Anda di halaman 1dari 3

Kasus PT Garuda merambat setelah diketahui adanya manajemen laba yang mengalihkan keadaaan

laporan keuangan yang sebenarnya. Pendapatan dari hasil perjanjian antar PT Mahata telah diakui
sebelum adanya transaksi penerimaan kepada PT Garuda. Tidak hanya pendapatan namun, beban juga
termasuk akibat kesalahan periode penanggungan. Sehingga, PT Garuda yang seharusnya merugi
berubah menjadi perolehan laba. Pelanggaran kode etik ini akan mempengaruhi nilai etika perusahaan
terhadap tanggung jawab sosial dalam berbisnis. Hasil dari pelanggaran ini menciptakan keraguan
masyarakat terhadap KAP maupun Akuntan Publik. Berdasarkan hasil analisa terhadap kasus PT Garuda,
akuntan publik yang mengaudit perusahaan ini telah melanggar beberapa prinsip kode etik termasuk
integritas, objektivitas, perilaku profesional, dan kompetensi. Selain itu, akuntan publik yang mengaudit
PT Garuda juga telah melanggar beberapa standar audit (SA) yang telah ditetapkan termasuk SA 315, SA
500, SA 560, dan lain sebagainya. Perilaku auditor tersebut telah menyebabkan dampak buruk bagi
profesi akuntan publik yaitu berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap para akuntan publik.
Akibatnya, Akuntan Publik Kasner Sirumapea dijatuhkan sanksi pembekuan izin selama dua belas bulan
oleh Menteri Keuangan pada tahun 2019.

1. Integritas

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016) integritas adalah prinsip integritas yang mewajibkan setiap
Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan
bisnisnya. Integritas juga berarti berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya. Berdasarkan
pada pengertian dari integritas itu sendiri, auditor pada PT. Garuda tidak mencerminkan
keintegritasannya karena mereka tidak melakukan kejujuran dalam hal ini adalah auditor melaporkan
laporan keuangan namun laporan keuangan sebut sudah di rekayasa.

2. Objektivitas

Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain yang dapat mengurangi pertimbangan
profesional atau bisnisnya. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016). Dengan adanya kasus PT. Garuda yang
mendapati pengakuan yang tidak wajar pada laporan keuangan dan juga pembuatan laporan keuangan
dari tahun sebelumnya yang menanggung kerugian menjadi untung pada tahun selanjutnya eakan
memberikan spekulasi bahwa dalam bekerja auditor tidak terbebas dari tekanan yang berasal dari pihak
manapun sehingga auditor menyalahi aturan yang ada

3 Perilaku Profesional

Dikutip dari (wordpress, 2016) seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-
peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi. Prinsip
kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk memelihara
pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk menjamin klien atau
pemberi kerja akan menerima layanan profesional yang kompeten, dan bertindak cermat dan tekun
sesuai dengan standar teknis dan profesional yang berlaku ketika memberikan jasa professional (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2016). Dengan adanya prilaku auditor pada kasus laporan keuangan di PT. Garuda
membuat dampak buruk bagi profesi akuntan. Samin satunya yaku semakin berkurangnya rasa percaya
4 Kompetensi

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016) Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional
mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk:

(a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk menjamin
klien atau pemberi kerja akan menerima layanan profesional yang kompeten; dan

(b) Bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan profesional yang berlaku ketika
memberikan jasa profesional.

Pada kasus PT Garuda dalam melaksanakan tugasnya auditor telah melanggar aturan. Disamping
mengacu pada Standar Profesional yang telah ditetapkan dalam hal ini adalah Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia, Fakta bahwa pihak PT Garuda melanggar UU tersebut
menunjukkan bahwa dalam melakukan tugasnya, auditor tidak professional sehingga tidak mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari semua pelanggaran etika yang dilakukan oleh
akuntan publik menunjukka bahwa akuntan public tersebut tidak menjunjung tinggi sikap
profesionalisme sehingga atas kasus tersebut mengurangi kepercayaan publik terhadap profesi Akuntan
Publik.

Jika dianalisis, kesalahan laporan keuangan tersebut merupakan tanggungjawab Akuntan Publik, karena
di dalam kasus laporan keuangan PT. Garuda ini yang dipermasalahkan merupakan laporan keuangan
yang sudah di audit oleh akuntan public sebelum RUPS, maka jika ada masalah di laporan keuangan
seharusnya sudah terdeteksi dan tidak sampai dibahas di dalam RUPS. Pihak PT. Garuda pun telah
menyerahkan laporan keuangan tersebut kepada pihak auditor untuk di periksa. Maka keputusan
mengenai keabsahan laporan keuangan tersebut terletak pada pihak auditor. Seharusnya auditor
mengkoreksi laporan keuangan tersebut dan memberi catatan jika memang terdapat kesalahan. Namun,
fakta dilapangan, tanggungjawab ada di kedua belah pihak, yaitu dari sisi auditor maupun PT. Garuda.

Apa sanksi pelanggaran kode etik di PT Garuda?

Bunker Lepada Bakuntan publik kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto,
Fahmi, Bambang & Rekan selaku auditor laporan keuangan 2018 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hal
ini terkait kejanggalan kerja sama antara anak usaha Garuda, PT Citilink Indonesia, dengan PT Mahata
Aero Teknologi (Mahata). Sri Mulyani melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan EP2PK) menjatuhkan
Banksi kepada KAP berupa peringatan tertulis dengan disertai Bewajiban untuk melakukan perbaikan
Berhadap Bistem Pengendalian Mutu KAP Edan dilakukan review oleh BDO International Limited.
Dasar pengenaan Banksi Eyaitu BJU Nomor 5 tahun 2011 Bian Peraturan Menteri Keuangan EPMK) ENG.
154/PMK.01/2017. Selain itu, DJK Eurut memberikan Banksi berupa perintah tertulis kepada KAP untuk
melakukan perbaikan kebijakan Ban prosedur pengendalian mutu paling lambat B Etiga) Bulan Betelah
ditetapkannya Surat perintah Ban DJK. DJK Enengenakan Baksi tersebit Btas pelanggaran Peraturan DJK
Nomor 13/POJK.03/2017.

Tidak hanya KAP, Sri Mulyani juga memberikan sanksi pembekuan izin selama 12 bulan terhadap Kasner
Sirumapea, yang mengaudit faporan keuangan tersebut. Kasner Eerbukti melakukan pelanggaran berat
yang berpotensi berpengaruh Bignifikan terhadap Bopini Laporan Auditor Endependen ELAI). Pengenaan
saksi Eni Emelalui KMK No.312/KM,1/2019 Banggal 27 Buni 2019. Sementara, BOJK Ememberikan
Esanksi administratif kepada Kasner berupa Pembekuan Surat Banda Berdaftar ESTTD) Belama Batu
#ahun. Dia dikenakan sanksi atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 13 tahun 2017, termasuk Standar
Audit (SA) 315 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Anda mungkin juga menyukai