OLEH
-- ORANG PRIBADI
- BADAN
PENGERTIAN
PAJAK YG DIKENAKAN
PAJAK YG DIKENAKAN
ATAS KONSUMSI BARANG
ATAS KONSUMSI
YG BERDSRKAN KMK
BARANG DAN JASA
TERGOLONG BRG MEWAH
DI DALAM
DAERAH PABEAN
WILAYAH RI YG DI DALAMNYA
BERLAKU PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PABEAN
Kantor Wilayah DJP Jatim III 5
Karakteristik PPN Indonesia
Pemikul beban pajak dg Penanggungjawab pembayaran Pajak
PajakTidak
Pajak TidakLangsung
Langsung
ke Kas Negara berada pada pihak yang berbeda.
PajakAtas
Pajak AtasKonsumsi
Konsumsi PPN hanya dikenakan atas barang / jasa yang dikonsumsi di
DalamNegeri
Negeri dalam daerah pabean Republik Indonesia
Dalam
TarifTunggal
Tunggal PPN dikenakan tarif 10 % atas Dasar Pengenaan Pajak
Tarif
B
Bank
Persepsi Pajak Tidak Langsung
DJP
FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK
PEMBAY : HJ + PPN
FP yg dibuat PKP A
FP Dari PKP A mrp
akan dilaporkan sbg
bukti pembayaran
Pajak Keluaran (PK)
PPN sbg bukti utk
dalam SPT Masa PPN
Pengkreditan PM
B
MEKANISME PEMUNGUTAN PPN INDONESIA
(PSL 4 (1) hrf g, 4 (3) hrf f UU PPh Indonesia)
FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK
FP yg dibuat PKP A
akan dilaporkan sbg
Pajak Keluaran (PK)
PAJAK KELUARAN dalam SPT Masa PPN
PAJAK MASUKAN
FP yang diterima dari
LEBIH BANYAK MANA? PKP C dilaporkan
sebagai Pajak Masukan
Dalam SPT Masa PPN
B
PKP B SEPATU PKP A KULIT PKP C
PAJAK KELUARAN 40 + 16 = 56
PAJAK MASUKAN 30 + 20 = 50 Disetor ke kas negara
KURANG BAYAR 6 Paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya .. JULI
(LEBIH BAYAR)
NIHIL Dilaporkan paling lambat
20 JULI 2013
B
PKP B SEPATU PKP A KULIT PKP C
PAJAK KELUARAN 4 = 4
PAJAK MASUKAN 1 + 18 = 19
KURANG BAYAR
(15) Dilaporkan paling lambat
(LEBIH BAYAR)
20 AGUSTUS 2013
NIHIL
B
MEKANISME PEMUNGUTAN PPN INDONESIA
(PSL 4 (1) hrf g, 4 (3) hrf f UU PPh Indonesia)
PEMUNGUT
PKP B BKP/JKP PKP A BKP/JKP
PPN
- MENGHASILKAN BARANG;
- MENGIMPOR BARANG;
- MENGEKSPOR BARANG;
- MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
- MELAKUKAN USAHA JASA;
- MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD / JASA DARI LUAR
DAERAH PABEAN
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)
Ps. 1 angka 15
PENGUSAHA
PEREDARAN BRUTO
TDK LEBIH DARI
Rp 4.8 M SETAHUN
Catatan :
Apabila sampai dengan suatu Masa Pajak dalam satu tahun buku
peredaran bruto lebih dari Rp 4,8 M,- maka pengusaha ini
memenuhi syarat sebagai PKP sehingga wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP selambat-lambatnya
pada akhir bulan berikutnya.
Kantor Wilayah DJP Jatim III 20
KEWAJIBAN PKP
B
Apakah atas penyerahan ini terutang PPN ? Jelaskan jawaban Saudara beserta dasar
hukumnya dan kapan mulai berlakunya ! ( Asumsi yang dipakai adalah apabila barang
dan/atau jasa yang diserahkan adalah BKP/JKP maka yang menyerahkannya adalah
Pengusaha Kena Pajak – PKP )
8) PT. Grahadhika Santika menjual asset berupa hotel dan aktiva lainnya ke PT. Graha Nyess
B
KARENA PPN MERUPAKAN
PAJAK OBYEKTIF, MAKA PENGENAANNYA
HARUS DILIHAT DARI OBYEKNYA…
OBYEK PPN :
BARANG HASIL PERTAMBANGAN ATAU HASIL PENGEBORAN YANG DIAMBIL LANGSUNG DARI
SUMBERNYA, YAITU :
MINYAK MENTAH (CRUDE OIL), GAS BUMI, PANAS BUMI, PASIR DAN KERIKIL, BATUBARA
SEBELUM DIPROSES MENJADI BRIKET BATUBARA DAN BIJIH BESI, BIJIH TIMAH, BIJIH EMAS,
BIJIH TEMBAGA, BIJIH NIKEL, DAN BIJIH PERAK SERTA BIJIH BAUKSIT
YANG MENYEBABKAN
BARANG/FASILITAS/KEMUDAHAN/HAK,
TERSEDIA UTK DIPAKAI
TERMASUK
DIKENAKAN
DIKENAKANPPN
PPN
Kantor Wilayah DJP Jatim III 37
KELOMPOK JASA
YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
JASA DI BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN MEDIK, MELIPUTI :
• JASA DOKTER UMUM, DOKTER SPESIALIS, DAN DOKTER GIGI, DAN DOKTER HEWAN;
• JASA AHLI KESEHATAN SEPERTI AKUPUNTUR, AHLI GIGI, AHLI GIZI, DAN FISIOTERAPI;
• JASA KEBIDANAN DAN DUKUN BAYI;
• JASA PARAMEDIS DAN PERAWAT DAN
• JASA RUMAH SAKIT, RUMAH BERSALIN, KLINIK KESEHATAN, LABORATURIUM KESEHATAN, DAN SANOTARIUM
• PERBANKAN, KECUALI JASA PENYEDIAAN TEMPAT UNTUK MENYIMPAN BARANG DAN SURAT BERHARGA, JASA
PENITIPAN UNTUK KEPENTINGAN PIHAK LAIN BERDASARKAN SURAT KONTRAK (PERJANJIAN), SERTA ANJAK
PIUTAN;
• JASA ASURANSI, TIDAK TERMASUK BROKER ASURANSI; DAN
• JASA SEWA GUNA USAHA (SGU) DENGAN HAK OPSI
KEAGAMAAN, MELIPUTI :
• JASA PELAYANAN DI RUMAH IBADAH;
• JASA PEMBERIAN KHOTBAH ATAU DAKWAH; DAN
Kantor Wilayah DJP Jatim III
• JASA LAINNYA DIBIDANG KEAGAMAAN 38
KELOMPOK JASA
YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
JASA DI BIDANG
PENDIDIKAN, MELIPUTI :
• JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH ; DAN
• JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI LUAR SEKOLAH, SEPERTI KURSUS
KESENIAN DAN HIBURAN YANG TELAH DIKENAKAN PAJAK TONTONAN, TERMASUK JASA DIBIDANG KESENIAN
YANG TIDAK BERSIFAT KOMERSIAL
PENYIARAN YANG BUKAN BERSIFAT IKLAN DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH SPONSOR YANG BERTUJUAN KOMERSIAL
ANGKUTAN UMUM DI DARAT DAN DI AIR, YAITU : JASA ANGKUTNA DI DARAT, LAUT, DAN DI SUNGAI YANG
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH ATAU SWASTA
TENAGA KERJA
PERHOTELAN, MELIPUTI :
• JASA PERSEWAAN KAMAR TERMASUK TAMBAHANNYA DI HOTEL, RUMAH PENGINAPAN, MOTEL, LOSMEN,
HOSTEL SERTA FASILITAS YANG TERKAIT DENGAN KEGIATAN PERHOTELAN UNTUK TAMU YANG MENGINAP;
DAN
• JASA PERSEWAAN RUANGAN UNTUK KEGIATAN ACARA ATAU PERTEMUAN DI HOTEL, RUMAH PENGINAPAN,
MOTEL, LOSMEN, DAN HOSTEL
JENIS JASA YANG DISEDIAKAN OLEH PEMERINTAH DALAM RANGKA MENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA
UMUM
I
Subyek Pajak
Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya ;
1. menghasilkan barang,
2. mengimpor barang,
3. mengekspor barang,
4. melakukan usaha perdagangan,
5. memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah
pabean,
6. melakukan usaha jasa, atau
7. memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
PENGUSAHA NON
KENA PAJAK PENGUSAHA
KENA PAJAK
B
CONTOH KASUS
• PT DELE JAYA menjual 5 ton kedele kepada PT KECAP ENAK
• Pak Wisnu, pengusaha tempe keripik kaliber internasional
mengekspor produknya ke Ethiopia
• Rumah Makan Wong Solo menjual tahu & tempe kepada
pembelinya.
• PT Indogrosir menjual beras yang dikemas @ 5 kg kepada
konsumen
• PT Indogrosir menjual sabun “LOOK” kepada konsumen
• UD. Lancar menjual 10 ton pasir kepada PT JAYA Konstruksi
• PT Indofood menyumbang mie instan ke Aceh
• PT Indofoot, produsen sandal, memberikan sandal jepit
kepada karyawannya
B
CONTOH KASUS
• PT Bank BRI memberikan bunga deposito kepada nasabahnya
• Kantor Akuntan Publik BAMBANG & Rekan memberikan jasa
audit kepada STIE YKPN
• RS DR Sardjito memberikan pelayanan medis kepada
mahasiswa STIE YKPN
• PT MIO menyewakan sepeda motor kepada konsumennya
• Hotel MELIA menyewakan kamar hotel kepada konsumennya
• RCTI menyiarkan iklan layanan umum dari Menteri Kesehatan
• TVRI menyiarkan iklan komersial sabun “COLEK”
B
FUNGSI FAKTUR PAJAK
60
FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK
GABUNGAN FAKTUR PAJAK
(Ps. 13 ayat (2) UU PPN 1984) SEDERHANA
(Ps. 13 ayat (7) UU PPN 1984
jis Kep.DJP No. 524/PJ/2000,
Satu FP Standar memuat
6-12-2000 & No.KEP-425/PJ/
slrh penyer. BKP dan/atau 2001& No. KEP-128/PJ/2004)
JKP dlm satu Masa Pajak
untuk Pembeli BKP atau
Penerima JKP yg sama. 61
PALING LAMBAT PD SAAT PEMBAY., DLM HAL
PEMBAY. DITERIMA SBLM DILAKUKAN PENYER.
SAAT PEMBUATAN
FAKTUR PAJAK
GABUNGAN
63
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK I
FP 5/3/05 FP 31/5/05
PPN Rp 1 juta PPN Rp 9 juta
64
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK II
(KEP-549/PJ./2000 jo KEP-424/PJ/2002)
3 bln (atau)
DENDA = 2% x DPP 65
KAPAN MEMBUAT
FAKTUR PAJAK (menagih PPN)
B
Sanksi
Denda
Rp 50.000,- Bunga sebesar 2%
Faktur Pajak
Pajak Keluaran (PK)
(PPN atas penyerahan BKP/JKP)
PPN dikenakan atas pertambahan nilai (value added) dari barang yang dihasilkan atau diserahkan oleh PKP,
apakah ia pabrikan, importir, agen utama, atau distributor utama.
Secara umum, pajak dipungut secara bertingkat pada jalur produksi dan distribusi dengan tidak ada unsur
pemungutan pajak berganda.
Dengan demikian, sistem PPN:
1. Dikenakan atas penyerahan
2. Dipungut secara bertingkat pada jalur produksi dan distribusi
3. Mekanisme Kredit Pajak (metode faktur pajak).
Contoh:
A. Pertambahan Nilai:
1. Beli:
a. Bshan Baku 2.000
b. Bahan Pembantu 1.000
c. Spare Parts dan lain-lain 1.000
4.000
2. Biaya:
Penyusutan 250
Bunga Modal 750
Gaji/Upah 1.000
Manajemen 750
Laba Usaha 750
3.500
3. Harga Jual 7.500
Keluaran (ouput) 750
Masukan (input) 400
Pertambahan Nilai (J-B) 350
Pertimbangan munculnya
Dikenakan PPnBM
Catatan:
•PPnBM merupakan pungutan tambahan
disamping PPN hanya sekali pungut, saat
•Penyerahan BKP yang tergolong Mewah penyerahan BKPTM oleh pengusaha yang
yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan atau saat impor.
menghasilkan BKPTM tersebut di dalam •Oleh karena itu PPnBM tidak boleh dikredit
Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau kan dengan PPnBM yang terutang.
pekerjaan •Prinsip pungutan hanya sekali, saat;
•Impor BKPTM oleh siapapun 1. Penyerahan oleh pabrikan atau produsen
BKPTM
2. Impor BKKPTM
.
PPN & PPnBM
TARIF
Dasar Pengenaan Pajak (DKP)
P •
Tarif PPnBM terdapat pengelompokkan tarif, yaitu paling rtendah 10% paling tinggi
P
200%. Tarif PPnBM yang berlaku saat ini adalah: 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 75%
n
B
M
.
CARA MENGHITUNG
PPN PPnBM
PPN = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif PPnBM = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif
Contoh:
•PKP “A” menjual tubai BKP kepada PKP “B” dengan Harga Jual Rp 25.000.000
. PPN terutang: 10% x Rp 25.000.000 = Rp 2.500.000
PPn sebesar Rp 2.500.000 tersebut merupakan pajak keluaran, yang dipungut
oleh PKP “A”. Sedang bagi PKP “B”, PPN tersebut ,emrupakan pajak Masukan.
•Seseorang mengimpor BKP dari Luar Daerah Pabean dengan Nilai Impor
Rp 15.000.000. PPN yang dipungut melalui Dirjen Bea dan Cukai =
10% x Rp 15.000.000 = Rp 1.500.000.
MEKANISME KREDIT PAJAK
.
Membayar PPN
•Pembeli BKP
P Bukti pungutan PPN
•Penerima JKP
K •Pihak pemanfaat BKP dari luar Daerah Pabean
P •Pihak pemanfaat JKP dari luar Daerah Pabean
Pajak Masukan
Dikreditkan pada masa berikutnya paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya Masa
Pajak yg bersangkutan sepanjang belum dibebankan sgb biaya dan blm dilakukan pemeriksaan
Dalam hal belum ada Pajak Keluaran dalam suatu Masa Pajak, Maka pajak masukan tetap
dapat dikreditkan. Pajak Masukan yang dibayarkan untuk perolehan BKP/JKP dikreditkan
dengan Pajak Masukan ditempat PKP dikukuhkan. Jika Pajak Keluaran >Pajak Masukan,
selisihnya merupakan PPN yang harus dibayar ke Kas Negara. Jika sebaliknya keadaanya,
makaselisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dimninta kembali (restitusi)/kompensasi
Contoh:1
• Selama bulan takwim terjadi sebagai berikut;
• Membeli bahan baku dan lain-lain dari pabrikan Rp 100.000.000
Pajak Masukan yang harus dibayar elalui pabrikan adalah:
10% x Rp .100.000.000 = 10.000.000.000
• Penjualan hasil produksi Rp 60.000.000
• Pajak Keluaran yang harus dibayar 10% x 60.000.000 = 6.000.000
• PPN yang lebih bayar dalam Masa Pajak yang bersangkutan:
10.000.000 - 6.000.000 - 4.000.000
• Kelebihan tersebut dapat dikompensasikan dengan pajak terutang masa pajak
berikutnya atau dapat diminta kembali (restitusi)
Contoh: 2
• Membeli bahan baku dan lain-lain dari pabrikan Rp 80.000.000
• Pajak Masukan yang harus dinayar 10% x 80.000.000 = Rp 8.000.000
• Penjualan hsil produksi Rp 180.000.000
• Pajak keluaran 10% x 180.000.000 = 18.000.000
• PPN yang masih harus dibayar ke Kas Negara= Rp 18.000.000.- 8.000.000 = 10.000.000
Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
Harus di cantumkan
Untuk meringakan bban administrasi, kepada KPK diperkenankan untuk membuat satu
Faktur Pajak yang meliputi semua penyerahan KBK atau JKP yang terjadi selama satu
bulan takwim kepada pembeli yang sama atau penerima JKP yang sama. Faktur Pajak ini
disebut Faktur Pajak Gabungan.
Faktur Pajak yang dibuat oleh PKP untuk menampung kegiatan penyerahan BKP atau
penyerahan JKP yang dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir. Dirjen Pajak
dapat menetapkan tanda bukti penyerahan atau tanda bukti pembayaran sebagai Faktur
Pajak Sederhana yang paling sedikit memuat:
1. Nama, alamat, NPWP, yang menyerahkan BKP/JKP
2. Jenis dan kuantum
3. Jumlah harga jual atau penggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya pajak
dicantumkan secara terpisah
4. Tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana
Faktur Pajak Sederhana bisa berupa bon nota, kuitansi, bukti pembayaran, dan dokumrn
lain yang sejenis.
. •Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen
•Nama dan alamat penerima dokumen
Dokumen tertentu •NPWP dalam hal penerima pajak adalah WP dalam negeri
yang diperlakukan •Jumlah satuan barang jika ada
sebagai Faktutr •Dasar pengenaan pajak
Pajak •Jumlah pajak yang terutanh kecuali dalam hal ekspor
Harus memuat
Sepanjang memenuhi syarat tersebut, dokumen ini dapat diberlakukan sebagai Faktur Pajak
1. Pemberiatahuan Impor Barang (PEB) yang dilampiri SSP dan atau bukti pungutan pajak oleh
Dirjen Bea dan Cukai untuk impor BKP
2. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah di fiat muat oleh pejabat yang berwenang dari
Dirjen Bea dan Cukai dan dilampiri degan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan PEB tersebut
3. Paktor Nota Bon penyerahan Barang (PNBP) yang dibuat/dikeluarkan oleh Pertamina untuk
penyerahan BBMM dan atau bukan BBM,
4. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh BULOD/DOLOG
untuk penyaluran tepung terigu
5. Tnda pembayaran atau kuitansi telepon
6. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill) atau Delivery Bill, yang dibuat/dikeluarkan
untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri
7. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau luar Daerah Pabean
8. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan
Penyerahan Kepada Pemungut PPN
Pemungut PPN adalah bendaharawan pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak
terutang oleh PKP atas penyerahan BKP dan atau JKP kepada bendaharawan pemerintah,
badan, atau instansi pemerintah tersebut. Berdasar pada peraturan, yang ditetapkan
sebagai pemungut PPN adalah:
1. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN)
2. Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah, baik propinsi, Kota, maupun
Kabupaten
3. Pertamina
4. Kontraktor-kontraktor Bagi Hasil dan Kontraktor Karya dibidang Minyak dan Gas Bumi,
Panas Bumi, dan Pertambangan Umum lainnya
5. BUMN dan BUMD
6. Bank Milik Negara, Bank Milik Daerah dan Bank pemungut Indonesia
Pemungut PPN melakukan pembayaran atas penyerahan BKP danb atau JKP oleh PKP wajib
memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP dan JKP. Pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan pada saat
dilakukan pembayaran PKP.
PPN dan PPnBM tidak dipungut dalam hal:
1. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1000.000 dan tidak merupakan
pembayaran yangbterpecah-pecah
2. Pembayaran untuk pembebasan tanah
3. Pembayaran atau penyerahan BKP dan atau JKP yang menurut ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut dan atau dibebaskan
dari pengenaan PPN
4. Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak
oleh Pertamina
5. Pembayaran atas rekening telepon
6. Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan
7. Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan
perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN
Pemungutan PPN dan PPnBM oleh Bendaharawan Pemerintah dan KPN
•Bendaharawan Pemerintah adalah bendaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran yang
danannya dari APBN atau APBD.
•Dasat Pemungutan pajaknya adalah Jumlah Pembayaran.
•Dalam jumlah pembayaran tersebut sudah termasuk PPN dan PPnBM yang terutang.
•Sehingga, dalam hal penyerahan yang dilakukan hanya terutang PPN saja, PPN yang dipungut adalah
10/110 bagian dari jumlah pembayaran.
Contoh:
Jumlah Rp. 11.000.000
Jumlah PPN yang dipungut: 10/110 x 11.000.000 Rp 1.000.000
Sisa yang dibayarkan kepada KPK sebesar 10.000.000
Sedang dalam hal penyerahan BKPTM, disamping terutang PPN juga terutang PPnBM, maka jumlah PPN
dan PPnBM yang dipungut adalah sebagai berikut:
Dalam hal terutang PPnBM (misalnya dikenakan PPnBM sebesar 20%), maka jumlah PPN yang dipungut
sebesar 10/110 bagian dari jumlah pembayaran dan jumlah PPnBM yang dipungut sebesar 20/130
bagian dari jumlah pembayaran.
Contoh:
Penyerahan BKPTM yang dikenakan PPnBM dengan tarif 20%
jumlah pembayaran Rp. 13.000.000
Jumlah PPN yang dipungut: 10/130 x 13.000.000 Rp. 1.000.000
Jumlah PPnBM yang dipungut: 20/130 x 13.000.000 Rp 2.000.000
Sisa yang dibayarkan kepada PKP sebesar Rp 10.000.000
Pengukuhan
Setiap pengusaha yang berdasarkan Undang-undang PPN 1984 dikenakan pajak, wajib melaporkan
usahannya pada Dirjen Pajak untuk dikukuhkan menjadi PKP, dan kepadanya diberi BPPKP. Terhadap
pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai PKP tetapi tidak melaporkan usahannya untuk
dikukuhkan sebagai PKP akan dikenakan sanksi perpajakan.
DIBUAT SETELAH
MELEWATI 3 BLN
SETELAH JATUH NAMA DAN/ATAU
TEMPO PEMBUATAN NPWP PEMBELI
FP KELIRU