Anda di halaman 1dari 18

Niswatul Amalia

(21601082157)
z
TEMUAN AUDIT
z
Sifat Temuan Audit

Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima disebut


temuan audit (audit findings). Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan
ukuran. Misalnya :
 Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan
 Tindakan-tindakan yang dilarang
 Tindakan-tindakan tercela
 Sistem yang tidak memuaskan
 Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan
Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai “kekurangan”, banyak organisasi
audit internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif. Kata-kata seperti “kondisi”
dianggap lebih nyaman dan tidak memberi ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan
defensif di pihak klien.
Standar

SPPIA (Standards for the Professional Practice of Internal Auditing)


dalam Standar 2310 menyatakan :
Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal,
relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan.
z
Saran-saran Perbaikan

Auditor juga menghadapi transaksi atau kondisi yang mungkin secara


intrinsik tidak salah, tetapi bisa ditingkatkan. Untuk membedakan temuan-temuan audit
dari saran-saran perbaikan, auditor harus menanyakan apakah kondisi tersebut
bertentangan dengan beberapa kriteria yang dapat diterima, atau jika bisa diterima
tetapi bisa diperbaiki karena ada pengetahuan baru mengenai subjek tersebut.
Temuan-temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan. Manajer operasi
bisa tidak diberikan pilihan apakah harus atau tidak harus melakukan tindakan tersebut.
Disisi lain, sebuah saran untuk memperbaiki suatu kondisi, yang tidak melanggar aturan
atau kriteria yang telah ditetapkan, merupakan masalah lain. Pada kasus ini manajer
harus memiliki hak untuk memutuskan apakah harus mengimplementasikan saran
tersebut atau tidak.
z
Temuan-temua Audit yang dapat Dilaporkan

Temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah :


 Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen
 Didokumentasikan dengan fakta, dan dengan bukti yang memadai,
kompeten, dan relevan
 Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
 Relevan dengan masalah-masalah yang ada
 Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
z
Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan

Auditor internal membuat dan melaporkan temuan-temuan audit, maka harus


mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

 Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis.

 Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti.

 Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja


tersebut tidak mutlak harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.

 Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit.


z
Menambah Nilai

Definisi terbaru mengenai audit internal secara khusus menyebutkan


penambahan nilai. Salah satu cara auditor internal menambah nilai adalah
dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka berikan
jelas berdampak positif bagi organisasi. Auditor internal tidak hanya harus
yakin bahwa pekerjaan mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi
tujuan dan kesuksesan organisasi, mereka juga harus yakin bahwa
kontribusi tersebut dipahami dan dinilai oleh yang lain.
Auditor internal akan meningkatkan citra mereka sebagai penambah nilai,
bukan sebagai pemakan sumber daya. Disepanjang tahapan temuan audit,
penting bagi auditor internal untuk tetap fokus menyediakan aktivitas-
aktivitas dan jasa-jasa bernilai tinggi.
z
Tingkat Signifikansi

Temuan-temuan audit dapat diklasifikasikan menjadi :


1. Temuan-temuan tidak signifikan, semacam kesalahan klerikal yang
dialami semua organisasi, tidak memerlukan tindakan formal.
2. Temuan-temuan kecil, perlu dilaporkan karena bukan semata-mata
kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, akan
berlanjut sehingga merugikan.
3. Temuan-temuan besar, adalah temuan yang akan menghalangi
pencapaian tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam
organisasi.
z
Elemen-elemen Temuan Audit

Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan; kriterianya harus dapat
diterima; dan logika yang digunakan juga harus meyakinkan. Jika temuan yang
dikembangkan memenuhi semua standar audit yang dapat diterima, maka temuan tersebut
akan menjadi logis, wajar, dan meyakinkan.

Temuan audit harus mencakup beberapa elemen, yaitu :


 Latar Belakang, juga bisa mengidentifikasi orang-rang yang berperan, hubungan
organisasi, dan bahkan tujuan serta sasaran yang menjadi perhatian.
 Kriteria
a) Tujuan dan sasaran, bisa mencakup standar-standar operasi, yang mecerminkan
apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang diaudit
b) Kualitas pencapaian
z Lanjutan…

 Kondisi, mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui observasi, pengajuan pertanyaan,
analisis, verifikasi, dan investigasi yang dilakukan auditor internal.
 Penyebab, menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran tidak tercapai,
dan mengapa tujuan tidak terpenuhi.
 Dampak, merupakan elemen yang dibutuhkan untuk meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat
yang lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak diinginkan, jika dibiarkan terus terjadi, akan berakibat
buruk dan memakan biaya yang lebih besar daripada tindakan untuk memperbaiki masalah tersebut.
 Kesimpulan, harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun harus merupakan pertimbangan profesional,
bukan berisi rincian yang tidak perlu.
 Rekomendasi, menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang salah , dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.
z

Pembahasan Temuan

Saat auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, mereka harus
mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Mereka mungkin salah menginterpretasi, atau mungkin mereka
tidak membaca prosedur dengan layak. Untuk mengecek pemahaman atas hal-hal yang mereka
temukan, auditor internal harus berbicara dengan orang yang paling mengetahui fakta tersebut. Mereka
harus mengetahui interpretasi klien dan mencatatnya dalam kertas kerja mereka.
z
Pencatatan Temuan Audit

Laporan Pencatatan Temuan Audit memberikan fleksibilitas


karena laporan ini bisa diurutkan atau diurut ulang untuk memfasilitasi
pelporan formal. Laporan tersebut juga memberikan acuan untuk
pembahasan, karena mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan
dalam satu lembar untuk menjelaskan masalah. Laporan tersebut juga
berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor semua yang
diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara
mendalam. Laporan ini harus diselesaikan dilapangan sehingga setiap
elemen yang hilang atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa membutuhkan
kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.
z
Penelaahan Pengawasan

Setiap temuan yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan pengawasan yang
ketat, baik secara manual maupun elektronik, dan penelaahan tersebut harus dibuktikan
dengan tanda tangan penyelia atau indikasi persetujuan elektronik. Penyelia audit bisa
melihat bahwa hasil akhir dicapai dengan mendekati temuan audit melalui pertanyaan
berikut :
 Apakah ada bagian-bagian dari temuan yang hilang ?
 Apakah pendapat menggantikan fakta-fakta ?
 Apakah kriteria audit bisa diandalkan, jelas, meyakinkan, dan objektif ?
 Apakah ada keadaan yang bisa menyebabkan temuan tidak diterima dan dibatalkan
?
 Apakah metode penyajian sesuai dengan Standar ?
z
Melaporkan Temuan Audit

Beberapa organisasi audit telah membuat ringkasan sebagai dasar utama


bagi laporan audit internal. Ringkasan ini menjelaskan lingkup audit,
menyajikan opini audit secara keseluruhan, dan menyajikan penilaian
auditor atas operasi yang diaudit. Ringkasan eksekutif juga menyebutkan
temuan-temuan yang dapat dilaporkan.
Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan
ini menawarkan manfaat dari pelaporan segera setelah pekerjaan lapangan
diselesaikan, tetapi apa yang diperoleh dari pelaporan yang cepat bisa jadi
sia-sia bila hubungan auditor-klien tidak menguntungkan.
z
Tindak Lanjut

Standar terbaru 2500.A1 menyatakan bahwa :


Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk mengawasi dan
memastikan bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan secara efektif atau bahwa
manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak mengambil tindakan.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prosedur tindak lanjut yang
tepat adalah :
 Signifikansi pengamatan atau observasi yang dilaporkan
 Tingkat upaya dan biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi yang dilaporkan
 Risiko-risiko yang mungkin terjadi bila tindakan perbaikan gagal dilakukan
 Kompleksitas tindakan perbaikan
 Periode waktu yang terlibat
z
Kecukupan Tindakan Perbaikan

Secara umum tindakan perbaikan seharusnya :


 Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan
 Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan
yang ada
 Berkelanjutan efektivitasnya
 Diawasi untuk mencegah terulang kembali
z
Kewenangan dan Status Audit

Tanggung jawab tidak bisa dilakukan tanpa kewenangan. Tanggung jawab audit
untuk menilai kecukupan dan efektivitas tindakan perbaikan tidak akan ada artinya jika
auditor tidak diberi kewenangan untuk melakukan hal tersebut. Pada laporan audit final,
pemberitahuan yang jelas harus diberikan untuk setiap tindakan perbaikan yang sudah
dimulai atau diselesaikan. Auditor harus menyiapkan laporan untuk manajemen pada tingkat
yang lebih tinggi dengan perhatian khusus. Flip-chart dan presentasi elektronik telah terbukti
bermanfaat dalam menjelaskan masalah dan menunjukkan perlunya tindakan perbaikan.
Lebih penting lagi adalah presentasi tersebut dengan tepat menjelaskan sasaran dan standar
operasi yang sedang diperiksa, kondisinya, prosedur dan praktik, sebab dan akibat, serta
kesimpulan dan rekomendasi.
Auditor internal akan yakin bahwa mereka telah melaksanakan pekerjaan mereka secara
profesional jika manajer operasi maupun manajemen senior meminta audit tambahan atau
studi-studi khusus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai