Anda di halaman 1dari 6

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PT GARUDA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis untuk Akuntan Profesional

OLEH

KELOMPOK 2

Lucky Maharani S 041924253002

Mohammad Tri Atmaja 041924253010

Audina Rahmi 041924253011

Subekti Catur Oktarisa 041924253014

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020

https://www.coursehero.com/file/85271176/KASUS-GARUDA-INDONESIAdocx/
PENDAHULUAN

Laporan keuangan adalah informasi tentang data keuangan dan aktivitas operasional yang
ada pada perusahaan sebagai instrumen penting untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2009).

Kecurangan (fraud) adalah perilaku penipuan atau kesalahan oleh seseorang atau badan yang
berdampak pada beberapa informasi yang salah kepada investor atau kreditor sehingga keliru
dalam pengambilan keputusan. Financial statement fraud adalah kecurangan yang disengaja oleh
manajer untuk menipu para pembaca laporan keuangan.

KRONOLOGI KASUS

Garuda Indonesia sebagai Perusahaan Go Public yang melaporkan kinerja keuangan tahun
buku 2018 kepada Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan PT. Garuda Iindonesia (Persero)
yang berhasil membukukan laba bersih US$809 ribu pada 2018, berbanding terbalik dari 2017
yang merugi US$216,58 juta. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan lantaran pada kuartal III
2018 perusahaan masih merugi sebesar US$114,08 juta. Sehingga timbulnya polemik antara
pihak pihak yang bersangkutan dengan Laporan keuangan Tahunan PT Garuda Indonesia.

Kesalahan audit itu muncul terkait piutang Rp2,9 triliun atas kerja sama pemasangan Wi-Fi
denga PT Mahata Aero Teknologi yang dicatat sebagai pendapatan dalam laporan keuangan.
Akuntan Publik belum seacara tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan perlakuan
akuntansi terkait pengakuan piutang dan pendapatan lain-lain sekaligus diawal. Kedua, Akuntan
Publik belum sepenuhnya mendapatakan bukti audit yang cukup dan tepat untuk menilai
ketepatan pelakuan akuntansi sesuai dengan substansi transaksi dari perjanjian yang
melandasinya.

Dalam kasus ini, kemenkeu juga mewajibkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata,
Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan yang menaungi Kasner dan terafiliasi dengan BDO

https://www.coursehero.com/file/85271176/KASUS-GARUDA-INDONESIAdocx/
International Limited untuk melakukan perbaikan terhadap System Pengendalian Mutu. Akuntan
profesioanl Cris Kuntandi menilai kesalahan audit laporan keuangan oleh kantor akuntan public
dilatarbelakangi berbagai factor. Bisa karena kesengajaan, bisa pula sebaliknya. Dalam dunia
akuntansi, dalam dunia akuntansi, kesengajaan itu sering ditemukan dalam kasus window
dressing, yakni rekaysa dengan menggunakan trik-trik dari akuntansi agar neraca perusahaan
atau laporan laba rugi terlihat lebih baik dari yang sebebarnya. Praktik ini umunya dilakukan
dengan menetapkan asset/pendapatan terlalu tinggi atau menetapkan kewajiban/beban terlalu
rendah dalam laporan keuangan. Akibatnya, perushaaan memperoleh laba yang tinggi.

Dalam hal ini regulator terkait, dan Institut Akuntan Publik Indonesia. Adapun hasil
pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a. AP Kasner Sirumapea belum sepenuhnya mematuhi Standar Audit (SA) - Standar


Profesional Akuntan Publik (SPAP), yaitu SA 315 Pengidentifikasian dan Penilaian
Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya, SA 500 Bukti Audit, dan SA 560 Peristiwa Kemudian.
b. KAP belum menerapkan Sistem Pengendalian Mutu KAP secara optimal terkait
konsultasi dengan pihak eksternal.

PELANGGARAN YANG DILAKUKAN PT GARUDA INDONESIA


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
melakukan kesalahan terkait kasus penyajian Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember
2018.Pihak OJK yang diwakili oleh Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen
Strategis, Anto Prabowo, mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia telah terbukti melanggar
1. Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) “
(1) Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. (2) Tanpa mengurangi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bapepam dapat menentukan
ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal.”
2. Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik.
3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Sewa.

https://www.coursehero.com/file/85271176/KASUS-GARUDA-INDONESIAdocx/
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
PELANGGARAN ETIKA PROFESI YANG DILAKUKAN OLEH PT GARUDA
INDONESIA

Dari masalah yang dilakukan PT Garuda Indonesia, maka pelanggaran prinsip etika
profesi akuntan public yang dilakukan adalah:

1. Prinsip Integristas. PT Garuda Indonesia kurang teliti dalam menganalisis transaksi yang
terjadi pada 2018. Pasalnya akuntan PT Garuda Indonesia memasukkan keuntungan dari
PT Mahata Aero Teknologi sebagai pendapatan dalam Laporan Keuangannya, sementara
PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait pemasangan WIFI yang belum
dibayarkan hingga penulisan tahun buku 2018 terjadi kesalahan, seharusnya utang yang
belum dilunasi tersebut oleh PT Garuda Indonesia dimasukkan kedalam piutang.

