Anda di halaman 1dari 27

PSAK 64

Aktivitas Eksplorasi dan


Evaluasi pada Pertambangan
Sumber Daya Mineral

Kelompok 7
Raymond Petrus Sugijaya
Tazkiya Nabilla Abdullah
Wendy Martiningrum
Perbedaan PSAK 64 dengan IFRS

PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya


Mineral mengadopsi seluruh pengaturan dalam
IFRS 6 per 1 Januari 2009, kecuali:
IFRS 6 paragraf 6 dan 7 tentang pengakuan aset
eksplorasi dan evaluasi terkait dengan pengecualian
dalam menentukan kebijakan akuntansi.
IFRS 6 paragraf 26 yang menjadi ED PSAK 64
paragraf 25 tentang tanggal efektif.
Tujuan

1 2 3
Entitas mengakui aset Pengungkapan yang mengidentifikasi
Pengembangan
eksplorasi dan evaluasi, untuk dan menjelaskan atas jumlah yang
terbatas atas praktik
menilai apakah nilai aset timbul dari eksplorasi dan evaluasi
akuntansi yang ada
tersebut mengalami penurunan pertambangan sumber daya mineral

nilai sesuai dengan PSAK 48: dalam laporan keuangan dan membantu
Penurunan Nilai Aset pengguna laporan keuangan untuk

memahami jumlah, waktu, dan kepastian
atas arus kas masa depan dari dari
setiap aset eksplorasi dan evaluasi yang
diakui.

Ruang Lingkup
Entitas menerapkan pengeluaran yang terjadi atas
1
eksplorasi dan evaluasi.

Entitas tidak mengatur aspek akuntansi lain dari entitas yang


2
melakukan eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral

Entitas tidak menerapkan Pernyataan ini untuk pengeluaran yang terjadi:


3 sebelum eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral, seperti
pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak hukum
untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu
setelah kelayakan teknis dan kelayakan komersial atas penambangan
sumber daya mineral dapat dibuktikan
Pengukuran Aset
Eksplorasi dan Evaluasi

Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.


Komponen biaya perolehan :

Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik


yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan
evaluasi dan menerapkannya secara konsisten.
Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran
yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber
daya mineral spesifik.
Pengeluaan yang Termasuk dalam Pengukura
Awal Aset Eksplorasi dan Evaluasi

1 perolehan untuk eksplorasi 4 parit

2 kajian topografi, geologi, 5 pengambilan contoh, dan


geokimia, dan geofisika

3 pengeboran eksplorasi
6 aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan
teknis dan kelangsungan usaha komersial atas
penambangan sumber daya mineral
Pengukuran Biaya Perolehan
Pengeluaran yang terkait dengan pengembangan sumber
daya mineral tidak diakui sebagai aset eksplorasi dan
evaluasi. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan dan PSAK 19 (revisi 2010): Aset Tak
berwujud memberikan panduan pengakuan aset yang timbul
dari pengembangan. 10. Sesuai dengan PSAK 57 (revisi
2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
suatu entitas mengakui setiap kewajiban untuk pemindahan
dan restorasi yang terjadi selama periode tertentu sebagai
konsekuensi dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya
mineral.
Pengukuran Setelah
Biaya Perolehan
Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah
satumodel biaya atau model revaluasi atas aset
eksplorasi dan evaluasi. Jika entitas menerapkanmodel
revaluasi (model dalam PSAK 16 (2007): Aset Tetap
atau model dalam PSAK 19 (revisi2010): Aset
Takberwujud), maka diterapkan secara entitas konsisten
dengan klasifikasi atasaset tersebut secara konsisten
Klasifikasi Aset Eksplorasi
dan Evaluasi

1 2 3
Entitas mengklasifikasi aset
eksplorasi dan evaluasi Penggunaan aset berwujud
sebagai aset berwujud atau Beberapa aset eksplorasi dan merupakan bagian dari biaya
aset takberwujud sesuai evaluasi diperlakukan perolehan aset tak berwujud.
dengan sifat aset yang sebagai aset takberwujud Penggunaan aset berwujud
diperoleh dan menerapkan (hak pengeboran), atau aset untuk mengembangkan suatu
klasifikasi tersebut secara berwujud (sarana dan drilling aset takberwujud tidak
konsisten rigs). mengubah aset berwujud
menjadi aset tak berwujud.
Pengklasifikasian Kembali
Aset Eksplorasi dan Evaluasi

Aset eksplorasi dan


Suatu aset tidak
evaluasi diuji
diklasifikasikan sebagai aset
penurunan nilainya,
eksplorasi dan evaluasi
dan setiap rugi
ketika kelayakanteknis dan
penurunannilai diakui,
kelangsungan usaha
sebelum direklasifikasi
komersial atas
penambangan sumber daya
mineral dapatdibuktikan
Penurunan
Nilai
Aset eksplorasi dan evaluasi Ketika fakta dan kondisi menyatakan
diuji penurunan nilainya bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi
ketika fakta dan kondisi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan,
menyatakan bahwa jumlah entitas mengukur, menyajikan dan
tercatat aset eksplorasi dan mengungkapkan setiap rugi penurunan
evaluasi melebihi jumlah nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009):
terpulihkan. Penurunan Nilai Aset, kecuali seperti yang
disajikan dalam paragraf 20.
Pengakuan dan Pengukuran
Aset eksplorasi dan Ketika fakta dan kondisi menyatakan
evaluasi diuji penurunan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan
nilainya ketika fakta evaluasi melebihi jumlah terpulihkan,
dan kondisi menyatakan entitas mengukur, menyajikan dan
bahwa jumlah tercatat mengungkapkan setiap rugi penurunan
aset eksplorasi dan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009):
evaluasi melebihi jumlah Penurunan Nilai Aset, kecuali seperti yang
terpulihkan. disajikan dalam paragraf 20.
Pengungkapan

Pengungkapan informasi yang telah diidentifikasi dan dijelaskan jumlah yang diaku
dalam laporan keuangan yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi pada
pertambangan sumber daya mineral. Syarat untuk memenuhi entitas perlu
mengungkapkan :

Perlakuan entitas
Kebijakan akuntansi terhadap aset eksplorasi
Jumlah aset, liabilitas,
atas pengeluaran dan evaluasi sebagai
penghasilan dan
eksplorasi dan evaluasi kelompok aset yang
evaluasi pada
termasuk pengakuan terpisah dan membuat
pertambangan sumber
atas aset eksplorasi dan pengungkapan yang
daya mineral.
evaluasi. disyaratkan PSAK 16.
Tanggal
Efektif
entitas menerapkan tanggal
efektif untuk periode tahun
buku dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari
2012
Ketentuan
Transisi
Jika Persyartan pada sub-bab pengakuan dan
pengukuran nilai paragraf pertama ternyata
tidak praktis diterapkan untuk memberikan
informasi komparatif yang terkait dengan
laporan keuangan tahunan yang dimulai
sebelum tanggal 1 Januari 2012, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut sesuai PSAK
25.
R v e
e
R ee ii w
v w
r t ll
a
a r tiik
kee

Pengaruh Kualitas Auditor dan


Kepemilikan Manajerial terhadap
Ukuran Perusahaan setelah
Penerapan PSAK 64 pada
Perusahaan Pertambangan di
Indonesia
Fenomena
Fenomena
Dewan Standar Keuangan (DSAK) melakukan konversi
atas IFRS 6 tentang Exploration for and Evaluation of
Mineral Resources dan membentuk PSAK baru yaitu PSAK
64 yang berlaku efektif per tanggal 1 Januari 2012 tentang
aktivitas eksplorasi dan evaluasi pada perusahaan sumber
daya mineral. Penerapan PSAK 64 pada perusahaan
pertambangan di Indonesia memperoleh hasil bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
ukuran perusahaan dan pada penerapan PSAK 64 juga
diperoleh hasil bahwa kualitas auditor berpengaruh
terhadapa ukuran perusahaan.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial dan kualitas
auditor terhadap ukuran perusahaan setelah penerapan
PSAK 64?

Bagaimana penelitian ini berkontribusi dalam memberikan


bukti empiris mengenai dampak penerapan PSAK 64
terhadap ukuran perusahaan pada perusahaan
pertambangan di Indonesia?
Tujuan
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas auditor
dan kepemilikan manajerial terhadap ukuran perusahaan tentang
penerapan PSAK 64 kepada perusahaan pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dari 2013 hingga 2017

Hipotesis
Hipotesis
Model penelitian ini menguji kedua hipotesis yang bertujuan untuk
melihat pengaruh kepemilikan manajerial dan kualitas auditor terhadap
ukuran perusahaan pertambangan setelah penerapan PSAK 64
H1 : Kepemilikan manajerial memengaruhi ukuran perusahaan terkait
penerapan PSAK 64.
H2 : Kualitas auditor memengaruhi ukuran perusahaan terkait
penerapan PSAK 64.
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh kualitas auditor dan kepemilikan manajerial
terhadap ukuran perusahaan setelah penerapan PSAK 64
pada perusahaan pertambangan di Indonesia menyimpulkan
bahwa:
Pada pengujian model regresi diperoleh hasil bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
ukuran perusahaan terkait penerapan PSAK 64 pada
perusahaan pertambangan di Indonesia.
Pada pengujian model regresi juga diperoleh hasil bahwa
kualitas auditor berpengaruh terhadap ukuran
perusahaan terkait penerapan PSAK 64 pada perusahaan
pertambangan di Indonesia
R v e
e
R ee ii w
v w
rt ll
a
a rtiik
kee

Respon Investor di Sektor


Pertambangan terhadap
Pengumuman PSAK NO. 64: Aktivitas
Esplorasi dan Evaluasi pada
Pertambangan Sumber Daya Mineral

Tujuan
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon investor terhadap
pengumuman PSAK No. 64. Respon investor diukur dengan menggunakan
abnormal return, dimana untuk mengukur abnormal return penelitian ini
menggunakan market model. Penelitian ini melakukan pengujian pada
perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang pada tahun 2011
memiliki saham di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis
Dalam rangka untuk mengetahui respon investor terhadap pengumuman
PSAK No. 64 perlu dilihat apakah terdapat perbedaan antara abnormal
return saat pengumuman dengan sebelum dan sesudah pengumuman
PSAK No. 64.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
H1: Abnormal return berbeda antara saat pengumuman PSAK No. 64
dengan sebelum dan sesudah pengumuman PSAK No. 64
Fenomena
Fenomena
Pada saat PSAK No. 64 diumumkan, investor akan menganalisa
pengaruh PSAK No. 64 terhadap laporan keuangan perusahaan
dimana PSAK No. 64 memengaruhi aset entitas yang dilaporkan
dalam laporan posisi keuangan, yang secara tidak langsung juga
akan memengaruhi arus kas investasi yang timbul dari eksplorasi dan
evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral.

Menurut Mar’ati (2009) dan Jogiyanto (2000), investor akan


merespon informasi informasi yang terkait dengan laba dan arus kas
perusahaan, dimana jika informasi tersebut mempunyai nilai guna
bagi investor maka investor akan memberikan reaksi untuk melakukan
transaksi di pasar modal, baik dalam hal membeli maupun menjual
saham. Hal ini menunjukkan bahwa informasi informasi pengumuman
PSAK No. 64 merupakan informasi yang memberikan nilai tambah
bagi investor untuk memprediksi nilai yang diharapakan serta resiko
dari return saham dan menyebabkan terjadinya abnormal return
Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan respon investor terhadap sebelum
pengumuman PSAK No. 64 dan sesudah pengumuman PSAK
No. 64?
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon investor terhadap
pengumuman PSAK No. 64. Respon investor diukur dengan menggunakan
abnormal return, dimana untuk mengukur abnormal return penelitian ini
menggunakan market model. Penelitian ini melakukan pengujian pada
perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan yang pada tahun
2011 memiliki saham di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis
Dalam rangka untuk mengetahui respon investor terhadap pengumuman
PSAK No. 64 perlu dilihat apakah terdapat perbedaan antara abnormal
return saat pengumuman dengan sebelum dan sesudah pengumuman
PSAK No. 64.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
H1: Abnormal return berbeda antara saat pengumuman PSAK No. 64
dengan sebelum dan sesudah pengumuman PSAK No. 64
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Respon investor di sektor pertambangan terhadap pengumuman PSAK
No. 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber
Daya Mineral menyimpulkan bahwa:
Penelitian ini melakukan pengujian terhadap 24 perusahaan
terbuka dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pada
saat tanggal pengumuman PSAK No. 64 yaitu tanggal 25 Februari
2011 tercatat pada sektor pertambangan seperti yang diatur dalam
PSAK No. 64, UU No. 22 tahun 2001, serta UU No. 4 tahun 2009
Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan hipotesis pertama
ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan respon investor antara
saat pengumuman PSAK No. 64 dengan sebelum dan sesudah
pengumuman PSAK No. 64.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai