerugian secara proporsional menurut porsimodal masing- masing,
kecuali jika terjadi kecurangan, kelalaian, ataumenyalahi perjanjian dari salah satu pihak
j. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktuinvestasi, kecuali
atas dasar kesepakatan para pihak dan tidak berlaku surut
k. Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang yang besarnya berbeda- beda berdasarkan
kesepakatan pada awal akad
l. Pembagian keuntungan dapat dilakukan dengan metode bagi untung atau rugi(profit and loss sharing)
atau metode bagi hasil pendapatan (revenue sharing)
m. Pembagian keuntungan berdasarkan hasil usaha sesuai dengan laporankeuangan nasabah
n. Pengembalian pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad ataudilakukan secara
angsuran berdasarkan aliran kas masuk (cash in flow) usaha
o. LKS dapat meminta jaminan atau agunan untuk mengantisipasi risiko apabilanasabah tidak
dapat memenuhi kewajiban sebagai mana dimuat dalam akadkarena kelalaian dan atau kecurangan
 Dasar Akuntansi
Yaitu PSAK Nomor 106 yang mengatur tentang akuntansi musyarakah, danmerupakan
penyempurnaan dari PSAK Nomor 59 tentang akuntansi perbankansyariah yang mengatur mengenai
musyarakah. Penjelasannya adalah:
a. PSAK 106 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi musyarakah baiksebagai mitra aktif dan
mitra pasif

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

b. Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan akuntansiuntuk mitra aktif
dan akuntansi untuk mitra pasif dalam transaksi musyarakah
c. Kewajiban bagi mitra aktif untuk membuat catatan akuntansi terpisah atasusaha musyarakah
yang dilakukan
d. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra aktif, penyempurnaan
dilakukan untuk (1) pengukuran pada akad atas penyetoraninvestasi musyarakah aset non-kas
diukur sebesar nilai wajar (2) penerimaandana musyarakah dari mitra pasif di akui sebagai
musyarakah dan di sisi laindiakui syirkah temporer
e. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra pasif, penyempurnaan
di lakukan untuk (1) pengukuran pada saat akad atas penyetoran investasi musyarakah aset non
kas di ukur sebesar nilai wajar (2)keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset non kas
diserahkan pada nilaiwajar disajikan sebagai pos lawan dari investasi musyarakah
 Pencatatan Akuntansi
- Akuntansi Mitra Aktif
Pada saat akad:
a. Investasi musyarakah diakui pada saat menyisihkan kas atau aset non-kas untuk usaha
musyarakah
b. Pengukuran investasinya adalah :
 Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang disisihkan
 Dalam bentuk aset non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jikaterdapat selisih antara
nilai wajar dan nilai buku aset non-kas,maka selisih tersebut diakui sebagai selisih
penilaian asetmusyarakah dalam ekuitas
c. Selisih kenaikan aset musyarakah diamortisasi selama masa akadmusyarakah. Aset tetap
musyarakah yang telah dinilai sebesar nilaiwajar yang disusutkan dengan jumlah penyusutan
yang mencerminkan :
 Penyusutan yang dihitung dengan historical cost models ditambah dengan
 Penyusutan atas kenaikan nilai aset karena penilaian kembalisaat penyisihan aset non
kas untuk usaha musyarakah
d. Apabila proses penilaian pada nilai wajar menghasilkan penurunan nilaiaset, maka
penurunan nilai ini langsung diakui sebagai kerugaian
e. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak dapat diakui sebagaiinvestasi musyarakah
kecuali ada persetujuan dari seluruh mitramusyarakah

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

f. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif diakui sebagai investasimusyarakah dan disisi
lain sebagai dana syirkah temporer sebesar
 Dana dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diterima
 Dana dalam bentuk asset non kas di nilai sebesarnilai wajar dandisusutkan selama
masa akad apabila aset tersebut tidak akandikembalikan kepada mitra pasif
- Selama Akad Berlangsung
a. Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan pengembalian danamitra diakhir akad
dinilai sebesar jumlah kas yang disisihkan dan nilaitercatat aset musyarakah non- kas
 Jumlah kas yang disisihkan untuk usaha musyarakah pada awalakad dikurangi dengan
kerugian
 Nilai tercatat aset musyarakah non-kas pada saat penyisihanuntuk usaha musyarakah
setelah di kurangi penyusutan dankerugian
b. Bagian entitas atas investasi musyarakah menurun dinilai sebesar jumlah kas yang
disisihkan untuk usaha musyarakah pada awal akadditambah dengan jumlah dana syirkah
temporer yang telahdikembalikan kepada mitra pasif dan dikurangi kerugian
- Pada saat Berakhirnya Akad
Pada asat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dibayarkan kepadamitra pasif diakui
sebagai kewajiban

 Akuntansi Mitra Pasif


- Pada Saat Akad
a. Investasi musyarakah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahanasset non kas
kepada mitra aktif musyarakah
b. Investasi musyarakah non kas yang diukur dengan nilai wajar aset yangdiserahkan akan
berkurang nilainya sebesar beban penyusutan atas asetyang diserahkan dikurangi dengan
amortisasi keuntungan tangguhan
c. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak dapat diakui sebagai bagian investasi
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitramusyarakah
- Selama Akad Berlangsung
a. Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan pengembalian danamitra di akhir akad
dinilai sebesar :

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

 Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awalakad dikurangi
dengan kerugian, atau
 Nilai tercatat aset musyarakah non-kas pada saat penyerahanuntuk usaha
musyarakah setelah dikurangi penyusutan dankerugian
b. Bagian entitas atas investasi musyarakah menurun dinilai sebesar jumlah kas yang
dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah pengembalian dari mitra
aktif dan kerugian
- Pada Saat Berakhirnya Akad
Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dikembalikan olehmitra aktif diakui
sebagai piutang
 Dasar Pengakuan (Pengaturan dan Pengukuran)
- Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau penyerahanaktiva non- kas kepada
mitra musyarkah. Pengukuran pembiayaan musyarkah pada awal akad adalah sebagai berikut:
a. Kas dinilai sebesar jumlah dibayarkan
b. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisihantara nilai wajar dan nilai buku
aktiva non-kas, maka selisih tersebutharus diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada
saat penyerahan
c. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya biaya studikelayakan) tidak dapat diakui
sebagai bagian pembiayaan musyarakah,kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
musyarakah
- Pembiayaan Musyarakah Setelah Akad
Dalam pembiayaan musyarakah permanen, dinilai sebesar historis setelahdikurangi kerugian
(jika ada). Sedangkan dalam musyarakah menurun, kriteria pengukurannya adalah:
a. Dinilai sebesar historis dikurangi bagian pembiayaan bank yang telahdikembalikan mitra
(harga jual wajar) dan kerugian
b. Selisih nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan yangdikembalikan diakui sebagai
keuntungan atau kerugian bank pada periode berjalan
Dalam akad yang diakhiri sebelum jatuh tempo, saat pengembalian seluruhatau sebagian modal,
selisih nilai historis dan nilai pengembaliannya diakuisebagai laba sesuai nisbah yang disepakati
atau rugi sesuai dengan porsi modalmitra. Sedangkan akad yang diakhiri,

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

namun pembiayaan belum dikembalikanoleh mitra, diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
mitra.
- Pembiayaan musyarakah dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yangdibayarkan
- Pengakuan keuntungan atau pendapatan dan kerugian musyarakah, pada pembiayaan
musyarakah permanen yang melewati satu periode, maka
a. Laba diakui pada periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasilyang telah disepakati
b. Rugi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi pembiayaan
musyarakah.
c. Apabila dalam pembiayaan musyarakah menggunakan metode bagilaba (profit sharing),
dimana periode sebelumnya terjadi kerugian,maka keuntungan yang diperoleh pada periode
tersebut harusdialokasikan terlebih dahulu untuk memulihkan pengurangan modalakibat kerugian
pada periode sebelumnya
- Dalam pembiayaan musyarakah menurun yang melewati satu periode laporandan terdapat
pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan musyarakah,maka:
a. Laba diakui pada periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasilyang telah disepakati
b. Rugi diakui pada periode terjadinya secara proporsional sesuai dengankontribusi modal dan
mengurangi pembiayaan musyarakah
c. Apabila dalam pembiayaan musyarakah menggunakan metode bagilaba (profit sharing),
dimana periode sebelumnya terjadi kerugian,maka keuntungan yang diperoleh pada periode
tersebut harusdialokasikan terlebih dahulu untuk memulihkan pengurangan modalakibat kerugian
pada periode sebelumnya
- Pada saat akad pembiayaan musyarakah berakhir, keuntungan yang belumditerima bank dari mitra
musyarakah diakui sebagai piutang musyarakah jatuhtempo
- Apabila terjadi kerugian dalam musyarakah akibat kelalaian atau penyimpangan mitra
musyarakah, mitra yang melakukan kelalaian tersebutmenanggung beban kerugian itu. Kerugian
bank yang diakibatkan kelalaianatau penyimpangan mitra tersebut diakui sebagai piutang
musyarakah jatuhtempo
- Pada saat akad diakhiri, saldo pembiayaan musyarakah yang belum diterimadiakui sebagai piutang
musyarakah jatuh tempo
- Penyisihan kerugian pembiayaan dan piutang musyarakah harus dibentuksesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

 Laba atau Rugi Musyarakah


- Laba diakui sebesar bagian bank sesuai nisbah yang disepakati-
- Rugi diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal-
- Pada musyarakah permanen yang melewati satu periode pelaporan, maka :
a. Keuntungan diakui sesuai nisbah yang disepakati, pada periode berjalan
b. Kerugian diakui pada periode terjadinya kerugian dan mengurangi pembiayaan
musyarakah, saat terjadinya
- Akad yang diakhiri dengan laba yang belum diterima dari mitra, maka:
a. Musyarakah performing diakui sebagai piutang kepada mitra
b. Musyarakah non-performing tidak diakui tapi diungkapkan dalamcatatan LK
- Kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian mitra kerja, maka:
a. Ditanggung oleh mitra usaha
b. Diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra usaha, kecuali mitramengganti dengan dana
baru

Jenis Musyarakah
1. Syikah Al-Milk
Syirkah al-Milk atau Al-Amlak adalah kepemilikan bersama antara pihak yang berserikat dan
keberadaannya muncul pada saat dua orang atau lebih secara kebetulan memperoleh kepemilikan
bersama atas sesuatu kekayaan tanpa adanya perjanjian kemitraan secara resmi. Syirkah al-Milk biasanya
berasal dari warisan. Pendapatan atas barang warisan ini akan dibagi hingga porsi hak atas warisan itu
sampai dengan barang warisan itu dijual. Misalnya tanah warisan, sebelum tanah ini dijual maka bila tanah ini
menghasilkan, maka hasil bumi tersebut dibagi kepada ahli waris sesuai dengan porsi masing-masing. Syirkah al-
Milk muncul bukan karena adanya kontrak, tetapi karena suka rela dan terpaksa.
Syirkah Al-Milk dibagi menjadi dua bagian yaitu syirkah ikthtiar dan syirkah jabar. Syirkah ikhtiar
adalah syirkah yang lahir atas kehendak dua pihak yang bersekutu, contohnya dua orang yang membeli
suatu barang. Sedangkan syirkah jabar adalah persekutuan yang terjadi di antara dua orang atau lebih tanpa
sekehendak mereka. Seperti dua orang yang mendapatkan sebuah warisan, sehingga barang yang menjadi
warisan tersebut menjadi hak milik kedua orang yang bersangkutan.
2. Syikah Al-Uqud
Syirkah Al-Uqud adalah akad kerja sama antar dua orang atau lebih dalam mengelola harta dan resiko,
baik keuntungan maupun kerugian ditanggung bersama. Syirkah al-Uqud merupakan contractual partnership
yang dapat dianggap sebagai kemitraan yang sesungguhnya karena pada
DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

pihak yang bersangkutan secara sukarela yang berkeinginan untuk membuat suatu perjanjian investasi
bersama dan berbagai untung dan risiko.

Syirkah Al-Uqud dibagi menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut:


a. Syirkah Mufawwadah
adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari
keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara
sama. Dengan demikian, syarat utama dari jenis al-Musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan,
kerja, tanggung jawab, dan beban utang dibagi masing-masing pihak.
b. Syirkah Inan
adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dar
keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian
sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana
maupun kerja atau bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka.
c. Syirkah Wujuh
adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam
bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai.
Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan
oleh tiap mitra.
d. Syirkah A’mal
adalah adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan
berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya kerja sama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek
atau kerja sama, dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Musyarakah ini
kadang disebut dengan syirkah abdan atau sanaa'i.

e. Syirkah Mudharabah
adalah bentuk kerja sama antara pemilik modal dan seseorang yang punya keahlian dagang dan
keuntungan perdagangan dari modal itu dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Syirkah Mudharabah
merupakan kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih yang mana satu pihak sebagai shahibul maal yang
menyediakan dana 100% untuk keperluan usaha, dan pihak lain tidak menyerahkan modal dan hanya sebagai
pengelola atas usaha yang dijalankan, disebut mudharib.

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) , akad musyarakah ini bisa
dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:
a. Musyarakah permanen
Musyarakah permanen adalah akad musyarakah dimana bagian dana setiap mitra ditentukan
sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya
setiap hingga akhir masa akad. Sedangkan
b. Musyarakah mutanaqisah
Adalah musyarakah dimana ketentuan bagian dana entitas akan dialaihkan kepada mitra secara
bertahap, sehingga pada akhir masa akad, mitra akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut

Penentuan Nisbah dalam Akad Musyarakah


Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Dengan cara ini keuntungan harus dibagi dengan cara para mitra secara proporsional sesuai
modal yang disetorkan, tanpa memandang apakah jumlah pekerjaan yang dilaksanakan oleh
para mitra sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak menyetorkan modal lebih besar,
maka pihak tersebut akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar. Jika para mitra
mengatakan “keuntungan akan dibagi diantara kita”, berarti keuntungan akan dialokasikan menurut
porsi modal masing-masing mitra.
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal
Dengan cara ini, dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkanbukan hanya modal yang disetorkan,
tetapi juga tanggung jawab, pengalaman, dan kompetenssi atau waktu kerja yang lebih panjang.

DEVI JULIANI
2010323002
AKAD MUSYARAKAH

Sumber:
1. https://www.academia.edu/9934991/Akuntansi_Musyarakah diakses
pada tanggal (11 Juni 2021) pukul 20.05 WITA
2. Nurhayati sri, Wasilah. 2019. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
3. https://www.kajianpustaka.com/2020/10/musyarakah.htm l
(diakses pada tanggal (11 juni 2021) pukul 20.45 WITA
4.

DEVI JULIANI
2010323002

Anda mungkin juga menyukai