Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nashrul Hanif

NIM : 18312237

Ringkasan Kuliah 13

Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020

Kode Etik Akuntan Indonesia 2020 adalah Kode Etik Terbaru yang disusun oleh IAI berkolaborasi dengan
IAPI dan IAMI untuk Kerjasama Pengembangan Profesi Akuntan di Indonesia yang didukung oleh PPPK
Kementerian Keuangan.

Etika adalah salah satu unsur utama dari profesi yang menjadi landasan dan pedoman bagi Akuntan
Indonesia dalam menjalankan kegiatan profesionalnya. Akuntan yang bekerja di bisnis bertanggung
jawab dalam penyusunan dan pelaporan informasi keuangan dan informasi lain, yang dapat digunakan
oleh organisasi tempat bekerja dan juga pihak ketiga. Seorang akuntan diharapkan mendorong dan
mempromosikan budaya berbasis etika dan memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan publik.

Salah satu hal yang membedakan profesi Akuntan Publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab
profesi Akuntan Publik dalam melindungi kepentingan publik. Untuk dapat memperoleh izin Akuntan
Publik, seseorang harus memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik dan memiliki
pengalaman praktik sehingga mendapatkan sebutan sebagai Certified Public Accountant of
Indonesia (CPA) dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Akuntan Publik dan CPA dalam
memberikan jasanya harus mematuhi Kode Etik Profesi Akuntan Publik (selanjutnya disebut “Kode
Etik”).

Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020 mengadopsi Handbook of the International Code of Ethics for
Professional Accountants including International Independence Standards 2018 Edition yang diterbitkan
oleh International Ethics Standards Board for Accountants.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini menggantikan Kode Etik efektif per 1 Juli 2019, dengan
penyempurnaan sebagai berikut:

 Perubahan sistematika penyajian, Kode Etik efektif per 1 Juli 2020 menyajikan pengaturan yang
terbagi dalam 5 (lima) bagian, yaitu:

Bagian 1 : Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika dan Kerangka Kerja Konseptual

Bagian 2 : Anggota yang Bekerja di Bisnis

Bagian 3 : Anggota yang Berpraktik Melayani Publik

Bagian 4A : Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu

Bagian 4B : Independensi dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
 Kode Etik efektif per 1 Juli 2019 menyajikan pengaturan yang terbagi dalam 3 (tiga) bagian,
yaitu:

Bagian A : Penerapan Umum Kode Etik;

Bagian B : Akuntan Publik atau CPA yang Berpraktik Melayani Publik;

Bagian C : CPA yang Bekerja Pada Entitas Bisnis.

 Pernyataan tentang ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (Non Compliance


with Laws and Regulations (NOCLAR)) – Respons atas ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang dalam Kode Etik efektif per 1 Juli 2019 28 belum diatur. Namun
beberapa peraturan perundang-undangan seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan terkait pencegahan tindak pidana pencucian uang telah mewajibkan Akuntan Publik
untuk melaporkan kepada otoritas berwenang yang relevan ketika menemukan NOCLAR dalam
penugasannya sejak beberapa waktu lalu. Sehingga pengaturan terkait NOCLAR dalam Kode Etik
ini sejalan dengan peraturan dari berbagai otoritas tersebut. Bagian 2 paragraf 260 mengatur
lebih lanjut  NOCLAR bagi Anggota yang bekerja di bisnis dan Bagian 3 paragraf 360 mengatur
NOCLAR bagi Anggota yang berpraktik melayani publik.
 Ketentuan tentang hubungan yang berlangsung lama antara personel (termasuk rotasi 3 (tiga)
kategori Rekan yang terlibat dalam penugasan audit atau reviu atas laporan keuangan untuk
entitas berakuntabilitas publik) yang mencakup ketentuan periode jeda (cooling-off period) yang
lebih lama dibandingkan pengaturan dalam Kode Etik efektif per 1 Juli 2019 maupun peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Pengaturan pada Bagian 2 bagi Anggota yang bekerja di bisnis yang lebih jelas yang mencakup
penyusunan dan penyajian informasi dan tekanan untuk melanggar prinsip dasar etika. Dalam
Kode Etik 2019, bagian ini diatur dalam Bagian C yang berlaku bagi CPA yang bekerja pada
entitas bisnis.

Ancaman akuntan publik di dalam kerangka kerja konseptual terdiri dari ancaman kepentingan
pribadi, ancaman telaah pribadi, ancaman advokasi, ancaman kedekatan dan ancaman intimidasi.
Dalam perikatan, akuntan publik harus menghilangkan ancaman tersebut atau memutuskan
perikatan jika ancaman tidak berhasil dihilangkan.

Seorang akuntan publik yang berpraktik melayani publik harus mempertimbangkan perikatan dan
melakukan evaluasi atas ancaman. Hadiah dan keramahtamahan yang diberikan oleh klien tanpa
intensi harus diungkap secara transparan kepada manajemen senior. Sedangkan jika diberikan
dengan intensi, wajib menginformasikan kepada pihak yang bertanggungjawab terhadap tata Kelola
atau memberhentikan bisnis dengan klien.

Dalam kode etik bagian ketiga juga terdapat aturan mengenai kustodi aset klien. Independensi
dalam bagian keempat mengatur langkah-langkah jika pelanggaran atas persyaratan independensi
terjadi yaitu dengan mengakhiri kepentingan atau hubungan yang menimbulkan pelanggaran.
Selanjutnya mempertimbangkan apakah terdapat persyaratan perundang-undangan lain untuk
pelanggaran tersebut. Lalu mengomunikasikan segera pelanggaran tersebut. Mengevaluasi
signifikansi pelanggaran dan  memutuskan apakah akan mengakhiri perikatan atau melakukan
tindakan lain untuk mengatasi pelanggaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai