Anda di halaman 1dari 20

PENGAUDITAN INTERNAL

“TEMUAN AUDIT”

Oleh :

KELOMPOK 8

Dewa Ayu Asdiantari (04)


Ni Kadek Ayu Aprilia Dewi (18)
Ni Luh Sulasmini (26)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
2020
1.1 Sifat Temuan Audit

Temuan audit bisa memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Misalnya,
temuan-temuan tersebut dapat menggambarkan:

1. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti


pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
2. Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya
sendiri.
3. Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif
yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih
menguntungkan.
4. Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk
klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah
dan signifikansinya.
5. Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.

Meskipun temuan-temuan audit seringkali disebut sebagai “kekurangan”


(deficiency), banyak organisasi audit internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu
negatif; dan standar awal kelihatannya setuju dengan hal ini. Dalam kenyataannya,
bahkan istilah temuan dianggap terlalu negatif di beberapa tempat. Kata-kata seperti
“kondisi” dianggap lebih nyaman dan tidak memberikan ancaman, serta tidak
menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien.

Walaupun sebutannya bisa bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain, konsep
dasarnya bersifat universal. Apapun nama yang diberikan, suatu temuan audit
menjelaskan sesuatu yang saat ini atau pada masa lalu mengandung kesalahan, atau
sesuatu yang kemungkinan akan terjadi kesalahan.
1.2 Standar For The Profesional Practice of Internal Auditing (SPPIA)

1.3 Pendekatan untuk Mengontruksi Temuan dan Tingkat Signifikansi Temuan Audit

1.3.1 Pendekatan untuk Mengontruksi Temuan

Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan


dan dapat dilaporkan untuk membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan perbedaan
berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius bagi orang awam bisa
jadi merupakan hal sepele bagi seorang auditor internal yang profesional.

Menemukan penyimpangan-penyimpangan kecil pada proses yang sedang


berjalan relatif mudah. Kesempurnaan jarang diupayakan dan harga yang yang harus
dibayar untuk itu juga terlalu mahal. Upaya yang dibutuhkan untuk mencapai lima
persen terakhir kemurnian bisa melebihi biaya yang diperlukan untuk mencapai 95
persen yang pertama. Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan
kesimpulan mereka. Mereka harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk
mengembangkan temuan-temuan mereka. Karena mereka membuat dan melaporkan
temuan-temuan audit, auditor internal harus mempertimbangkan faktor-faktor ini:

1. Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor internal
harus mempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat kelemahan terjadi.
Keputusan manajemen didasarkan pada fakta-fakta yang tersedia saat ini. Auditor
internal seharusnya tidak mengkritik suatu kebijakan hanya karena mereka tidak
setuju atau karena mereka memiliki informasi baru yang tidak tersedia bagi
pengambil keputusan. Auditor internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan
audit dengan pertimbangan manajemen.
2. Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika sebuah
temuan audit belum ditemukan secara mendalam untuk memuaskan seseorang yang
objektif dan wajar, maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
3. Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak
mutlak harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
4. Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa
dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Auditor
internal, seperti halnya pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda untuk
merasionalkan interpretasi untuk mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan
banyak waktu dan tenaga, auditor cenderung melindungi dan mempertahankan
temuan mereka menghadapi pertanyaan-pertanyaan sempurna yang logis. Akan
tetapi, temuan-temuan tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan dengan
berjalannya waktu atau bila dihadapkam pada pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.

Menambah Logis
Dalam setiap aspek usaha, konsep menambah nilai (adding value) memiliki
makna baru dan lebih jelas. Definisi terbaru mengenai audit internal secara khusus
menyebutkan penambahan nilai. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak menambah nilai
berisiko untuk dirampingkan, atau bahkan dihilangkan. Salah satu cara auditor internal
menambah nilai adalah dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang
mereka berikan jelas berdampak positif bagi organisasi. Auditor internal tidak hanya
harus yakin bahwa pekerjaan mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan
dan kesuksesan organisasi, mereka juga harus yakin bahwa kontribusi tersebut dipahami
dan dinilai oleh yang lain.

Temuan-temuan yang dihasilkan dari penelaahan “awal-akhir” cenderung sangat


bermanfaat. Jika auditor internal mampu mendeteksi masalah-masalah kontrol potensial
dalam sistem penelusuran persediaan terkomputerisasi yang baru diterapkan sebelum –
bukan sesudah – dirancang dan diimplementasikan, organisasi bisa mendapatkan
keuntungan besar. Temuan-temuan yang menghasilkan nilai terbesar seringkali
mengalahkan kekuatan teknologi, memberikan perubahan yang positif, dan berorientasi
ke depan. Temuan-temuan ini membantu organisasi bergerak maju dan mencapai
sasaran-sasaran mereka.

Temuan audit yang wajar dapat menghasilkan perbaikan dalam jumlah dolar atau
rupiah yang besar, atau meningkatkan jasa, atau memperbaiki struktur dan proses
organisasi. Auditor internal akan meningkatkan citra mereka sebagai penambah nilai,
bukan sebagai pemakan sumber daya. Di sepanjang tahapan temuan-temuan audit,
penting bagi auditor internal untuk tetap fokus menyediakan aktivitas-aktivitas dan jasa-
jasa bernilai tinggi.

1.3.2 Tingkat Signifikansi Temuan Audit

Auditor internal harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah
disebabkan oleh suatu kondisi kelemahan sebelum mengkomunikasikannya dengan
manajemen. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan audit bisa diklasifikasikan
menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
1. Temuan-temuan Tidak Signifikan
Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings) adalah semacam
kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi yang tidak memerlukan tindakan
formal. Dalam kenyataannya, memasukkan temuan seperti ini kedalam laporan audit
formal akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan signifikan
yang sebenarnya pada laporan, yang mengimplikasikan bahwa auditor internal tidak
dapat melihat perbedaan antara setitik noda dengan noda yang menyebar. Hal ini juga
akan semakin mengukuhkan citra auditor internal sebagai seorang yanghanya
memerhatikan hal-hal kecil.
Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan atau
dilewatkan. Tindakan yang dapat dilakukan adalah:
a. Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertanggung jawab
b. Melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki
c. Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja
d. Tidak memasukan penyimpangan kecil tersebut kedalam laporan internal audit
resmi.

Misalnya, tidak diambilnya beberapa diskon pembelian acak oleh pegawai utang
usaha dapat dianggap kesalahan yang tidak signifikan.

Tetapi tidak berarti kesalahan yang klerikal yang bersifat acak tidak pernah
dilaporkan. Jika kesalahan-kesalahan tersebut merupakan gejala-gejala dari masalah
yang lebih besar, mungkin harus ada pelaporan. Kesalah tersebut mungkin
mengidentifikasikan pelatihan karyawan yang kurang, pengawasan yang lemah, atau
instruksi tertulis yang tidak jelas. Pada kasus-kasus ini kelemahan kontrol lah yang
menjadi temuan audit. kesalah acak adalah murni membuktikan adanya kelemahan
dan membutuhkan perhatian manajemen.

2. Temuan-temuan Kecil
Temuan-temuan kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-
mata kesalah manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut
sehingga merugikan dan walaupun tidak menggangu tujuan operasi organisasi, namun
cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Beberapa temuan kecil lebihh
baik dilaporkan dalam surat kepada manajemen (Management Letter).
Misalnya, seorang pegawai yang telah mencampuradukkan kas kecil pribadi
dengan milik organisasi melanggar aturan organisasi dan pratik bisnis yang baik.
Tentu hal ini harus dilaporkan dan diperbaiki, jika tidak maka akan terus berlanjut
atau menyebar.
3. Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan mengahalangi
tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. Misalnya, salah satu
tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar utang usaha yang
benar-benar sah. Sistem kontrol yang lemah yang bisa atau akan mengakibatkan
kesalahan pembayaran yang akan mencerminkan kelemahan yang bisa menghalangi
departemen mencapai tujuan utamanya. Oleh karen aitu, hal ini merupakan temuan
audit yang besar dan harus dilaporkan.
Memisahkan temuan audit yang besar dan kecil tidaklah mudah. Dibutuhkan
pertimbangan audit yang baik untuk mebedakan keduanya. Namun jika tolak ukur
yang baru saja dijabarkan bisa diterapkan secara wajar, maka auditor internal harus
mampu mengklasifikasi temuan-temuannya. Dan karena melibatkan pertimbangan
audit, keputusan akhir mengenai apakah sebuah temuan harus diklasifikasikan sebagai
temuan besar atau kecil merupakan tanggung jawab auditor internal, bukan
manajemen.

1.4 Elemen-Elemen Temuan Audit

Auditor internal bukanlah orang yang maha tahu dan mereka tidak bisa
diharapkan untuk mengetahui semua hal tentang operasi yang sedang diaudit.
Pengetahuan tentang temuan audit yang dapat dilaporkan merupakan masalah lain,
karena auditor internal mempertentangkan kelayakan status quo. Mereka mencari sistem
atau transaksi yang tidak memenuhi standar operasi yang berlaku. Tetapi auditor internal
bisa mengharapkan adanya tantangan dan mereka harus mengetahui lebih banyak tentang
temuan-temuan audit mereka. Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah
meyakinkan, kriterianya harus dapat diterima, dan logika yang digunakan juga harus
meyakinkan.

Kelayakan tindakan yang mereka lakukan paling baik diukur dengan


membandingkannya dengan beberapa kriteria. Sama halnya dengan pengembangan
temuan audit. Jika temuan yang dikembangkan memenuhi semua standar audit dapat
diterima, maka temuan tersebut akan menjadi logis, wajar, dan meyakinkan. Temuan
tersebut akan memberi stimulus untuk memotivasi tindakan perbaikan. Jika ada yang
hilang dari temuan yang dilaporkan, maka temuan tersebut bisa dipertentangkan dan
berakibat pada tindakan yang tidak menyenangkan atau bahkan tidak ada tindakan sama
sekali.
Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk di
dalamnya latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan
rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen ini, baik eksplisit
maupun implisit, akan menjadi argumen yang kuat untuk dilakukannya tindakan
perbaikan. Temuan tersebut akan menunjukkan bahwa tidak ada rintangan yang
dibiarkan dalam menyajikan masalah dan solusinya. Pada beberapa kasus yang unik,
elemen penyebab mungkin tidak tepat. Suatu masalah mungkin diakibatkan oleh kondisi
tertentu.

Pembaca laporan harus diberikan informasi umum yang memadai agar dapat
memahami sepenuhnya alasan-alasan mengapa auditor yakin bahwa temuan-temuan
tersebut harus dilaporkan. Latar belakang juga dapat mengidentifikasi orang-orang yang
berperan, hubungan organisasi, bahkan tujuan dan sasaran yang menjadi perhatian. Hal
tersebut harus bisa menjelaskan secara umum lingkungan yang melingkupi operasi dan
situasi yang menyebabkan auditor melaporkan temuan tersebut.

Elemen-elemen temuan adalah sebagai berikut.

1. Kriteria

Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam


konsep kriteria:

a. Tujuan dan sasaran, dapat mencakup standar-standar operasi yang mencerminkan


apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang diaudit.
b. Kualitas pencapaian.

Tidak memahami saran atau tujuan operasi bagaikan menilai patung dengan
mata tertutup. Mungkin saja dilakukan penilaian atas bagian yang dipegang, namun
konteksnya tidak tepat. Dalam mengembangkan temuan audit, auditor internal harus
dengan jelas melihat dan memahami gambaran keseluruhan, serta bagian lainnya.

Dalam setiap audit atas aktivitas, sasaran-sasaran kelayakan, efisiensi,


ekonomis, dan efektivitas harus tercakup. Semua sumber daya harus digunakan tanpa
terbuang percuma. Untuk menentukan seberapa layak efisien, ekonomis, dan
efektifnya suatu operasi, auditor internal harus memiliki tolak ukur. Mereka harus
mengidentifikasi standar atau kriteria kinerja yang valid. Sebelum mereka mengkritik
apa yang terjadi, mereka harus tahu apa yang seharusnya.

Standar-standar operasi mungkin sudah ada di beberapa bidang organisasi.


Misalnya manajemen bisa menyatakan bahwa tingkat penolakan produk-produk
tertentu tidak boleh melebihi 2%. Tetapi sebelum menerima standar ini, auditor
internal harus menilai validitasnya. Dasar penentuan standar mungkin harus diteliti
ulang dan auditor mungkin ingin membandingkan standar dengan organisasi-
organisasi serupa dan memeriksa kewajarannya dalam memenuhi sasaran-sasaran
perusahaan.

Di sisi lain, manajemen mungkin belum memiliki standar yang teah


ditetapkan. Dalam kasus ini, auditor internal dapat berpegang pada standara
sebelumnya yang menyarankan:

“Kecermatan profesional mencakup pengevaluasian standar operasi yang ditetapkan


dan menentukan apakah standar-standar tersebut dapat diterima dan telah tercapai.
Jika standar-standar tersebut tidak jelas, interpretasi yang berwenang harus
didapatkan. Jika auditor internal diminta mengintrepretasikan atau memilih standar-
standar operasi, mereka harus mencari kesepakatan dengan klien mengenai standar
yang diperlukan untuk mengukur kinerja operasi.”

Standar terkait erat dengan prosedur dan praktik. Prosedur merupakan intruksi
manajemen yang umumnya tertulis, sementara praktik merupakan cara segala
sesuatunya dilakukan, baik benar maupun salah. Prosedur yang lemah dapat
mengakibatkan kondisi yang tidak memuaskan atau praktik-praktik yang lemah dapat
melanggar prosedur yang memadai. Dalam membuat temuan-temuan audit, auditor
internal harus berupaya ntuk menentukan praktik dan prosedur apa saja yang
diterapkan atau yang seharusnya.

Adanya prosedur yang salah atau tidak adanya prosedur yang layak bisa
menjadi alasan mengapa dibutuhkan tindak perbaikan. Dibutuhkan keahlian yang
memadai untuk menulis hal ini tanpa menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca.
Hanya hal-hal penting yang seharusnya dilaporkan, hindari rincian-rincian yang tidak
perlu. Misalnya saja auditor tidak menemukan adanya prosedur operasi tertulis
sebagai perbandingan kondisi yang terjadi, tetapi praktik operasi melanggar praktik
bisnis yang baik. Karyawan hanya menghabiskan setengah hari untuk pekerjaan
mereka. Pengawasan lemah dan penggunaan meteran tidak diperiksa. Auditor
membuat standar mereka sendiri berdasarkan prosedur administratif yang dapat
diterima dan informasi yang dikumpulkan dari organisasi lain pada bidang yang sama.
Audit yang mereka lakukan kemudian didedikasikan untuk menunjukkan akibat-
akibat prosedur yang tidak memadai dan merekomendasikan cara-cara untuk
memperbaikinya.

2. Kondisi

Istilah kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui observasi,


pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi yang dilakukan auditor
internal. Kondisi merupakan harus mampu menghadapi serangan apapun. Kondisi
juga harus mencerminkan total populasi atau sistem yang ditelaah, atau dalam kasus
terpisah, harus merupakan kelemahan yang signifikan. Klien harus menyepakati
fakta-fakta yang disajikan meskipun mereka bisa saja memperselisihkan signifikansi
yang dilekatkan auditor pada temuan-temuan tersebut.

Klien bisa saja tidak menyetujui kesimpulan dan interpretasi audit, namun
jangan pernah ada perbedaan dengan fakta-fakta yang mendasari kesimpulan. Suatu
temuan bisa dianggap tidak layak apabila klien dengan valid menyatakan bahwa
auditor internal tidak mendapatkan fakta dengan benar. Hal ini menjadi tidak relevan.
Jadi, kondisi-kondisi tersebut harus dibahasa di awal dengan orang-orang yang
mengetahui fakta-fakta tersebut. Setiap pertentangan tentang fakta-fakta harus
dipecahkan sebelum temuan-temuan dilaporkan. Auditor internal harus
mempertahankan reputasinya dalam hal akurasi dan berbuat sesuai pengamatannya
sehingga jika auditor berpendapat seperti ini atau itu, maka hal tersebut pasti benar.

Sebagai contoh penggambaran kondisi yang dilaporkan, auditor internal


menggunakan pengambilan sampel secara acak dalam memilih meteran untuk
pengujian. Meteran yang dipilih dilepas kemudian diperiksa di laboratorium.
Pengujian menunjukkan bahwa 17% dari meteran yang diuji tidak berfungsi sama
sekali dan tambahan 23% berjalan lebih lambat dibandingkan standar yang ditentukan
dalam ketentuan hukum.

3. Penyebab
Penyebab menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada,
mengapa sasaran tercapai, dan mengapa tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab
merupakan hal penting untuk memperbaikinya. Setiap temuan audit dapat ditelusuri
penyimpangannya dari apa yang diharapkan. Masalah dapat diatasi hanya jika
penyimpangan ini diidentifikasi dan penyebabnya diketahui.

Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah dan prosesnya


mengikuti langkah-langkah klasik berikut:

a. Kumpulkan fakta-fakta.
b. Identifikasi masalah.
c. Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
d. Uji penyebab-penyebab yang mungkin.
e. Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
f. Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan dan secara tentatif pilih
yang terbaik.
g. Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang telah
dipilih.
h. Pertimbangan “bagaimana seandainya”.
i. Apakah terdapat kondisi-kondisimitigasi.
j. Rekomendasikan kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-benar
telah dilakukan.

Contoh berikut menggambarkan penyebab kondisi yang tidak layak:

Dengan menggunakan analisisi regresi berganda, auditor menetapkan korelasi


tertentu antara kondisi-kondisi operasi meteran dan usianya. Bila meteran tersebut
telah beroperasi selama beberapa tahun, maka ada kecenderungan untuk melambat
dan perlahan-lahan tidak berfungsi. Setelah berbicara dengan manajer dari organisasi
utilitas lainnya, auditor menyatakan bahwa praktik-praktik yang diterapkan di
organisasi mereka tidak berfokus pada meteran yang telah tua, tidak memberdayakan
sepenuhnya pengawas meteran, tidak membuat pengawas menyadari adanya meteran
yang tidak berfungsi, atau tidak memberikan pengawasan yang dibutuhkan.

4. Dampak
Dampak menjawab pertanyaan “lalu kenapa”. Anggaplah semua fakta telah
disajikan, lalu kenapa/ siapa atau apa yang dirugikan, seberapa buruk? Apa
konsekuensinya? Akibat-akibat yang merugikan haruslah signifikan, bukan hanya
penyimpangan dari prosedur. Dampak merupakan elemen yang dibutuhkan untuk
meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak
diinginkan jika dibiarkan terus terjadi akan berakibat buruk dan memamakan biaya
yang lebih besar daripada tindakan yang dibutuhkan untuk memperbaiki masalah
tersebut.

Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisiensi, dampak biasanya diukur


dalam dolar atau rupiah. Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak biasanya
meupakan ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau
diwajibkan. Dampak adalah hal yang membuat yakin dan sangat diperlukan untuk
suatu temuan audit. Jika tidak disajikan ke manajemen dengan memadai maka kecil
kemungkinannya akan diambil tindak perbaikan.

Sebagai contoh dampak yang signifikan, auditor internal dapat menunjukkan


melalui sampel mereka bahwa telah terjadi kehilangan pendapatan sebesar $2 juta per
tahun. Mereka juga menunjukkan bahwa tarif air sangat tinggi secara tidak beralasan
sehingga terjadi kelebihan pendapatan setidaknya $1.5 juta setiap tahun.

5. Kesimpulan

Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun harus


merupakan pertimbangan professional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam
membuat kesimpulan, auditor internal jelas memiliki peluang untuk memberikan
kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten menyajikan
kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja yang
lebih tinggi, menguranggi biaya dan meningkatkan kualitas ptroduksi,
menghilangkam pekerjaan yang tidak dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan
teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggan, merningkatkan jasa, dan meningkatkan
posisi kompetitif organisasi, maka audit internal jelas bernilai. Kesimpulan dapat
menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hibungan fungsi yang
diaudit terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Kesimpulan dapat dan seharusnya menyajikan tindakan potensial dan
menunjukan bahwa manfaat memperbaiki kesalahaaan akan melebihi biayanya.
Besarnya kerugian yang ditunjukan pada bagian dampak merupakan dasar
dibutuhkannya tindakan perbaikan. Misalnya temuan menuntun auditor untuk
menyimpulkan bahwa prosedur-prosedur harus diperbaiki. Meteran di atas usia
tertentu harus diawasi, dan yang tidak memenuhi standar harus diganti Instruksi dan
pengawasan harus diberikan kepada pengawas sehingga kinerja mereka bisa
ditingkatkan.

6. Rekomendasi

Rekomendasi (recommendation) menggambarkan tindakan yang mungkin


dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah dan
untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Rekomendasi harus positif dan
bersifat spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang akan terbaik.

Akan tetapi rekomendasi audit membawa bibit-bibit bahaya. Jika manajemen


diberi tahu mengenai tindakan yang direkomendasikan auditor, maka tindakan
tersebut bisa berbalik merugikan auditor. Mengidentifikasi kondisi yang tidak
memuaskan adalah tanggung jawab audit. Memperbaikinya merupakan tanggung
jawab manajemen.

Lebih disukai bila auditor internal mengusulkan metode tindakan perbaikan


untuk pertimbangan manajemen. Rekomendasi audit seharusnya tidak dilakukan
secara membabi buta, tetapi dipertimbangkan bersama-sama dengan tindakan-
tindakan lain yang mungkin dilakukan. Auditor internal tidak mendikte manajemen:
dan pada akhirnya, manajemenlah, bukan auditor internal yang harus melakukan
tindakan perbaikan.

Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah


membahsnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis
diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan
beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan. Kemudian, laporan
formal bisa berisi pernyataan ini: “kami membahas temuan-temuan kami dengan
manajemen; dan sebgai hasilnya, tindakan telah diambil yang kami yakin telah
diperhitungkan untuk memperbaiki kondisi yang telah dijelaskan).” Pendekatan ini
mengambil apa pun dari auditor, dan membangun hubungan dalam pemecahan
masalah antara auditor dan lien.

Kami yakin bahwa bentuk laporan ini lebih disukai untuk seperangkat
rekomendasi audit yang kelihatanya menekankan klien dan meempatkan auditor
sebagai atasan, makhluk maha tahu yang mengeluarkan pernyataan yang dipahat di
batu granit. Misalnya:

Kami telah mebahas temuan dan kesimpulan kami dengan manajemen.


Sebagai hasilnya. Manajemen mengambil tindakan untuk mengganti 25.000 meteran
lama atau yang tidak beroprasi dengan biaya $1 juta. Manajemen puas dengan
tindakan ini karena akan menghasilkan tambahan pendapatan $2 juta setahun dan
pada saat yang sama, mengurangi pendapatan tarif air sebesar $1,5 juta setiap tahun.

Juga, manajemen mengambil langkah untuk mengutus sebuah tim ke beberapa


organisasi utilitas, untuk memepelajari metode yang diterapkan dalam memeriksa
meteran, mengawasi pemeriksaan meteran, dan mengawasi meteran untuk medeteksi
meteran yang mulai rusak.

1.5 Catatan Aktvitas Audit Internal tentang Temuan Audit

Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah


sepenuhnya mempertimbangkan elemen-elemen temuan audit bisa
mengandalkan pada suatu bentuk laporan atau sarana lainnya agar
mereka tetap bisa menelusurinya. Laporan tersebut juga bisa menjadi
sarana bagi penyelia audit guna menentukan apakah semua langkah
yang diperlukan untuk menghasilkan temuan audit yang
dikembangkan dengan baik telah diambil.
Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit
Record of Audit Findings) yang ditunjukkan pada Tampilan 8-1
merupakan satu contoh laporan tersebut. Laporan tersebut sesuai
dengan tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk:
1. Mengidentifikasi organisasi yang bertanggungjawab
2. Memberi nomor identifikasi utnuk temuan tertentu dan suatu
rujukan untuk kertas kerja pendukung
3. Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi
4. Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai
kondisi
5. Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari
sesuatu ditemukan pada audit sebelumnya
6. Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan
dengan temuan tersebut
7. Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan
8. Menunjukkan penyebab--mengapa terjadi penyimpangan
9. Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial, dari kondisi
tersebut
10. Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau
yang diambil
11. Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat
tanggapan-tanggapan mereka (setuju, tidak setuju), dan sifat
tindakan, jika ada, yang mereka usulkan untuk diambil

Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit


Findings--RAF) memberikan fleksibilitas karena RAF bisa diurutkan
atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal. Laporan
tersebut juga memberikan acuan untuk pembahasan, karena
mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar
untuk menjelaskan masalah. Laporan tersebut juga berfungsi sebagai
pedoman untuk mengingatkan auditor semua yang diperlukan untuk
memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara mendalam.
RAF juga harus diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen yang
hilang atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa membutuhkan
kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.
Beberapa organisasi telah memperluas penggunaan RAF
melampaui dokumen kertas kerja. Mereka menggunakannya untuk
mengomunikasikan temuan dengan segera ke klien dan mendapatkan
tanggapan tertulis. Dengan cara ini, ketidaksepakatan dapat
dipecahkan dengan segera, dan janji tindakan perbaikan bisa dibuat
dalam catatan. Tanggapan klien dan catatan tindakan yang diambil
atau dijanjikan tercantum dalam lampiran RAF (Tampilan 8-2).

Tampilan 8-1
Catatan Aktivitas Audit Internal tentang Temuan Audit
Contoh 1

Organisasi ________________________________________________No. RAF ____________


Referensi W/P ________
Kondisi ________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
Standar ________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
Sama dengan temuan pemeriksaan terakhir: Ya ______________Tidak ____________________
Prosedur atau ___________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
Metode pemilihan sampel_________________________________________________________
Ukuran populasi ______ Ukuran sampel ______ Jumlah kelemahan ______ % dari sampel_____
Penyebab ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
Dampak________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
Tampilan (8-2)
Aktivitas Audit Internal
Catatan Temuan Audit
Tanggapan dan Tindakan

Tanggapan Manajemen

(Gunakan halaman belakang untuk tambahan tanggapan)


Nama: Jabatan: Tanggal:__________
Tindakan perbaikan:

Tanggal efektif tindakan perbaikan _________________________________

Nama: Jabatan: Tanggal:__________


Penilaian auditor:
Tindakan yan g diusulkan memuaskan ____________ Tidak Memuaskan __________________

Auditor:_____________________________________________________Tanggal:__________
Tindak lanjut tindakan perbaikan:

Auditor:_____________________________________________________Tanggal:___________
Hasil-hasil tindakan perbaikan (dievaluasi pada audit selanjutnya)

Penyelia Audit:_______________________________________________Tanggal:___________
Tampilan 8-3
Abstraksi Temuan

Kantor: Northeast District


Subjek: Beban-beban Perjalanan
Judul Laporan: Akuntansi Fiskal

Kondisi Uang muka perjalanan melebihi jumlah maksimum yang ditetapkan. Kami
menenmukan bahwa 133 dari 175 akun melebihi uang muka maksimum yang
diperbolehkan sebesar $2.500. saldo yang berlebihan ini berkisar dari $2.640 hingga
$4.750. total kelebihan sebesar $300.000.

Kriteria Kebijakan perusahaan adalah memberikan dana uang muka perjalanan ke pegawai
yang diotorisasi untuk melakukan perjalanan dinas. Uang muka tidak boleh melebihi
beban yang diantisipasi untuk periode 45 hari. Tarif normal per diem adalah $50
Jadi, maksimum untuk 45 hari adalah $2.250. jumlah tambahan hingga $250 bisa
diberikan untuk kelebihan jarak dalam mil yang diestimasikan bila pegawai
menggunakan mobilnya sendiri.

Penyebab Prosedur perusahaan tidak membutuhkan pembenaran khusus untuk uang muka
perjalanan dalam jumlah besar. Bagian Akuntansi Fiskal terutama mengandalkan
pada penyelia pegawai untuk memastikan bahwa uang muka tidak melebihi
kebutuhan. Ketidakkonsistenan dapat terjadi karena peermohonan uang muka
disetujui oleh penyelia yang berebeda, dan tidak satu pun dari mereka mengikuti
aturan yang sama.

Dampak: Pegawai dapat mengakumulasi uang muka dalam jumlah yang besar padahal tidak
dibutuhkan. Akumulasi ini dapat merugikan posisi kas perusahaan. Lagi pula
penagihan menjadi sulit bila pegawai yang memiliki uang muka dalam jumlah besar
keluar dari perusahaan. Bagian Akuntansi Fiskal saat ini sedang dalam proses untuk
berupaya menagih lebih dari $15.000 dari para pegawai yang tidak lagi bekerja di
perusahaan.

Tanggapan Manajemen: Bagian akuntansi akan membandingkan klaim perjalanan dengan muang muka yang
masih ada untuk menentukan pegawai yang menerima uang muka melebih
kebutuhan. Para pegawai tersebut akan ditanya alasannya atas kelebihan uang muka
yang diberikan kepada mereka atau mengurangi uang muka hingga ke jumlah yang
sama dengan beban-beban sesungguhnya. Penyelia akan diberikan instruksi khusus
mengenai jumlah uang muka yang berhak mereka setujui.
______________________________________________________
Manajer Audit
Beberapa organisasi mengeluarkan suatu memorandum untuk
setiap temuan audit yang signifikan untuk melaporkan kondisi,
kriteria, sebab, dampak, dan tanggapan manajemen. “Abstraksi
Temuan,” yang direproduksi di Tampilan 8-3, misalnya, diadaptasi dari
laporan badan pemerintah atas audit kontraktor. Memorandum ini
didistribusikan secara luas di badan tersebut. Para pendukung laporan
menyebutkan bahwa laporan ini memberikan banyak manfaat:
1. Manajer senior diberikan sarana pembelajaran yang cepat terhadap
masalah saat ini dan tindakan yang diambil atau diperlukan untuk
memecahkannya
2. Manajer lapangan tetap menerima informasi mengenai masalah-
masalah yang kemungkinan mempengaruhi mereka; jadi audit
internal bisa mencapai beberapa daerah dengan mengeluarkan
sumber daya yang sama
3. Laporan abstraksi dianalisis secara periodik untuk menemukan
trennya. Saat dibawa ke manajemen senior, keseluruhan tindakan
bisa diambil untuk memulihkan tren yang merugikan. Masalah yang
relatif kecil di satu bagian bisa menjadi serius bila menyebar di
banyak bagian
4. Kedisiplinan dalam menyiapkan laporan abstraksi sebelum ditulis
membantu auditor internal lebih memperhatikan setiap kekurangan
dalam pengembangan temuan audit mereka. Kehati-hatian dalam
menyiapkan abstraksi memudahkan penyiapan laporan audit final
5. Penelaahan terpusat untuk abstraksi membantu menjaga program
jaminan mutu yang dirancang untuk meningkatkan audit internal
Daftar Pustaka
Sawyer. Lawrence B, Mortimer A. Dittenhofer, dkk. 2006. Internal Auditing Buku 1
Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
http://www.scribd.com/doc/139481325/Temuan-Audit-Audit-Findings
http://ffirmann.wordpress.com/2010/01/09/temuan-audit/

Anda mungkin juga menyukai