AKAD MUSYARAKAH
A. PENGERTIAN AKAD MUSYARAKAH
Menurut Afzalur Rahman, seorang General in The Muslim School
Trust, secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhyilah (percampuran) atau
persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara masing-masing sulit
dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. Istilah lain dari musyarakah adalah
sharikah atau kemitraan.
PSAK No. 106 mendefenisikan musyarakah sebagai akad kerja sama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertenyudi masing-masing pihak
memberikan konstribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan konstribusi dana.
Para mitra bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai sebuah usaha
tertentu dalam masyarakat, baik usaha yang sudah berjalan baru, selanjutnya
salah satu mitra dan mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang telah
disepakati nisbahnya secara bertahap atau sekaligus kepada mitra lain.
Investasi musyarakah dapat dalam bentuk kas, setara kas, atau aset nonkas.
Musyarakah merupakan akad kerja sama di antara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan. Dalam
musyarakah, para mitra sama-sama menyediakan modal untuk membiayai
suatu usaha tertentu dan bekerja bersama mengelah usaha tersebut. Modal
yang ada harus digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama sehingga tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi
atau dipinjamkan pada pihak lain tanpa seizin mitra lainnya.
Setiap mitra harus memberi konstribusi dalam pekerjaan dan ia
menjadi wakil mitra lain juga sebagai agen bagi usaha kemitraan. Sehingga
seorang mitra tidak dapat lepas tangan dari aktivitas yang dilakukan mitra
lainnya dalam menjalankan aktivitas bisnis yang normal.
Dengan bergabungnya dua orang atau lebih, hasil yang diperoleh
diharapkan jauh lebih baik dibandingkan jika dilakukan sendiri, karena
didukung oleh kemampuan akumulasi modal yang lebih besar, relasi bisns
yang lebih luas, keahlian yang lebih beragam, wawasan yang lebih luas,
pengenndalian yang lebih tinggi, dan lain sebagainya.
Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan
kepada para mitra sesuai dengan nisbah yang telah disepakati (baik persentase
maupun periodenya harus secara tegas dan jelas ditentukan di dalam
perjanjian), sedangkan bila rugi akan didistribusikan kepada para mitra sesuai
dengan porsi modal dari setiap mitra. Hal tersebut sesuai dengan prinsip
sistem keuangan syariah yaitu bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
transaksi harus bersama-sama menanggung (berbagi) risiko.
C. DASAR SYARIAH
1. Sumber hukum Akad Musyarakah
1) Al-Quran
2) As-Sunah
2. Rukun dan Ketentuan Syariah dalam Akad Musyarakah
Prinsip dasar yang dikembangkan dalam syikah adalah prinsip kemitraan dan
kerja sama antara pihak-pihak yang terkait untuk mencapai keuntungan
bersama. Unsur-unsur yang harus ada dalam akad musyarakah atau rukun
musyarakah ada emapat yaitu:
Pelaku terdiri atas para mitra
Objek musyarakah berupa modal dan kerja
Ijab kabul/serah terima
Nisbah keuntungan
3. Berakhirnya Akad Musyarakah
Akad musyarakah akan berakhir jika:
Salah seorang mitra menghentikan akad
Salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal
Modal musyarakah hilang/habis