id=6fQzEMPLaaYC&pg=PA62&lpg=PA62&dq=contoh+format+internal
+ncr&source=bl&ots=jTaTyC0PBi&sig=VEubkCX_Zs5JX0g1D9rIM9lkGd4&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjc1
72rwKvXAhXDxrwKHeSCDTkQ6AEITTAG#v=onepage&q=contoh%20format%20internal%20ncr&f=false
Temuan Audit
Definisi Temuan Audit
Temuan audit adalah himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama
melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analitis menurut
unsur- unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan
tersebui dapat menggambarkan:
Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai kekurangan (deficiency), audit
internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif; dan Standar awal kelihatannya setuju
dengan hal ini (lihat 430.04). Dalam kenyataannya, bahkan istilah temuan dianggap terlalu
negatif di tempat. Kata-kata seperti kondisi dianggap lebih nyaman dan tidak memberi
ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien.
Walaupun sebutannya bisa bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain, konsep dasar
universal. Apa pun nama yang diberikan, suatu temuan audit menjelaskan sesuatu yang saat ini
atau pada masa lalu mengandung kesalahan, atau sesuatu yang kemungkinan akan terjadi
kesalahan.
Standar
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam Standar 2310
menyatakan:
Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal, relevan, dan untuk
mencapai tujuan penugasan.
Practice Advisory 2410-1 dari Standar, Kriteria Komunikasi, memperluas arahan mjd:
1. Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan ringkasan. Inf
latar belakang bisa mengidentifikasi unit-unit organisasional dan aktivitas-aktivitas yang
serta memberikan informasi penjelasan yang relevan. Informasi ini juga bisa mencakup
pengamatan, kesimpulan, dan rekomendasi dari laporan-laporan sebelumnya. Juga bisa
terdapat indikasi mengenai apakah laporan tersebut mencakup penugasan yang
dijadwalkan atau tanggapan atas suatu permintaan. Ringkasan, jika tercakup, harus
menjadi representasi penyeimbang dari isi komunikasi penugasan.
2. Hasil-hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan rencana-
rencana tindakan.
3. Observasi adalah pernyataan fakta yang berkaitan. Observasi-observasi yang penting
mendukung atau mencegah kesalah pahaman pada kesimpulan dan rekomendasi auditor
internal harus tercakup dalam komunikasi penugasan akhir. Observasi atau rekomendasi
yang kurang signifikan bisa dikomunikasikan secara informal.
4. Observasi dan rekomendasi penugasan timbul dari proses perbandingan apa yang
seharusnya dengan apa yang terjadi. Ada atau tidak ada perbedaan, auditor internal
memiliki fondasi untuk membangun laporan. jika kondisi memenuhi kriteria, pengakuan
atas kinerja yang memuaskan ini bisa dimasukan dalam komunikasi penugasan.
Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut-atribut berikut ini:
Kriteria: Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau
verifikasi (apa yang seharusnya ada).
Kondisi: Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian (apa yang
ada).
Penyebab: Alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi aktual (mengapa
ada perbedaan).
Dampak: Risiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/atau yang lainnya karena
kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam menentukan tingkat
risiko atau eksposur, auditor internal harus mempertimbangkan dampak observasi dan
rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan keuangan organisasi.
Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-hal
terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan manapun.
Sehubungan dengan pelaporan aktual, Practice Advisory 2420-1 dari Standar, Kualitas Kriteria
Komunikasi menyatakan:
1. Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias, dan bebas dari distorsi. Observasi,
kesimpulan, dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa prasangka.
2. Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa ditingkatkan
dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan memberikan informasi
pendukung yang memadai.
3. Komunikasi ringkas langsung ke sasaran dan menghindari rincian yang tidak perlu.
Komunikasi seperti ini mengemukakan pikiran secara lengkap dalam kata-kata yang
sesedikit mungkin.
4. Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya membantu klien dan
organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
5. Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa penundaan dan
memungkinkan efektif segera.
