Anda di halaman 1dari 16

INTERNAL AUDITING

PERTEMUAN KE-5

Oleh : Hana Fadhilah, S.E., M.Si


TEMUAN AUDIT DAN
PERANCANGAN REKOMENDASI
PENGERTIAN TEMUAN AUDIT
Temuan Audit : Hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan
tentang fakta, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Temuan audit yang bersifat negatif (eksepsi/defisiensi)


merepresentasikan area yang memiliki tingkat risiko yang tinggi,
sehingga auditor menyertakan rekomendasi untuk memperbaiki
pengendalian/sistem/operasional organisasi.

Dalam pelaporan hasil audit, baik temuan yang bersifat positif


maupun yang bersifat negatif harus disajikan secara berimbang/
proporsional.
KARAKTERISTIK TEMUAN NEGATIF
Karakteristik temuan eksepsi/defisiensi yang layak untuk
dilaporkan adalah sbb :
a. Signifikan dan didukung oleh bukti audit (fakta dan bukan
opini).
b. Objektif dan relevan dengan masalah yang dihadapi.
c. Mendukung kesimpulan yang logis, beralasan dan dapat
mendorong manajemen untuk melakukan tindak lanjut
berdasarkan hasil audit.
d. Mungkin tidak signifikan, tetapi menunjukkan gejala masalah
yang potensial terjadi di masa depan. Pelaporan secara
lisan, diskusi dengan manajemen auditee dan memastikan
tindak lanjut manajemen sebagai langkah preventif atau
detektif, merupakan bentuk penanganan yang dapat
diterima atas temuan audit yang dimaksud.
BAGAIMANA TEMUAN AUDIT DIKEMBANGKAN?
Temuan audit dihasilkan dari proses perbandingan antara
kriteria (praktik yang diharapkan) dengan kondisi
(fakta/keadaan sebenarnya), berikut penyebab terjadinya
perbedaan serta akibat yang mungkin ditimbulkannya.
Langkah terakhir yang dapat diambil oleh auditor berkenaan
dengan hal tersebut adalah menyusun rekomendasi yang
akan diberikan kepada manajemen berdasarkan temuan audit
tersebut.
KONDISI
Kondisi : Keadaan/kejadian sebenarnya yang ditemukan auditor
selama proses audit dilaksanakan dan diselesaikan.

Keadaan/kejadian yang dimaksud dapat berupa pelaksanaan


prosedur kerja secara aktual, situasi operasional, kondisi aset,
jumlah yang sebenarnya tercatat, dll.

Kondisi merupakan inti dari temuan audit, oleh karena itu harus
didasarkan kepada bukti audit yang kompeten, relevan, lengkap,
dan bermanfaat.

Auditee mungkin dapat tidak setuju dengan kesimpulan dan


interpretasi auditor, tetapi dia tidak dapat menyangkal fakta
yang mendasari suatu kondisi.
KRITERIA
Kriteria (Praktik yang Diharapkan) : Kebijakan, prosedur,
standar, hukum/regulasi yang ditetapkan dan harus dipatuhi
oleh auditee.

Kriteria yang digunakan harus menggambarkan :


a. Tujuan yang ingin dicapai manajemen
b. Kualitas pencapaiannya

Praktik yang diharapkan mengacu kepada prosedur kerja yang


lengkap dan dirancang untuk mencapai tujuan, serta bersifat
mengikat untuk dipatuhi.
PENYEBAB
Penyebab : Suatu kondisi yang mengindikasikan mengapa
masalah tersebut terjadi (atau alasan yang rasional atas
terjadinya perbedaan antara kondisi dengan kriteria).

Bila penyimpangan dapat diidentifikasi dan penyebabnya


diketahui, maka solusi alternatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi dapat disusun sehingga tindakan korektif oleh
manajemen terfokus kepada upaya mengatasi masalah tersebut.
AKIBAT
Akibat : Dampak aktual atau potensial yang berkenaan dengan
kondisi yang ditemukan (terutama kondisi yang tidak sesuai
dengan kriteria).

Unsur temuan audit ini diperlukan untuk meyakinkan


manajemen bahwa bila kondisi yang tidak diinginkan dibiarkan
akan mengakibatkan kerugian yang signifikan, sehingga
manajemen terdorong/memiliki dasar untuk melakukan
tindakan korektif.
REKOMENDASI
Rekomendasi : Solusi atau saran alternatif untuk
menyelesaikan/mengatasi masalah tertentu yang dideskripsikan
dalam setiap unsur temuan audit.

Rekomendasi harus bersifat :


1. Fisibel
2. Operasional
3. Spesifik
4. Mengidentifikasi subjek yang bertanggung jawab untuk
melakukan tidak lanjut

Kesimpulan/pendapat harus menempatkan berbagai temuan


audit dalam perspektif yang didasarkan kepada implikasi
dari temuan audit tersebut secara keseluruhan.
REKOMENDASI
Manajemen dan auditee berkewajiban untuk memperhatikan/
memberikan tanggapan atas temuan audit, tetapi tidak harus
menerima setiap rekomendasi auditor.

Faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor :


a. Berdasarkan pertimbangan profesional, rekomendasi
tersebut dapat mengatasi masalah.
b. Manajemen atau auditee mampu mengimplementasikan
rekomendasi yang diberikan oleh auditor.
c. Rekomendasi harus sesuai dengan sifat operasi auditee.
d. Rekomendasi harus mempertimbangkan asas biaya-manfaat.
e. Rekomendasi harus merepresentasikan jangka waktu dalam
menyelesaikan/mengatasi masalah.
REKOMENDASI
Sebelum laporan audit tertulis diterbitkan, auditor internal perlu
mendiskusikan temuan audit termasuk rekomendasinya dengan
tingkatan manajemen yang tepat.

Diskusi tersebut dapat membantu untuk menghindari


kesalahpahaman/perbedaan interpretasi atas fakta, serta untuk
memperkuat hubungan kemitraan.
CONTOH KASUS
Data di bawah ini dikumpulkan oleh auditor internal selama field
work pada fungsi Piutang (Receivale) khususnya yang berkenaan
dengan meningkatnya jumlah Beban Piutang Tidak Tertagih
(Bad Debt Expenses). Guna penyusunan laporan atas temuan
audit, data di bawah ini menggambarkan temuan audit yang
meliputi kondisi, kriteria, penyebab dan akibat, yaitu :
1) Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya
besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer
Kredit.
2) Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bagian Penjualan
mengabaikan pedoman kredit pada saat melakukan transaksi
dengan pelanggan.
3) Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak
tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya
didistribusikan kepada Bagian Akuntansi saja.
CONTOH KASUS
4) Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan
kredit yang baru.
5) Bagian Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih
meningkat sampai 7% untuk tahun berjalan.
6) Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp
850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit.
7) Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria
untuk mengurangi/menekan jumlah piutang tak tertagih yang
dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh
beberapa petugas Bagian Penjualan justru meningkat,
padahal sumber tagihan yang dihapus-bukukan berasal dari
petugas-petugas yang dimaksud.
8) Bagian Kredit menggunakan kebijakan manajemen untuk
melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan
yang ada.
CONTOH KASUS
9) Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan
direview sebelum memberikan tambahan kredit kepada
pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih
memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi
sebelumnya).
10) Untuk mengurangi biaya, penggunaan Laporan Kredit dari
pihak luar (sebagai alat penelusuran mengenai track record
dan kemampuan bayar calon pelanggan)
dihentikan/ditiadakan.
11) Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bagian Kredit
(dengan alasan untuk mengurangi belanja pegawai), tagihan-
tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci).
12) Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan
pemberian kredit tidak perlu dilakukan secara ketat sebab
akan menghambat kinerja penjualan.
CONTOH KASUS
Diminta :
1. Klasifikasikan ke-12 (keduabelas) item data tersebut di atas
ke dalam unsur-unsur Temuan Audit yang terdiri atas :
- Kondisi (3 item)
- Kriteria (3 item)
- Penyebab (3 item)
- Akibat (3 item)
2. Uraikan rekomendasi Anda berdasarkan temuan audit
tersebut !

Anda mungkin juga menyukai