DOSEN
NAMA KELOMPOK 9
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit
A. Penerimaan Penugasan
Pada buku Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt jilid 1 edisi keempat yang berjudul
Auditing dasar-dasar audit laporan keuangan, setiap pelaku bisnis atau usaha selalu berkompetisi
dengan pelaku bisnis lainnya. Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam suatu audit
laporan, laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (menolak) suatu
kesempatan untuk menjadi auditor untuk klien yang baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor
bagi klien yang sudah ada. Pada umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah
dilakukan sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku yang akan diperiksa.
Dalam profesi akuntan publik, terjadi persaingan yang cukup ketat antar kantor akuntan publik
untuk mendapatkan klien. Bagi suatu kantor akuntan publik, klien bisa merupakan klien baru atau
klien lama (yang sudah ada) yang diharapkan akan melanjutkan memberikan penugasan audit pada
tahun atau tahun-tahun berikutnya. Pergantian auditor bisa terjadi karena bebagai alasan, yaitu:
Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit laporan keuangan
yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor memutuskan untuk menerima suatu penugasan
audit, maka auditor harus memikul tanggungjawab profesional terhadap masyarakat, klien, dan
perjanjian. Dalam perikatan audit, klien mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Klien
menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup
pekerjaan audit adalah pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit dari
calon klien atau untuk menghentikan atau melanjutkan perikatan audit dari klien berulang.
Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah:
Bagi klien yang pernah diaudit oleh auditor lain, pengetahuan tentang manajemen klien
yang dimiliki oleh auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi auditor pengganti.
Sebelum menerima penugasan, PSA No.16, Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan
Auditor Pengganti (SA 315.02), mengharuskan auditor pengganti untuk berkomunikasi dengan
kepada penasehat hukum, pejabat bank, pengganti manajemen yang diberitahukan di surat kabar
bisnis, review terhadap laporan audit tahun sebelumnya yang di simpan di Bapepam, dan pihak
lain dalam masyarakan keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.
Kamar Dagang Indonesian (KADIN) dapat juga di pakai sebagai sumber informasi untuk
harus mempertimbangkan secara cermat pengalaman hubungan kerja dengan manajemen klien di
masa lalu.Misalnya, auditor perlu mempertimbangkan adanya kekeliruan atau kecurangan dan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien yang ditemukan dalam audit atas laporan keuangan
tahun yang lalu. Dalam audit tahun lalu, auditor mengajukan berbagai pertanyaan kepada
manajemen tentang adanya hal-hal bersyarat, kelengkapan notulen rapat dewan komisaris,
Hal-hal yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk menerima penugasan dalam
Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan
penugasan audit. Standar tersebut menegaskan bahwa betapapun kemampuan seseorang dalam
bidang-bidang lain termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi
persyaratan yang dimaksud dalam standar tersebut. Ada dua langkah yang dilakukan untuk
Pengevaluasian Independensi
Standar umum kedua menuntut sikap mental independent auditor dalam melaksanakan
audit. Standar tersebut mengharuskan auditor besikap independent, artinya tidak mudah
Standar umum ketiga menyatakan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Surat penugasan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya. Surat ini berfungsi untuk
Lingkup audit, termasuk penyebutan undang – undang, peraturan, penyertaan dari badan
professional yang harus dianut oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan.
Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor untuk
akses ke berbagai catatan dokumentasi dan informasi lain yang diharuskan dalam kaitannya
dengan audit.
B. Perencanaan Audit
Tahap perencanaan audit merupakan suatu tahap yang vital dalam audit. Kesuksesan audit
sangat ditentukan oleh perencanaan audit secara matang. Perencanaan audit meliputi
sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dalam tahap pertimbangan penerimaan
kekeliruan dan ketidak beresan dan pelanggaran hukum klien dalam merencanakan audit.
