Anda di halaman 1dari 14

KASUS AUDIT

PT GARUDA
INDONESIA
Penulis :
Tutut Setyowati

Fakultas
Universitas Islam-
Syafiiyah
Dalam menyajikan laporan keuangan manajemen berpotensi
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi. Banyaknya pihak yang
berkempentingan atas laporan tersebut, maka diperlukan phak
ketiga yaitu akuntan publik. Peran akuntan publik memberikan
opini atas kewajaran 2 laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen. Agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan pada
hasil laporan keuangan tersebut.

1
PENDAHULUAN
Fenomena
Berbanding terbalik pada pencatatan
PT. GARUDA INDONESIA tahun 2017 yang merugi US$
Melaporkan kinerja keuangan 216,58 juta. Kinerja ini sangat
yang berhasil membukukan mengejutkan karena masih merugi
sebesar US$ 114,08 juta
laba bersih sebesar US$809
padaTAHUN 2018

单击此处编辑您要的内容,建议您在
展示时采用微软雅黑字体,本模版所
有图形线条及其相应素材均可自由编
辑、改色、替换。更多使用说明和作
品请详阅模版最末的使用手册。
Kronologi Polemik Laporan Keuangan Garuda
Indonesia
1 April 2019
Pada kuartal III Tahun
2018 Garuda Indonesia 24 April 2019
masih merugi sebesar
US$114,08 juta Melakukan RUPST di
jakarta dan menyetujui
laporan keuangan tahun
2018
25 April 2019 BEI telah
bertemu dengan
Menurunnya harga manajemen
saham garuda pada 26 April 2019
Garuda
bursa Efek Indonesia, Mengadakan Rapat
sebesar 4,4 persen Indonesia dan
Internal pemegang
saham Garuda Kantor Akuntan
Indonesia. Selain itu Publik mengacu
muncul aksi mogok pada tanggapan
karyawan yang
berkaitan pada
perseroan yang
laporan keuangan di sampaikan
oleh dua komisaris IDXnet

30 April 2019
Pelanggaran hukum
PT Garuda Indonesia

Laporan keuangan yang di sampaikan


Pasal 69 Undang-Undang Nomor wajib berdasarkan prinsip akuntansi yang
8 Tahun 1995 tentang Pasar berlaku dan tanpa mengurangi ketentuan
Modal (UU PM) yang ada.

Tentang Penyajian dan Pengung Peraturan Bapepam dan LK


kapan Laporan Keuangan Emiten
dan Perusahaan Publik
Nomor VIII.G.7

Tentang Penentuan Apakah


ISAK 8 Sesuatu Perjanjian Mengandung
Sewa

Tentang Sewa
PSAK 30
Sanksi PT Garuda
Indonesia

Memberikan Perintah Tertulis kepada PT Garuda Indonesia


(Persero) Tbk untuk memperbaiki dan menyajikan kembali
LKT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk per 31 Desember
2018 serta melakukan paparan publik (public expose) atas
perbaikan dan penyajian kembali LKT per 31 Desember
2018 dimaksud paling lambat 14 hari setelah ditetapkannya
surat sanksi, atas pelanggaran Pasal 69 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM)
,Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan
Perusahaan Publik, Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian
Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
Sanksi PT Garuda
Indonesia

Selain itu juga Perintah Tertulis kepada KAP Tanubrata,


Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan (Member of BDO
International Limited) untuk melakukan perbaikan kebijakan
dan prosedur pengendalian mutu atas pelanggaran
Peraturan OJK Nomor 13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar
Pengendalian Mutu (SPM 1) paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK.
Sanksi PT Garuda
Indonesia

•Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen


Strategis, Anto Prabowo mengatakan, OJK juga mengenakan
Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta
kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran
Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Sanksi PT Garuda
Indonesia

•Sanksi denda kepada masing-masing anggota Direksi PT


Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 100 juta atas
pelanggaran Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang
Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
Sanksi PT Garuda
Indonesia

•Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menjatuhkan sanksi


kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) atas kasus klaim
laporan keuangan perseroan yang menuai polemik.
Beberapa sanksi yang dijatuhkan antara lain denda senilai
Rp 250 juta dan restatement atau perbaikan laporan
keuangan perusahaan dengan paling lambat 26 Juli 2019 ini.
Kesimpulan
Dalam kasus ini PT Garuda Indonesia telah melanggar Pasal 69 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) ,Peraturan Bapepam dan LK
Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
dan Perusahaan Publik, Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa. Dan diberi sanksi sesuai dengan UU
yang dilanggar.
DISKUSI

Menurut kami kesalahan audit laporan keuangan oleh kantor akuntan publik dilatarbelakangi
berbagai faktor. Bisa karena kesengajaan, bisa pula sebaliknya. Dalam dunia akuntansi,
kesengajaan itu sering ditemukan dalam kasus window dressing, yakni rekayasa dengan
menggunakan trik-trik dari akuntansi agar neraca perusahaan atau laporan laba rugi terlihat lebih
baik dari yang sebenarnya. Praktik ini umumnya dilakukan dengan menetapkan aktiva/pendapatan
terlalu tinggi atau menetapkan kewajiban/beban terlalu rendah dalam laporan keuangan.
Akibatnya, perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi. Dalam konteks kasus Garuda, bisa jadi
ada faktor kesengajaan yang dilakukan perseroan untuk memoles laporan keuangan agar tidak
mencetak kerugian.
Kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan Garuda seharusnya tidak terjadi. KAP Tanubrata,
Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan, yang sudah terafiliasi dengan BDO International Limited
biasanya akan memeriksa ulang opini yang akan diberikan akuntan publiknya. Oleh karena itu,
kemungkinan ada prosedur atau standar yang tidak diterapkan oleh KAP ini. Hal ini menjadikan
temuan ini bisa lolos dari proses audit.
Seharusnya untuk menghindari kerancuan, GIAA sebagai perusahaan tercatat di pasar modal
seharusnya menjelaskan ke publik nature transaksi yang terjadi serta poin poinnya sudah eksis
atau belum. Sehingga tidak menimbulkan pertanyaan bagi publik bahwa perusahaan di kuartal III-
2018 yang masih merugi tiba-tiba mengantongi laba di tiga bulan terakhir apalagi sudah disahkan
dalam RUPS

Anda mungkin juga menyukai