Anda di halaman 1dari 22

TEMUAN AUDIT

BAB 8

Oleh Kelompok 1 :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
PENGERTIAN TEMUAN AUDIT

Temuan audit adalah himpunan data dan informasi yang


dikumpulkan, diolah dan  diuji selama melaksanakan tugas
audit atas kegiatan instansi tertentu yang  disajikan
secara analitis menurut unsur- unsurnya yang dianggap
bermanfaat bagi  pihak-pihak yang berkepentingan. 
SIFAT TEMUAN AUDIT
1.Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk & ukuran misalnya:
Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman
yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang
telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragan untuk
klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan
signifikansinya.
Eksposur-eskposur risiko yang harus dipertimbangkan.
2.Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies).
3. Istilah “temuan´cenderung terlalu negatif, sedang “kondisi” relatif lebih tepat dan
dianggap lebih nyaman, tidak memberi ancaman, dan tidak menimbulkan tanggapan
defensif bagi auditee.
4. Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang (current) atau masa
lalu ( histories ) serta yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating (future) terdapat
kesalahan.
SIFAT TEMUAN AUDIT

Standar 2310 SPPIA :


 Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang
cukup(sufficient), andal (reliable), relevan (relevance) dan
berguna(usefulness) untuk mencapai tujuan penugasan.
 Practice advisory 2410-1 dari Standar : “ kriteria
komunikasi” → Observasi dan rekomendasi harus
didasarkan pada atribut : kriteria, kondisi, penyebab &
dampak/akibat.
SIFAT TEMUAN AUDIT
 Kriteria: Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digunakan dalam
melakukan evaluasi atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).
 Kondisi: Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat
pengujian (apa yang ada).
 Penyebab: Alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan
kondisi aktual (mengapa ada perbedaan).
 Dampak: Risiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/atau
yang lainnya karena kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak
perbedaan). Dalam menentukan tingkat risiko atau eksposur, auditor
internal harus mempertimbangkan dampak observasi dan
rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan keuangan
organisasi.
 Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian
penugasan klien, hal-hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak
terkandung di laporan manapun.
CIRI TEMUAN AUDIT
Ada 3 ciri temuan audit yang baik, yaitu :

 Temuan audit harus didukung oleh bukti yang memadai


 Temuan audit harus penting (material)
 Temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi,
kriteria, dan sebab-akibat)
TEMUAN-TEMUAN AUDIT YANG DAPAT
DILAPORKAN

Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah:


 Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
 Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti
yang memadai, kompeten, dan relevan.
 Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
 Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
 Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
PENDEKATAN UNTUK MENGONSTRUKSI TEMUAN

Karena mereka membuat dan melaporkan temuan audit, auditor internal harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini :
 Auditor internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan
pertimbangan manajemen.
 Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika
sebuah temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan
seseorang yang objektif dan wajar maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
 Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak
mutlak harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
 Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa
dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan.
Auditor internal, seperti halnya pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda
untuk merasionalkan interpretasi untuk mendukung temuan mereka. Setelah
menghabiskan banyak waktu dan tenaga, auditor cenderung melindungi & dan
mempertahankan temuan mereka menghadapi pertanyaan-pertanyaan sempurna
yang logis. Akan tetapi, temuan-temuan tersebut mungkin tidak dapat
dipertahankan dengan berjalannya waktu atau bila dihadapkan pada pertanyaan-
pertanyaan yang lengkap.
MENAMBAH NILAI

Salah satu cara auditor internal menambah nilai adalah :


 Menyakinkan bahwa temuan audit dan rekomendasi yang mereka
berikan jelas berdampak positif bagi organisasi.
 Meberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan dan kesuksesan
organisasi.
 Fokus pada aktivitas dan jasa yang bernilai tinggi
TINGKAT SIGNIFIKANSI

1. Temuan-temuan Tidak Signifikan


 Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings) adalah
semacam kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi yang
tidak memerlukan tindakan formal. Dalam kenyataannya,
memasukkan temuan seperti ini kedalam laporan audit formal akan
menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan
signifikan yang sebenarnya pada laporan, yang mengimplikasikan
bahwa auditor internal tidak dapat melihat perbedaan antara setitik
noda dengan noda yang menyebar. Hal ini juga akan semakin
mengukuhkan citra auditor internal sebagai seorang yanghanya
memerhatikan hal-hal kecil.
 Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak
disembunyikan atau dilewatkan.
TINGKAT SIGNIFIKANSI
2. Temuan-temuan Kecil
 Temuan-temuan kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena
bukan semata-mata kesalah manusiawi yang bersifat acak. Jika
tidak diperbaiki, maka akan berlanjut sehingga merugikan dan
walaupun tidak menggangu tujuan operasi organisasi, namun cukup
signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen.
 Beberapa temuan kecil lebihh baik dilaporkan dalam surat kepada
manajemen (Management Letter).
3. Temuan-temuan Besar
 Temuan-temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan
mengahalangi tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam
organisasi.
ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT

1. Kriteria
Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen
penting dalam konsep kriteria:
 Tujuan dan sasaran, dapat mencakup standar-standar operasi yang
mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh
operasi yang diaudit.
 Kualitas pencapaian.
2. Kondisi
 Istilah kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulakn melalui
observasi, pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi
yang dilakukan auditor internal.
ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT
3. Penyebab
 Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah dan
prosesnya mengikuti langkah-langkah klasik berikut:
- Kumpulkan fakta-fakta.
- Identifikasi masalah.
- Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
- Uji penyebab-penyebab yang mungkin.
- Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
- Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan dan secara
tentatif pilih yang terbaik.
- Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan
yang telah dipilih.
- Pertimbangan “bagaimana seandainya”.
- Apakah terdapat kondisi-kondisimitigasi.
- Rekomendasikan kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik
benar-benar telah dilakukan.
ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT
4. Dampak
 Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisiensi, dampak
biasanya diukur dalam dolar atau rupiah.
 Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak biasanya meupakan
ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan
atau diwajibkan.
5. Kesimpulan
 Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun
harus merupakan pertimbangan professional, bukan berisi rincian
yang tidak perlu.
6. Rekomendasi
 Rekomendasi (recommendation) menggambarkan tindakan yang
mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-
kondisi yang salah dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem
kontrol.
PEMBAHASAN TEMUAN
 Pencatatan dan Pelaporan Temuan Audit
1. Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit Record of Audit
Findings) dibuat sesuai dengan tujuan dan memberi ruang untuk :
 Mengidentifikasi organisasi yang bertanggungjawab
 Memberi nomor identifikasi utnuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kertas
kerja pendukung
 Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi
 Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi
 Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu
ditemukan pada audit sebelumnya
 Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan
tersebut
 Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan
 Menunjukkan penyebab--mengapa terjadi penyimpangan
 Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial, dari kondisi tersebut
 Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil
 Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-tanggapan
mereka (setuju, tidak setuju), dan sifat tindakan, jika ada, yang mereka usulkan
PEMBAHASAN TEMUAN

 Laporan Pencatatan Temuan Audit


 Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings--
RAF) memberikan fleksibilitas karena RAF bisa diurutkan atau
diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal.
 memberikan acuan untuk pembahasan, karena mencakup
kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar untuk
menjelaskan masalah.
 Digunakann untuk mengomunikasikan temuan dengan segera ke
klien dan mendapatkan tanggapan tertulis.
PENELAAHAN PENGAWASAN

 Setiap temuan yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan


pengawasan yang ketat, baik secara manual maupun elektronik, dan
penelaahan tersebut haruys dibuktikan dengan tanda tangan
peneyelia atau indikasi persetujuan elektronik.
 Bertujuaan untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas audit
internal.
MELAPORKAN TEMUAN AUDIT
 beberapa organisasi audit telah membuat ringkasan sebagai dasar
utama bagi laporan audit internal. Laporan tersebut telah
diakumulasikan berurutan secara logis berdasarkan
pengelompokkan menurut subjek, lokasi, atau unit yang diaudit,
kemudian diserahkan ke manajemen melalui ringkasan eksekutif
satu halaman.
 Ringkasan ini menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini secara
keseluruhan, dan menyajikan penilaian auditor atas operasi yang
diaudit.
 Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan.
Pelaporan ini menawarkan manfaat dari pelaporan segera setelah
pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi apa yang diperoleh dari
pelaporan yang cepat bisa jadi sia-sia bila hubungan auditor-klien
tidak menguntungkan.
TINDAK LANJUT
 Standar terbaru 2500.A1 menyatakan bahwa:
Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk
mengawasi dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah
diimplementasikan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah
menerima risiko untuk tidak mengambil tindakan.
 Practice Advisory 2500.A1-1 dari Standar, “Proses Tindak Lanjut,” lebih
jauh menyatakan:
1. Tindak lanjut oleh auditor internal didefinisikan sebagai sebuah proses
untuk menentukan kecukupan, efektivitas, dan ketepatan waktu atas
tindakan yang diambil oleh manajemen atas pengamatan dan rekomendasi
penugasan yang dilaporkan. Pengamatan dan rekomendasi seperti ini juga
mencakup yang dilakukan oleh auditor eksternal dan yang lainnya.
(sumber: Red Book 440.01.1)
2. Tanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut harus didefinisikan dalam
piagram tertulis aktivitas audit internal. Sifat, waktu, dan luas tindak
lanjut harus ditentukan oleh kepala bagian audit.
TINDAK LANJUT

 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam


menentukan prosedur tindak lanjut yang tepat adalah:
 Signifikansi pengamatan atau observasi yang dilaporkan.
 Tingkat upaya dan biaya yang dibutuhkan untuk
memperbaiki kondisi yang dilaporkan.
 Risiko-risiko yan mungkin terjadi bila tindakan
perbaikan gagal dilakukan.
 Kompleksitas tindakan perbaikan.
 Periode waktu yang terlibat.
KECUKUPAN TINDAKAN PERBAIKAN

 Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya:


 Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan
 Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari
kelemahan yang ada
 Berkelanjtan efektivitasnya
 Diawasi untuk mencegah terulang lagi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai