Anda di halaman 1dari 2

DIDIK RAHMAN

15520032
AUDITING 1 (B)

PENERIMAAN, PENUGASAN, dan PERENCANAAN AUDIT

A. PENERIMAAN PENUGASAN
Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam suatu audit laporan, laporan keuangan
adalah mengambil keputusan untuk menerima (menolak) suatu kesempatan untuk menjadi auditor
untuk klien yang baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Pada
umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah dilakukan sejak enam hingga sembilan
bulan sebelum akhir tahun buku yang akan diperiksa.
Dalam profesi akuntan publik, terjadi persaingan yang cukup ketat antar kantor akuntan
publik untuk mendapatkan klien. Bagi suatu kantor akuntan publik, klien bisa merupakan klien baru
atau klien lama (yang sudah ada) yang diharapkan akan melanjutkan memberikan penugasan audit
pada tahun atau tahun-tahun berikutnya. Pergantian auditor bisa terjadi karena bebagai alasan,
yaitu:
1. Klien merupakan hasil merger (penggabungan) antara beberapa perusahaan yang semula
memiliki auditor masing-masing yang berbeda.
2. Ada kebutuhan untuk mendapat perluasan jasa professional.
3. Tidak puas terhadap kantor akuntanpublik yang lama.
4. Ingin mencari auditor dengan honorarium audit yang lebih murah.
5. Penggabungan antara beberapa kantor akuntan publik.
Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit laporan keuangan
yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor memutuskan untuk menerima suatu penugasan
audit, maka auditor harus memikul tanggungjawab profesional terhadap masyarakat, klien, dan
terhadap anggota profesi akuntan publik yang lain. Auditor harus menjaga kelangsungan
kepercayaan masyarakat terhadap profesi dengan menjaga independensi, integritas, dan
obyektivitas. Terhadap anggota lain seprofesi, auditor bertanggungjawab untuk turut meningkatkan
dan menjaga nama baik profesi, serta meningkatkan kemampuannya dalam memberi pelayanan
kepada masyarakat. Pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima penugasan juga
berhubungan langsung dengan kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti diminta
oleh standar auditing serta kode etik akuntan.
Perikatan adalah kesepakatan kedua belah pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian.
Dalam perikatan audit, klien mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Klien
menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup
melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awal
pekerjaan audit adalah pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit dari
calon klien atau untuk menghentikan atau melanjutkan perikatan audit dari klien berulang.
Di bawah ini adalah langkah-langkah penerimaan penugasan audit, antara lain:
B. PERENCANAAN AUDIT
Tahap perencanaan audit merupakan suatu tahap yang vital dalam audit. Kesuksesan audit
sangat ditentukan oleh perencanaan audit secara matang. Perencanaan audit meliputi
pengembangan strategi menyeluruh untuk merencanakan pelaksanaan audit. Perencanaan audit
sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dalam tahap pertimbangan penerimaan
penugasan audit. Auditor perlu mempertimbangkan informasi mengenai intergritas manajemen,
kekeliruan dan ketidak beresan dan pelanggaran hukum klien dalam merencanakan audit.
Luas dan kelengkapan perencanaan sangat tergantung pada :
1. Ukuran dan kompleksitas perusahaan klien.
2. Pengalaman auditor dengan klien.
3. pengetahuan dan kemampuan auditor beserta  seluruh stafnya.
Perencanaan audit biasanya dilakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun
buku klien. Dalam perencanaan audit terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan:
1. Menghimpun Pemahaman Bisnis Klien Dan Industri Klien
Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengan tujuan untuk
mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor. Pemahaman tersebut akan digunakan untuk
merencanakan lingkup audit, memperkirakan masalah-masalah yang mungkin timbul dan
menentukan atau memodifikasi prosedur audit yang direncanakan. Hal yang berkaitan dengan
bisnis dan industri klien yang perlu dipahami auditor adalah sebagai berikut:
a. Jenis bisnis dan produk klien.
b. Lokasi dan karakteristik operasi klien seperti metoda produksi dan pemasaran.
c. Jenis dan karakteristik industri.
d. Eksistensi ada tidaknya pihak terkait yang mempunyai hubungn erat dengan klien misalnya
sama-sama anak perusahaan dari suatu holding company.
e. Peraturan pemerintah yang mempengaruhi bisnis dan industri klien.
f. Karakteristik laporan yang harus diberikan kepada instansi tertentu.
Pemahaman auditor tentang bisnis klien dan industri klien dapat diperoleh melalui:
a. Mereview kertas kerja tahun lalu.
b. Mereview data industri dan data bisnis klien.
c. Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien.
d. Mengajukan pertanyaan pada dewan komisaris maupun komite audit.
e. Mengajukan pertanyaan pada manajemen.
f. Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing tertentu yang relevan.
Ada tiga alasan utama mengapa auditor merencanakan penugasan dengan tepat antara lain:
a. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi pada situasi
yang dihadapi.
b. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar.
c. Untuk menghindari kesalah pahaman dengan klien.
Perancangan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan terlebih
dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut:
a. Auditor harus memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan
pelayanan untuk klien yang telah ada sekarang.
b. Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
c. Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk menghindari
kesalahpahaman.
d. Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
2. Melakukan Prosedur Analitis
Prosedur Analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari
hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan. Prosedur analitis meliputi perbandingan
jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.
Penggunaan prosedur analitis dalam tahapan perencanaan audit yang efektif, meliputi
tahapan-tahapan sistematis sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi perhitungan/Perbandingan yang akan dibuat.
b. Mengembangkan ekspektasi atau harapan.
c. Melakukan perhitungan/perbandingan.
d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.
e. Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan.
f. Menentukan pengaruh atas perencanaan audit

Anda mungkin juga menyukai