Anda di halaman 1dari 9

Title : Earning Management during Import Relief Investigations

Author : Jennifer J. Jones


Source : Journal of Accounting Research Vol.29, No 2 (Auntumn, 1991), pp. 193-228
Published : Wiley on behalf of Accounting Research Center, Booth School of Business
University of Chicago
DOI : 10.2307/2491047

1. Introduction
Jones (1991) dalam penelitian ini menguji apakah perusahaan akan memperoleh manfaat
dari import relief (seperti kenaikan tarif dan pengurangan kouta) yang dilakukan oleh
International Trade Commission (ITC). Import relief yang ditetapkan oleh ITC didasarkan pada
beberapa faktor yang ditentukan pada perdagangan federal, termasuk profitabilitas industri.
Dalam kondisi ini para manajer akan mengelola laba dalam meningkatkan kemungkinan untuk
mendapatkan import relief dan meningkatkan jumlah relief yang diberikan, dimana penyebabnya
karena penggunaan angka akuntansi dalam peraturan impor legal akan memberikan insentif bagi
para manajer. Jones dalam penelitian ini mendokumentasikan penggunaan angka akuntansi
dalam pemerintah federal program pemerintah sebagai dasar untuk transfer kekayaan (yaitu,
impor relief) dengan menggunakan keseluruhan komponen discretionary acruals sebagai ukuran
manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Jones termotivasi dari adanya Import relief
investigations dimana merupakan motif terbaru yang mendorong terjadinya manajemen laba,
yang sebelumnya belum dikenal dalam motif manajemen laba lainnya.

2. Masalah Penelitian
Masalah penelitian ini adalah apakah perusahaan akan memperoleh manfaat apabila
perusahaan menurunkan laba melalui menajemen laba selama import relief investigations yang
ditetapkan oleh United States International Trade Commission.

3. Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan contracting theory, dimana teori ini dapat menjelaskan
kontrak antara consumers dan winners. Setiap consumers mempunyai kepentingan yang beragam
dan mempunyai tingkat kerugian yang kecil.

4. Hipotesis
Manajer produser domestik yang ingin memperoleh keuntungan dari proteksi impor akan
memilih akuntansi yang mengurangi laporan laba selama periode investigasi yang dibandingkan
dengan periode non-investigasi ITC.

5. Metodelogi Penelitian
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara cross-sectional, yang bertujuan untuk
menguji apakah perkiraan discretionary acruals (yaitu, residu dari model perkiraan ekspektasi)

1
cenderung menurunkan pendapatan selama periode investigasi impor relief. Sampel yang
digunakan dibatasi untuk investigasi keringanan impor yang disyaratkan oleh ITC untuk
membuat penentuan perusahaan yang mengalami kesulitan: antidumping, kewajiban
countervailing, dan investigasi klausa general escape. Penelitian ini menggunakan lima industri
yang termasuk dalam sampel yaitu: kendaraan, baja karbon, stainless steel, tembaga, dan alas
kaki. Industri-industri ini mewakili enam investigasi. Lima dari investigasi dianggap berdasarkan
ketentuan klausa general escape, dan yang lainnya dianggap di bawah ketentuan antidumping
dan ketentuan kewajiban countervailing.
Jones dalam penelitian ini melakukan beberapa uji dengan menggunakan statistik,
diataranya uji heteroskedastisitas, autokorelasi, regresi berganda, uji t, dan uji z. Statistik
deskriptif yang disajikan dalam penelitian Jones ini didasarkan pada model ekspektasi yang
digunakan oleh DeAngelo (1986) untuk melakukan analisis total akrual dan untuk mengontrol
perubahan dalam kondisi ekonomi perusahaan. Sedangkan untuk mengelompokkan perusahaan
ke dalam kelompok industry, sehingga dapat menganalisis akrual diskresioner digunakan analisis
secara cross sectional.

6. Hasil Pengujian
a. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan model Akrual menunjukkan bahwa nilai
Z statistik untuk tahun +1 adalah -1,228 dengan tingkat signifikansi 0,109 melalui uji satu
sisi, nilai ini menunjukkan bahwa tidak ada pembalikan akrual diskresioner pada tahun
+1 yang mana konsisten dengan statistik deskriptif. Dari analisis tersebut ditemukan
bahwa hipotesis manajemen laba diterima untuk tahun 0 dan ditolak untuk tahun -1.
b. Pengujian hipotesis kedua adalah dengan menggunakan Model Misspecification. Model
ini menunjukkan bahwa Scatter plot dari persamaan regresi tidak menunjukkan hubungan
nonlinier antara akrual abnormal dengan perubahan pendapatan maka dari itu residu
negatif untuk tahun 0 tidak terlihat pada hasil pengujian model misspecification.
c. Hasil pengujian alternatif tidak mengindikasikan bahwa perusahaan membuat penurunan
akrual pendapatan yang lebih dibandingkan perusahaan yang diselidiki berdasarkan
undang-undang countervailing dan antidumping.
d. Pengujian Portofolio dimana hasilnya menjelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan
korelasi cross sectional dikurangi dengan mengelompokkan perusahaan ke dalam
portofolio industri, akrual diskresioner pada tahun 0 masih secara signifikan terjadi
income decreasing. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka hipotesis manajemen laba
diterima yang menjelaskan bahwa pengujian yang menggunakan total akrual
menunjukkan akrual diskresioner adalah penurunan pendapatan pada tahun 0.

7. Kesimpulan
a. Hasil uji empiris yang dilaporkan pada penelitian ini mendukung hipotesis yang
menyatakan bahwa manajer melakukan penurunan pendapatan akrual selama investigasi
bantuan impor (import relief investigations). Dari sisi akrual diskresioner lebih banyak

2
terjadi penurunan pendapatan selama ITC menyelesaikannya investigasi (tahun ke - 0)
dibadingingkan dari hasil yang diharapkan.
b. Tes dari hipotesis manajemen laba didasarkan pada model ekspektasi spesifik perusahaan
yang digunakan untuk memperkirakan total akrual "normal". Model-model ini
memungkinkan perubahan akrual nondiskresioner yang disebabkan oleh perubahan pada
kondisi perekonomian.

3
PENGEMBANGAN ARTIKEL

Pengaruh Tax Planning pada Earning Management yang di Moderasi oleh Leverage dan
Profitabilitas

1. Latar Belakang
Laporan keuangan berguna untuk memberikan informasi terkait kondisi keuangan
sesungguhnya dari perusahaan yang bermanfaat bagi para pengguna informasi (Rice, 2016:1).
Informasi yang kerap kali diperhatikan pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja suatu
perusahaan adalah laba. Laba merupakan hasil operasi perusahaan setelah dikurangi dengan
berbagai biaya yang dikeluarkan sebelumnya. Laba digunakan sebagai alat ukur atas kinerja
manajemen. Manajemen dinilai berkinerja baik apabila mampu menghasilkan laba yang besar
bagi perusahaan.
Penilaian inilah yang mendorong manajemen untuk berusaha menghasilkan laba
semaksimal mungkin agar kinerjanya dinilai baik. Motivasi ini yang mendorong sebagian besar
manajer untuk melakukan manajemen laba (earning management). Manajemen laba adalah
upaya untuk mengubah, menyembunyikan dan merekayasa angka-angka dalam laporan
keuangan dengan menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang digunakan dalam
perusahaan (Sulistyanto, 2008:15). Manajemen laba tidak selalu berkonotasi negatif, karena
manajemen laba sendiri merupakan hal yang boleh dilakukan dan tidak melanggar hukum yang
berlaku.
Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan
keuangan dan dalam struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan yang pada akhirnya
menyesatkan pemegang saham dalam menilai prestasi ekonomi yang dicapai oleh perusahaan
(Merlisa, 2016:3). Berbagai kasus manajemen laba banyak terjadi di Indonesia, misalnya
perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), Garuda Indonesia (GIIA). Kedua
perusahaan tersebut diketahui telah melakukan manajemen laba pada laporan keuangan
mereka pada periode tahun 2018.
Manajemen laba dapat terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah perencanaan
pajak. Perencanaan pajak merupakan metode yang dilakukan oleh manajemen untuk
meminimalisasi beban pajak yang harus dibayar tanpa melanggar peraturan perpajakan. Menurut
Lumbatorum (1996:485) perencanaan pajak adalah upaya legal yang bisa dilakukan wajib pajak
tindakaan itu legal karena sesuai dengan peraturan perpajakan. Jika beban pajak perusahaan
semakin tinggi maka perusahaan akan berupaya untuk meminimalisasikan guna menghindari
kerugian. Semakin maksimal perusahaan melakukan perencanaan pajak maka semakin maksimal
pula perusahaaan melakukan manajemen laba. Hal ini berdampak pada laba perusahaan akan
stabil. Salah satu perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan mengatur
seberapa besar laba yang dilaporkan sehingga masuk dalam indikasi manjemen laba (Astutik dan
Mildawati, 2016:8). Manajemen dapat mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dari
keuntungan mengenai pengecualian dan potongan atau pengurangan yang diperkenankan. Faktor
lain yang mempengaruhi manajemen laba adalah leverage.

4
Leverage dapat menunjukan seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.
Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi akibat besarnya jumlah utang yang dimiliki dapat
menimbulkan beban dan resiko bagi perusahaan, apalagi jika keadaan perusahaan sedang
memburuk. Untuk meperoleh penilaian dari kreditur, manajer termotivasi melakukan manajemen
laba agar dapat menghindari pelanggaran perjanjian utang. Semakin tinggi tingkat perencanaan
pajak terhadap manajemen laba akan diperkuat dengan tingginya leverage. Adanya penggunaan
leverage yang tinggi maka manajemen termotivasi untuk melakukan perencanaan pajak dengan
baik sehingga manajemen laba dalam perusahaan juga baik. Faktor lain adalah profitabilitas
perusahaan.
Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham dan
Houston, 2014). Profitabilitas dapat ditetapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang
relevan. Salah satu tolak ukur tersebut adalah dengan rasio keuangan, hasil operasi dan tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. Rasio profitabilitas pada penelitian ini diukur dengan Return On
Asset (ROA). Perusahaan dengan tingkat profibilitas yang tinggi cenderung akan mentaati
pembayaran pajak. Sedangkan Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas rendah akan
tidak taat pada pembayaran pajak guna mempertahankan asset perusahaan.

2. Tinjauan Pustaka
a. Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) merupakan hubungan kontraktual agensi yang terjadi
pada dua pihak antara prinsipal dan agen (Jensen dan Meckling, 1976). Hubungan ini
terjadi ketika seorang atau lebih prinsipal memperkerjakan orang lain yang disebut agen
untuk memberikan suatu jasa dalam mengelola perusahaan atas nama prinsipal. Pada
praktiknya dalam perusahaan, investor atau pemilik perusahaan merupakan prinsipal,
sedangkan manajemen perusahaan diwakili oleh agen. Menurut Jensen dan Meckling
(1976) teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan antara prinsipal dengan manajemen
menimbulkan adanya asimetri informasi dimana situasi ini dapat mengakibatkan
terjadinya moral hazard, dimana manajer lebih mendahulukan/mengutamakan
kepentingannya daripada kepentingan principal dengan bekal informasi yang lebih
banyak diketahui oleh manajer. Upaya untuk mengurangi hingga dapat mengatasi
masalah atau konflik yang telah dipaparkan ini dapat menimbulkan adanya biaya
keagenan (agency cost) yang akan ditanggung oleh kedua pihak yaitu prinsipal dan agen.
Manajer yang melakukan perencanaan laba akan cenderung melakukan aktivitas
manajemen laba, hal ini bertujuan memaksimalkan utilitas yang manajer peroleh. Laba
sering digunakan menjadi alat ukur kinerja manajer, sehingga manajer akan
mengupayakan agar laba perusahaan terlihat baik.

3. Hipotesis
H1: Perencanaan pajak berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

5
H2: Leverage memperkuat pengaruh hubungan perencanaan pajak pada manajemen

laba.

H3: Profitabilitas memperkuat pengaruh hubungan perencanaan pajak pada

manajemen laba.

4. Definisi Operasional Variabel

a. Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak adalah suatu strategi proses perekayasaan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibyar, tetapi masih dalam
bingkai peraturan perpajakan. Menurut Herianti (2016:450) perencanaan pajak
merupakan metode yang digunakan oleh manajemen perusahaan (wajib pajak) dalam
melakukan manajemen pajak penghasilan dengan tidak melanggar peraturan perpajakan
yang berlaku.
Perencanaan pajak diukur dengan menggunakan rumus tax retention rate (tingkat retensi
pajak) yang menganalisis suatu ukuran dari efektivitas manajemen pajak dalam laporan
keuangan perusahaan tahun berjalan (Astutik dan Mildawati, 2016:10). Rumus tax
retention rate (tingkat retensi pajak) adalah sebagai berikut:
TRR = Net Income / EBIT
b. Leverage
Leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan.
Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual
saham di pasar modal. Hutang yang dipergunakan secara efektif dan efisien akan
meningkatkan nilai dari suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi
akan memilih kebijakan akuntansi dengan menggeser laba masa depan ke masa sekarang.
Rasio leverage dihitung dengan rumus seperti di bawah ini:
Debt to Assets Ratio = Total Debt /Total Asset

c. Profitabilitas
Perhitungan Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan Return on Assets (ROA)
dengan skala rasio yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur, selama periode penelitian. ROA menunjukkan perbandingan laba bersih dan
total aktiva perusahaan. Menurut Rivai (2013) Return on Assets menunjukkan
kemampuan dalam mengelola aset yang menghasilkan laba sebelum pajak. Sehingga
Return on Asset dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Profitabilitas = Laba bersih x 100%

Total Aktiva

d. Manajemen Laba

6
Scott (2015), membagi cara pemahaman atas Earnings management menjadi dua.
Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan
utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs
(Opportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari
perpektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana Earnings
management memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak terduga untuk keuntungan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Pada dasarnya Earnings management dihitung
menggunakan discrectionary accrual.
Ada beberapa model perhitungan melalui discrectionary accrual. Salah satunya
berpedoman pada model Modified Jones Model.( Sulistyanto: 2008) :

TAit = Net Incomei,t – Cash Flow from Operation i,t (1)

TAit/Ait-1 = ß1(1/Ait-1) + ß2(ΔSalesit - ΔRecit /Ait-1) + ß3 (PPEit/Ait-1 ) + e (2)

NDAit = ß1(1/Ait-1) + ß2(ΔSalesit- ΔRecit /Ait-1) + ß3(PPEit/Ait-1) (3)

DA it = TAit/Ait-1-NDAit (4)

Dimana:

TA =Total accrual perusahaan i pada tahun t

Nit = Laba bersih operasi (NOI) perusahaan i pada tahun t

CFOt = Aliran kas dari aktivitas operasi (cash flow from operating activities)
perusahaan i pada tahun t

Ait-1 = Total asset perusahaan i tahun sebelum t.

NDAit = Non Discretionary Accruals pada tahun ke t it

TAtIND = Total Accruals (perusahaan IPO maupun non IPO) pada tahun ke t

DAt = Discresionary accruals

Tat = Total acruals

5. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdafar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2019. Adanya metode pemilihan sampel yakni
metode purposive sampling, dengan ketentuan:

7
a. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan selama berturut-turut dari
tahun 2013-2019
b. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode 2013-2019.

6. Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari luar perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan
tahunan. Pengumpulan data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Untuk
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dan Moderated Regression Analysis
(MRA).

8
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F & Joel F. Huston. 2014. Fundamentals of Financial Management. 14th ed.
Mason: South-Western Cengange Learning.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs
and ownership structure. Journal of financial economics 3. pp: 305-360.

Merlisa, O. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada


Perusahaan Properti Dan Real Estate. Program Studi: Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (Stiesia) Surabaya.

Rivai, V., Basir, S., Sudarto, S., & Veithzal, P. A. (2013). Commercial Bank Management
Manajemen Perbankan Dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Scott, R.W. 2015. Financial Accounting Theory 7th Edition. Toronto: Pearson Education Canada
Inc.

Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai