Anda di halaman 1dari 19

BAB II

ACCOUNTING ANALYSIS

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis akuntansi menurut Palepu


terdapat 6, yaitu:
1. Identify Key Accounting Policies;
2. Assess Accounting Flexibility;
3. Evaluate Accounting Strategy;
4. Evaluate the Quality of Disclosure;
5. Identify Potential Red Flags;
6. Undo Accounting Distortion.

2.1 IDENTIFY KEY ACCOUNTING POLICIES


2017 2016
ASET Rp (Dalam Rp (Dalam Juta
Persentase Persentase
Juta Rupiah) Rupiah)
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 7,501,737 17.39% 5,056,183 11.89%
Piutang Usaha
Pihak Ketiga 3,375,798 7.83% 3,124,358 7.35%
Pihak-pihak berelasi 222,124 0.51% 198,168 0.47%
Piutang Lainnya
Pihak Ketiga 180,752 0.42% 190,079 0.45%
Pihak-pihak berelasi 2,316 0.01% 1,483,815 3.49%
Aset Keuangan jangka pendek lainnya 2,374,246 5.50% 1,634,332 3.84%
Persediaan 18,023,238 41.78% 19,442,023 45.74%
Pajak Dibayar Dimuka
Pajak Penghasilan Badan 81 0.0002% - 0.00%
Pajak Lain-lain 1,260,002 2.92% 974,217 2.29%
Uang Muka pembelian tembakau 1,025,646 2.38% 1,377,109 3.24%
Biaya Dibayar Dimuka 155,983 0.36% 167,212 0.39%
Aset Tidak lancar yang dimiliki untuk dijual 58,430 0.14% - 0.00%
Total Aset Lancar 34,180,353 79.23% 33,647,496 79.16%
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada entitas asosiasi 63,382 0.15% 62,174 0.15%
Properti Investasi 481,322 1.12% 492,349 1.16%
Aset Tetap 6,890,780 15.97% 6,988,232 16.44%
Tanah untuk pengembangan 113,954 0.26% 114,888 0.27%
Aset Pajak tangguhan 333,346 0.77% 272,268 0.64%
Goodwill 60,423 0.14% 60,423 0.14%
Aset tidak lancar lainnya 1,017,533 2.36% 870,447 2.05%
Jumlah Aset tidak lancer 8,960,740 20.77% 8,860,781 20.84%
JUMLAH ASET 43,141,093 100.00% 42,508,277 100.00%
PERSENTASE ASET TERHADAP TOTAL ASET
TAHUN 2017

35.11%
14.61%

13.42%
13.15%

4.62%

1.98%
0.94%

0.65%
0.36%

0.30%

0.22%
0.12%
0.11%

0.12%
2%

2%

Dilihat dari Laporan Keuangan dan Tabel Perbandingan total aset diatas, dapat diketahui
yang menjadi faktor kunci utama yang paling mempengaruhi kegiatan usaha PT. HM
Sampoerna yaitu Persediaan 35,11%, Aset Tetap 13,42% dan Piutang Usaha 13,15%.
2017 2016
LIABILITAS Rp (Dalam Rp (Dalam Juta
Persentase Persentase
Juta Rupiah) Rupiah)
Liabilitas Jangka Pendek
Utang Usaha dan Lainnya
Pihak Ketiga 2,599,318 28.79% 2,567,887 30.81%
Pihak-pihak Berelasi 1,067,123 11.82% 1,302,730 15.63%
Utang Pajak
Pajak Penghasilan Badan 599,688 6.64% 735,290 8.82%
Pajak Lain-lain 1,268,261 14.05% 898,492 10.78%
Akrual 226,449 2.51% 176,838 2.12%
Liabilitas Imbalan Kerja
Jangka Pendek 636,581 7.05% 691,643 8.30%
Pendapatan Tangguhan
Jangka Pendek 56,612 0.63% 34,830 0.42%
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Jangka Pendek 28,937 0.32% 20,768 0.25%
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 6,482,969 71.81% 6,428,478 77.14%
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas Imbalan Kerja 2,239,240 24.80% 1,806,764 21.68%
Liabilitas Sewa Pembiayaan 80,530 0.89% 65,744 0.79%
Pendapatan Tangguhan 225,339 2.50% 32,277 0.39%
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2,545,109 28.19% 1,904,785 22.86%
JUMLAH LIABILITAS 9,028,078 100.00% 8,333,263 100.00%
PERSESNTASE LIABILITAS DARI TOTAL
LIABILITAS TAHUN 2017
PERSESNTASE LIABILITAS DARI TOTAL LIABILITAS TAHUN 2017

40.61%

24.80%
20.69%

7.05%
2.51%

2.50%
0.89%
0.63%

0.32%
Dilihat dari Laporan Keuangan, Tabel Perbandingan dan grafik total liabilitas diatas, dapat
diketahui yang menjadi faktor kunci utama yang paling mempengaruhi kegiatan usaha PT.
HM Sampoerna yaitu Utang Usaha dan Lainnya 40,61%, Liabilitas Imbalan Kerja 24,80%,
dan Utang Pajak 20,69%.
2017 2016
EQUITY Rp (Dalam Rp (Dalam Juta
Persentase Persentase
Juta Rupiah) Rupiah)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal Saham

Modal dasar - 157.000.000.000


saham biasa dengan nilai nominal Rp
4 (Rupiah penuh) per saham Modal
ditempatkan dan disetor penuh -
116.318.076.900 saham biasa 465,272 1.36% 465,272 1.36%
Tambahan Modal Disetor 20,449,204 59.95% 20,466,910 59.89%
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan 646,254 1.89% 646,928 1.89%

Ekuitas Lainnya (29,721) -0.09% (29,721) -0.09%


Saldo Laba
Dicadangkan 95,000 0.28% 95,000 0.28%
Belum dicadangkan 12,486,976 36.60% 12,530,625 36.67%
Jumlah Ekuitas 34,112,985 100.00% 34,175,014 100.00%

2.2 ASSESS ACCOUNTING FLEXIBILITY


2.2.1 Persediaan
Barang jadi, bahan baku dan supplies, barang dalam proses, barang dagangan, tanah
dan bangunan untuk dijual diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan
dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang
(weighted average method), kecuali untuk persediaan pita cukai yang biayanya ditentukan
dengan metode identifikasi khusus (specific identification method). Harga perolehan
barang jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung,
biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi.
Persediaan, kecuali tanah dan bangunan untuk dijual yang dimiliki oleh PT Taman Dayu,
tidak mencakup biaya pinjaman. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan
dalam kegiatan usaha normal, dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya
penjualan.
Provisi persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan penelaahan atas
penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Provisi
dihapuskan pada saat persediaan usang dan tidak lancar tersebut telah terjual atau secara
fisik dihapuskan.

2.2.2 Aset Tetap


Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi
penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Tanah tidak
disusutkan. Taksiran masa manfaat ekonomis aset tetapadalah sebagai berikut:
Nilai residu aset, umur manfaat, dan metode penyusutan ditelaah dan jika perlu
disesuaikan pada setiap akhir periode pelaporan. Aset tetap dalam pembangunan
dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi
biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat asset
tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Penyusutan dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan manajemen.
Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset
tetap atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya apabila besar
kemungkinan manfaat ekonomis sehubungan dengan asset tersebut di masa mendatang
akan mengalir ke Grup dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat
komponen yang diganti, dihapuskan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan lainnya
dibebankan di laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya.
Keuntungan dan kerugian yang timbul akibat pelepasan aset tetap ditentukan
dengan membandingkan hasil pelepasan dengan nilai tercatatnya dan diakui pada laporan
laba rugi konsolidasian. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal atas tanah diakui
sebagai bagian biaya akuisisi tanah dan biaya-biaya tersebut tidak disusutkan. Biaya terkait
dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tidak lancar lainnya dan diamortisasi
sepanjang umur hukum hak.
2.2.3 Piutang Usaha
Pada saat pengakuan awal piutang usaha dan lainnya diakui pada nilai wajarnya dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif kecuali jika dampak diskontonya tidak material, dikurangi dengan penyisihan
penurunan nilai piutang. Penyisihan penurunan nilai piutang diukur berdasarkan penelaahan
atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan
tidak akan tertagih.
2.3 EVALUATE ACCOUNTING STRATEGY
Fleksibilitas dalam akuntansi, memungkinkan manajer secara strategik
mengkomunikasikan informasi ekonomi atau menyembunyikan kinerja yang sesungguhnya.
Maka, perlu dilakukan evaluasi atas accounting strategy perusahaan yang berkaitan dengan
isu kebijakan akuntansi dengan perbandingan industri, insentif manajer untuk melakukan
earning management, perubahan kebijakan akuntansi dan estimasi, dan transaksi yang
distrukturisasi untuk mencapai target.
Berdasarkan informasi pada laporan tahunan PT. HM Sampoerna industri rokok
mengalami penurunan sebesar 2,6%, dan pada laporan tahunan PT. Gudang Garam terdapat
informasi penjualan rokok di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,9% berdasarkan
survei yang dilakukan oleh nielsen.
Berdasarkan informasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa industri rokok dan
penjualan rokok di Indonesia mengalami penurunan. Tentunya hal ini, akan mengurangi
penjualan rokok di Indonesia. Tetapi, PT. HM Sampoerna pada kondisi tersebut mencatat
kenaikan nilai penjualan dengan penurunan penjualan sebesar 4%. Menurut asumsi
kelompok kami, kenaikan nilai penjualan PT. H Sampoerna bersebrangan dengan kondisi
industri rokok saat ini, dan penurunan volume penjualan yang dialami oleh PT. HM
Sampoerna.

2.4 EVALUATE THE QUALITY OF DISCLOSURE


Berdasarkan pengamatan dari hasil opini audit yang diterima oleh PT. HM Sampoerna
dari PWC selama periode 2013-2017 yang selalu mendapatkan wajar tanpa pengecualian
menunjukkan bahwa potensi untuk terjadinya Red Flags di Sampoerna hampir dipastikan
tidak akan terjadi.
2.5 IDENTIFY POTENTIAL RED FLAGS
2.5.1 Unexplained changes in accounting, especially when performance is poor.
Tidak ada perubahan perlakuan akuntansi terutama ketika kinerjanya buruk. Setiap
perubahan perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan selalu
diungkapkan/terdapat penjelasannya pada catatas atas laporan keuangan.
2.5.2 Unexplained transactions that boost profits.

Tidak ada transaksi yang tidak dapat dijelaskan yang meningkatkan keuntungan. Seperti
yang terlihat pada laporan laba rugi di atas, peningkatan penjualan bersih PT. HM
Sampoerna Tbk. yang terjadi pada tahun 2016-2017 sebesar 3,79% masih dalam tahap
wajar, tidak meningkat secara drastis. Malahan PT. HM Sampoerna Tbk.mengalami
penurunan laba bersih sebesar 0,68% pada tahun 2016-2017.
2.5.3 Unusual increases in accounts receivable in relation to sales increases

*Dinyatakan dalam miliar rupiah

Tidak ada kenaikan tidak biasa dalam piutang terkait dengan peningkatan penjualan.
Seperti yang terlihat pada laporan diatas, peningkatan piutang yang terjadi pada tahun
2016-2017 masih dalam tahap wajar dan sebanding dengan peningkatan penjualan.

2.5.4 Unusual increases in inventories in relation to sales increases.

Tidak ada kenaikan yang tidak biasa dalam persediaan sehubungan dengan peningkatan
penjualan. Malah yang terlihat pada laporan diatas mengalami penurunan persediaan yang
terjadi pada tahun 2016-2017 menunjukan masih dalam tahap wajar dan sebanding dengan
peningkatan penjualan. Kejadian yang tidak wajar jika penjualan naik persediaan juga naik.
2.5.5 An increasing gap between a firm’s reported income and its cash flow from operating
activities.
2017 2016 Selisih
Laba Tahun Berjalan 12.670.534 12.762.229 91.695
Arus Kas dari Operasi 15.376.315 14.076.579 1.299.736
*Dinyatakan dalam miliar rupiah

Peningkatan kesenjangan antara pendapatan perusahaan yang dilaporkan dan arus kas dari
aktivitas operasi.

2.5.6 An increasing gap between a firm’s reported income and its tax income

Berdasarkan laporan diatas tidak ada perbedaan yang signifikan antara laba sebelum pajak
dan laba tahun berjalan karena kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan telah
sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perpajakan.
2.5.7 A tendency to use financing mechanisms like research and development partnerships,
special purpose entities, and the sale of receivables with recourse.
Tidak ada kecenderungan untuk menggunakan mekanisme pembiayaan seperti kemitraan
penelitian dan pengembangan, entitas tujuan khusus, dan penjualan piutang dengan jalan
lain pada PT. HM Sampoerna Tbk.

2.5.8 Unexpected large asset write-offs.


Tidak ada penghapusan aset besar tak terduga pada PT. HM Sampoerna Tbk.

2.5.9 Qualified audit opinions or changes in independent auditors that are not well justified.
Berdasarkan hasil opini audit ekstenal yang dilakukan oleh KAP sejak tahun 2013, tidak
terdapat potential red flags. Berikut ini merupakan ringkasan hasil opini audit eksternal
auditor PT. HM Sampoerna Tbk sejak tahun 2013 sampai dengan 2017.

Tahun Opini Audit Auditor


2013 Wajar Tanpa Pengecualian PWC
2014 Wajar Tanpa Pengecualian PWC
2015 Wajar Tanpa Pengecualian PWC
2016 Wajar Tanpa Pengecualian PWC
2017 Wajar Tanpa Pengecualian PWC

Anda mungkin juga menyukai