DISUSUN
OLEH
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
LATAR BELAKANG FRAUD DAN AUDIT FORENSIK
A. FRAUD
Fraud dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecurangan. Fraud atau kecurangan ini
menjadi masalah dalam dunia bisnis, ditemui dalam banyak bentuk dan ragam fraud yang terjadi,
bahkan juga terjadi pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa audit dan anti-fraud sekalipun.
Definisi Fraud
a. Fraud sebagai kriminalitas, Fraud disini lebih sebagai terjemahan umum yang mengarah
kepada tindakan seseorang untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang salah.
b. Fraud sebagai perbuatan yang melawan/melanggar hukum, namun dalam hal ini yang
paling sulit dibuktikan adalah bagaimana membuktikan unsur kesengajaan yang
dilakukan oleh pelaku kecurangan.
- Tahun 2001 perusahaan Enron dinyatakan bangkrut oleh kongres di Amerika Serikat, lalu
diturunkan KAP Arthur Andersen untuk melakukan Fraud audit dan akuntansi forensik
untuk menyelidiki besar pendapatan dan hutang dalam laporan keuangannya. Hal ini
dikenal dengan Skandal Enron dan SOX.
- Tahun 1960, perusahaan franchises fastfood banyak yang tidak mampu bertahan akibat
kebijakan harga produk sehingga banyak perusahaan franchise tersebut gulung tikar.
Siklus Fraud
Siklus fraud dasarnya dimulai dengan rencana dari penipu yang akan melakukan tindakan
penipuan. Setelah itu, penipu mengkonversi aset ke kas lalu menyembunyikan penipuan.
Adanya kecurangan biasanya dideteksi melalui;
(1) dugaan, keluhan, atau rumor penipuan yang dibawa oleh pihak ketiga (pemasok yang
tidak puas atau sesama karyawan);
(2) intuisi penyidik atau kecurigaan umum bahwa ada sesuatu yang kacau;
(3) kondisi diluar harapan orang senior (kondisi yang tidak dapat diterima, laba,
penjualan, biaya, aset, atau kewajiban yang terlalu rendah atau terlalu tinggi);
(4) kebetulan penemuan bahwa ada sesuatu yang hilang-cash, properti, laporan, files,
dokumen, atau data;
(5) temuan audit; atau
(6) hasil sistem pengendalian internal terutama pengendalian anti fraud.
4. Tanyakan apakah teori penipuan dapat dikembangkan pada tahap ini. Apakah ada motif
dan kesempatan?
5. Tentukan apakah bukti yang ada masuk akal. Apakah itu memenuhi uji realitas bisnis?
6. Berkomunikasi dengan pihak yang sesuai pada rincian dan status penipuan.
B. AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT
Auditor keuangan
Istilah auditor keuangan secara luas berlaku untuk setiap informasi keuangan atau proses
pelaporan keuangan. Klasifikasi auditor finansial terbesar adalah orang-orang yang bekerja untuk
akuntan publik perusahaan-perusahaan dan melakukan audit laporan keuangan untuk perusahaan
publik.
Auditor Fraud
Auditor Fraud umumnya akuntan atau auditor yang mempunyai atribut, keterampilan,
pengetahuan, dan pengalaman, ahli dalam mendeteksi dan mendokumentasikan penipuan dalam
buku catatan transaksi dan peristiwa akuntansi dan keuangan. Biasanya auditor tersebut
berpendapat sebagai berikut:
1. Penipuan adalah mungkin bahkan dalam sistem akuntansi yang memiliki kontrol yang
ketat.
2. Bagian terlihat dari penipuan transaksi mungkin melibatkan sejumlah kecil uang, tetapi
porsi terlihat sangat besar.
3. Tanda Merah atau Red flags penipuan yang dilihat jika kita melihat cukup lama dan
cukup dalam.
4. Pelaku penipuan bisa datang dari setiap tingkat manajemen atau masyarakat.
Auditor Fraud memerlukan keterampilan mencakup pengetahuan yang diperlukan auditor
keuangan, ditambah pengetahuan tentang bagaimana untuk mengumpulkan bukti dan dokumen
kerugian penipuan untuk pidana, perdata, kontrak, dan asuransi; bagaimana mewawancarai saksi
pihak ketiga; dan bagaimana untuk bersaksi sebagai saksi ahli. Auditor fraud harus tahu penipuan
apa dari perspektif hukum dan audit, perspektif lingkungan, perspektif pelaku, dan perspektif
budaya.
Akuntan Forensik
Peranan akuntan forensik sedikit lebih kuat dari Auditor Fraud di TKP, tapi kontribusi besar
mereka dalam menerjemahkan transaksi keuangan yang kompleks dan data numerik ke dalam
istilah yang awam. Hal ini penting mengingat jika penipuan sampai ke pengadilan, juri akan
terdiri dari masyarakat awam. Bidang keahlian akuntabilitas forensik tidak hanya dalam
akuntansi dan audit tetapi dalam investigasi kriminal, wawancara, penulisan laporan, dan
bersaksi sebagai saksi ahli. Mereka harus menjadi komunikator yang sangat baik dan profesional
dalam sikap. Keterlibatan akuntan forensik hampir selalu reaktif; ini membedakan akuntan
forensik dari Auditor Fraud yang cenderung untuk terlibat secara aktif dalam pencegahan dan
deteksi di lingkungan perusahaan atau peraturan.
REFERENSI
Singleton, T.W. dan A.J. Singleton. 2010. Fraud Auditing and Forensic Accounting. Fourth
Edition. John Wiley & Sons, Inc. Hoboken: New Jersey.