OLEH
Mengidentifikasi dan menilai faktor risiko yang relevan dalam menentukan apakah
auditor menerima (accept ) atau menolak (decline) penugasan audit tersebut. Jika ia
menjadi auditor pada tahun atau periode sebelumnya, berdasarkan penilaian
risikonya, ia harus menentukan untuk melanjutkan (continue) atau menolak (decline)
penugasan audit tersebut
Menyepakati dan mendokumentasikan syarat-syarat perikatan (terms of the
engagement).
Pada gambar 18-2 terdapat pertanyaan-pertanyaan yang digunakan sebagai dasar dari
keputusan menerima atau menolak penugasan. Apabila keputusannya menerima penugasan
maka ada kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan :
1. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh entitas sebelum penugasan di terima
sudah ada?
2. Apakah ada pembatasan dalam lingkup penugasan?
3. Apakah kedua pihak baik KAP dan entitas menyepakati syarat-syarat penugasan?
Jika semua kondisi tersebut dirasa sudah memenuhi, maka akan dikeluarkan surat atau akta
perikatan untuk di tandatangani. Dan dari setiap proses ini auditor harus
mendokumentasikan, apabila terdapat ancaman atau masalah dalam proses tersebut, dan
harus diselesaikan, maka auditor harus mendokumentasikan masalah atau ancaman
tersebut beserta penyelesaiannya.
ISA 210.3
Tujuan Auditor yaitu menerima dan melanjutkan penugasan audit hanya jika dasar untuk
melaksanakan penugasan sudah disetuji dengan:
Kebijakan dan prosedur yang di rancang KAP untuk memberikan asurans yang wajar bahwa
KAP hanya akan melangsungkan atau melanjutkan hubungan dan penugasan dalam hal KAP:
ISQC 1.27
ISQC 1.28
ISA 210.4
Prasyarat untuk audit - penggunaan oleh manajemen suatu kerangka pelaporan keuangan
yang dapat diterima dalam pembuatan laporan keuangan dan persetujuan manajemen atau
kalau perlu dengan TCWG mengenai premis.
ISA 210.12
Partner penugasan wajib meyakinkan bahwa prosedur yang tepat untuk menerima dan
melanjutkan hubungan dengan klien dan penugasan audit telah diikuti, dan berkewajiban
memastikan bahwa kesimpulan sudah tepat.
ISA 210.13
Jika partner penugasan memperoleh informasi yang menyebabkan KAP menolak penugasan
audit apabila informasi diterima sejak dini, dan wajib mengkomunikasikan informasi
tersebut secepatnya kepada KAP, sehingga KAP dan partner penugasan dapat mengambil
tindakan yang tepat.
SELAYANG PANDANG
Penilaian atas resiko penugasan di tahun pertama dan tahun – tahun selanjutnya ,
membantu memastikan bahwa KAP :
MENERIMA PENUGASAN
1. Penugasan audit?
- Apakah KAP dan anggota tim dapat memenuhi kewajiban etika dan
independensi ?
Untuk memastikan bahwa informasi yang diperoleh entitas memang akurat, lihat
keteresediaan informasi dari pihak ketiga untuk memvalidasi aspek penting dalam penilaian
risiko. Langkah ini dapat menghindari masalah di kemudian hari.
Butir pertimbangan
Sebelum menghubungi pihak ketiga untuk mengumpulkan infomasi mengenai calon klien,
pastikan bahwa semua partner menyadari dan memahami :
Untuk memastikan apakah prakondisi bagi suatu audit memang ada ,auditor wajib :
a) Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang digunakan membuat
laporan keuangan dapat diterima
b) Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia sadar dan memahami sepenuhnya akan
tanggungjawab berkenaan dengan :
I. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF yang diterapkan,
termasuk ketentuan mengenai penyajian yang wajarr
II. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen untuk
menyusun laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, apakah yang
disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan
III. Memberikan kepada auditor :
A. Akses kepada semua informasi yang diketahui manajemen adalah relevan
unuk membuat laporan keuangan , seperti catatan pembukuan ,
dokumentasi, dan lain-lain
B. Informasi tambahan yang dapat diminta auditor dari manajemen untuk
keperluan audit
C. Akses tanpa batas kepada orang orang di dalam entitas yan menurut
pendapat auditor diperlukan untuk mendapatkan bukti audit
Terjemahan dalam ISA 210 yang relevan dengan syarat perikatan audit
ISA 210.7
Jika manajemen atau TCWG membatasi lingkup kerja auditor dalam usulan surat perikatan
yang menurut auditor akan mengakibatkan penolakan opini atas laporan keuangan , auditor
tidak diperkenankan menerima penugasan dengan pembatasan , kecuali jika diharuskan
oleh ketentuan perundang – undangan
ISA 210.9
Auditor wajib menyepakai syarat – syarat dalam penugasan audit dengan manajemen atau
jika perlu dengan TCWG
a. Terjemehan diatas dapat memberikan kesan yang keliru. Seolah – olah ISA 210.9
memaksa auditor mencapai kesepakatan tentang syarat – syarat dalam penugasan
audit tanpa memperhatikan isi dari syarat – syarat tersebut. Tentunya tidak
demikian maksudnya
b. Yang dimaksudkan ISA 210.9 ialah : (A) auditor harus bekerja dengan aturan main
yang jelas dan benar. Oleh karena itu , auditor dan manajemen atau TCWG harus
menyepakati syarat – syarat penugasan dan menuangkannya dalam surat penugasan
audit (b) syarat – syarat penugasan harus sesuai dengan ketentuan ISAs dan ISQC
ISA 210.10
Syarat perikatan audit yang disetujui harus dicantumkan dalam suatu perikatan audit atau
bentuk perjanjian tertulis yang tepat dan harus memuat :
ISA 210.11
Jika undang – undang atau ketentuan perundang – undangan menetapkan dengan cukup
rinci syarat perikatan audit pada Alinea 10, auditor tidak perlu (mengulangi)
mencantumkannya dalam perjanjian tertulis, kecuali (menyebutkan) bahwa undang undang
atau ketentuan perundang – undangan itu berlaku dan manajemen mengakui dan
memahami tanggung jawabnya.
ISA 210.12
Apabila undang-undang atau ketentuan perundang-undangan menetapkan tanggungjawab
manajemen serupa dengan yang dijelaskan dalam alinea 6(b), auditor dapat berkesimpulan
bahwa ketentuan perundang-undangan tersebut setara dengan yang dinyatakan dalam
alinea 6(b) tersebut.
ISA 210.13
Dalam audit yang berulang, auditor wajib menilai apakah situasi mengharuskan syarat
perikatan audit direvisi dan apakah perlu mengingatkan kembali entitas itu akan syarat
perikatan audit yang ada.
ISA 210.14
Uditor tidak boleh menerima perubahan dalam syarat perikatan audit yang tidak beralasan.
ISA 210.15
Jika sebelum menyelesaikan perikatan audit, auditor diminta mengubah perikatan audit ke
perikatan yang mengisyaratkan asurans pada tingkat yang lebih rendah, auditor
berkewajiban memastikan apakah permintaan tersebut mempunyai alasan yang layak untuk
dipenuhi ( lihat alinea A32-A33).
ISA 210.16
Jika syarat perikatan audit diubah, auditor dan manajemen wajib menyepakati dan
mencatat syarat perikatan audit yang baru dalam surat perikatan audit atau bentuk
perjanjian tertulis yang tepat.
ISA 210.17
Jika auditor tidak dapat menyepakati perubahan syarat perikatan audit dan tidak
diperkenankan oleh manajemen untuk melanjutkan syarat perikatan audit semula, auditor
wajib:
a. Menundurkan diri dari perikatan audit jika pengunduran diri dimungkinkan oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
b. Menentukan apakah ada kewajiban, menurut perjanjian atau ketentuan lain untuk
melaporkan hal tersebut kepada pihak lain seperti TCWG, regulator atau pemilik.
Note: Alinea 18-22 dari ISA 210 berisikan pertimbangan-pertimbangan tambahan dalam
menerima penugasan. Contohnya, ketika standar laporan keuangan diikuti dengan
ketentuan tambahan oleh hukum atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka memastikan adanya pengertian yang jelas antara manajemen dan auditor
mengenai syarat-syarat perikatan audit, surat perikatan audit atau dokumen lainnya dinuat
dan disetujui oleh wakil dari manajemen senior.
Untuk menghindari kemungkinan salah pengertian, surat perikatan dibuat dan
ditandatangani sebelum penugasan dimulai.
LAMPIRAN
Kecuali jika kami menemukan kesulitan, yang tidak kami antisipasi pada saat ini, laporan
kami secara substansial akan dituangkan dalam bentuk sebagai berikut:
Audit kami dilaksanakan atas dasar bahwa Direksi dan Dewan Komisaris mengakui dan
memahami bahwa mereka bertanggung jawab:
a) Atas pembuatan dan penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai IFRS;
b) Atas pengendalian internal yang menurut manajemen diperlukan untuk membuat
laporan keuangan bebas dari salah saji material, apakah karena kecurangan atau
kesalahan; dan
c) Memberikan kepada kami:
i. Akses kepada semua informasi yang anda tahu adalah relevan untuk
membuat laporan keuangan seperti catatan pembukuan, dokumentasi dan
hal lain-lain
ii. Informasi tambahan yang kami minta untuk tujuan audit; dan
iii. Akses yang tidak terbatas kepada orang-orang di dalam perusahaan yang
menurut kami diperlukan untuk memperoleh bukti audit.
Sebagai bagian dari proses audit kami, kami akan meminta dari manajemen dan mereka
yang bertanggungjawab terhadap governance, penegasan tertulis tentang representasi yang
diberikan kepada kami sehubungan dengan audit ini.
Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf anda selama berlangsungnya audit kami.
Fee
Fee kami, yang akan dibebankan seiring dengan kemajuan pekerjaan, didasarkan pada
waktu yang diperlukan dari setiap orang yang ditugaskan ditambah out-of-pocket expenses.
Beban fee per jam berbeda, tergantung pada tingkat tanggung jawab serta pengalaman dan
keterampilan yang diperlukan.
Surat ini berlaku untuk periode yang akan datang kecuali jika penugasan ini diakhiri, diubah,
atau diganti dengan surat penugasan yang lain. Harap tanda tangani dan kembalikan
fotokopi surat ini, menyetujui bahwa surat ini sesuai dengan pemahaman anda mengenai
pengaturan audit kami atas laporan keuangan.
Hormat kami,
Dr. Anisa Usadhi
Kantor Akuntan Publik
Usadhi, Angie & Wilona
CONTOH KASUS
Jakarta - Setelah PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), kini giliran saham PT Bakrieland
Development Tbk (ELTY) yang sahamnya dibekukan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Alasannya lantaran belum menyampaikan laporan keuangan 2018.
Sebelumnya pada 27 Mei 2019 saham BTEL disuspensi oleh BEI. Alasannya lantaran laporan
keuangan perusahaan bermasalah.
Laporan keuangan BTEL selama 2 tahun bermasalah dan memperoleh opini disclaimer atau
tidak mendapatkan pendapat pada laporan keuangan 2017 dan 2018.
Melansir CNBC Indonedia, manajemen BTEL sudah menanggapi keputusan tersebut dan
menyampaikan bahwa opini disclaimer diberikan karena proses restrukturisasi Wesel Senior
oleh Bakrie Telecom Pte. Ltd belum selesai atau masih dalam tahap finalisasi.
Alhasil, KAP menilai perusahaan belum memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban
berdasarkan perjanjian perdamaian yang telah disahkan dalam proses Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 9 Desember
2014.
Manajemen perusahaan menambahkan bahwa aktivitas bisnis BTEL masih berjalan seperti
biasa dan terkait proses restrukturisasi tersebut, perusahaan terus menjalin komunikasi
dengan para kreditur agar dapat segera diselesaikan.
Sebagai informasi opini disclaimer umumnya diberikan ketika KAP merasa bahwa ruang
lingkup pemeriksaannya dibatasi sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan standar audit yang berlaku.
Alasan lainnya termasuk meragukan nilai yang disajikan pada laporan keuangan, perusahaan
sedang menjalani kasus hukum, dan atau auditor tidak yakin atas keberlangsungan bisnis
perusahaan di masa mendatang. (sumber: finance.detik.com)