Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 15

AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Akuntansi Multiparadigma

Arfeny Oktantia Mariena


Frengky
Zely
BAB 16
ASPEK KEPERILAKUAN PADA ETIKA
AKUNTAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu
menjelaskan:
 Kasus korporasi.
 Dilema etika.
 Penalaran moral.
 Model pengambilan keputusan etis.
 Riset perilaku etis akuntan.
 Studi pengembangan etis.
 Studi keputusan etis.
 Implikasi bagi riset mendatang.
PENDAHULUAN
 Tujuan bab ini adalah menelaah pengembangan
riset mengenai perilaku etis akuntan dan
menyelidiki area potensial riset di masa
mendatang. Telaah ini memperluas riset
keperilakuan yang melibatkan etika akuntan,
tetapi tidak dimaksudkan untuk sepenuhnya
inklusif.
KASUS KORUPSI
 Beberapa kasus manipulasi keuangan yang merugikan pengguna laporan
keuangan telah melibatkan sejumlah akuntan publik.
 Akuntan yang seharusnya independen dalam menjalankan tugasnya ini, ternyata
sebagian besar melepaskan diri dari kode etik yang mengikat profesionalismenya.
 Kasus pelanggaran kode etik oleh akuntan yang paling fenomenal dan banyak
menyita perhatian adalah kasus Enron.
 Kasus serupa juga pernah terjadi di Indonesia, seperti yang terjadi pada kasus
Bank Duta (1990), kasus Bapindo (1994), kasus PT Kimia Farma Tbk. tahun 2001
yang melakukan markup laba neto dalam laporan keuangan tahun 2001, kasus
Bank Lippo yang menerbitkan laporan keuangan yang berbeda.
DILEMA ETIKA

Akuntan didalam aktivitas auditnya memiliki banyak hal yang harus


dipertimbangkan karena auditor mewakili banyak konflik kepentingan yang
melekat dalam proses audit. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika
ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut
independensi dan integritasnya dalam imbalan ekonomis yang mungkin
dijanjikan disisi lain. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit
karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan antara yang etis
dan tidak etis.
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ETIS

Banyak sumber berbeda telah menyajikan landasan konseptual tentang besaran riset
perilaku etis akuntan. Misalnya saja, kerangka kerja teoritis tentang pengambilan
keputusan etis dipinjam dari psikologi sosial. Pendekatan Kognitif Lingkungan
Terhadap Pengembalian Keputusan Etis Ketika banyak riset yang berhubungan dengan
perilaku etis individual untuk mengukur tingkat moral reasoning individual, telah
berkembang pendekatan tambahan yang membahas komponen lain dari model riset.
Misalnya, Delapan skala likert yang bipolar dibagi kedalam tiga dimensi, yaitu
keadilan moral, relativisme dan kontraktualisme, yang dimasukkan dalam ukuran.
ETIKA AKUNTAN
1. Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Publik
Kode etik akuntan 3. Integritas
Indonesia memuat 4. Objektivitas
delapan prinsip etika 5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
sebagai berikut. 6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
KODE ETIK AKUNTAN

 Pembahasan kode etik akuntan ini disarikan dari exposure draft kode etik
akuntan profesional yang dikeluarkan oleh komite etika Ikatan Akuntan
Indonesia tahun 2016.
 Kode Etik ini terdiri atas tiga bagian. Bagian A menetapkan prinsip dasar
etika profesional bagi Akuntan Profesional dan memberikan kerangka
konseptual yang akan diterapkan Akuntan Profesional.
 Bagian B dan Bagian C menjelaskan penerapan kerangka konseptual pada
situasi tertentu.
PERAN PENALARAN MORAL

Auditor harus mempertimbangkan


Penalaran moral (moral reasoning) dan
konsekuensi pengungkapan informasi
pengembangan memainkan peran kunci
yang berlawanan tentang klien yang
dalam seluruh area profesi akuntansi.
membayar audit fee mereka.

Ketika keputusan profesional didasarkan Akuntan yang dihadapkan dengan


pada keyakinan dan nilai individual, maka konflik etika tersebut harus
moral reasoning memainkan peranan memutuskan secara khusus
penting dalam keputusan akhir kesinambungan dari keseimbangan
seseorang. titik temu antara biaya dan manfaat
pada dirinya, orang lain, dan
masyarakat secara keseluruhan.
TEORI PENALARAN MORAL DARI KOHLBERG

Teori Penalaran Moral dari Kohlberg


• Kohlberg (1981) mendefinisikan penalaran moral sebagai penilaian
terhadap nilai, penilaian sosial, dan juga penilaian terhadap kewajiban
yang mengikat individu dalam melakukan suatu tindakan. Penalaran
moral dapat dijadikan prediktor terhadap dilakukannya tindakan tertentu
pada situasi yang melibatkan moral.
RISET PERILAKU ETIS AKUNTAN

• Studi pendidikan etika menyelidiki apakah pendidikan memengaruhi


1 keahlian moral reasoning siswa dalam program akuntansi.

• Studi pengembangan etika berusaha meningkatkan poin karier mereka.


2

• Studi penilaian etika mengkaji hubungan antara ukuran moral reasoning


3 dengan perilaku spesifik dalam akuntansi, auditing, atau perpajakan.

• Studi etika lintas budaya menyelidiki perbedaan dalam keahlian moral


reasoning dan/atau keputusan estika akuntan dari belahan dunia yang
4 berbeda.
IMPLIKASI BAGI RISET MENDATANG

 Banyak riset telah diselesaikan guna menjawab pertanyaan etika yang


dihadapi oleh akuntan.
 Meskipun demikian, masih lebih banyak lagi yang perlu diteliti. Peneliti
akuntansi keperilakuan beruntung menjadi bagian dari profesi yang kaya
dalam masalah subjek dan ragam subjek.
 Identifikasi yang kontinu dan eksplorasi terhadap masalah etika yang unik
dalam profesi akuntansi dapat memberikan pedoman bukan hanya untuk
mengembangkan model bidang yang spesifik, melainkan juga
pemahaman tentang pengambilan keputusan etis pada umumnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai