Anda di halaman 1dari 18

TEMUAN AUDIT

KELOMPOK 5

1. C H A N D R A P U T R A W I N A H Y U C0C017004
2. R U D I P R A S E T I AWA N C0C017006
3. R I M B A N U R H AYA T I C0C017015
4. B U N G A M I L E N I A S A D LY C0C017027
5. R I K A I N D A H N O V I A N T I K A C0C017028
6. D I A H W I N A C0C017034
7. D I M A S P R A S E T YA C 0 C 0 1 7 0 4 6
8. A M I L I A D W I R I A N T I N I N G S I H C0C017050
9. K R I S D A N A B I N T A N G W C0C017060
PENGERTIAN TEMUAN AUDIT
Temuan audit adalah masalah-masalah material yang ditemukan selama audit
berlangsung, yang pantas untuk dikonfirmasikan dengan entitas yang diaudit
karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja-
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
SIFAT TEMUAN AUDIT
Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran misalnya temuan
tersebut dapat menggambarkan :
1. Tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan
2. Tindakan yang dilarang
3. Tindakan tercela
4. Sistem yang tidak memuaskan
SIFAT TEMUAN AUDIT
Temuan-temuan audit yang dapat dilaporkan adalah sebagai berikut:
1. Temuan tersebut cukup signifikan sehingga layak untuk dilaporkan kepada
manajemen
2. Temuan tersebut didokumentasikan dengan fakta, bukti yang memadai,
kompeten dan relevan
3. Secara obyektif dibuat tanpa bias atau prasangka
4. Relevan dengan masalah-masalah yang ada
5. Cukup menyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
SIFAT TEMUAN AUDIT
1. Tingkat signifikansi, setiap temuan mencerminkan tingkat kerugian atau risiko
aktual atau potensinya masing-masing, auditor internal harus
mempertimbangkannya sebelum mengomunikasikannya dengan manajemen.
2. Temuan-temuan tidak signifikan, seperti kesalahan klerikal yang dialami
organisasi tidak memelurkan tindakan formal.
3. Temuan-temuan kecil, perlu dilaporkan, walaupun tidak mengganggu tujuan
operasi organisasi, namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh
manajemen.
4. Temuan-temuan besar, temuan yang akan menghalangi pencapaian tujuan
utama suatu organisasi.
ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT

1. Kriteria

Temuan Audit 2. Penyebab

3. Dampak
1. KRITERIA
Pengembangan temuan audit harus mencakup 2 elemen penting dalam konsep
kriteria, yaitu :
1. Tujuan dan sasaran, bisa mencakup standar-standar operasi, yang
mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk yang dicapai operasi
yang di audit
2. Kualitas pencapaian mengenai apa yang ingin dicapai oleh organisasi,
apakah sudah efektif atau belum
2. PENYEBAB
Proses menentukan penyebab :
a) Kumpulkan fakta-fakta
b) Identifikasikan masalah, cari penyimpangan yang terjadi
c) Jelaskan hal-hal utama dari masalah
d) Uji penyebab-penyebab yang mungkin, yaitu hal-hal yang sepenuhnya menjelaskan
penyimpangan
e) Tetapkan tujuan potensial tindakan perbaikan
f) Bandingkan tindakan alternatif dengan tujuan-tujuan
g) Pikirkan keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang telah dipilih.
h) Apakah kondisi tersebut mitigasi?
i) Rekomendasikan control untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-benar telah
dilakukan
3. DAMPAK
Dampak merupakan elemen yang dibutuhkan untuk
meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat yang
lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak diinginkan, jika
dibiarkan terus terjadi akan berakibat buruk dan
memakan biaya besar daripada tindakan yang
dibutuhkan untuk memperbaiki masalah tersebut.
CIRI-CIRI TEMUAN AUDIT YANG BAIK
1. Temuan audit harus didukung bukti yang memadai
2. Temuan audit harus penting (material)
3. Temuan audit harus mendukung unsur temuan (kondisi,
kriteria, dan sebab-akibat)
PENCATATAN TEMUAN AUDIT DAN KEAHLIAN
KOMUNIKASI
Aktivitas pencatatan temuan audit merupakan contoh laporan, yang sesuai dengan
tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk :
a) Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab
b) Memberikan nomor identifikasi untuk temuan dan rujukan untuk kertas kerja
pendukung
c) Memberikan pernyataan singkat mengenai kondisi
d) Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi
e) Menunjukan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari suatu yang
ditemukan pada audit sebelumnya
f) Menyatakan arah, prosedur atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan
tersebut
g) Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan
CONTOH KASUS
• Data di bawah ini dikumpulkan oleh auditor internal selama field work pada fungsi Piutang
(Account Receivable) khususnya yang berkenaan dengan meningkatnya jumlah Beban Piutang
Tidak Tertagih (Bad Debt Expenses). Guna penyusunan laporan atas temuan audit, data di
bawah ini menggambarkan temuan audit yang meliputi kondisi, kriteria, sebab dan akibat, yaitu
:
• Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh
persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
• Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit pada
saat melakukan transaksi dengan Pelanggan.
• Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu
disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
• Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
• Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% untuk tahun
berjalan.
• Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun
fiskal yang diaudit.
• Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah
putang tak tertagih yang dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa
petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan
berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
• Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit
untuk semua tagihan yang ada.
• Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan
kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang
kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
• Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran
mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan.
• Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk mengurangi
belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci).
• Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat
sebab akan menghambat kinerja penjualan.
• Diminta :
• Klasifikasikan ke-12 (keduabelas) item data tersebut di atas ke dalam unsur-unsur Temuan
Audit yang terdiri atas : Kondisi (3 item) ; Kriteria (3 item) ; Penyebab (3 item), dan ; Akibat (3
item)
• Uraikan rekomendasi Anda berdasarkan temuan audit tersebut !
JAWABAN
• Kondisi
• Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu
disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
• Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
• Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat
sebab akan menghambat kinerja penjualan.
• Kriteria
• Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh
persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
• Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit
untuk semua tagihan yang ada.
• Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan
kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang
kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
• Sebab
• Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit pada
saat melakukan transaksi dengan Pelanggan.
• Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran
mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan.
• Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk mengurangi
belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara selintas (tidak rinci).
• Akibat
• Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% untuk tahun
berjalan.
• Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun
fiskal yang diaudit.
• Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah
putang tak tertagih yang dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa
petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan
berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
• Rekomendasi
• Tingkatkan supervisi terhadap proses transaksi untuk mendorong dipatuhinya kebijakan dan
prosedur penjualan kredit.
• Sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah staf pegawai di Bag. Kredit, Manajemen
sebaiknya memberikan tangungjawab tambahan kepada Staf di Bag. Kredit untuk melakukan
analisis umur piutang/kredit setiap pelanggan/debitur dengan status open-account (sebagai
Pengendalian Pengganti dari mekanisme review atas catatan pembayaran debitur/pelanggan
pada periode berjalan)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai