University of Rochester
Artikel ini menjelaskan pandangan dari teori akuntansi positif, dimana tujuannya untuk
1. Hipotesis rencana bonus (Plan Bonus Hypothesis), dalam ceterisparibus para manajer
perusahaan dengan rencana bonus akan lebih memungkinkan untuk
memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk
periode mendatang ke periode sekarang atau dikenal dengan income smoothing.
2. Hipotesis perjanjian hutang (Debt Convenat Hypothesis), dalam ceteris
paribus manajer perusahaan yang mempunyai ratio leverage (debt/equity)
yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat
menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode sekarang.
3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis), dalam ceteris
paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer
perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan
earning periode sekarang ke periode mendatang. Hipotesis ini berdasarkan asumsi
bahwa perusahaan yang biaya politiknya besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk
mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang
biaya politiknya kecil dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka
menurunkan atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan
kecil.
Selain itu Zimmerman dan Watts (1990) menyampaikan sudut pandangnya mengenai teori
akuntansi positif yakni :
a. Pertama tentang evolusi dan negara saat teori akuntansi positif dan
merangkum bukti empiris keteraturan sistem dalam akuntansi, yang kedua
untuk mengevaluasi metode penelitian dan metodelogi yang digunakan
untuk mendokumentasikan keteraturan empiris, yang mana dalam literatur
akuntansi positif telah menjelaskan beberapa praktek akuntansi tapi masih
banyak juga yang belum dijelaskan, serta yang ketiga adalah memberikan
pandangan tentang arah masa depan untuk literatur akuntansi positif.
b. Pengembangan dan pengujian hipotesis alternatif untuk keteraturan empiris
yang ada akan meningkatkan hubungan antara teori dan tes. Hipotesis dapat
dikembangkan untuk memprediksi keteraturan empiris baru. Melalui
pendekatan kontrak, utang dan kompensasi kontrak hanya beberapa
kontrak yang mempengaruhi arus kas perusahaan. Kontrak lainnya
(eksplisit dan implisit) dapat digunakan untuk mengembangkan prediksi
baru (DeAngelo 1988a).
c. Ketiga kesalahan pengukuran , dalam net accruals dapat dikurangi untuk
meningkatkan daya tes. Ini membutuhkan model net accruals tidak tunduk
pada kebijakan akuntansi manajerial (Kaplan, 1985; McNichols dan
Wilson 1988; DeAngelo 1988b; Moyer 1988). Juga, menggantikan variabel
indikator sederhana yang digunakan untuk mewakili rencana bonus atau an
accounting based debt covenant dengan variabel kontinu yang lebih baik
mengukur besaran relatif dari berbagai kontrak biaya mungkin akan
meningkatkan daya prediksi teori tersebut.
Kritikan penulis mengenai positive accounting theory (PAT) yang telah dikembangkan oleh Watt dan
Zimmerman (1990)
Menurut penulis positive accounting theory (PAT) yang telah dikembangkan oleh watt dan
Zimmerman (1990) masih banyak terdapat celah yang dapat memberikan ruang kepada
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi maupun mempengaruhi kekayaan
pribadinya dengan menggunakan metode akuntansi yang berlaku. Menurut penulis hal ini
disebabkan karena positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Watt dan Zimmerman
(1986), (1990) tidak menyentuh aspek sosial, dalam praktik maupun teori yang telah
dikembangkan seperti yang telah diulas di atas. positive accounting theory (PAT) yang
berkembang dari saat pembuatan teori hingga perkembangan saat ini hanya sebatas ilmu alam
(natural science). Seharusnya baik dalam teori maupun dalam praktiknya akuntansi selain
berdasarkan ilmu alam, harus melibatkan aspek manusia di dalamnya.
Hal ini disebabkan segala bentuk praktik akuntansi lebih banyak berada antara lingkungan
sosialnya, sehingga wajar saja penulis menginginkan teori maupun praktik akuntansi yang ada saat
ini harus lebih melibatkan aspek manusia di dalamnya. Sehingga dengan adanya praktik akuntansi
yang ada selain member keuntungan bagi pemilik perusahaan maupun pembuat standar, namun
masyarakat yang terlibat atau yang berada dalam lingkungan praktik akuntansi tersebut juga
memperoleh keuntungan seperti yang diperoleh oleh pemilik perusahaan maupun pembuatan
standar.
Selain dari faktor di atas terdapat juga hal yang perlu dikritisi dari jurnal positive
accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Zimmerman dan Wattd (199))
adalah mengenai metodologi yang digunakan dalam pengembangan ilmu positive accounting
theory (PAT) tersebut. Dari segi pandang metodologi positive accounting theory (PAT)
menurut penulis kurang mencerminkan dan mengembangkan keadaan akuntansi yang terdapat
dalam masyarakat saat ini. Menurut penulis hal ini disebabkan metodologi positive accounting
theory (PAT) telah gagal tes pasar karena mereka memiliki sedikit pengaruh pada
penelitian akuntansi. Disebabkan antara lain kebanyakan dari penelitian positive accounting theory
(PAT) hanya menggunakan metode penelitia yang tidak secara langsung menyentuh aspek
masyarakat, dalam positive accounting theory (PAT) kebanyakkan hanya menyentuh dari
permukaan masalah tidak menyentuh akar permasalahan. