AUDITING LANJUTAN
Fakultas
PASCA SARJANA
Program
Studi
MAGISTER
AKUNTANSI
Online
Kode MK
Disusun Oleh
Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi,
CA, CSRA, CPAI
Abstract
Kompetensi
1. .
POKOK BAHASAN
ISI
ALINEA
200.3
Tujuan Audit
200.5
200.A34
200.A40
201
5
Memisahkan atau
tidak risiko bawaan
dari risiko
Auditing Lanjutan
200.A45
pengendalian
ALASAN
201
5
Auditing Lanjutan
Prosedur Audit
Auditing Lanjutan
Salah saji material terjadi jika secara layak dapat diharapkan akan memengaruhi keputusan
ekonomis pemakai laporan keuangan. Salah saji material bisa :
1. Terjadi secara sendiri-sendiri. Contoh, laporan keuangan mencantumkan pabrik
senilai Rp 10 miliar. Pabrik itu tidak pernah dibangun atau dibeli. Laporan keuangan
tersebut mengandung satu salah saji yang material.
2. Berupa salah saji yang tidak dikoreksi, misalnya yang ditemukan oleh auditor dan
dikomunikasikan kepala bagian pembukuan, dan diakui sebagai salah saji, namun
kepala bagian pembukuan tidak bersedia mengoreksinya.
3. Berupa pengungkapan yang menyesatkan dalam laporan keuangan atau
pengungkapan yang tidak dicantumkan dalam laporan keuangan.
Berupa kesalahan (error) atau kecurangan (fraud).
Assertions (Asersi)
Asersi adalah pernyataan (representation) yang diberikan manajemen, secara eksplisit
maupun implisit, yang tertanam di dalam atau merupakan bagian dari laporan keuangan.
Asersi ini berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran (measurement),
penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure) dari berbagai unsur laporan
keuangan.
Contoh, asersi bahwa sesuatu (unsur laporan keuangan) sudah lengkap (completeness
assertion) berkaitan dengan semua transaksi dan peristiwa yang seharusnya dibukukan,
memang
sudah
dibukukan.
Asersi-asersi
ini
digunakan
oleh
auditor
untuk
mempertimbangkan berbagai jenis kemungkinan salah saji yang bisa saja terjadi.
Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan keuangan
yang disalah sajikan secara material. Tujuan audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima
auditor. Risiko audit terdiri atas dua unsur utama, seperti berikut :
RISIKO
SIFAT
SUMBER
201
5
Auditing Lanjutan
keuangan.
auditor.
Dalam definisi ISAs, risiko salah saji material ditingkat asersi, terdiri atas dua komponen,
yakni inherent risk dan control risk. ISAs umumnya tidak menyebut inherent risk dan control
risk secara terpisah. ISAs menggunakan istilah combined assessment terhadap risk of
material misstatement (risiko salah saji material).
Rangkuman
Berikut ini menampilkan konsep dasar dari audit berbasis resiko dari dua sisi.
1. sisi perspektif dan tujuan entitas
2. sisi perspektif dan tujuan auditor
Gambar 1 : Perspektif dan Tujuan Entitas
Risiko Rendah
Risiko
Risiko Sedang
Risiko Tinggi
Bawaan
Risiko
Tanggapan Manajemen
Pengendalian
Risiko
Salah saji material
Resiko residual
Rendah
Tinggi
Pada gambar 1 diatas, baris risiko bawaan (inherent risk) berisi semua faktor risiko bisnis dan
kecurangan (bussiness and fraud risk factors) yang dapat menyebabkan laporan keuangan
disalah sajikan secara material (tanpa mempertimbangkan mitigasi oleh pengendalian
internal). Sedangkan, baris yang menunjukkan risiko pengendalian (control risk)
mencerminkan prosedur pengendalian yang pervasif dan spesifik yang dibuat manajemen
untuk memitigasi risiko laporan keuangan disalah sajikan. Risiko pengendalian (control risk)
tidak sepenuhnya memitigasi risiko bawaan (inherent risk) disebut managements residual
risk. Managements residual risk adalah risiko yang tersisa setelah manajemen
mengupayakan segala pengendalian.
201
5
Auditing Lanjutan
Risiko Rendah
Risiko
Risiko Sedang
Risiko Tinggi
Bawaan
Risiko
Pengendalian
Risiko
Tinggi
Dalam menilai risiko bawaan (inherent risk), auditor ingin mengetahui : Dimana salah saji
material mungkin terjadi dalam laporan keuangan? Dalam menilai risiko pengendalian
(control risk), auditor ingin mengetahui : Apakah pengendalian intern yang dibangun
menangkal risiko bawaan yang diidentifikasi? Hasilnya auditor menilai risiko salah saji
dalam laporan keuangan.
Melaksanakan Audit Berbasis Risiko
Berikut ini ialah tiga langkah audit berbasis risiko :
TAHAP
PENJELASAN
Risk Assessment
(Menilai Risiko)
Risk Response
Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang
(Menanggapi Risiko) menanggapi risiko (salah saji yang material) yang telah
diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Reporting
(Pelaporan)
Auditing Lanjutan
Peristiwa apa yang jika terjadi, berpotensi mengakibatkan salah saji yang material dalam laporan
keuangan
Tahap 2- Risk Response/ Menanggapi Risiko
Apakah peristiwa yang di identifikasi pada tahap 1 memang terjadi dan mengakibatkan salah saji yang
material dalam laporan keuangan.
Tahap 3- Reporting/ Pelaporan
Opini Audit apa yang tepat (berdasarkan bukti audit yang diperoleh) yang harus diberikan atas
laporan keuangan.
PENJELASAN
Rencanakan Auditnya
201
5
Auditing Lanjutan
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
th Edition, 2013.
Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, 2015 .
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, 2015
Undang-undang no 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik,
201
5
Auditing Lanjutan
201
5
Auditing Lanjutan
10