2. Prinsip Kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional. Dalam


menyusun laporan keuangan sebagai seorang yang berprofesi akuntan, KAP Tanubrata
Susanto Fahmi Bambang bersama rekannya seharusnya mencermati dan lebih
professional dalam memeriksa setiap praktisi sehingga menghasilkan Laporan Keuangan
yang valid, akuntabel, dan transparan. Namun Auditor Tanubrata Susanto Fahmi
Bambang rupanya kurang mencermati Laporan Leuangan yang diaudit. Hal ini terbukti
ketika PT Garuda Indonesia mengaku bahwa mereka tidak melakukan audit ulang terkait
Laporan Keuangan 2018 yang dinilai tidak sesuai karena memasukkan keuntungan dari
PT Mahata Aero Teknologi.

3. Prinsip Perilaku Profesional. Dalam mengaudit Laporan Keuangan seorang auditor harus
memegang teguh standar dan prinsip akuntan public harus professional artinya setiap
setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku sesuai dengan standar
akuntansi. Namun KAP Tanubrata Susanto Fahmi Bambang bersama rekannya
melakukan pelanggaran berupa pelaksanaan audit belum sepenuhnya mengikuti standar
akuntansi yang berlaku. Hal ini nampak ketika Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia
masih terjadi kesalahan sehingga berpengaruh terhadap neraca keuangan PT Garuda
Indonesia.

https://www.coursehero.com/file/85271176/KASUS-GARUDA-INDONESIAdocx/
SANKSI UNTUK PT GARUDA INDONESIA
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, Fakhri Hilmi, mengatakan setelah
berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia ,Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia, dan pihak terkait lainnya, OJK memutuskan memberikan
sejumlah sanksi.
1. Memberikan Perintah Tertulis kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk
memperbaiki dan menyajikan kembali LKT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk per 31
Desember 2018 serta melakukan paparan publik (public expose) atas perbaikan dan
penyajian kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling lambat 14 hari setelah
ditetapkannya surat sanksi, atas pelanggaran Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal (UU PM) ,Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7
tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik,
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30
tentang Sewa.
2. Selain itu juga Perintah Tertulis kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &
Rekan (Member of BDO International Limited) untuk melakukan perbaikan kebijakan
dan prosedur pengendalian mutu atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar Pengendalian Mutu (SPM 1) paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK.
3. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis, Anto Prabowo
mengatakan, OJK juga mengenakan Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp 100
juta kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
4. Sanksi denda kepada masing-masing anggota Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
sebesar Rp 100 juta atas pelanggaran Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang
Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan. 5. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi
menjatuhkan sanksi kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) atas kasus klaim laporan
keuangan perseroan yang menuai polemik. Beberapa sanksi yang dijatuhkan antara lain

https://www.coursehero.com/file/85271176/KASUS-GARUDA-INDONESIAdocx/
denda senilai Rp 250 juta dan restatement atau perbaikan laporan keuangan perusahaan
dengan paling lambat 26 Juli 2019 ini.
KESIMPULAN

Kinerja Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) menuai polemik karena adanya
pencatatan transaksi kerja sama penyediaan layanan konektivitas (wifi) dalam penerbangan
dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) dalam pos pendapatan yang seharusnya masih
menjadi piutang. Dalam hal ini kode etik yang dilanggar pada prinsip kehati-hatian. Dimana
Kantor akuntan tidak menelaah terhadap semua bukti audit yang ada dan tidak mlakukan review
terhadap kejadian transaksi pada saat adanya perjanjian.

Kurangnya prinsip kehati-hatian akuntan dapat menyebabkan terjadinya salah saji material
yang akan berdampak pada kualitas laporan keuangan. Dengan AP sekelas member BDO tidak
dapat menelaah prinsip akuntansi yang berlaku umum diindonesia, sehingga atas kesalahn
tersebut mencerminkan kredibilitas AP yang bersangkutan. Adanya sanksi yang tegas dari
otoritas terkait akan memberikan efek terhadap AP. Dikarenakan adanya sanksi yang tegas
supaya tidak terjadi di AP yang lain baik sekelas Big 4 maupun Non. Informasi yang terkandung
dalam laporan audit merupakan cerminan kinerja manajemen entitas yang telah dilakukan
pemeriksaan oleh pihak independen (AP) yang natinya diharapkan dapat untuk pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut.

https://www.coursehero.com/file/85271176/KASUS-GARUDA-INDONESIAdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai