0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
126 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas dilema etika yang dihadapi auditor akibat konflik kepentingan dalam proses audit. Auditor dihadapkan pada pilihan antara keputusan yang etis dan tidak etis. Penalaran moral dan pengembangan berperan kunci dalam profesi akuntansi. Studi menunjukkan akuntan dengan tingkat moral reasoning rendah cenderung melakukan perilaku disfungsional.
Dokumen tersebut membahas dilema etika yang dihadapi auditor akibat konflik kepentingan dalam proses audit. Auditor dihadapkan pada pilihan antara keputusan yang etis dan tidak etis. Penalaran moral dan pengembangan berperan kunci dalam profesi akuntansi. Studi menunjukkan akuntan dengan tingkat moral reasoning rendah cenderung melakukan perilaku disfungsional.
Dokumen tersebut membahas dilema etika yang dihadapi auditor akibat konflik kepentingan dalam proses audit. Auditor dihadapkan pada pilihan antara keputusan yang etis dan tidak etis. Penalaran moral dan pengembangan berperan kunci dalam profesi akuntansi. Studi menunjukkan akuntan dengan tingkat moral reasoning rendah cenderung melakukan perilaku disfungsional.
Akuntan didalam aktivitas auditnya memiliki banyak hal yang
harus dipertimbangkan kerena auditor mewakili banyak konflik kepentingan yang melekat pada proses audit. Seringkali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor berada dalam konflik audit. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan antara yang etis dan tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik terdapat ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor, sehingga auditor dihadapkan kepada pilihan keputusan antara yang etis dan tidak etis. Penalaran Moral
Penalaran moral dan pengembangan memainkan peran kunci dalam
seluruh area profesi akuntansi. Akuntan yang secara kontinu dihadapkan pada dilema berada pada konflik nilai. Akuntan pajak misalnya, ketika memutuskan kebijakan mengenai metode yang akan dipilih, membutuhkan waktu untuk memutuskan antara metode yang mencerminkan sifat ekonomi sesungguhnya dari transaksi atau metode yang paling sesuai menggambarkan perusahaan. Auditor harus mempertimbangkan konsekuensi pengungkapan informasi yang berlwanan tentang klien yang membayar audit fee mereka. Akuntan yang dihadapkan dengan konflik etika tersebut harus memutuskan secara khusus kesinambungan dari kesinambungan titik temu antara biaya dan manfaat pada dirinya, orang lain, dan masyarakat keseluruhan. Ketika keputusan profesional didasarkan pada keyakinan dan nilai individual, maka penalaran moral memainkan peran penting dalam keputusan akhir seseorang. Sejalan dengan inisiatif baru ini, minat terhadap perilaku etis akuntan profesional diperbarui. Misalnya saja, terdapat sejumlah studi akademis terbaru yang didedikasikan untuk penalaran moral dan pengembangan akuntansi profesional publik. Arnold dan Ponemon menekankan pentingnya paradigma riset ini karena alasan-alasan berikut: 1. Riset tingkat penalaran moral akuntan dapat memberikan pemahaman tambahan mengenai resolusi konflik etika yang dihadapi oleh akuntan. 2. Riset dalam area ini memfasilitasi pengakuan masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan keputusan etika akuntan. Aplikasi Kode Etik
Prinsip-prinsip fundamental etika akuntan atau kode etik akuntan
yang meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu : • Tanggung jawab profesi • Kepentingan publik • Integritas • Objektivitas • Kompetensi dan kehati-hatian • Kerahasiaan • Professional • Standar teknis • RUU Kode Etik Akuntansi Indonesia Departemen Keuangan RI melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no. 17 tahun 2008 bertindak mengawasi kegiatan akuntan publik, khusunya mengatur kode etik. Peraturan ini mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas selalu berdasarkan pada SPAP (Standar Profesi Akuntansi Publik) beserta kode etiknya sesuai standar internasional. Misalkan standar dalam auditing menggunakan International Auditing Standard. • Kode Etik Akuntan Profesional Kode Etik Akuntan Profesional ini merupakan adopsi dari Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh International Ethics Standards Board for Accountants of The International Federation of Accountants (IESBA- IFAC). Kode Etik Akuntan Profesional ini terdiri atas tiga bagian yaitu: 1. Bagian A: Prinsip Dasar Etika; 2. Bagian B: Akuntan Profesional di Praktik Publik; 3. Bagian C: Akuntan Profesional di Bisnis. Model Pengambilan Keputusan Etis
Teori Penalaran Ukuran Moral Moral dari Reasoning Kohlberg
Pendekatan Kognitif Model Alternatif
Lingkungan Pengambilan Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Keputusan Etis Riset Perilaku Etis Akuntan
1. Studi Pendidikan Etika
Studi pendidikan etika berusaha menentukan efek pendidikan terhadap keahlian moral reasoning dari para praktisi dan mahasiswa akuntansi. Sementara hasil dari banyak studi umumnya telah menunjukkan bahwa pendidikan kampus secara positif berhubungan dengan pengaruh tingkat moral reasoning individual, temuan dalam ranah akuntansi telah menunjukkan bahwa akuntan pada umumnya tidak mengalami kemajuan pada tingkat perkembangan moral sama seperti lulusan kampus lainnya. 2. Studi Pengembangan Etika Sementara studi pendidikan etika mengkaji dampak pendidikan terhadap praktisi dan mahasiswa akuntansi, studi pengembangan etika berfokus pada pengembangan moral reasoning dalam profesi akuntansi. Beberapa studi misalnya menemukan bahwa posisi auditor dalam perusahaan berbanding terbalik dengan tingkat moral reasoning. Riset memberikan bukti kuat mengenai eksistensi sosialitan etis. Individu yang dipromosikan mempunyai tingkat ethical reasoning yang serupa dengan manajemen. Bukti ini mendukung keyakinan bahwa promosi individual dapat ditekan oleh budaya etika perusahaan.
3. Studi Keputusan Etis
Studi keputusan etis berfokus kepada hubungan antara bermacam-macam ukuran dan perilaku terhadap bidang akuntansi. Bagian berikut menelaah studi representatif yang mengkaji: • Isu independensi • Pelanggaran lain kode etik dan perilaku profesional AICPA • Pendeteksian atas penipuan dalam laporan keuangan dan komunikasinya • Ketidakpatuhan pembayaran pajak • Perilaku disfungsional spesifik dalam profesi akuntansi. 4. Studi Etis Lintas Budaya Sebagian besar studi yang berhubungan dengan akntansi dan etika difokuskan kepada profesi akuntansi di Amerika serikat. Perbedaan budaya mungkin muncul diantara kelompok profesi akuntansi dari negara berbeda. Meskipun demikian, perbandingan antara profesi akuntansi di Amerika Serikat dengan kelompok lain dapat memberikan pemahaman yang berharga tentang penetapan standar organisasi internasional. Implikasi bagi Riset Mendatang
Ponemon dan Gabhart dalam bidang etika untuk auditor dan
akuntan mengakui bahwa keputusan-keputusan akuntan telah menjadi subjek dari bermacam-macam kelompok konstituen termasuk organisasi klien yang membayar pelayanan mereka, kantor akuntan profesional di mana karyawan menjadi anggota akuntan, profesi akuntan itu sendiri, dan publik umum. Tanggung jawab yang beragam ini menujukkan bahwa proses resolusi konflik etika akuntan mungkin tidak cukup sesuai dengan model pengambilan keputusan yang lebih umum dari Rest. Berdasarkan fakta bahwa mayoritas riset perilaku etis akuntan didasarkan pada teori moral reasoning dari Kohlberg (dan DIT yang berhubungan), maka adalah logis untuk memulai diskusi mengenai pertanyan etis tidak terpecahkan yang memengaruhi profesi akuntan dari titik ini. Kolhberg menyatakan bahwa individu bergerak disepanjang tahap seperti anak tangga, apakah hal ini mengimplementasikan bahwa bagi akuntan, tahap yang lebih tinggi merupakan tahap yang lebih disukai. Ringkasnya, banyak riset telah diselesaikan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan etika yang dihadapi oleh akuntan. Meskipun demikian, masih lebih banyak lagi yang masih perlu diteliti. Peneliti akuntansi keperilakuan beruntung menjadi bagian dari profesi yang kaya dalam masalah subjek dan ragam subjek. KESIMPULAN • Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan anatara yang etis dan tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik terdapat ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor, sehingga auditor dihadapkan kepada pilihan keputusan antara yang etis dan tidak etis. Penalaran moral (moral reasoning) dan pengembangan memainkan peran kunci dalam seluruh area profesi akuntansi. Konsep sosialisasi etis dalam profesi akuntansi secara khusus menjadi relevan. Berdasarkan studi keputusan etis, ditemukan bahwa akuntan dan auditor dengan tingkat moral reasoning lebih rendah lebih mungkin untuk melakukan perilaku yang disfungsional.