Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan menjadi pedoman bagi
pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik akuntansi. Elemen-elemen tersebut
adalah :
1. Tujuan laporan keuangan
Terdapat beberapa rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan oleh AAA,
APB dan FASB yaitu:
a. American Accounting Association (AAA) adalah sebuah organisasi akuntan
pendidik yang bergungsi memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan
memperlajari serta mengomentari masalah-masalah yang terkait dengan standar
akuntansi.
Pada
tahun
1966,
AAA
menerbitkan
Statement
of
Ba sic
Basic
C o n c e p t s a n d A c c o u n t i n g P r i n c i p l e s U n d e r l yi n g F i n a n c i a l
S t a t e m e n t O f Business Enterprises. Laporan ini berisi tentang tujuan
khusus dan tujuan umum laporan keuangan. I. Tujuan khusus laporan keuangan
menurut APB Statement No. 4 adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha,
dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-
informasi
membandingkan,
dan
kepada
pemakai
mengevaluasi
untuk
kemampuan
memprediksi,
perusahaan
dalam
mendapatkan laba.
5) Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen
dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan mencapai
tujuan utama perusahaan.
6) Memberikan informasi yang factual dan dapat diinterprestasikan mengenai
transaksi dan peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba.
7) Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan, yang diharapkan
dapat
berguna
untuk
prediksi,
membandingkan,
dan
mengevuasi
informasi
tentang
bagaimana
manajemen
perusahaan
entitas ekonomi lainnya. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis harus dapat
dipisahkan/ dibedakan dengan aktivitas pemilik dan aktivitas dari setiap unit
bisnis lainnya.
c. Acconting Period Assumtion (Asumsi Periode Akuntasi)
Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis).
Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi,
seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (Quartely), atau tahunan (Annually).
d. Going Concern Assumtion (Asumsi Kesinambungan Usaha)
Perusahaan didirikan dengan maksud tidak untuk dilikuidasi (dibubarkan)
dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan terus
beroperasi dalam jangka waktu yang lama. Meskipun banyak mengalami
kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama atau
memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk menjalankan visi dan
misinya.
3. Konsep teoritis akuntansi
Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya
dengan tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang
berpean dalam ekonomi bebas yang ditandai dengan adanya pengakuan terhadap
kepemilikan pribasi. Terdapat sejumalah konsep teori yang dipakai dalam perumusan
prinsip dasar akuntansi, yaitu:
a. Proprietory Theory
Tujuan utama dari konsep teori ini adalah menentukan dan menganalis
besarnya kekayaan bersih yang menjadi hak pemilik.
b. Entity Theory
Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan) merupakan badan dan harus
dibedakan dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik.
Entitas dianggap memilki kekayaan, dan juga kewajiban kepada kreditur
maupun pemegang saham.
c. Fund Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah bukan pemilik maupun
entitas, melainkan sekelompok aktiva yang penggunaanya dibatasi untuk
membayar atau memenuhi sejumlah kewajiban tertentu. Aktiva yang dibatasi
penggunaanya dinamakan Fund.
d. Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian
informasi akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut konsep teori ini,
pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan informasi untuk pemilik saja,
tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang telah turut memberikan
kontribusi (langsung maupu tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan,
dan kesinambungan perusahaan.
e. Residual Equity Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian
laporan keuangan adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa
merupakan
pemilik
perusahaan
sesungguhnya
dalam
perusahaan
memihak, dapat dipahami, dan tepat waktu (full Disclosure principle). Prinsip
pengungkapan penuh mengindikasikan agar laporan keuangan dirancang dan
disajikan sedemikian rupa (berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum) sebagai kumpulan gambaran dari transaksi dan peristiwa ekonomi
yang memperngaruhi perusahaan untuk satu periode, dan berisi cukup
informasi yang mudah dipahami serta tidak membuat pemakai umum maupun
investor dan kreditur menjadi salah tafsir.
g. Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh keugian tersebut
akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi ketika
keuntungan terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi tidaklah akan
diakui.
h. Materiality Principle
Materialitas merupakan masalah pertimbangan professional, dimana pos-pos
tertentu akan dianggap material jika informasi yang terkandung didalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.
i. Uniformity Comparability Principle
Informasi tentang sebuah perusahaan akan menjadi lebih berguna jika dapat
diperbandingkan dengan informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada
periode waktu yang sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang
sama pada periode waktu yang berbeda. Informasi dari berbagai perusahaan
dianggap memiliki daya banding jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara
yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengindentifikasikan
persamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi antar
perusahaan. Komparabilitas data akuntansi untuk perusahaan yang sama pada
periode waktu yang berbeda memerlukan konsistensi. Komparabilitas
mengharuskan peristiwa yang sama diperlakukan dengan cara yang sama
dalam laporan keuangan dari perusahaan yang berbeda pada periode waktu
yang sama (memerlukan keseragaman metode) dan untuk perusahaan
tertentu/perusahaan
yang
(memerlukan konsistensi).
sama
pada
periode
waktu
yang berbeda