Anda di halaman 1dari 17

Temuan Audit

GRE
Kelompok 8
Thasya Florencita Monica Ismailiyah (29) EN
Ni Putu Alia Kusuma Wardani (32 )
01 Memahami sifat temuan audit

02
Pembahasan 03
Memahami Standar For The Profesional Practice of Intern
Auditing

Materi 04
Memahami Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan Dan
Tingkat Signifikansi Temuan Audit

Memahami dan Menjelaskan Elemen-Elemen Temuan Au

05 2
Mampu Membuat Catatan Aktivitas Auidt Internal Tentan
Temuan Audit
Sifat-sifat Temuan Audit
Temuan audit bisa memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan tersebut dapat
menggambarkan:
1. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman yang dilakukan
tetapi tidak ditagih.
2. Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke
perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
3. Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah diganti dengan
tariff yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
4. Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim asuransi yang
belum diterima padahal kalim tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya.
5. Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Meskipun temuan-temuan audit seringkali disebut sebagai “kekurangan” (deficiency), banyak organisasi audit
internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif; dan standar awal kelihatannya setuju dengan hal ini.
Dalam kenyataannya, bahkan istilah temuan dianggap terlalu negatif di beberapa tempat. Kata-kata seperti
“kondisi” dianggap lebih nyaman dan tidak memberikan ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan
defensif di pihak klien.
Walaupun sebutannya bisa bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain, konsep dasarnya bersifat universal.
Apapun nama yang diberikan, suatu temuan audit menjelaskan sesuatu yang saat ini atau pada masa lalu
mengandung kesalahan, atau sesuatu yang kemungkinan akan terjadi kesalahan.
Pendekatan untuk Mengontruksi Temuan
Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan dapat dilaporkan untuk
membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan perbedaan berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap
kelemahan serius bagi orang awam bisa jadi merupakan hal sepele bagi seorang auditor internal yang
profesional.
Menemukan penyimpangan-penyimpangan kecil pada proses yang sedang berjalan relatif mudah.
Kesempurnaan jarang diupayakan dan harga yang yang harus dibayar untuk itu juga terlalu mahal. Upaya
yang dibutuhkan untuk mencapai lima persen terakhir kemurnian bisa melebih biaya yang diperlukan untuk
mencapai 95 persen yang pertama. Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan
kesimpulan mereka. Mereka harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk mengembangkan temuan-temuan
mereka. Karena mereka membuat dan melaporkan temuan-temuan audit, auditor internal harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini:
1. Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor internal harus mempertimbangkan
keadaan-keadaan yang ada pada saat kelemahan terjadi. Keputusan manajemen didasarkan pada fakta-fakta
yang tersedia saat ini. Auditor internal seharusnya tidak mengkritik suatu kebijakan hanya karena mereka
tidak setuju atau karena mereka memiliki informasi baru yang tidak tersedia bagi pengambil keputusan.
Auditor internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.
2. Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika sebuah temuan audit belum
ditemukan secara mendalam untuk memuaskan seseorang yang objektif dan wajar, maka temuan ini tidak
bisa dilaporkan.
3. Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak mutlak harus dikritik
hanya karena kurang dari 100 persen.
4. Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa dengan teliti untuk
menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Auditor internal, seperti halnya pendukung
pernyataan lainnya, akan tergoda untuk merasionalkan interpretasi untuk mendukung temuan mereka.
Setelah menghabiskan banyak waktu dan tenaga, auditor cenderung melindungi dan mempertahankan
temuan mereka menghadapi pertanyaan-pertanyaan sempurna yang logis. Akan tetapi, temuan-temuan
tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan dengan berjalannya waktu atau bila dihadapkam pada
pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.
Menambah Logis
Dalam setiap aspek usaha, konsep menambah nilai (adding value) memiliki makna baru dan lebih jelas. Definisi
terbaru mengenai audit internal secara khusus menyebutkan penambahan nilai. Fungsi-fungsi yang
dianggap tidak menambah nilai berisiko untuk dirampingkan, atau bahkan dihilangkan. Salah satu cara
auditor internal menambah nilai adalah dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka
berikan jelas berdampak positif bagi organisasi. Auditor internal tidak hanya harus yakin bahwa pekerjaan
mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan dan kesuksesan organisasi, mereka juga harus yakin
bahwa kontribusi tersebut dipahami dan dinilai oleh yang lain.
Temuan-temuan yang dihasilkan dari penelaahan “awal-akhir” cenderung sangat bermanfaat. Jika auditor
internal mampu mendeteksi masalah-masalah kontrol potensial dalam sistem penelusuran persediaan
terkomputerisasi yang baru diterapkan sebelum – bukan sesudah – dirancang dan diimplementasikan,
organisasi bisa mendapatkan keuntungan besar. Temuan-temuan yang menghasilkan nilai terbesar seringkali
mengalahkan kekuatan teknologi, memberikan perubahan yang positif, dan berorientasi ke depan. Temuan-
temuan ini membantu organisasi bergerak maju dan mencapai sasaran-sasaran mereka.
Temuan audit yang wajar dapat menghasilkan perbaikan dalam jumlah dolar atau rupiah yang besar, atau
meningkatkan jasa, atau memperbaiki struktur dan proses organisasi. Auditor internal akan meningkatkan
citra mereka sebagai penambah nilai, bukan sebagai pemakan sumber daya. Di sepanjang tahapan temuan-
temuan audit, penting bagi auditor internal untuk tetap fokus menyediakan aktivitas-aktivitas dan jasa-jasa
bernilai tinggi.
2. Memahami Standart For The Profesional Practice Of InternalAuditing (SPPIA)
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam satandar 2310 menyatakan:

 Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient), andal (reliable),
relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk mencapai tujuan penugasan.
 Practice advisory 2410-1 dari Standar : “ kriteria komunikasi” memperluas arahan
 Hasil harus mencakup obsercasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan rencana-rencana
tindaka
 Observasi: pernyataan fakta yang berkaitan
 Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut: kriteria, kondisi, penyebab &
dampak 7
 Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-hal
terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun
 Practice advisory 2420-1 dari Standar : “kualitas kriteria komunikasi” adalah obyektif,
jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.
Signifikansi Temuan Audit
Auditor internal harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu kondisi
kelemahan sebelum mengkomunikasikannya dengan manajemen. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan
audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
1. Temuan-temuan Tidak Signifikan
Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings) adalah semacam kesalahan klerikal yang dialami semua
organisasi yang tidak memerlukan tindakan formal. Dalam kenyataannya, memasukkan temuan seperti ini
kedalam laporan audit formal akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan signifikan
yang sebenarnya pada laporan, yang mengimplikasikan bahwa auditor internal tidak dapat melihat
perbedaan antara setitik noda dengan noda yang menyebar. Hal ini juga akan semakin mengukuhkan citra
auditor internal sebagai seorang yanghanya memerhatikan hal-hal kecil.
2. Temuan-temuan Kecil
Temuan-temuan kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-mata kesalah manusiawi yang
bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut sehingga merugikan dan walaupun tidak
menggangu tujuan operasi organisasi, namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen.
Beberapa temuan kecil lebihh baik dilaporkan dalam surat kepada manajemen (Management Letter).
Misalnya, seorang pegawai yang telah mencampuradukkan kas kecil pribadi dengan milik organisasi melanggar
aturan organisasi dan pratik bisnis yang baik. Tentu hal ini harus dilaporkan dan diperbaiki, jika tidak maka
akan terus berlanjut atau menyebar.
3. Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan mengahalangi tujuan utama suatu organisasi
atau suatu unit dalam organisasi. Misalnya, salah satu tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya
membayar utang usaha yang benar-benar sah. Sistem kontrol yang lemah yang bisa atau akan
mengakibatkan kesalahan pembayaran yang akan mencerminkan kelemahan yang bisa menghalangi
departemen mencapai tujuan utamanya. Oleh karen aitu, hal ini merupakan temuan audit yang besar dan
harus dilaporkan.
Memisahkan temuan audit yang besar dan kecil tidaklah mudah. Dibutuhkan pertimbangan audit yang baik
untuk mebedakan keduanya. Namun jika tolok ukur yang baru saja dijabarkan bisa diterapkan secara wajar,
maka ausitor internalharus mampu mengklasifikasi temuan-temuannya. Dan karen amelibatkan
pertimbangan audit, keputusan akhir mengenai apakah sebuah temuan harus diklasifikasikan sebagai
temuan besar atau kecil merupakan tanggung jawab auditor internal, bukan manajemen.
Elemen-elemen Temuan Audit
Elemen-elemen temuan adalah sebagai berikut.
1. Kriteria
1) Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam konsep kriteria:
2) Tujuan dan sasaran, dapat mencakup standar-standar operasi yang mencerminkan apa yang diinginkan
manajemen untuk dicapai oleh operasi yang diaudit.
3) Kualitas pencapaian.
2. Kondisi
Istilah kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulakn melalui observasi, pengajuan pertanyaan, analisis,
verifikasi, dan investigasi yang dilakukan auditor internal. Kondisi merupakan ktaKondisi harus mampu
menghadapi serangan apapun. Kondisi juga harus mencerminkan total populasi atau sistem yang ditelaah,
atau dalam kasus terpisah, harus merupakan kelemahan yang signifikan. Klien harus menyepakati fakta-
fakta yang disajikan meskipun mereka bisa saja memperselisihkan signifikansi yang dilekatkan auditor pada
temuan-temuan tersebut.
3. Penyebab
Penyebab menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran tercapai, dan mengapa
tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab merupakan hal penting untuk memperbaikinya. Setiap temuan
audit dapat ditelusuri penyimpangannya dari apa yang diharapkan. Masalah dapat diatasi hanya jika
penyimpangan ini diidentifikasi dan penyebabnya diketahui.
4. Dampak
Dampak menjawab pertanyaan “lalu kenapa”. Anggaplah semua fakta telah disajikan, lalu kenapa/ siapa atau
apa yang dirugikan, seberapa buruk? Apa konsekuensinya? Akibat-akibat yang merugikan haruslah
signifikan, bukan hanya penyimpangan dari prosedur. Dampak merupakan elemen yang dibutuhkan untuk
meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak diinginkan jika
dibiarkan terus terjadi akan berakibat buruk dan memamakan biaya yang lebih besar daripada tindakan yang
dibutuhkan untuk memeprbaiki masalah tersebut
5. Kesimpulan
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun harus merupakan pertimbangan professional,
bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam membuat kesimpulan, auditor internal jelas memiliki peluang
untuk memberikan kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten menyajikan
kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja yang lebih tinggi, menguranggi
biaya dan meningkatkan kualitas ptroduksi, menghilangkam [ekerjaan yang tidak dibutuhkan,
mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggan, merningkatkan jasa, dan
meningkatkan posisi kompetitif organisasi, maka audit internal jelas bernilai. Kesimpulan dapat
menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hibungan fungsi yang diaudit terhadap
perusahaan secara keseluruhan.
6. Rekomendasi
Rekomendasi (recommendation) menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang salah dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.
Rekomendasi harus positif dan bersifat spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang akan
terbaik.
Pencatatan dan Pelaporan Temuan Audit
Tidak setiap kelemahan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa kelemahan bersifat kecil
dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah:
1) Cukup signifikan agar dapat dilaporkan ke manajemen.
2) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten, dan relevan.
3) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.
4) Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
5) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang
mengandung kelemahan.
Pencatatan Temuan Audit
Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya mempertimbangkan elemen-elemen
temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk laporan atau sarana lainnya agar mereka tetap bisa
menelusurinya. Laporan tersebut juga bisa menjadi sarana bagi penyelia audit guna menentukan apakah
semua langkah yang diperlukan untuk menghasilkan temuan audit yang dikembangkan dengan baik telah
diambil.
Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit Record of Audit Findings) yang ditunjukkan
pada Tampilan 8-1 merupakan satu contoh laporan tersebut. Laporan tersebut sesuai dengan tujuan yang
telah dijelaskan dan memberi ruang untuk:
1) Mengidentifikasi organisasi yang bertanggungjawab
2) Memberi nomor identifikasi utnuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kertas kerja pendukung
3) Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi
4) Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi
5) Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu ditemukan pada audit
sebelumnya
Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings--RAF) memberikan fleksibilitas karena RAF
bisa diurutkan atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal. Laporan tersebut juga memberikan
acuan untuk pembahasan, karena mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar
untuk menjelaskan masalah. Laporan tersebut juga berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor
semua yang diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara mendalam. RAF juga
harus diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen yang hilang atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa
membutuhkan kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.
Keahlian Komunikasi
Laporan ringkas sekali pun, seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik, dan masalah-masalah
harus didefinisikan dengan jelas mnenggunakan istilah-istilah yang singkat, padat, dan tepat. Jika
dimungkinkan, bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-istilah yang
mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari. Tentu saja, sikap yang sama juga harus
ditampilkan dalam komunikasi verbal sehari-hari dsan presentasi interim hasil-hasil audit.
Penelaahan Pengawasan
Supervisi audit tetap merupakan kontrol kunci atas pengembangan profeisonal temuan-temuan audit. Setiap
temuan yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan pengawasan yang ketat, baik secara manual
maupun elektronik, dan penelaahan tersebut haruys dibuktikan dengan tanda tangan peneyelia atau indikasi
persetujuan elektronik.
Melaporkan Temuan Audit
RAF dan abstraksi telah digunakan lebih dari sekedar sebagai pencatatan temuan atau pengkomunikasian ke
klien. Nyatanya, beberapa organisasi audit telah membuat ringkasan sebagai dasar utama bagi laporan audit
internal. Laporan tersebut telah diakumulasikan berurutan secara logis berdasarkan pengelompokkan
menurut subjek, lokasi, atau unit yang diaudit, kemudian diserahkan ke manajemen melalui ringkasan
eksekutif satu halaman. Ringkasan ini menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini secara keseluruhan, dan
menyajikan penilaian auditor atas operasi yang diaudit. Ringkasan eksekutif juga menyebutkan temuan-
temuan yang dapat dilaporkan. Temuan-temuan yang didokumentasikan tercermin dalam RAF atau
abstraksi.
Tindak Lanjut
Belum ada kesepakatan mengenai tanggung jawab auditor sehubungan dengan tindak lanjut. Beberapa penulis
dan praktisi berpendapat bahwa auditor internal mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan terserah pada
manajemen untuk mengambil tindakan perbaikan, menentukan kecukupannya, dan mengawasi
efektivitasnya. Namun, pandangan ini tidak konsisten dengan deskripsi yang lebih luas mengenai tanggung
jawab audit internal sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan Standar.
Kecukupan Tindakan Perbaikan
Temuan-temuan audit dan tindakan yang diperlukan untuk mengimplementasikannya memiliki banyak variasi
bentuk dan ukuran sehingga tidak ada aturan kaku bagi kelayakan tindakan perbaikan yang bisa diterapkan
di segala situasi. Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya:
Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan
Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada
Berkelanjtan efektivitasnya
Diawasi untuk mencegah terulang lagi
Pencatatan dan Pelaporan Temuan Audit
Tidak setiap kelemahan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa
kelemahan bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua
temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah: JE SUIS JOLIE
Cukup signifikan agar dapat dilaporkan ke manajemen.
Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai,
kompeten, dan relevan.
Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.
Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.

Anda mungkin juga menyukai