Audit Finding
A. Sifat-sifat Temuan Audit
Temuan audit bisa memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuantemuan tersebut dapat menggambarkan:
1. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti
pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
2. Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya
sendiri.
3. Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif
yang telah diganti dengan tariff yang lebih rendah pada kontrak yang lebih
menguntungkan.
4. Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk
klaim asuransi yang belum diterima padahal kalim tersebut bervariasi dalam jumlah
dan signifikansinya.
5. Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Meskipun
temuan-temuan
audit
seringkali
disebut
sebagai
kekurangan
(deficiency), banyak organisasi audit internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif;
dan standar awal kelihatannya setuju dengan hal ini. Dalam kenyataannya, bahkan istilah
temuan dianggap terlalu negatif di beberapa tempat. Kata-kata seperti kondisi dianggap
lebih nyaman dan tidak memberikan ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan defensif
di pihak klien.
B. Ciri-ciri Temuan Audit yang Baik
Terdapat tiga ciri temuan audit yang dikatakan baik, yaitu temuan audit harus
didukung oleh bukti yang memadai, temuan audit harus penting (material), serta temuan audit
harus mengandung unsur temuan (kondisi, kriteria, dan sebab akibat).
sehingga merugikan dan walaupun tidak menggangu tujuan operasi organisasi, namun
cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Beberapa temuan kecil lebihh
baik dilaporkan dalam surat kepada manajemen (Management Letter).
3. Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan mengahalangi
tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. Sistem kontrol yang
lemah yang bisa atau akan mengakibatkan kesalahan pembayaran yang akan
mencerminkan kelemahan yang bisa menghalangi departemen mencapai tujuan
utamanya. Oleh karen aitu, hal ini merupakan temuan audit yang besar dan harus
dilaporkan.
F. Elemen-elemen Temuan Audit
Kelayakan
tindakan
yang
mereka
lakukan
paling
baik
diukur
dengan
konteksnya tidak tepat. Dalam mengembangkan temuan audit, auditor internal harus
dengan jelas melihat dan memahami gambaran keseluruhan, serta bagian lainnya.
Standar-standar operasi mungkin sudah ada di beberapa bidang organisasi.
Misalnya manajemen bisa menyatakan bahwa tingkat penolakan produk-produk
tertentu tidak boleh melebihi 2%. Tetapi sebelum menerima standar ini, auditor
internal harus menilai validitasnya. Dasar penentuan standar mungkin harus diteliti
ulang dan auditor mungkin ingin membandingkan standar dengan organisasiorganisasi srupa dan memeriksa kewajarannya dalam memenuhi sasaran-sasaran
perusahaan.
2. Kondisi
Istilah kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulakn melalui observasi,
pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi yang dilakukan auditor
internal. Kondisi merupakan ktaKondisi harus mampu menghadapi serangan apapun.
Kondisi juga harus mencerminkan total populasi atau sistem yang ditelaah, atau dalam
kasus terpisah, harus merupakan kelemahan yang signifikan. Klien harus menyepakati
fakta-fakta yang disajikan meskipun mereka bisa saja memperselisihkan signifikansi
yang dilekatkan auditor pada temuan-temuan tersebut.
3. Penyebab
Penyebab menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada,
mengapa sasaran tercapai, dan mengapa tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab
merupakan hal penting untuk memperbaikinya. Setiap temuan audit dapat ditelusuri
penyimpangannya dari apa yang diharapkan. Masalah dapat diatasi hanya jika
penyimpangan ini diidentifikasi dan penyebabnya diketahui.
4. Dampak
Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisiensi, dampak biasanya diukur
dalam dolar atau rupiah. Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak biasanya
meupakan ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau
diwajibkan. Dampak adalah hal yang membuat yakin dan sangat diperlukan untuk
suatu temuan audit. Jika tidak disajikan ke manajemen dengan memadai maka kecil
kemungkinannya akan diambil indak perbaikan.
5. Kesimpulan
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun harus
merupakan pertimbangan professional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam
membuat kesimpulan, auditor internal jelas memiliki peluang untuk memberikan
kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten menyajikan
kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja yang
lebih
tinggi,
menguranggi
biaya
dan
meningkatkan
kualitas
ptroduksi,
bisa
I. Keahlian Komunikasi
Laporan ringkas sekali pun, seperti yang tampak pada RAF harus
ditulis dengan baik, dan masalah-masalah harus didefinisikan dengan
jelas mnenggunakan istilah-istilah yang singkat, padat, dan tepat. Jika
dimungkinkan, bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif,
dan istilah-istilah yang mendorong reaksi emosional atau defensif harus
dihindari. Tentu saja, sikap yang sama juga harus ditampilkan dalam
komunikasi verbal sehari-hari dsan presentasi interim hasil-hasil audit.
Pada saat yang sama, auditor terkadang harus terlibat dalam
masalah yang sensititf dan negatif. Masalah-masalah kontrol serius,
kecurangan, atau tindakan-tindakan ilegal harus selalu dipandang sebagai
berita
buruk,
terlepas
dari
kemampuan
komunikasi
auditor
atau
objektivitas RAF.
J. Penelaahan Pengawasan
Supervisi audit tetap merupakan kontrol kunci atas pengembangan
profeisonal temuan-temuan audit. Setiap temuan yang dapat dilaporkan
harus melewati penelaahan pengawasan yang ketat, baik secara manual
maupun elektronik, dan penelaahan tersebut haruys dibuktikan dengan
tanda tangan peneyelia atau indikasi persetujuan elektronik.
Tidak ada yang begitu mengurangi kredibilitas aktivitas audit
internal selain temuan yang tidak dibuat dengan mendalam sehingga
mudah diserang. Sebuah temuan audit secara definisi merupakan sebuah
kritik. Mekanisme bertahan alami atas kritik-kritik tersebut sering kali
dengan segera menghasilkan serangan terhadap kritik tersebut. Oleh
karena itu, temuan audit harus mengatasi kritik.
K. Melaporkan Temuan Audit
Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan ini
menawarkan manfaat dari pelaporan segera setelah pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi
apa yang diperoleh dari pelaporan yang cepat bisa jadi sia-sia bila hubungan auditor-klien
tidak menguntungkan. Auditor bisa berada pada posisi memberikan kritik atau celaan, bukan
sebagai pengamat objektif yang memerhatikan sisi baik maupun sisi buruk. Dampak yang
tidak menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh keseluruhan tanggapan yang objektif
pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut juga dapat dinetralkan dengan pembahasan interim
mengenai RAF dengan klien.
L. Tindak Lanjut
Belum ada kesepakatan mengenai tanggung jawab auditor sehubungan dengan
tindak lanjut. Beberapa penulis dan praktisi berpendapat bahwa auditor internal
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan terserah pada manajemen untuk mengambil
tindakan perbaikan, menentukan kecukupannya, dan mengawasi efektivitasnya. Namun,
pandangan ini tidak konsisten dengan deskripsi yang lebih luas mengenai tanggung jawab
audit internal sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan Standar.
Audit internal merupakan aktivitas pemberian keyakinan yang independen, objektif
dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi.
M. Kecukupan Tindakan Perbaikan
Temuan-temuan
audit
dan
tindakan
yang
diperlukan
untuk
mengimplementasikannya memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran sehingga tidak ada
aturan kaku bagi kelayakan tindakan perbaikan yang bisa diterapkan di segala situasi. Secara
umum, tindakan perbaikan seharusnya:
1. Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan
2. Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada
3. Berkelanjtan efektivitasnya
4. Diawasi untuk mencegah terulang lagi