Saran-saran Perbaikan
Auditor juga menghadapi transaksi atau kondisi yang mungkin secara intrinsik tidak salah, tetapi
bisa ditingkatkan.Misalnya membayar produk yang tidak pernah diterima jelas adalah kesalahan.
Jika cukup uang banyak uang yang terlibat, maka jelas hal ini merupakan temuan audit yang
dapat dilaporkan.
Manajer operasi akan merasa sulit untuk menentang pendapat auditor bahwa pembayaran atas
barang diterima merupakan temuan audit yang valid. Namun akan tidak adil untuk menerapkan
label yang sama ke saran-saran untuk menyederhanakan memo penerimaan yang tidak
menyebabkan kesalahan. Perbaikan-perbaikan untuk hal-hal seperti ini harus dipisahkan.
Di beberapa organisasi hal ini dilaporkan sebagai saran-saran untuk perbaikan (suggestions for
impropvement). Saran-saran ini tidak memerlukan rekomendasi perbaikan kesalahan dan tidak
mengandung konotasi temuan kesalahan dari temuan-temuan audit.
Tidak setiap kelemahaan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa bersifat
kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang bisi haruslah:
Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai,
kompeten, dan relevan.
Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-
kondisi yang mengandung kelemahan.
Jelaslah karakteristik-karakteristik ini akan diinterpretasikan secara subjektif. Apa yan sebagai
kelemahan signifikan bagi satu individu bisa jadi dianggap tidak signifikan bagi yang kata
seperti objektif, meyakinkan, wajar, dan logis memiliki konotasi yang berbeda bagi berbeda
Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan dapat
dilaporkan membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan perbedaan berdasarkan pengalaman.
Apa yang dianggap kelemahan serius bagi orang awam bisa jadi merupakan hal sepele bagi
seorang auditor internal yang professional.
Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka. Mereka
harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk mengembangkan temuan-temuan mereka. Karena
mereka membuat dan melaporkan temuan audit, auditor internal harus mempertimbangkan
faktor-faktor ini :
Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor internal harus
rnempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat kelemahan terjadi. Keputusan
nanajemen didasarkan pada fakta-fakta yang tersedia saat ini. Auditor internal seharusnya
tidak mengkritik suatu kebijakan hanya karena mereka tidak setuju atau karena mereka
memilik informasi baru yang tidak tersedia bagi pengambil keputusan. Auditor internal
seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.
Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika sebuah
temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan seseorang yang
objektif dan wajar maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak mutlak
harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa dengan
teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Auditor internal,
seperti halnya pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda untuk merasionalkan
interpretasi untuk mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan banyak waktu dan
tenaga, auditor cenderung melindungi & dan mempertahankan temuan mereka
menghadapi pertanyaan-pertanyaan sempurna yang logis. Akan tetapi, temuan-temuan
tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan dengan berjalannya waktu atau bila
dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.
Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat kerugin
risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Menempatkan penekanan yang sama pada
kelebihan sebesar $100.000 jelas tidak logis. Jadi auditor harus mempertimbangkan tingkat
kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu kelemahan sebelum mengomunikasikannya
dengan manajemen. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan audit bisa diklasifikasikan
menjadi tidak signifikan, menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings)semacam kesalahan klerikal yang semua
organisasitidak memerlukan tindakan formal. Dalam kenyataannya, memasukkan temuan
seperti ini ke dalam laporan audit formal akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan
temuan signifikan yang sebenarnya pada laporan, yang mengimplikasikan bahwa auditor internal
dapat melihat perbedaan antara setitik noda dengan noda yang menyebar. Hal ini juga akan
semakin mengukuhkan citra auditor internal sebagai seorang yang hanya memerhatikan hal-hal
kecil.
(4) Tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut ke dalam laporan audit internal resmi.
Tidak diambilnya beberapa diskon pembelian acak oleh pegawai utang usaha dapat dianggap
kesalat tidak signifikan.
Temuan-temuan Kecil
Temuan-temuan kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-mata kesalahan
manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut, sehingga merugikan,
dan walaupun tidak mengganggu tujuan operasi organisasi, namun cukup signifikan untuk
diperhatikan oleh manajemen.
Seorang pegawai yang telah mencampuradukan kas kecil pribadi dengan milik organisasi
melanggar aturan organisasi dan pihak praktik bisnis yang baik. Tentu hal ini harus dilaporkan
dan diperbaiki, kalau tidak, maka akan terus berlanjut atau menyebar.
Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar (mayor findings) adalah temuan yang akan menghalangi pencapain tujuan
utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. Misalnya salah satu tujuan utama
departemen utang usaha adalah hanya membayar utang-utang yang benar-benar syah.
Auditor internal bukanlah orang yang maha tahu, dan mereka tidak bisa diharapkan untuk
mengetahui semua hal tentang operasi yang sedang diaudit. Pengetahuan tentang temuan audit
yang dapat dilaporkan merupakan masalah lain, karena auditor internal memepertentangkan
kelayakan status quo. Mereka mencari system atau transaksi yang tidak memenuhi standar
operasi yang berlaku. Tetapi auditor internal bisa mengharapkan adanya tantangan dan mereka
harus mengetahui lebih banyak tentang temuan-temuan audit mereka. Fakta-fakta yang
ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan kreterianya dapat diterima, dan logika yang
digunakan juga harus meyakinkan.
Kelayakan tindakan yang mereka lakukan paling baik diukur dengan membandingkannya
beberapa kreteria. Sama halnya dengan pengembangan temuan audit. Jika temuan yang dikemb
memenuhi semua standar audit yang dapat diterima, maka temuan tersebut akan menjadi logli
dan meyakinkan. Temuan tersebut akan memberikan stimulus untuk memotivasi tindakan per
Jika ada yang hilang dari temuan yang dilaporkan, maka temuan tersebut bisa dipertentang
berakibat pada tindakan yang tidak menyenangkan atau bahkan tidak ada tindakan sama sekali.
Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar belakang,
kreteria kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan audit yang
mencakup ele elemen ini, baik eksplisit maupun implisit, akan menjadi argumen yang kuat
untuk dilaku tindakan perbaikan. Temuan tersebut akan menunjuldcan bahwa tidak ada rintangan
yang dibiarkan dalam menyajikan masalah dan solusinya. Pada beberapa kasus yang unik,
elemen penyebab mungkin tidak tepat. Suatu masalah mungkin diakibatkan oleh kondisi
tertentu.
Kesimpulan
Kesimpulan dapat menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hubungan fungsi
yang diaudit terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Kesimpulan dapat dan seharusnya menyajikan tindakan potensial dan menunjukkan bahwa
manfaat memperbaiki kesalahan akan melebihi biayanya. Besarnya kerugian yang ditunjukkan
pada bagian dampak merupakan dasar dibutuhkannya tindakan perbaikan. Misalnya:
Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya mempertin elemen-
elemen temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk laporan atau sarana agar mereka
tetap bisa menelusurinya. Laporan tersebut juga bisa menjadi sarana bagi penyelia guna
menentukan apakah semua langkah yang diperlukan untuk menghasilkan temuan audit
dikembangkan dengan baik telah diambil.
Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit Activity Record of Audit
Findings) ditunjukkan pada form catatan audit internal sebagai suatu contoh laporan tersebut.
Laporan tersebut dengan tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk:
Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab.
Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kerja
pendukung.
Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi.
Mengidentifikasi kreteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi.
Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu yang
ditemukan audit sebelumnya.
Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebut.
Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan.
Menunjukkan penyebabmengapa penyimpangan terjadi.
Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial, dari kondisi tersebut.
Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil.
Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-tanggapan
mereka(setuju, tidak setuju), dan sifat tindakan, jika ada, yang mereka usulkan untuk
diambil.
Laporan tersebut juga berfungsi sebagai untuk mengingatkan auditor semua yang diperlukan
untuk memperoleh informasi untuk tern dibuat secara mendalam. RAF juga harus diselesaikan di
lapangan sehingga setiap elemen ya atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa membutuhkan
kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.
Record of Audit Findings-RAF, dan abstraksi telah digunakan lebih dari sekadar sebagai
pencatatan temuan atau pengkomunikasian ke klien. Laporan tersebut telah diakumulasikan
berurutan secara logis berdasarkan pengelompokan menurut subjek, lokasi, atau unit yang
diaudit dan kemudian diserahkan manajemen melalui ringkasan eksekutif satu halaman.
Ringkasan ini menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini audit secara keseluruhan, dan
menyajikan penilaian auditor atas operasi yang diaudit.
Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan ini menawarkan dari
pelaporan segera setelah pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi apa yang diperoleh clan yang
cepat bisa jadi sia-sia bila hubungan auditor-klien tidak menguntungkan. Auditor bisa posisi
memberikan kritik atau celaan, bukan sebagai pengamat objektif yang memerha maupun sisi
buruk. Dampak yang tidak menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh tanggapan yang
objektif pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut juga dapat dinetralkan pembahasan interim
mengenai RAF dengan klien.
Temuan Audit
SIFAT TEMUAN AUDIT
Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient), andal (reliable),
relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk mencapai tujuan penugasan.
Practice advisory 2410-1 dari Standar : criteria komunikasi. Observasi dan rekomendasi harus
didasarkan pada atribut : kriteria, kondisi, penyebab & dampak.
o Kriteria (criteria) : standar, ukuran atau ekspektasi yang dipakai untuk evaluasi /
verifikasi (apa yang harusnya ada/harapan).
o Kondisi (condition) : bukti faktual yang ditemukan saat pengujian (apa yang
ada/kenyataan).
o Penyebab (causes) : alasan perbedaan antara harpan dengan kondisi aktual (mengapa
ada perbedaan ).
o Dampak (effect) : risiko/ eksposur yang dihadapi organisasi karena kondisi tidak sama
dengan kriteria (akibat perbedaan).
Practice advisory 2420-1 dari Standar : kualitas kriteria komunikasi a.1 : obyektif, jelas,
ringkas, konstruktif & tepat waktu.
Meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang diberikan memiliki dampak positif bagi
organisasi.
Memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan dan kesuksesan organisasi.
1. Aktivitas pencatatan temuan audit internal (Internal Audit Activity Record of Audit Findings) .
Dibuat sesuai dengan tujuan.
2. Laporan pencatatan temuan audit (Record Audit Findings) :
Seharusnya setiap temuan audit yang dilaporkan telah melalui penelahan pengawasan
(supervisory review) yang ketat.
Tujuannya untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas audit internal.
Penyelia (supervisor) audit harus melakukan review secara rutin/periodik untuk menjaga
mutu/kualitas audit.
Beberapa organisasi audit menyusun ringkasan eksekutif (executive summary) atas laporan audit
internal.
Ringkasan eksekutif :
Standar 2500.A.1 : Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk memonitor
dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan secara efektif atau
bahwa manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak mengambil keputusan.
Practice advisory 2500-A.1.1 :proses Tindak Lanjut : Tanggungjawab untuk melakukan tindak
lanjut harus didefinisikan dalam piagam tertulis aktivitas audit internal.
AUDIT MANAJEMEN
Audit Report
di buat oleh :
Alfan Riaman
No : 001/KAP/I/2016
Lampiran : 6 lembar
Kepada
Di surabaya
Kami telah melakukan audit atas siklus penujualan yang berdampak pada peningkatan
penjualan dan loyalitas pelanggan di TOKO MIEL untuk periode tahu 2016 . audit kami tidak
dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan. Audit
kami hanya mencakup bagian dari siklus penjualan yang berpengaruh pada peningkatan
penjualan atau Loyalitas pelanggan pada TOKO MIEL. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai
ekonomis (penghematan),efisien dan efektif proses penjualan atau oprasional yang dilakukan
TOKO MIEL dan memberikan saran atas kelemahan yang ditemukan selama audit. Hingga
diharapkan dimasa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan
TOKO MIEL Dapat beroperasi dengan lebih ekonomis,efektif,dan efisien dalam mencapai
Tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan. Dukungan dan
kerjasama dari berbagai pihak baik dari pemilik,manajem,karyawan, bahkan pelanggan yang
berhubungan langsung dengan proses audit ini. Untuk itu kami berterimaksih atas kerjasama
yang telah terjalin dengan baik ini.
BAB I
Toko MIEL adalah toko yang bergerak dibidang perusahaan dagang Retail Khusus
pakaian. Toko bertempat di MOG Malang dan telah membuka cabang di Marvell City Mall
surabaya pada bulan mei dan mulai beroprasi pada saat itu juaga 2016. Dan dalam hal ini auditor
mengaudit TOKO MIEL yang ada di Marvell City Mall Surabaya.
Toko MIEL adalah toko cabang pertama yang bertempat dikota surabaya sampai pada
saat audit ini dilakukan terjadi kesenjangan pendapatan yang diperoleh oleh kedua TOKO
Tersebut baik yang berada Dikota malang dan yang berada dikota surabaya.
Toko MIEL Surabaya memiliki 6 salesman dan satu orang supervisor yang setiap harinya
berada ditoko MIEL dengan jadwal yang telah di tentukan oleh supervisor. Setiap salesman
direkrut dan diberi latihan kerja selama 1 hari dan diusahakan untuk mengerti dengan pekerjaan
yang akan di kerjakan selama Berada Di TOKO MIEL.
BAB II
Kesimpulan Audit
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan utama adalah :
1. tidak tersedianya pencatatan atas barang yang siap untuk dijual yang memenuhi standard
oprasional
2. tidak tersedianya dokumen data pelanggan yang menunjang kebutuhan manajemen dalam
mengambil keputusan
3. kinerja karyawa yang kurang baik yang mengakibatkan pelanggan tidak ingin berbelanja di Toko
MIEL
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi. Maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi :
Ada beberapa rekomendasi yang kami buat untuk Toko MIEL serta kami lampirkan di bagian
Lampiran Laporan Ini :
1. Toko MIEL Harus membuat dokumen pencatatan barang yang siap untuk dijual dengan Format
yang memenuhi standard yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dan menjadikan dokemen
tersebut sebagai salah satu informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan Putusan dalam
penyediaan barang dagangan maupun Keputusan yang lain.
2. Toko MIEL harus membuat dokumen data Pelanggan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
yang dibutuhkan oleh manajemen dalam mengambil keputusan. yakni kebutusan yang berkaitan
dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Karna jika Toko MIEL
dapat mengelolah pelanggannya dengan baik maka dengan sendirinya penjualan akan
meningkat.
3. Toko MIEL harus melakukan Traning bagi karyawan untuk bekerja sesuai dengan SOP Yang ada
di Toko MIEL dan menanamkan Rasa memiliki dan rasa peduli untuk bekerjasama dalam
mengembangkan Toko MIEL.
4. Toko MIEL Harus menyediakan CCTV yang dapat digunakan untuk mengontrol kinerja karyaawan
dan kebutuhan Toko lainnya.
5. Menyediakan form kepuasa pelanggan yang dapat di Nilai langsung oleh konsumen dan dijadikan
sarana untuk mengukur kinerja karya pada waktu tertentu. Dan juga dapat dijadikan sebagai
sarana untuk memberi reward kepada karyawan jika dapat bekerja dengan baik.
6. Membuat kartu mambers bagi pelanggan yang bertujuan untuk memfasilitasi pelanggan dalam
berbelanja dan dapat dijadikan suatu informasi yang penting bagi manajemen dalam mengambil
keputusan baik kebijakan yang berhubungan dengan Penjualan,discount,hadiah dan lain lain.
Keputusan untuk memlakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih
buruk terhadap penjualan Toko MIEL dimasa mendatang.
Lampiran