Perencanaan audit biasanya dilakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun
buku klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses perencanaan auditing agar
Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengan tujuan untuk
mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor. Pemahaman tersebut akan digunakan untuk
merencanakan lingkup audit, memperkirakan masalah-masalah yang mungkin timbul dan
menentukan atau memodifikasi prosedur audit yang direncanakan. Hal yang berkaitan dengan
bisnis dan industri klien yang perlu dipahami auditor adalah sebagai berikut:
b. lokasi dan karakteristik operasi klien seperti metoda produksi dan pemasaran,
d. eksistensi ada tidaknya pihak terkait yang mempunyai hubungn erat dengan
Pemahaman auditor tentang bisnis klien dan industri klien dapat diperoleh melalui
Mereview kertas kerja tahun lalu. Dalam penugasan audit ulangan, auditor bisa
memperoleh pengetahuan tentang klien dengan mereview kertas kerja tahun lalu. Selain itu,
kertas kerja menunjukkan masalahmasalah yang mucul dalam audit pada tahun lalu yang
mungkin akan berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya. Bagi klien baru, kertas kerja yang
disusun auditor pendahulu bisa membantu. Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien
Dari peninjauan langsung ke pabrik, auditor akan mengetahui tata-letak pabrik, proses
operasi (produksi), fasilitas pergudangan, dan hal-hal yang bisa menimbulkan masalah. Selama
peninjauan ke kantor, auditor akan mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi catatan
mengenai bisnis dan industri klien. Komite audit juga bisa memberi informasi kepada auditor
Pertanyaan yang diajukan kepada manajemen bisa menyangkut mengenai luas dan saat
keterlibatan personil klien dalam pembuatan daftar-daftar dan analisis untuk auditor.
khusus dan dalam hal tertentu menetapkan perlakuan akuntansi khusus, untuk transaksi-transaksi
Kecurangan
SA Seksi 110 [PSA No.01] Tanggung Jawab dan Fungsu Auditor Independen,
audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan”. Seksi ini berfokuspada
auditor berkaitan secara khusus ke tindakan kecurangan yang berakibat terhadap salah saji materi
mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporankeuangan, berupa tindakan yang
disengaja atau tidak sengaja. Ada dua tipe salah saji yangrelevan dengan pertimbangan auditor
tentang kecurangan dalam pelaporan keuangan dankecurangan yang timbul dari perlakuan tidak
semestinya terhadap asset. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan
b) Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa,transaksi,
c) Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,klasifikasi,
d) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset (sering kalidisebut
berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai Standar Akuntansi Kuangandi Indonesia.
harga barang/uang, pencurian set, atau tindakan yang menyebab kanentitas membayar harga
termasuk pemalsuan tanda tangan. Kecurangan juga dapat disembunyikan melalui kolusi di antar
amenajemen, karyawan, atau pihak ketiga. Sebagai contoh, melalui kolusi, bukti palsu
bahwa pengendalian aktivitas telah didasarkan secara efektif dapat disajikan kepada auditor.
Pelanggaran Hukum
Istilah unsur tindakan pelanggaran hukum dalam SA Seksi 317 berarti pelanggaran
tindakan pelanggaran hukum oleh klien tidak termasuk pelanggaran perorangan yang dilakukan
olehmanajemen dan karyawan entitas yang tidak berkaitan dengan kegiatan bisnis entitas.Auditor
biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang dipahaminyasebagai hal yang dimiliki
pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah-jumlahyang disajikan dalam laporan
keuangan.
terjadinya pelanggaran, dan informasi lain yang cukup untuk mengevaluasi dampak unsur
daritingkat manajemen yang lebih tinggi daripada tingkat manajemen pelaku unsur
tindakan pelanggaran hukum. Jika manajemen tidak berhasil memberikan informasi dan keterang
anyang memuaskan tentang terjadinya atau tidaknya unsur tindakan pelanggaran hukum,
makaauditor harus melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien atau ahli lain tentang
penerapan hukum dan peraturan relevan dengan kondisi yang dihadapi sekaligus mengantisipasi
dampaknya terhadap laporan keuangan. Pertemuan konsultasi dengan penasihat hukum klien harus
.IAPI. Standar Profesional Akuntan Publik . 31 Maret 2011. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat
YKPN Yogyakarta