Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 11

Dosen Pengampu :
Drs. Surbakti Karo-Karo, M.S.i., Ak., CA
MATA KULIAH :
AKUNTANSI FORENSIK DAN
PENGUJIAN KECURANGAN
LANJUTAN

KELOMPOK 11

Bella Tasya Sylvia 7193520028

Zefanya Christina Sinaga 7193520035


1 April 2019
Kronologi Polemik Sebagai perusahaan publik, Garuda Indonesia melaporkan kinerja
keuangan tahun buku 2018 kepada Bursa Efek Indonesia.Kinerja
Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) yang berhasil membukukan
laba bersih US$809 ribu pada 2018, berbanding terbalik dari 2017 yang
merugi US$216,58 juta. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan lantaran

Keuangan pada kuartal III 2018 perusahaan masih merugisebesar US$114,08 juta

24 April 2019
Garuda Indonesia Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) di Jakarta. Salah satu mata agenda rapat adalah
menyetujui laporan keuangan tahun buku 2018. Dalam rapat itu, dua
komisaris Garuda Indonesia, Chairul Tanjung dan Dony Oskaria
selaku perwakilan dari PT Trans Airways menyampaikan keberatan
mereka melalui surat keberatan dalam RUPST. Chairal sempat
meminta agar keberatan itu dibacakan dalam RUPST, tapi atas
keputusan pimpinan rapat permintaan itu tak dikabulkan. Hasil rapat
pemegang saham pun akhirnya menyetujui laporan keuangan Garuda
Indonesia tahun 2018. Trans Airways berpendapat angka transaksi
dengan Mahata sebesar US$239,94 juta terlalu signifikan, sehingga
mempengaruhi neraca keuangan Garuda Indonesia. Jika nominal dari
kerja sama tersebut tidak dicantumkan sebagai pendapatan, maka
perusahaan sebenarnya masih merugi US$244,96 juta
25 April 2019

Pasar merespons kisruh laporan keuangan Garuda Indonesia. Sehari usai kabar
penolakan laporan keuangan oleh dua komisaris beredar, saham perusahaan dengan
kode GIAA itu merosot tajam 4,4 persen pada penutupan perdagangan sesi pertama,
Kamis (25/4). Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan akan memanggil manajemen
Garuda Indonesia terkait timbulnya perbedaan opini antara pihak komisaris dengan
manajemen terhadap laporan keuangan tahun buku 2018. Selain manajemen
perseroan, otoritas bursa juga akan memanggil kantor akuntan 3 publik (KAP)
Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan selaku auditor laporan keuangan
perusahaan. Pemanggilan itu dijadwalkan pada Selasa (30/4).

26 April 2019

Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan bakal memanggil manajemen perseroan. Sebelum memanggil pihak manajemen,
DPR akan membahas kasus tersebut dalam rapat internal. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir mengatakan perseturuan
antara komisaris Garuda Indonesia dengan manajemen akan dibahas dalam rapat internal usai reses. Dalam rapat itu akan dipastikan
terkait pemanggilan sejumlah pihak yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan maskapai pelat merah tersebut. Jika sesuai
jadwal, DPR kembali bekerja pada 6 Mei 2019. Selain itu pada hari yang sama, beredar surat dari Sekretariat Bersama Serikat Karyawan
Garuda Indonesia (Sekarga) perihal rencana aksi mogok karyawan Garuda Indonesia. Aksi ini berkaitan dengan penolakan laporan
keuangan tahun 2018 oleh dua komisaris. Dalam surat tersebut disebutkan pernyataan pemegang saham telah merusak kepercayaan publik
terhadap harga saham Garuda Indonesia dan pelanggan setia maskapai tersebut. Namun, Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Sekarang justru
membantah akan melakukan aksi mogok kerja. Presiden APG Bintang Hardiono menegaskan karyawan belum mengambil sikap atas
perseteruan salah satu pemegang saham dengan manajemen saat ini
30 April 2019
BEI telah bertemu dengan manajemen Garuda Indonesia dan kantor akuntan publik (KAP)
Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan selaku auditor laporan keuangan
perusahaan. Pertemuan berlangsung pada pukul 08.30-09.30 WIB. Sayangnya, pertemuan
dua belah pihak berlangsung tertutup. Otoritas bursa menyatakan akan mengirimkan
penjelasan usai pertemuan tersebut. "Bursa meminta semua pihak untuk mengacu pada
tanggapan perseroan yang disampaikan melalui IDXnet dan penjelasan dapat dibaca di
website bursa," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna. Sementara
Menteri Keuangan mengaku telah meminta Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Hadiyanto untuk mempelajari kisruh terkait laporan keuangan BUMN tersebut
Pelanggaran
yang dilakukan
PT Garuda
Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk melakukan kesalahan terkait kasus penyajian Laporan Keuangan
Tahunan per 31 Desember 2018.Pihak OJK yang diwakili oleh Deputi
Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis, Anto Prabowo,
mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia telah terbukti melanggar

PERATURAN BAPEPAM
DAN LK NOMOR VIII.G.7
PASAL 69 UNDANG-UNDANG TENTANG PENYAJIAN
NOMOR 8 TAHUN 1995
DAN PENGUNGKAPAN
TENTANG PASAR MODAL (UU
PM) LAPORAN KEUANGAN INTERPRETASI STANDAR
EMITEN DAN AKUNTANSI KEUANGAN
“(1) Laporan keuangan yang
disampaikan kepada Bapepam wajib PERUSAHAAN PUBLIK. (ISAK) 8 TENTANG
disusun berdasarkan prinsip akuntansi PENENTUAN APAKAH
yang berlaku umum. (2) Tanpa SUATU PERJANJIAN
mengurangi ketentuan sebagaimana
PERNYATAAN STANDAR MENGANDUNG SEWA.
dimaksud dalam ayat (1), Bapepam
dapat menentukan ketentuan AKUNTANSI KEUANGAN
akuntansi di bidang Pasar Modal.” (PSAK) 30 TENTANG
SEWA.
SANKSI UNTUK
PT. GARUDA
INDONESIA
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II,

Fakhri Hilmi, mengatakan setelah

berkoordinasi dengan Kementerian

Keuangan Republik Indonesia ,Pusat

Pembinaan Profesi Keuangan, PT Bursa Efek

Indonesia, dan pihak terkait lainnya, OJK

memutuskan memberikan sejumlah sanks


1. Memberikan Perintah Tertulis kepada PT Garuda
2. Selain itu juga Perintah Tertulis
Indonesia (Persero) Tbk untuk memperbaiki dan
menyajikan kembali LKT PT Garuda Indonesia kepada KAP Tanubrata, Sutanto,
(Persero) Tbk per 31 Desember 2018 serta
Fahmi, Bambang & Rekan (Member of
melakukan paparan publik (public expose) atas
perbaikan dan penyajian kembali LKT per 31 BDO International Limited) untuk
Desember 2018 dimaksud paling lambat 14 hari
melakukan perbaikan kebijakan dan
setelah ditetapkannya surat sanksi, atas
pelanggaran Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 prosedur pengendalian mutu atas
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) ,Peraturan
pelanggaran Peraturan OJK Nomor
Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan 13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar
Perusahaan Publik, Interpretasi Standar Akuntansi
Pengendalian Mutu (SPM 1) paling
Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah
Suatu Perjanjian Mengandung Sewa, dan lambat 3 (tiga) bulan setelah
Pernyataan Standar 5 Akuntansi Keuangan (PSAK)
ditetapkannya surat perintah dari
30 tentang Sewa.
OJK.

Deputi Komisioner Hubungan Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi


Sanksi denda kepada
Masyarakat dan Manajemen menjatuhkan sanksi kepada PT
Strategis, Anto Prabowo masing-masing anggota Garuda Indonesia Tbk (GIAA) atas
mengatakan, OJK juga Direksi PT Garuda kasus klaim laporan keuangan
mengenakan Sanksi Administratif Indonesia (Persero) Tbk perseroan yang menuai polemik.
berupa denda sebesar Rp 100 juta sebesar Rp 100 juta atas Beberapa sanksi yang dijatuhkan
kepada PT Garuda Indonesia
pelanggaran Peraturan antara lain denda senilai Rp 250 juta
(Persero) Tbk atas pelanggaran
Bapepam Nomor VIII.G.11 dan restatement atau perbaikan
Peraturan OJK Nomor
tentang Tanggung Jawab laporan keuangan perusahaan
29/POJK.04/2016 tentang Laporan
dengan paling lambat 26 Juli 2019 ini
Tahunan Emiten atau Perusahaan Direksi atas Laporan
Publik. Keuangan
Direktur Penilaian PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I
Nyoman Gede Yetna menuturkan, manajemen BEI
hingga kini belum sampai pada keputusan untuk
membekukan (suspensi) saham PT Garuda Indonesia
Tbk (GIAA) meski laporan keuangan perusahaan
menuai polemik.

Pembekuan "Kami dari Bursa berpendapat belum perlu melakukan

saham
suspensi perdagangan saham Perseroan pada saat ini,"
ujarnya di Jakarta, Jumat (28/6).

Nyoman pun melanjutkan, BEI ke depannya akan terus


melihat pergerakan saham Garuda Indonesia untuk
mempertimbangkan tindakan selanjutnya.
"Selanjutnya, Bursa akan senantiasa memantau
pergerakan harga saham dan keterbukaan
informasiPerseroan serta melakukan tindak lanjut
sesuai ketentuan yang berlaku," papar dia.
KESIMPULAN
Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) menuai polemik karena adanya pencatatan
transaksi kerja sama penyediaan layanan konektivitas (wifi) dalam penerbangan dengan PT
Mahata Aero Teknologi (Mahata) dalam pos pendapatan yang seharusnya masih menjadi
piutang.
Dalam kasus ini PT Garuda Indonesia telah melanggar Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) ,Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik, Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung
Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa. Dan diberi sanksi
sesuai dengan UU yang dilanggar.
Seharusnya untuk menghindari kerancuan, GIAA sebagai perusahaan tercatat di pasar modal
seharusnya menjelaskan ke publik nature transaksi yang terjadi serta poin poinnya sudah eksis
atau belum. Sehingga tidak menimbulkan pertanyaan bagi publik bahwa perusahaan di kuartal
III-2018 yang masih merugi tiba-tiba mengantongi laba di tiga bulan terakhir apalagi sudah
disahkan dalam RUPS.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai