Latar Belakang
mendokumentasikan perbedaan yang besar
di bebagai negara atas konsentrasi
kepemilikan di perusahaan-perusahaan
terbuka, atas luasnya pasar modah, atas
kebijakan dividen, dan atas akses
perusahaan ke pembiayaan eksternal
Penjelasannya menggunakan :seberapa
baiknya para shareholders dan investor
dilindungi oleh hukum dari perampasan oleh
manajemen dan controlling shareholders.
Perlindungan Shareholders
(investor) dan Kreditor oleh hukum
kunci untuk memahami pola dari
Keuangan Perusahaan di berbagai
negara
Perlindungan Investor terutama
investor minoritas menjadi lebih
penting karena adanay perampasan
oleh manajemen dan conrolliong
shareholders (para Insider) sangat
tinggi.
Journal Summary
Stijn Claessens, Simeon
Djankov, Joseph Fan, and Larry
Lang (1999)
Expropriation of Minority
Shareholders
Continue..
Analisis ini berdasarkan data yang diperoleh
dari perusahaan publik tahun 1999,
termasuk industri finansial dan non finansial
di Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea,
Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, dan
Thailand.
Langkah awal pengambilan data, peneliti
menggunakan Wolrdscope database yang
menyediakan nama dan kepemilikan dari
pemegang saham terbesar di perusahaan,
sampel peneliti 79%.
Tujuan dari jurnal ini adalah mendefinisikan
grup/kelompok yang terdiri dari semua
perusahaan di mana pemegang saham
pengendali yang diberikan memiliki
Continue.. (2)
Claessen et al (1999), menganalisi pola kepemilikan
dari perusahaan melalui penelitian pada pemengang
saham yang sebenarnya. Dalam kasus yang besar,
pemegang saham yan utama merupakan entitas
perusahaannya sendiri, bukan untuk profit foundation
atau institusi finansial.
Menemukan hubungan positif antara pengambilalihan
dan pemisahan arus kas dari hak suara. Claessen et
al, menyimpulkan bahwa masalah agen yang utama
untuk perusahaan-perusahaan besar di Asia Timur
adalah membatasi pengambilalihan pemegang saham
minoritas oleh pemegang saham pengendali, bukan
membatasi pembangunan kekuasaan oleh para
manajer tidak akuntabel.
Continue.. (3)
The cost of large investor
Berle dan Means (1932) menunjukan dalam
penelitiannya bahwa hak pengendali yang tersebar
menghasilkan kekuatan yang signifikan di tangan
manajer yang berkepentingan tidak sama dengan
kepentingan dari pemegang saham. Hasilnya ,
sumber perusahaan tidak di gunakan untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham.
Jensen dan Mecklin menyimpulkan bahwa
kepemilikan terpusat merupakan keuntungan untuk
penilaian perusahaan, karena dengan pemengang
saham yang besar lebih baik untuk mengawasi
manajer (dan karena dapat mengurangi biaya
transaksi dalam negosiasi dan memaksa perusahaan
melakukan kontrak dengan berbagai macam
Continue.. (4)
Morck et al, menyarankan bahwa
ketidakadanya pemisahan antara kepemilikan
dan pengendalian mengurangkan conflict of
interest dan menaikkan nilai pemengang saham
Lease et al., 1984; DeAngelo dan
DeAngelo, 1985; Shleifer dan Vishny, 1986;
Holderness dan Sheehan, 1988; Barclay
and Holderness, 1989; McConnell dan
Servaes, 1990) menemukan adanya hubungan
positif antara kepemilikan terpusat dengan
penilaian perusahaan
Grossman dan Hart (1988) dan Harris dan
Raviv (1988), beberapa penelitian pada
struktur kepemilikan telah menginvestigasi
pengaruh dari pemisahan cash flow dan hak
Latar Belakang
Perubahan kepemilikan saham PT Matahari Putra Prima
Tbk (MPPA) tidak terlepas dari reorganisasi yang
dilakukan Group Lippo. Sekenario reorganisasi itu
terlihat dari aksi korporasi yang dilakukan beberapa
perusahaan yang bernaung di bawah group ini. Salah
satunya adalah aksi PT Matahari Putra Prima Tbk
(MPPA) melepas PT Matahari Department Store Tbk
(LPPF).
Pertanyaannya, apakah aksi korporasi ini
menguntungkan semua investor, atau hanya investor
tertentu saja? Mengapa MDS yang sebelumnya
dipegang oleh MPPA dialihkan ke PT Pacific Utama
Tbk (LPPF) bila pada akhirnya dijual kembali hanya
dalam waktu lima bulan?
Kerugian Potensial
Bagi pemegang saham publik MPPA, menjual MDS
kepada Meadow Indonesia merupakan kerugian besar
karena merek dagang dan arus kas Matahari
Department Store cukup kuat.
Matahari Putra Prima menghadapi tantangan yang tidak
mudah dalam mempertahankan dan mengembangkan
Hypermart. Perseroan menghadapi kompetisi yang ketat
dengan peritel besar lainnya
Sementara itu, pemegang saham publik Multipolar sulit
mendapatkan capital gain dari transaksi saham karena
saham Multipolar tidak likuid dan aksi korporasinya tidak
terduga
The End