Anda di halaman 1dari 24

TANGGUNG JAWAB AUDITOR MENERIMA DAN

MELANJUTKAN PENUGASAN

Ditulis oleh kelompok 1:


Fajri Ardiansyah
Harland Trinanda Ribsa

Progam Pendidikan Profesi Akuntansi


Universitas Andalas
Padang
2015

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang tanggung jawab auditor dalam menerima dan
melanjutkan penugasan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki kedepannya makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang tanggung jawab
auditor dalam menerima dan melanjutkan penugasan ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 30 Oktober 2015

Penyusun

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam era yang di mana auditor memiliki peran yang sangat vital pada saat
ini, auditor memiliki kewajiban dalam rangka menerima penugasan dari klien
baru (engagement acceptance) atau melanjutkan penugasan dari klien lama
(engagement continuance.
Makalah ini membahas kewajiban auditor dalam menerima atau melanjutkan
penugasan serta aturan aturan yang mengatur mengenai penugasan tersebut.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan ilmu bagi penulis dan pembaca kedepannya.
2. Sebagai tugas dari mata kuliah Auditing dalam Program Pendidikan
Profesi Akuntansi.
Manfaat:
1. Memberikan pengetahuan tentang kewajiban auditor dalam menerima dan
melanjutkan penugasan.
2. Mengetahui aturan-aturan dan standar mengenai tanggung jawab auditor
dalam menerima dan melanjutkan penugasan.

ISI
Tanggung jawab auditor dalam menerima dan melanjutkan penugasan
memiliki pertanyaan penting. Apakah auditor sebaiknya menerima atau menolak

penugasan? Atau jika ini merupakan perikatan ulangan, apakah auditor sebaiknya
melanjutkan atau menolak penugasan. Keputusan yang harus diambil auditor
adlaah mengenai (menerima/melanjutkan/menolak) penugasan, sebelum kedua
belah pihak mengikatkan diri dan masuk dalam perikatan.
Kewajiban auditor
1. Mengidentifikasi dan menilai faktor risiko yang relevan dalam
menentukan apakah auditor menerima (accept) atau menolak (decline)
penugasan audit tersebut. Jika ia menjadi auditor pada tahun atau periode
sebelumnya, berdasarkan penilaian risikonya, ia harus menentukan untuk
melanjutkan (continue) atau menolak (decline) penugasan audit tersebut.
2. Menyepakati dan mendokumentasikan syarat-syarat perikatan (terms of
engagement)
Yang menjadi acuan utama dalam membahas mengenai masalah menerima
dan melanjutkan penugasan auditor adalah ISA 210, 220, dan 300 serta ISQC 1
(International Standard on Qulaity Control).
Gambar 1
Kegiatan
Melakukan prosedur
pendahuluan sebelum
menerima/melanjutka
n/menolak penugasan

Tujuan
Putuskan apakah
auditor
menerima/melanjutka
n/menolak penugasan

Dokumentasi
Catat hasil inventarisasi
semua faktor risiko,
segala masalah yang ada
tentang independensi,
surat perikatan jika
menerima/melanjutkan

ISA 210.3
Tujuan auditor adalah menerima atau melanjutkan penugasan audit hanya jika
dasar untuk melaksanakan penugasan sudah disetujui dengan:

1. Memastikan bahwa prasyarat untuk suatu audit memang ada; dan


2. Menegaskan adanya pemahaman yang sama antara auditor dan manajemen
dan, jika perlu, dengan TCWG (Those Charged With Governance)
mengenai syarat-syarat penugasan audit.
KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menerima dan
melanjutkan hubungan dengan klien dan penugasan yang spesifik dengan klien
tersebut.
ISQC 1.26
Kebijakan dan prosedur itu dirancang KAP untuk memberikan asurans yang
wajar bahwa KAP hanya akan melangsungkan atau melanjutkan hubungan dan
penugasan dalam hal KAP:
1. Kompeten untuk melaksanakan penugasan dan mempunyai kemampuan,
termasuk sumber daya untuk itu.
2. Dapat mematuhi persyaratan/kewajiban etika yang relevan.
3. Telah mempertimbangkan integritas klien dan tidak mempunyai informasi
yang mengarah pada kesimpulan bahwa integritas klien dipertanyakan.
ISQC 1.27
Sebelum

auditor

menerima/melanjutkan/menolak

penugasan

tersebut,

terdapat kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dalam ISQC 1.27.


1. KAP memperoleh informasi yang menurutnya diperlukan dalam hal situasi
yang bersangkutan, sebelum menerima penugasan dari klien baru, ketika
memutuskan untuk melanjutkan penugasan yang adana, dan ketika
mempertimbangkan untuk melanjutkan penugasan baru dengan klien yang
sudah ada
2. Jika ada potensi benturan kepentingan dalam menerima penugasan dari
klien baru atau klien yang sudah ada, KAP harus memutuskan apakah
tepat menerima penugasan tersebut
3. Jika ditemukan adanya masalah-masalah, dan KAP harus memutuskan
menerima atau menlanjutkan hubungan atau penugasan tertentu, KAP
harus mendokumentasikan bagaimana masalah tersebut diselesaikan.

KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur untuk melanjutkan penugasan


dan hubungan dengan klien, mengani situasi di mana KAP memperoleh informasi
yang menyebabkan ia seharusnya menolak penugasan jika seandainya informasi
itu diterima lebih dini.
ISQC 1.28
Kebijakan dan prosedur tersebut harus meliputi pertimbangan mengeani,
1. Tanggung jawab profesional dan tanggung jawab hukum yang berlaku,
termasuk (jika ada) kewajban KAP untuk melaporkan orang yang memberi
penugasan,

kepada

otoritas

yang

ditetapkan

menurut

ketentuan

perundangan
2. Kemungkinan untuk mengundurkan diri dari penugasan atau dari
penugasan dan hubungan dari klien.
ISA 210.4
Preconditions for an audit (prasyarat suatu audit).
Penggunaan oleh manajemen suatu kerangka pelaporan keuangan yang
dapat diterima dalam pembuatan laporan keuangan dan persetujuan manajemen,
atau kalau perlu, TCWG mengani premis tentang bagaimana suatu audit
dilakukan.
ISA 210.12
Partner penugasan wajib meyakinkan bahwa prosedur yang tepat untuk menerima
dan melanjutkan hubungan dengan klien dan penugasan audit telah diikuti, dan ia
berkewajiban memastikan bahwa kesimpulan mengenai hal ini sudah tepat.
ISA 220.13
Jika partner penugasan memperoleh informasi yang menyebabkan KAP menolak
penugasan audit seandainya informasi itu diterima lebih dini, partner penugasan

wajib mengkomunikasikan informasi itu secepatnya kepada KAP, sehingga KAP


dan partner penugasan dapat mengambil tindakan yang tepat.
ISA 300.13
Auditor wajib melaksanakan kegiatan berikut sebelum memulai audit.
1. Melaksanakan prosedur yang diwajibkan oleh ISA 220 tentang penerimaan
hubungan klien dan tentang penerimaan penugasan yang spesifik.
2. Mengkomunikasikan dengan auditor terdahulu, dimana terjadi pergantian
auditor, sesuai dengan persyaratan/kewajiban etika yang relevan.

Jadi, salah satu keputusan terpenting yang dapat dibuat oleh KAP ialah
memutuskan untuk menerima/melanjutkan penugasan klien dan memutuskan
penugasan klien mana yang harus ditolak. Keputusan yang buruk mengenai hal
ini, akan menyebabkan masalah seperti waktu produktif yang tidak bisa
dibebankan kepada klien, fee atau imbalan yang tidak dibayar oleh klien, beban
psikologis tambahan bagi partner dan staf, rusak atau hilangnya reputasi, dan yang
terburuk kemungkinan KAP/partner/staf mengalami tuntutan hukum.
ISQC

dan

ISA

220

mewajibkan

KAP

mengembangkan,

mengimplementasikan, dan mendokumentasikan prosedur pengendalian mutunya


dalam kebijakan menerima dan mempertahankan klien. Idealnya, kebijakan dan
prosedur membahas hal-hal seperi: tingkat risiko, toleransi terhadap risiko, dan
ciri-ciri klien (seperti rendahnya integritas manajemen, industri berisiko tinggi,
atau perusahaaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa) yang tidak dapat
diterima oleh KAP
Sebelum KAP memutuskan untuk menerima atau mempertahankan suatu
penugasan, auditor harus:
1. Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan (financial
reporting framework) yang diusulkan atau yang digunakan entitas.
2. Menilai apakah KAP dapat mentaati ketentuan etika yang relevan

3. Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan


tanggung jawabnya berkenan dengan:
a. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF yang
diterapkan
b. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen
untuk menusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang
material, apakah yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.
c. Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi yang
relevan dan informasi yambahan yang diminta auditor, serta akses
tanpa batas kepada orang-orang di dalam entitas yang menurut
pendapat auditor diperlukan untuk mendapatkan bukti audit.
d. Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan. Ini

adalah

serangkaian prosedur yang serupa dengan prosedur penilaian risiko.


Penilaian atas risiko penugasan di tahun pertama dan tahun-tahun selanjutnya
membantu memastikan bahwa KAP:
1. Independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan
2. Kompeten untuk melaksanakan tugasnya dengan sumber daya yang
diperlukan dan dalam batas waktu yang tersedia
3. Bersedia menerima dan menganggung risiko audit. Ini meliputi penilaian
atas integritas manajemen dan sikap manajemen terhadap pengendalian
intern, tren industri, cukup tersedianya bukti audit yang tepat, dan faktor
lain seperti kemampuan (dan kemauan) klien membayar fee.
4. Tidak tahu atau tidak mempunyai informasi baru mengenai klien yang
dapat menyebabkan KAP menolak penugasan.
Sesudah diputuskan untuk menerima atau melanjutkan penugasan, maka
langkah selanjutnya ialah:
1. Memastikan apakah peryaratan awal atau prakondisi bagi suatu audit
memang ada.
2. Menegaskan pemahaman bersama antara auditor dan manajemen (dimana
perlu adanya TCWG) mengenai syarat-syarat perikatan audit.

MENERIMA PENUGASAN

Langkah pertama dalam proses menerima/melanjutkan klien adalah menilai


kemampuan KAP melaksanakan penugasan dan risiko terkait. Dalam penilaian
tersebut KAP harus dinilai berdasarkan 5 pertimbangan yaitu dinilai dari:
1. Penugasan audit
2. Apakah KAP mempunyai kompetensi, sumber daya, dan waktu yang
diperlukan?
3. Apakah KAP independen
4. Apakah risiko penugasan dapat diterima?
5. Apakah klien dapat dipercaya?
Pengecekan Latar Belakang
Untuk memastikan bahwa informasi yang diperoleh dair entitas memang
akurat, lihat ketersediaan informasi dari pihak ketiga untuk memvalidasi aspek
penting dalam penilaian risiko.
Sebelum menghubungi pihak ketiga untuk mengumpulkan informasi mengenai
calon klien, pastikan bahwa semua partner menyaadari dan memahami:
1.

Kebijakan KAP untuk menjaga kerahasiaan informasi klien dan calon

klien
2. Ketentuan perundangan mengenai hak dan kerahasiaan pribadi
3. Kode etik yang berlaku
Prakondisi untuk Suatu Audit (ISA 210)
Untuk memastikan apakah prakondisi bagi suatu audit memang ada, auditor
wajib:
1. Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang digunakana dalam
membuat laporan keuangan dapat diterima
2. Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia sadar dan memahami
sepenuhnya akan tanggung jawabnya berkenan dengan:
a. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF yang
diterapkan, termasuk ketentuan mengenai penyajian yang wajar.
b. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang
material, apakah yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.
c. Memberikan kepada auditor:

i.

Akses kepada semua informasi yang diketahui manajemen


adalah relevan untuk membuat laporan keuangan, seperti

ii.

catatan pembukuan, dokumentasi, dll.


Informasi tambahan yang dapat diminta auditor dari

iii.

manajemen untuk keperluan audit


Akses tanpa batas kepada orang-orang di dalam entitas
yang

menurut

pendapat

auditor

diperlukan

untuk

mendapatkan bukti audit.


Jika manajemen tidak mengakui tanggung jawabnya atau tidak bersedia
memberikan representasi tertulis, auditor tidak akan dapat memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat. Dalam keadaan ini, atau jika FRF tidak dapat diterima,
auditor diwajibkan oleh ISA 210 untuk menolak penugasan kecuali jika ia
diharuskan oleh hukum atau ketentuan perundang-undangan.

Menyepakati Syarat-syarat Perikatan

ISA 210.7
Jika manajemen atau TCWG membatasi lingkup kerja auditor dalam usulan
surat perikatan yang menurut auditor akan mengakibatkan penolakan opini atas
laporan keuangan, auditor tidak diperkenankan menerima penugasan dengan
pembatasan, kecuali jika diharuskan oleh ketentuan perundang-undangan.
ISA 210.9
Auditor wajib menyepakati syarat-syarat dalam penugasan audit dengan
manajemen atau jika perlu dengan TCWG.
ISA 210.10
Dengan memperhatikan alinea11, syarat perikatan audit yang disetujui harus
dicantumkan dalam surat perikatan audit atau bentuk perjanjian tertulis ang tepat
dan harus memuat:

a)
b)
c)
d)

Tujuan dan lingkup audit atas laporan keuangan


Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab manajemen
Penegasan mengenai kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan untuk

membuat laporan keuangan


e) Referensi atau acuan kepada bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan
auditor dan pernyataan bahwa ada keadaan atau situasi yang menyebabkan
laporan sebenarnya berbeda dari bentuk dan isi laporan yang diharapkan
ISA 210.11
Jika undang-undang atau ketentuan perundang-undangan menetapkan dengan
cukup rinci syarat perikatan audit pada alinea 10, auditor tidak perlu
mencantumkannya dalam perjanjian tertulis, kecuali menyyebutkan bahwa
undang-undang atau ketentuan perundang-undangan itu berlaku dan manajemen
mengakui dan memahami tanggung jawabnya seperti diatur dalam alinea 6(b)
ISA 210.12
Jika undang-undang atau ketentuan perundang-undangan menetapkan
tanggung jawab manajemen serupa dengan yang dijelaskan dalam alinea 6(b),
auditor dapat berkesimpulan bahwa ketentuan perundang-undangan tersebut setara
dengan yang dinyatakan dalam alinea 6(b) tersebut.
Untuk tanggung jawab semacam itu, auditor dapat menggunakan kata-kata
yang digunakan ketentuan perundang-undangan dalam perjanjian tertulis dengan
manajemen. Untuk tanggung jawab yang tidak diatur undang-undang, agar
dampakna sama (dengan tanggung jawab yang diatur) perjanjian tertulis harus
menggunakan deskripsi seperti di dalam alinea 6(b).
ISA 210.13
Dalam audit ang berulang auditor wajib menilai apakah situasi mengharuskan
syarat perikatan audit direvisi dan apakah perlu mengingatkan kembali entitas itu
akan syarat perikatan audit yang ada.
ISA 210.14

Auditor tidak boleh menerima perubahan dalam syarat perikatan audit yang
tidak beralasan
ISA 210.15
Jika sebelum menyelesaikan perikatan audit, auditor diminta mengubah
perikatan audit ke perikatan yang mengisyaratkan asurans pada tingkat yang lebih
rendah,auditor berkewajiban memastikan apakah permintaan itu mempunyai
alasan yang layak untuk dipenuhi.
ISA 210.16
Jika syarat perikatan audit diubah, auditor dan manajemen wajib menyeoakati
dan mencatat syarat perikatan audit yang baru dalam surat perikatan audit atau
bentuk perjanjian tertulis yang tepat.
ISA 210.17
Jika auditor tidak dapat menyepakati perubahan syarat perikatan audit dan
tidak diperkenankan oleh manajemen untuk melanjutkan syarat perikatan audit
semula, auditor wajib:
a) Mengundurkan

diri

dari

perikatan

audit

jika

pengunduran

diri

dimungkinkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku


b) Menentukan apakah ada kewajiban menurut perjanjian atau ketentuan lain,
untuk melaporkan hal tersebut kepada pihak lain, seperti TCWG, pemilik
atau regulator
Memutakhirkan Surat Penugasan
KAP mungkin menerima penugasan untuk beberapa periode audit, tentunya
dengan memperhatikan ketentuan tentang rotasi KAP. Jika tidak ada perubahan,
auditor wajib yang disepakati. Syarat-syarat ini dapat ditegaskan kembali, tanpa
perlu meminta surat perikatan audit baru untuk setiap periode audit. Namun surat
perikatan audit harus direvisi jika terjadi perubahan keadaan. Hal-hal ang
merupakan perubahan keadaan adalah:

a) Setiap perubahan syarat penugasan atau diperlukannya syarat penugasan


yang khusus untuk periode tersebut
b) Perubahan dalam senior management baru-baru ini
c) Perubahan signifikan dalam sifat atau ukuran bisnis dari entitas yang
bersangkutan
d) Perubahan signifikan dalam kepemilikan entitas
e) Perubahan dalam kewajiban hukum atau ketentuan perundang-undangan
f) Perubahan dalam FRF (financial reporting framework) yyang diadopsi,
dalam pembuatan laporan keuangan
g) Perubahan lain dalam kewajiban atau persyaratan pelaporan, dan
h) Adanya indikasi bahwa manajemen keliru memahami tujuan dan lingkup
audit
Perubahan Syarat Penugasan
Jika manajemen meminta perubahan dalam syarat perikatan audit, auditor perlu
mempertimbangkan apakah permintaan mempunyai dasar, dan apa implikasinya
terhadap lingkungan penugasan. Permintaan untuk mengubah syarat perikatan
audit, laak dipertimbangkan misalnya karena perubahan dalam situasi yang
dihadapi klien, atau kesalah pahaman mengenai sifat dari jasa yang diminta
sebelumnya.
Permintaan untuk mengubah syarat penugasan, tidak layak dipertimbangkan
jika dilatarbelakangi temuan atau issues yang timbul dalam audit. Misalnya,
temuan audit tidak mendukung pernyataan manajemen, ketidaksanggupan
memperoleh informasi audit tertentu atau bukti audit yang tidak memuaskan.
Contoh, auditor tidak berhasil memperoleh bukti audit yang cukup mengenai
saldo persediaan. Kemudiaan entitas meminta agar penugasan audit diganti
dengan penugasan review atau penelaahan uuntuk mengindari opini wajar dengan
pengecualiaan atau tidak memberikan pendapat.
Jika permintaan untuk merubah syarat penugasan memang layak, surat
penugasan baru dapat dibuat atau perjanjian tertulis lainnya diperoleh KAP.
Sebaliknya, jika auditor tidak dapat menyetujui perubahan syarat penugasan dan
tidak diizinkan oleh manajemen untuk melanjutkan audit dengan syarat semula,
auditor wajib:

a) Mengundurkan diri, jika memang dimungkinkan oleh hukum atau


ketentuan perundang-undangan
b) Memastikan apakah ada kewajiban berdasarkan kontrak atau kewajiban
lain, untuk melaporkan pengunduran diri KAP kepada pihak lain, seperti
TCWG, pemilik, atau regulator.

KASUS
Analisa Kasus Ocean Manufacturing Inc, The New Client Acceptance
Decision
Deskripsi Singkat Kasus
Kantor akuntan Barnes and Fischer adalah sebuah KAP menengah
nasional. Perusahaan tersebut menyediakan jasa auditing dan pajak, tetapi
sekarang juga telah sukses membangun jasa konsultasi sistem informasi sebagai
bisnis sampingan dari klien yang nonaudit dan untuk klien audit

yangtidak

dipublikasikan (private). Barnes and Fischer mendapat klien yang bergerak di


bidang manufaktur alat-alat rumagtangga.
Dan presiden perusahaan Ocean ingin menggunakan jasa akuntan dari
Barnes and Fisher untuk memberikan pendapat atas laporan keuangannya dan
juga membantu dalam meningkatkan sistem informasi yang ada di Perusahannya,
Beliau menjelaskan bahwa mengganti auditor dikarenakan untuk membangun
hubungan dengan KAP nasional lebih banyak lagi karena berencana menjadikan
perusahaan Ocean menjadi IPO dan menawarkan saham biasa beberapa tahun
kemudian.

Namun sebenarnya Barnes and Fischer ini belum pernah menangani


perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, karena selama ini klien auditnya
banyak yang bergerak padaindustri pelayanan kesehatan. Tapi partner auditor
merasa bahwa perjanjian sekarang ini dengan Ocean merupakan kesempatan yang
baik untuk memasuki pasar baru. Berbagai fenomena dalam perusahaan Ocean
diantaranya, pada bulan Oktober 2008, perusahaan melakukan pergantian vice
president operasi dan controller ang mengundurkan diri karena alasan pribadi,
direktur keuangan Ocean ragu-ragu ketika ditanya mengenai auditor sebelumnya,
dia hanya mengatakan bahwa pertukaran auditor dilakukan karena perusahaan
ingin listing pada tahun berikutnya, namun setelah ditelusuri pertukaran auditor
terjadi karena kompleksitas dengan sistem TI Ocean yang baru, dan kecendrungan
manajemen yang agresif dalam memenuhi kebutuhan kreditur. Di sisi lain,
tentunya terdapat beberapa resiko yang akan dihadapi oleh auditor dan
memastikan bahwa keputusan menerima klien harus benar-benar dipertimbangkan
dengan hati-hati.
Permasalahan 1
Identifikasi lima prosedur yang harus dilakukan oleh seorang auditor dalam
menentukan penerimaan klien!
Prosedur dalam penerimaan klien:
1. Mengevaluasi integritas manajemen
Auditor hanya akan menerima penugasan apabila terdapat jaminan yang
memadai bahwa manajemen klien bisa dipercaya. Apabila manajemen tidak
memiliki

integritas,

kemungkinan

besar

terdapat

kekeliruan

dan

ketidakberesan dalam proses akuntansi yang menjadi dasar penyusunan


laporan keuangan. Bagi klien baru, auditor bisa memperoleh tentang
integritas manajemen dengan bertanya pada auditor pendahulu
2. Mengidentifikasi keadaan-keadaan khusus dan risiko tidak biasa
Hal-hal yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk menerima
penugasan pada tahap ini antara lain:
a) Mengidentifikasi siapa pemakai

laporan

keuangan

auditan.

Tanggungjawab hukum auditor bisa berbeda-beda tergantung pada


siapa yang diperkirakan akan menjadi pemakai laporan keuangan
auditan. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan apakah

klien

merupakan

perusahaan

publik/privat.

Auditor

harus

mempertimbangkan apakah laporan audit yang biasa akan cukup


untuk memenuhi kebutuhan semua pemakaian laporan/apakah perlu
dibuat laporan khusus.
b) Memperkirakan adanya persoalan hukum dan stabilitas keuangan
klien
Apabila perusahaan klien pernah mengalami kesulitan karena adanya
gugatan hukum, dan apabila penggugat bisa menemukan alasan bahwa
ia dirugikan karena keputusan yang diambilnyadidasarkan pada
laporan keuangan , maka situasi demikian sangat mungkin akan
melibatkan auditor. Bila hal itu terjadi , maka auditor terancam untuk
membayar denda atas putusan pengadilan. Oleh karena itu, auditor
harus berusaha untuk mengidentifikasi dan menolak calon klien yang
memiliki risiko tinggi terkena gugatan hukum. Hal yang sama juga
perlu diperhatikan auditor, apabila calon klien menunjukkan
ketidakstabilan keuangan , seperti tidak mampu membayar utang yang
jatuh tempo.
3.Menetapkan kompetensi untuk melakukan audit
Auditor harus memastikan apakah mereka memiliki kompetensi professional
untuk menyelesaikan penugasan sesuai dengan standar auditing. Hal ini
menyangkut

penentuan

mempertimbangkan

berapa

jumlah

kebutuhan

amggota
akan

tim

audit.dan
spesialis.

Penetapan tim audit :


Seorang partner yang bertanggungjawab penuh dan merupakan

penanggungjawab akhir dari suatu penugasan.


Seorang manajer/lebih yang mengkoordinasi dan melakukan supervise

pelaksanaan program audit.


Seorang senio/ lebih yang bertanggungjawab atas sebagian program

audit dan melakukan supervise serta mereview pekerjaan staf asisten.


Staf asisten yang mengerjakan berbagai prosedur audit yang diperlukan.
Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan spesialis
Elemen pengendalian mutu yang berkaitan dengan konsultasi
menyatakan bahwa kantor akuntan public harus memilik kebijakan dan
prosedur untuk memperoleh jaminan memadai bahwa personil akuntan

public membutuhkan bantuan , sepanjang diperlukan , dari orang/


orang-orang

yang

memiliki

tingkat

pengetahuan

integritas,

kebijaksanaan, dan otoritas yang sesuai. KAP kadang-kadang merasa


perlu untuk menggunakan spesialis yang berasal dari luar KAP.
4. Mengevaluasi independensi
Persyaratan independensi tidak dapat dipenuhi , maka penugasan harus
ditolak atau calon klien harus diberi informasi bahwa apabila audit tetap
dilaksanakan , maka auditor akan memberikan pendapat menolak member
pendapat.
5. Menentukan kemampuan untuk bekerja dengan cermat dan saksama
Dua faktor penting dalam menentukan kemampuan untuk melaksanakan
kecermatan dan ketelitian adalah saat penunjukan dan penjadwalan pekerjaan
lapangan.Saat penunjukan, auditor secara dini oleh klien dan penerimaan
penugasan oleh auditor akan berpengaruh pada perencanaan audit, Sebaliknya
apabila penerimaan penugasan terjadi pada saat mendekati / sesudah akhir
tahun buku , auditor bisa mendapat berbagai hambatan dalam perencanaan
audit dan pelaksanaan pekerjaan lapangan , termasuk kemungkinan auditor
harus menggeser ke belakang prosedur-prosedur yang seharusnya dilakukan
pada tanggal neraca.
Dari kelima prosedur tersebut yang paling diperlukan adalah :
Mengevaluasi integritas manajemen, karena apabila dari manajemen suatu
perusahaan sendiri tidak benar, maka dapat dipastikan masih terdapat resikoresiko yang terjadi. Sehinggga mengevaluasi manajemen adalah hal yang
sangat diperlukan dalam prosedur penerimaan klien.
Permasalahan 2
Dengan menggunakan laporan keuangan Ocean, hitunglah rasio yang relevan
sebagai prosedur analitis untuk memahami klien, dan bandingkan dengan rasio
industri yang diberikan!
Berdasarkan data keuangan Ocean Manufacturing, Inc maka kita bisa
mendapatkan rasio keuangan sebagai berikut :
Keterangan

2006

2007

2008

ROE
ROA
Assets to Equity
Accounts

6,28%
3,39 %
1,85
14,02

7,11%
3,77%
1,88
13,11

8,94%
4,54%
1,97
11,69

Turnover
Average Collection 26,03

27,85

31,23

Period
Inventory Turnover
Day in Inventory
Debt to equity
Times
Interest

3,48
104,99
0,85
6,23

4,51
80,89
0,88
4,24

6,08
59,98
0,97
4,7

Earned
Current Ratio
Profit Margin

1,69
4,7%

1,92
6%

1,85
5,5%

Receivable

Berikut adalah data rasio keuangan industri


Keterangan
2007
ROE
28,50%
ROA
8,80%
Assets to Equity
3,06
Accounts Receivable 7,57

2008
22,10%
7,20%
3,59
8,14

Turnover
Average Collection 48,21

44,84

Period
Inventory Turnover
Day in Inventory
Debt to equity
Times
Interest

7,5
47,67
2,06
2,2

8,8
41,48
2,58
1,5

Earned
Current Ratio
Profit Margin

1,3
10%

1,2
9,80%

Jika rasio keuangan Ocean Manufacturing, Inc dibandingkan dengan rasio


keuangan industri maka diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Ocean Manufacturing, Inc mempunyai ROE yang relatif lebih rendah dari
industri sehingga dapat dikatakan kurang baik. ROE merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham
biasa maupun saham preferen. Jadi makin besar angka ROE semakin baik.

