Anda di halaman 1dari 12

Kasus:

1. Kasus Laporan Keuangan PT Garuda.


a) Pelanggaran etik apa yang dilakukan oleh akuntan publik pemeriksa PT
Garuda?

Pelanggaran etik yang dilakukan akuntan publik dalam memeriksa laporan keuangan pada
PT. Garuda menurut Kementrian Keuangan ada tiga kelalaian. Hal itu akhirnya berujung sanksi
dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK). Dalam pengumuman nomor PENG-
11/PPPK/2019 Menteri keuangan menjatuhkan sanksi pembekuan izin kepada Akuntan Publik
Kasner Sirumapea dengan nomor Sirumapea dengan nomor registrasi AP.0563 untuk jangka
waktu 12 (dua belas) bulan mulai tanggal 27 Juli 2019 sampai dengan 26 Juli 2020 melalui
keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KM.1/2019 tanggal 27 Juni 2019 tentang Sanksi
Pembekuan Izin Akuntan Publik Kasner Sirumapea. (Dikutip dari pengumuman PENG-
11/PPPK/2019 melanggar (SA) 315, (SA) 500, dan juga melanggar (SA) 560.
Pada dasarnya seorang auditor memiliki kode etik yang mau tidak mau harus mereka
patuhi. Karena dalam kode etik tersebut terdapat berbagai macam hal yang boleh dan yang
tidak boleh mereka lakukan. Etika auditing adalah sikap dan perilaku mentaati ketentuan dan
norma kehidupan yang berlaku dalam suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi. Seorang auditor dalam mengaudit sebuah laporan
keuangan harus berpedoman terhadap standar auditing yang telah ditentukan Institut Akuntan
Publik Indonesia. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang tercantum di dalam standar auditing.
Pelanggaran etik yang dilakukan akuntan publik dalam memeriksa laporan keuangan
pada PT. Garuda adalah melanggar 4 dari 5 kode etik profesi yaitu integritas, kompetensi,
perilaku professional, dan objektivitas.
- Integritas
Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016) integritas adalah prinsip integritas yang
mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti berterus terang dan selalu
mengatakan yang sebenarnya. Berdasarkan pada pengertian dari integritas itu sendiri, auditor
pada PT. Garuda tidak mencerminkan keintegritasannya karena mereka tidak melakukan
kejujuran dalam hal ini adalah auditor melaporkan laporan keuangan namun laporan keuangan
tersebut sudah di rekayasa.
- Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan bias,
benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain yang dapat mengurangi
pertimbangan profesional atau bisnisnya. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016). Dengan adanya
kasus PT. Garuda yang mendapati pengakuan yang tidak wajar pada laporan keuangan dan
juga pembuatan laporan keuangan dari tahun sebelumnya yang menanggung kerugian menjadi
untung pada tahun selanjutnya eakan memberikan spekulasi bahwa dalam bekerja auditor tidak
terbebas dari tekanan yang berasal dari pihak manapun, sehingga auditor menyalahi aturan
yang ada.
- Perilaku Professional
Dikutip dari (wordpress, 2016) seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan
peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan
profesi. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap Akuntan
Profesional untuk memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang
dibutuhkan untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima layanan profesional yang
kompeten, dan bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan profesional yang
berlaku ketika memberikan jasa professional (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016). Dengan
adanya prilaku auditor pada kasus laporan keuangan di PT. Garuda membuat dampak buruk
bagi profesi akuntan. Salah satunya yaitu semakin berkurangnya rasa percaya masyarakat
terhadap akuntan yang notabene akuntan seharusnya memiliki pula sikap yang jujur, serta
dapat dipercaya.
- Kompetensi dan Perilaku Professional
Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016) Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional
mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk : 1 (a) Memelihara pengetahuan dan keahlian
profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan
menerima layanan profesional yang kompeten; dan (b) Bertindak cermat dan tekun sesuai
dengan standar teknis dan profesional yang berlaku ketika memberikan jasa profesional. Pada
kasus PT Garuda dalam melaksanakan tugasnya auditor telah melanggar aturan. Disamping
mengacu pada Standar Profesional yang telah ditetapkan dalam hal ini adalah Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia, seharusnya juga mempertimbangkan
peraturan undang-undang yang mengikat pada suatu entitas tertentu yang diperiksa yang dalam
hal ini adalah UU Pasar Modal. Fakta bahwa pihak PT Garuda melanggar UU tersebut
menunjukkan bahwa dalam melakukan tugasnya, auditor tidak professional sehingga tidak
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari semua pelanggaran etika yang
dilakukan oleh akuntan publik menunjukka bahwa akuntan public tersebut tidak menjunjung
tinggi sikap profesionalisme sehingga atas kasus tersebut mengurangi kepercayaan publik
terhadap profesi Akuntan Publik.

b). Kasus Laporan Keuangan Garuda tersebut adalah murni tanggungjawab


Akuntan Publik yang memeriksa PT Garuda. Setujukah anda? Mengapa?

- Saya setuju jika kesalahan laporan keuangan tersebut merupakan tanggungjawab


Akuntan Publik, karena di dalam kasus laporan keuangan PT. Garuda ini yang
dipermasalahkan merupakan laporan keuangan yang sudah di audit oleh akuntan public
sebelum RUPS, maka jika ada masalah di laporan keuangan seharusnya sudah terdeteksi dan
tidak sampai terbahas di dalam RUPS. Pihak PT. Garuda pun telah menyerahkan laporan
keuangan tersebut kepada pihak auditor untuk di periksa. Maka menurut saya keputusan
mengenai keabsahan laporan keuangan tersebut terletak pada pihak auditor. Seharusnya auditor
mengkoreksi laporan keuangan tersebut dan memberi catatan jika memang terdapat kesalahan.
Namun, fakta dilapangan, tanggungjawab ada di kedua belah pihak, yaitu dari sisi auditor
maupun PT. Garuda.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjatuhkan sanksi kepada
akuntan publik Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto,
Fahmi, Bambang & Rekan selaku auditor laporan keuangan 2018 PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. Hal ini terkait kejanggalan kerja sama antara anak usaha Garuda, PT Citilink
Indonesia, dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata). Sri Mulyani melalui Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan (P2PK) menjatuhkan sanksi kepada KAP berupa peringatan tertulis dengan
disertai kewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian Mutu KAP dan
dilakukan review oleh BDO International Limited. Dasar pengenaan sanksi yaitu UU Nomor
5 tahun 2011 dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 154/PMK.01/2017. Selain itu, OJK
turut memberikan sanksi berupa perintah tertulis kepada KAP untuk melakukan perbaikan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah ditetapkannya
surat perintah dan OJK. OJK mengenakan saksi tersebit atas pelanggaran Peraturan OJK
Nomor 13/POJK.O3/2017. Tidak hanya KAP, Sri Mulyani juga memberikan sanksi
pembekuan izin selama 12 bulan terhadap Kasner Sirumapea, yang mengaudit laporan
keuangan tersebut. Kasner terbukti melakukan pelanggaran berat yang berpotensi berpengaruh
signifikan terhadap opini Laporan Auditor Independen (LAI). Pengenaan saksi ini melalui
KMK No.312/KM.1/2019 tanggal 27 Juni 2019. Sementara, OJK memberikan sanksi
administratif kepada Kasner berupa Pembekuan Surat Tanda Terdaftar (STTD) selama satu
tahun. Dia dikenakan sanksi atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 13 tahun 2017, termasuk
Standar Audit (SA) 315 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). ( Katadata.co.id dengan
judul "Sri Mulyani Jatuhkan Sanksi Kepada Auditor Laporan Keuangan Garuda"
, https://katadata.co.id/berita/2019/06/28/sri-mulyani-jatuhkan-sanksi-kepada-auditor-
laporan-keuangan-garuda.Penulis: Ihya Ulum Aldin. Editor: Sorta Tobin)
Soal:

1. Apa dan bagaimana tanggungjawab dan peran masyarakat, pemerintah, asosiasi


profesi, dunia usaha, dunia pendidikan dalam penegakan etika profesi akuntan?
Jelaskan masing- masing pihak.
- Menurut saya tanggungjawab dan peran masyarakat, pemerintah, asosiasi profesi, dunia
usaha, maupun dunia pendidikan sangatlah berperan terhadap penegakan aturan etika
profesi akuntansi, karena pemerintah merupakan penyusun dan pengesah undang-undang
tentang etika, agar peraturan etika ini dapat diatur berdasarkan undang - undang dan
ditaati dengan sanksi yang ada di dalamnya apabila peraturan tersebut diterapkan.
Selanjutnya, organisasi profesi juga berperan serta karena, organisasi ini adalah yang
terjun langsung dalam suatu profesi dan mengetahui apa saja masalah yang terjadi dalam
suatu profesi dan cara menangani masalah yang terjadi tersebut, sehingga organisasi
profesi berperan menetapkan lebih spesifik terhadap apa saja yang diperbolehkan dan
dilarang dalam profesi tersebut. Kemudian, dunia pendidikan juga berperan penting
dalam menegakkan aturan etika profesi karena secara tidak langsung semakin lama
seseorang mengenyam dunia pendidikan, tentunya semakin mengerti pula orang tersebut
tentang etika dan khususnya etika profesi yang dijalaninya.

2. Pembuat aturan etika profesi adalah Komite Etika IAI dan disahkan oleh DPN
IAI. Menurut anda, apa yang perlu ditambahkan untuk tidak terulangnya kasus
tersebut.

Menurut saya kode etik atau aturan etika profesi IAI tidak perlu ditambahkan, karena kode
etik yang sudah dibuat oleh komite IAI dan disahkan oleh DPN IAI merupakan aturan dasar
suatu profesi. Selain itu juga IAI bukan sekedar Pembuat Aturan Profesi Akuntan, tetapi
juga sebagai tempat untuk komunikasi yang menjembatani berbagai latar belakang tugas
dan pengabdiannya untuk menjalin kerjasama yang bersifat sinergi secara serasi, seimbang,
dan selaras yang kemudian akan disahkan olej DPN IAI, sehingga dalam hal ini diharapkan
IAI mampu menciptakan aturan yang memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi
anggota dalam pengembanan manajemen bisni dan public yang berorientasi pada etika,
tanggung jawab, dan lingkungan hidup yang sesuai dengan Misi IAI itu sendiri.
3. Bagaimana pentingnya relevansi agama dengan aturan etika profesi akuntan?
Berikan contoh ilustrasi
- Berdasarkan buku yang ditulis oleh Magnis (2005), etika merupakan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan
tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan bagi orang lain.
- Menurut saya pendapat tersebut benar, berdasarkan uraian Magnis bahwa etika
merupakan sifat berdasarkan norma sosial yang berlaku di masyarakat, di Indonesia,
norma sosial yang berlaku biasanya didasarkan mengikuti aturan agama. Tanpa landasan
agama, etika hanya akan menjadi sebuah gagasan untuk berbuat baik tetapi manusia tidak
memiliki dorongan yang kokoh untuk melakukannya. Di dalam agama, terdapat nilai-
nilai universal yaitu nilai-nilai kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan sebagainya.
Sehingga semua agama dapat melahirkan etika yang positif yang dapat diterapkan dalam
sebuah perusahaan.
- Contoh relevansi agama dengan aturan etika profesi akuntan
Pertama–tama harus ada kesadaran setiap diri manusia yang satu sama lain menganut
keprecayaan yang berbeda-beda bahwa dalam perbedaan doktrin kita tetap mempunyai
persamaan-persamaan etis yang bisa mempersatukan. Untuk mempersatukan persamaan
ini, maka etika mempunyai peran sangat penting didalamnya. Bahkan bisa dikatakan
bahwa ketika agama-agama berbeda dalam doktrin, maka etika telah menjadi pemersatu.
Perbedaan keyakinan bisa terjadi pada setiap agama, tetapi rasio melalui etika telah
menjadi sarana dialog. Tidak dapat disangkal bahwa etika telah mempunyai peran sangat
penting dalam mencoba untuk mendialogkan agama-agama.

4. Bagaimana prinsip etika utilitarianisme, deontologi, maupun virtuisme digunakan


untuk membentuk etika profesi? Uraikan masing-masing.
- Berdasarkan buku accounting ethic (duska, 2011) menyatakan bahwa:
Deontology : Pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu tindakan
berdasarkan kepatuhan pada peraturan.
Utiliarisme : Sesuai dengan namanya utilitarisme berasal dari kata utility dengan
bahasa latinnya utilis yang artinya “bermanfaat”. Teori ini menekankan pada perbuatan
yang menghasilkan manfaat, tentu bukan sembarang manfaat tetapi manfaat yang paling
banyak membawa kebahagiaan bagi banyak orang.
Virtuisme : Disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia
untuk bertingkah laku baik secara moral
- Menurut saya, teori tersebut dapat membentuk etika dengan cara menerapkan pandangan
tersebut kedalam etika perilaku seorang profesional, berdasarkan teori deontologi, bahwa
tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan yang berlaku sesuai hukum yang ada,
kemudian teori utiliarisme berpendapat bahwa sebuah perbuatan harus menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat, saya setuju dengan pendapat ini karena, apabila perbuatan yang
dilakukan tidak menghasilkan suatu manfaat maka perbuatan tersebut merupakan hal
yang sia-sia. Selanjutnya teori virtuisme berpendapat bahwa watak yang diperoleh
seseorang memungkinkan dia berperilaku yang baik secara moral. Maksudnya, sebagai
manusia, kita dibekali dua sifat, baik secara buruk dan baik, namun, untuk bertingkah
laku seperti apa itu tergantung masing-masing pribadi orang, tetapi pada dasarnya sifat
alami manusia adalah bersifat baik. Sehingga teori-teori tersebut dapat membentuk suatu
etika karena prinsip dasar etika sesuai dengan penjelasan pada teori tersebut, yaitu etika
adalah aturan yang dipakai sebagai pedoman berperilaku untuk menghasilkan suatu
manfaat yang baik bagi orang lain. Selanjutnya, kaitan dengan etika profesi adalah etika
dasar pada umumnya turut serta menjadi aturan dasar yang berlaku pada etika sebuah
profesi yang menjadi batasan-batasan apa saja yang boleh dan tidaknya dilakukan oleh
profesi tertentu.

5. Organisasi Profesi Akuntan.


1. Sebutkan berapa organisasi di profesi akuntan, jelaskan masing-masing. Setiap
organisasi tersebut, masing-masing juga mengeluarkan kode etik. Bagaimana
sebaiknya menurut saudara?
- Ada beberapa organisasi profesi akuntan salah satunya adalah IAI dan IAPI.
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
IAi merupakan organisasi profesi yang menaungi seluruh Akuntan Indonesia.
Sebutan IAI dalam Bahasa Inggris adalah Institute of Indonesia Chartered
Accountants. IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan
Indonesia secara keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor
publik, akuntan sektor privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen,
akuntan pajak, akuntan forensik, dan lainnya. (www.iaiglobal.or.id)
Akuntan Profesional mematuhi prinsip dasar etika berikut ini:
(a) Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan
bisnis.
(b) Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh
yang tidak semestinya dari pihak lain, yang dapat mengesampingkan
pertimbangan profesional atau bisnis.
(c) Kompetensi dan kehati-hatian profesional, yaitu menjaga pengetahuan dan
keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa
klien atau pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, peraturan, dan teknik mutakhir, serta
bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan standar profesional
yang berlaku.
(d) Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil
hubungan profesional dan bisnis dengan tidak mengungkapkan informasi tersebut
kepada pihak ketiga tanpa ada kewenangan yang jelas dan memadai, kecuali
terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya, serta tidak menggunakan informasi tersebut untuk
keuntungan pribadi Akuntan Profesional atau pihak ketiga.
(e) Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
menghindari perilaku apapun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi
Akuntan Profesional. (Kode Etik Akuntan Profesional 100.5, 2016).

- IAPI (IKATAN AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)


IAPI adalah organisasi akuntan publik di Indonesia. IAPI didirikan pada tanggal 24 Mei
2007 melalui rapat umum anggota luar biasa IAI – Kompartemen Akuntan Publik. Saat ini,
IAPI merupakan associate member of IFAC (International Federation of Accountants).
Dalam peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 disebutkan bahwa IAPI
berwenang dalam melaksanakan Ujian Profesi Akuntan Publik, penyusunan dan penetapan
Standar Profesional dan Etika Akuntan Publik, serta menyelenggarakan Program Pendidikan
Berkelanjutan, sekaligus peninjauan Mutu Akuntan Publik.
KODE ETIK IAPI : Prinsip dasar etika profesi termuat dalam bagian A Kode Etik Profesi
Akuntan Publik tersebut meliputi prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kehati-hatian
dan kompetensi profesional, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku profesional. Kelima
prinsip dasar etika tersebut harus dipatuhi dan diterapkan oleh setiap anggota IAPI, baik
akuntan publik maupun para CPA yang bekerja di perusahaan atau instansi lainnya.
2. Masing-masing kode etik profesi organisasi profesi memiliki landasan pokok
aturan etika, yaitu kompetensi, rahasia jabatan, obyektivitas, integritas, dan
independensi. Uraikan masing-masing menurut bidang profesi akuntan.

- Kompetensi: Bisa juga disebut dengan kehati-hatian professional yang mengharuskan


setiap anggota akuntan untuk memiliki keahlian professional, bertindak tekun dan
cermat dalam memberikan jasa professional.
- Rahasia Jabatan: Rahasia jabatan yang di maksud adalah mengharuskan setiap
akuntan untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari
hubungan professional, dan mengungkapkan informasi rahasia untuk keuntungan
pribadi.
- Obyektivitas: Semua Akuntan Profesional diwajibkan untuk tidak membiarkan bias,
benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat
mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya.
- Integritas: Mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan jujur
dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga
berarti berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.

- Independensi: Sikap yang menunjukkan perilaku netral, tidak memihak atau berpihak
kepada salah satu pihak.

6. Jelaskan relevansi antara etika profesi dengan aturan hukum/undang-undang


yang ada. Berilah contoh ilustrasi.
- Berdasarkan buku etika dasar, bahwa di dalam melaksanakan profesinya, “profesional
tidak boleh melanggar hak orang lain, lembaga lain, atau pun hak warga negara. Jadi
kalau pelaksanaan profesi melanggar hak orang lain, sebaiknya berhenti” (Magnis,
2005).
- Menurut saya, etika profesi adalah etika yang wajib dimiliki seorang profesional pada
pekerjaannya. Untuk itu, relevansi antara etika profesi dengan aturan hukum atau
undang-undang memanglah sangat berkaitan karena untuk menciptakan etika yang baik
namun tetap memberi batasan-batasan terhadap apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
berdasarkan etika yang berlaku pada profesi tersebut. Sehingga pelaku etika tetap diatur
dan tidak semena-mena.
- berdasarkan literatur yang ada, maka relevensi etika profesi dengan hukum atau undang-
undang secara teoritis ataupun filosofis (dalam pendekatan nonpositivisis) adalah dua
entitas yang sangat berkaitan, tetapi beda dalam penegakkannya. Etika adalah lading
tempat hukum ditemukan dan hukum sendiri merupakan pengejawantahan hukum yang
telah diberi sanksi dan diformalkan.
- Contoh relevansi etika profesi dengan hukum/ undang-undang
Mengutip dari media sosial (katadata.co.id) bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri
Mulyani Indrawati menjatuhkan sanksi kepada akuntan publik Kasner Sirumapea dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan selaku auditor laporan
keuangan 2018 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini terkait kejanggalan kerja sama
antara anak usaha Garuda, PT Citilink Indonesia, dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata).
Menurut saya ini salah satu contoh relevansi antara etika profesi dengan hukum/ undang-
undang.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin & James. 2006. Auditing Edisi Indonesia, Alih bahasa oleh Amir Abadi Yusuf.
Jakarta: Salemba Empat

Duska, Ronald dan Brenda Shay Duska. 2011. Accounting Ethics second edition. USA: A John
Willey & Sons, Ltd, Publication.

Magnis, Frans dan Suseno. 2005. Etika Dasar, Masalah-Masalah Pokok Etika Mora Cetakan
ke 17. Yogyakarta: Kanisius.

Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Sumaryono, E. 1995. Etika profesi hukum: Norma-norma bagi penegak hukum. Yogyakarta:
Kanisius.

https://josuavssitorus.wordpress.com/2016/01/03/kode-perilaku-profesional/

https://katadata.co.id/berita/2019/06/28/sri-mulyani-jatuhkan-sanksi-kepada-auditor-
laporan-keuangan-garuda
UTS ETIKA BISNIS AKUNTAN PROFESIONAL

TAKE HOME UTS


Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Penilaian Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Etika Bisnis Akuntan Profesional Program Magister Akuntansi

DIAJUKAN OLEH :
Novera Kartikawati S
041824253004

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Anda mungkin juga menyukai