CPI
Dr. Oman Roesmana, M.Si, Ak,. CA
• Audi/ng adalah suatu proses yang melipu> “ pengumpulan buk> transaksi dan informasi
(evidences), mengukur transaksi dan kejadian (value & measurement), pengevaluasian
suatu transaksi dan kejadian ekonomi (evaluated) dan melaporkan (to report) sesuai
ketentuan dan standar untuk pengambilan keputusan Ekonomi.
• Audit Inves/gasi merupakan Kegiatan pengumpulan fakta dan
buk2-buk2 yang diterima sistem hukum yang berlaku dengan
tujuan mengungkap terjadinya kecurangan (fraud) dimana hasil
audit inves2gasi tersebut dapat di2ndaklanju2 dalam proses
hukum (li2gasi) kasus-kasus kecurangan (fraud).
• Inves>gasi adalah bagian pen>ng dari proses audit tetapi hanya diterapkan ke>ka terjadi
peris>wa atau transaksi yang diragukan. Inves>gasi dapat disebut sebagai verifikasi
terperinci dan klarifikasi keraguan tentang suatu transaksi atau peris>wa.
• Inves2gasi adalah pengumpulan secara terstruktur buk2-buk2 saksi, dan
dokumen untuk menyelesaikan digaan peris2wa, kegiatan atau transaksi
yang diduga 2dak patut (terjadi kecurangan/fraud).
Perbedaan Tujuan Audit dan Audit Inves/ga/f *)
Empat negara
• Terdapat akibat (kausalitas) kerugian bagi korporasi/
Pelaku
penyuruh
pembantu
Ikut serta
Poses Audit Investigasi
Inquiry
Observa2on
Confirma2on
interview
• Pembuk/an merupakan suatu ketentuan yang
mengatur alat-alat buk> yang dibenarkan oleh
Undang-Undang dan dipergunakan hakim dalam
membuk>kan kesalahan yang didakwakan;
komunikasi
tertulis &
lisan
hukum
siapa pelakunya,
Apakah
Kapankah
Berapakah
Fakta A
Fakta F Fakta B
Fakta E Fakta C
Fakta D
Kerugian Keuangan Negara/Korporasi (bag1/2)
• Salah satu dari >ga unsur dalam Tindak Pidana
Korupsi atau penggelapan dalam korporasi
adalah eksistensi Kerugian Keuangan Negara/
Korporasi;
• Secara das sollen (norma>f) meminta Hasil
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
(PKKN) atau Penggelapan harus berkriteria
“nyata dan pas/ jumlahnya”
Kerugian Keuangan Negara/Korporasi (bag2)
JAKSA
AUDITOR
PENUNTUT
UMUM
Kerugian yang Rp 0
Rp Nyata dan pasti
600 juta jumlahnya ??
?
PENGACARA/
HAKIM TERSANGKA
• Berkurangnya keuangan
Kerugian korporasi /negara yang disebabkan
keuangan oleh suatu /ndakan melanggar hukum
baik (sengaja/dolus) atau lalai (culpa)
atau pembiaran (by omission)
Jumlah kerugian
keuangan korporasi PRO JUSTISIA
PERBUATAN PERISTIWA
“ Unsur Melawan “ Fakta dan Proses
Hukum “ Keterjadian “
Program Prioritas Penanganan Covid-19 dari
Departemen Keuangan
Anggaran negara diprioritaskan untuk:
• Menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat, termasuk tenaga medis;
• Memas/kan perlindungan dan Jaring Pengaman Sosial untuk masyarakat
rentan;
• Perlindungan terhadap dunia usaha.
Total tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan dampak
Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun, terdiri atas:
• Bidang kesehatan Rp75 triliun;
• Perluasan Jaring Pengaman Sosial Rp110 triliun;
• Dukungan industri (insen/f perpajakan dan s/mulus KUR) Rp70,1 triliun;
• Pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional Rp150 triliun.
.
Program Prioritas Penanganan Covid-19 dari
Departemen Keuangan (Cont--)
Anggaran dan instrumen fiskal tetap dikelola untuk
menekan dampak jangka panjang, termasuk memas>kan
terpenuhinya kecukupan pangan dan menggerakkan
kembali perekonomian yang melambat.
Kementerian Keuangan berkolaborasi dengan Gugus
Tugas Penanganan Covid-19 dan K/L mengatasi masalah
ini. Kami mengajak seluruh pemangku kepen/ngan dan
warga negara untuk berkontribusi dan mendukung
langkah pemerintah.
Anggaran dan Pembiayaan Program Penanganan
Covid-19 yang Bersumber dari APBN
Stimulus Ekonomi dan Refocusing Anggaran Program
Penanganan Covid-19
Alur Pengelolaan Bantuan dari Lembaga Usaha dan
NGO
Potensi Fraud dalam Program Penanganan Covid-19
• Untuk membuk/kan perbuatan ini benar fraud atau /dak, perlu dilakukan
inves/gasi.
• Potensi fraud yang mungkin akan berkembang adalah terkait pengelolaan
anggaran untuk penanganan pandemi COVID 19 di Indonesia.
Potensi Fraud dalam Program Penanganan Covid-19
• Pemerintahmengucurkan dana sebesar 405,1 T dengan alokasi:
dana kesehatan sebesar 75T, jaring pengaman sosial sebesar
110T, pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional sebesar
150T, dan insen/f perpajakan dan s/mulus KUR sebesar 70,1T.
• Dalam pengadaan barang dan jasa, ada potensi kolusi dengan penyedia, mark-
up harga, kickback, benturan kepen/ngan dalam pengadaan, dan fraud atau
kecurangan.
• Dalam hal sumbangan yang diberikan pihak ke/ga tetap ada celah kecurangan
yakni dalam pencatatan penerimaan, penyaluran bantuan, dan
penyelewengan bantuan.
1. M Achsin, makalah pada Seminar Fakutas Ekonomi dan Bisnis di Univ Ma Chung
Malang,Sabtu 19 Maret 2016.