Namun rasio ROE Ocean Manufacturing, Inc dari tahun 2006-2008


mengalami kenaikan sehingga rasio ROE tersebut bisa dikatakan
membaik.
b) Ocean Manufacturing, Inc mempunyai ROA yang relatif lebih rendah dari
industri sehingga dapat dikatakan kurang baik.ROA menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan laba. Jadi makin besar angka ROA semakin baik.
Rasio ROA Ocean Manufacturing, Inc dari tahun 2006-2008 mengalami
kenaikan sehingga rasio ROA tersebut bisa dikatakan membaik.
c) Ocean Manufacturing, Inc mempunyai perputaran piutang yang relatif
lebih tinggi dari industri sehingga dapat dikatakan baik. Rasio ini
mengukur seberapa sering piutang usaha menjadi kas dalam setahun. Jadi
semakin besar angka rasio perputaran piutang semakin baik. Rasio
perputaran piutang Ocean Manufacturing, Inc mengalami kenaikan dari
tahun 2006-2008 sehingga bisa dikatakan membaik.
d) Ocean Manufacturing, Inc mempunyai rasio average collection period
yang relatif lebih tinggi dari rasio average collection period industri
sehingga dikatakan kurang baik. Rasio ini menggambarkan kemampuan
rata-rata perusahaan dalam menagih piutang yang dihitung dalam hari .
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin lama waktu yang diperlukan
untuk menagih piutangnya. Dengan kata lain kemampuan penagihannya
menjadi semakin kecil. Berarti jumlah dana yang terikat pada piutang
menjadi semakin besar, sehingga kebutuhan modal kerja pun meningkat.
e) Ocean Manufacturing, Inc mempunyai perputaran persediaan yang relatif
lebih rendah dari industri sehingga dapat dikatakan kurang baik.Rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa jauh efisiensi perusahaan dalam
mengelola dan menjual persediaannya (dalam bentuk produk jadi). Rasio
ini juga menggambarkan kecepatan perputaran persediaan, semakin besar
rasio semakin baik. Namun rasio perputaran persediaan Ocean
Manufacturing, Inc semakin membaik dari tahun ke tahun.
f) Ocean Manufacturing, Inc mempunyai profit margin relatif lebih rendah
dari industri sehingga dapat dikatakan kurang baik.Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau
keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan

antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Jadi semakin besar angka rasio profit margin semakin baik. Bila dilihat
dari tahun ke tahun rasio porfit margin Ocean Manufacturing, Inc
mengalami fluktuasi dimana tahun 2007 naik dan 2008 menurun.
g) Ocean Manufacturing, Inc mempunyai current ratio yang relatif lebih
tinggi dari industri sehingga dapat dikatakan baik. Rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Jadi
semakin tinggi angka current ratio semakin baik. Current rasio Ocean
Manufacturing, Inc dari tahun ke tahun juga berfluktuasi dimana 2007
naik dan 2008 menurun.
Permasalahan 3
Apasajakah faktor non keuangan yang harus dipertimbangkan sebelum menerima
Ocean sebagai klien?
Hal-hal non keuangan yang harus dipertimbangkan sebelum menerima Ocean
sebagai klien adalah:
Pergantian manajemen yang baru
Hal ini merupakan masalah yang harus diselidiki. Karena jika
menajemennya masih baru, dan memiliki pengalaman yang relevan sedikit
dapat membuat pekerjaan audit lebih lambat dan lebih sulit.
Sistem komputer yang rumit.
Sistem komputer yang rumit dapat menimbulkan beberapa masalah
untuk auditor. Misalnya, auditor mungkin akan mengalami kesulitan
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari sistem tersebut. Selain
itu tidak terdapatnya control yang memadai terhadap sistem itu akan
meningkatkan pengujian subtantif yang dibutuhkan.
Hubungan dengan pendahulu auditor.

Hal ini merupakan masalah yang perlu diselidiki juga. Karena hubungan
dengan pendahulu auditor bisa dikatakan tidak benar. Hal itu terbukti dari
pernyataan yang tertulis di kasus bahwa auditor sebelumnya tidak

memahami lingkungan bisnis Ocean dengan baik, sedangkan auditor yang


benar harus mengerti atau memahami mengenai lingkungan bisnis klien.
Permasalahan 4
A. Ocean ingin KAP membantu dalam meningkatkan sistem TI- nya, apa
keuntungan dan kerugian memiliki akuntan yang sama dalam menilai laporan
keuangan dan sistem TI perusahaan? Mengingat peraturan independensi auditor
saat ini, akankah KAP dapat membantu Ocean dalam kedua permasalahan
tersebut? Hubungkan dengan standar yang ada!
1. Menyediakan jasa konsultasi sistem dan auditing telah menjadi topik
perdebatan mengenai objektivitas dalam proses pengauditan. Dan
keuntungan dengan menerima penyediaan jasa auditing dan konsultasi
sistem adalah dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam menelaah
lebih dalam mengenai sistem pengendalian yang ada dalam bisnis klien
dan tentunya adanya tambahan pendapatan yang diperoleh. Namun
kelemahannya bila bila Barnes and Fischer menerima menyediakan kedua
jasa tersebut adalah terjadinya penurunan objektivitas dan independensi
nantinya dalam proses pengauditan.
2. Berdasarkan Sarbanes-Oxley Act of 2002, auditor tidak diperbolehkan
untuk memberikan konsultasi sistem terhadap klien audit. Mendesign dan
mengimplementasikan sistem informasi keuangan tidak diterima sebagai
jasa konsultasi untuk perusahaan go public yang dimana merupakan
subjek pada Sarbanes-Oxley. Dan dalam kasus disebutkan bahwa
Ocean.inc berencana untuk menjadi perusahaan IPO, hingga rencana
tersebut akan direalisasi tentunya Ocean.Inc masih tergolong perusahaan
privat dan merupakan pokok bahasan dalam AICPA code of professional.
Dalam AICPA mengatakan bahwa mengimplementasikan sistem masih
diperbolehkan namun mendesign sistem keuangan tidak diperbolehkan
karena dapat menurunkan independen dan objektivitas auditor. Dan aturan
tersebut terdapat dalam AICPA 5 101-3-Performance of nonattest services.

B. Sebagaimana dijelaskan dalam kasus, salah satu partner KAP memiliki


kepemilikan saham dalam Ocean Manufacturing, apakah hal ini merupakan
pelanggaran independensi auditor sesuai dengan AICPA?
Menurut kelompok kami situasi tersebut tidak melanggar AICPA code of
professional Conduct karena dalam AICPA pada 101- Interpretation of Rule
101 mengenai independensi dapat menurun apabila had or was committes to
acquire any direct or material indirect financial interest in the client namun
dijelaskan lagi pada poin ke empat bahwa dianggap dapat menurunkan
indepensi jika memiliki 10% sekuritas modal yang beredar. Sedangkan partner
yang memiliki investasi tersebut hanya memiliki 6% atas saham yang dimiliki
oleh venture capital fund. Selain itu partner tersebut berada di luar kantor yang
menangani Ocean.inc dan tidak ada pada saat pembuatan perjanjian audit
sehingga tidak mempengaruhi perjanjian yang ada.
Permasalahan 5
A. Buatlah memo kepada partner untuk membuat rekomendasi diterima atau
tidaknya Ocean sebagai klien!
Memo Audit
Subject

penerimaan

Keputusan
klien

baru

mengenai No : 001
(Ocean

Manufacturing, Inc)
References : Laporan Keuangan dan Date Issued : 31 Januari 2009
Informasi

ManajemenOcean

Manufacturing, Inc
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak manajemen dan laporan
keuangan dari Ocean Manufacturing, Inc maka dari hasil tersebut saya selaku
manajer audit dari KAP Barnes and Fischer wilayah Pasific Northwest
menyatakan bahwa Ocean Manufacturing, Inc mempunyai masalah dalam
penerapan sistem teknologi informasi yang baru. Selain itu klien juga mempunyai
masalah dalam laporan anggaran manajemen internal, laporan status persediaan,
dan penagihan piutang yang sering terlambat dan tidak akurat.
Berdasarkan permasalahan diatas maka saya memberikan rekomendasi
untuk menerima Ocean Manufacturing, Inc sebagai klien audit dikarenakan

sebagai profesional audit, masalah dan risiko yang ada pada klien merupakan
tugas bagi kami untuk membantu klien menyelesaikan masalah tersebut.
Pasific Northwest, 31 Januari 2009
Manajer Audit Barner and Fischer
wilayah Pasific Northwest
Kami memberikan rekomendasi untuk diterima karena setiap klien pasti memiliki
masalah dan risiko yang dihadapi oleh karenanya sebagai profesional audit tidak
mungkin kita akan menerima klien yang sempurna/tidak ada permasalahan.
Keputusan penerimaan klien ini juga ditentukan dari pertimbangan profesional.
B. Identifikasi lima atau enam faktor yang merupakan dampak yang akan terjadi
jika menerima Ocean Manufacturing Inc sebagai klien.
a. Sebagai sebuah hasil dari implementasi IT terbaru dari perusahaan Ocean,
beberapa proses pengauditan tidak pernah terselesaikan dengan sukses.
Auditor butuh menentukan bagaimana mencapai suatu kenyamanan pada
suatu item dimana audit secara tradisional tidak terpelihara. Auditor
memungkinkan untuk mengumpulkan bukti dengan melihat kembali pada
periode terjadinya data yang hilang dapat menggunkan data sebelum dan
sesudah perincian dari proses penghauditan. Prosedur analitis digunakan
untuk menguji kebijakan yang mungkin lebih penting selama perincian
proses audit.
b. Sebagai hasil dari implementasi Ocean terkini, salah saji material yang
beresiko tinggi terdapat pada persediaan, biaya akumulasi, tagihan piutang
lama, perkiraan gaji, dan utang. Prosedur subtantive yang berhubungan
dengan ukuran sample yang besar akan memainkan peran yang penting
pada area tersebut, dengan penekanan pada pengujian detail saldo.
c. Pengendalian

internal

terlihat

menjadi

berkurang.

Dan

auditor

kemungkinan besar dengan berat hati mengandalkan pada prosedur


subtantive. Prosedur tersebut memiliki impliksi pada anggaran pegawai
dan biaya audit.

d. Perputaran akun piutang, ketika baik adalah memburuk. Ini berarti auditor
harus memberikan perhatian pada penilaian akun piutang.
e. Perputaran persediaan, ketika masih relatif rendah dalam industri, dan
kemudian meningkat secara dramatis setelah tiga tahun. Hal ini bisa terjadi
selama manajemen persediaan berjalan efektif, tetapi bisa juga terjadi
salah saji dalam akun persediaan. Dan sebaiknya auditor memberikan
penekanan pada kelengkapan, penilaian, dan akurasi. Dan dikarenakan
klien kali ini bergerak pada bidang manufaktur dengan saldo persediaan
yang relatif besar, maka audit pada persediaan akan menjadi fokus utama.

Anda mungkin juga menyukai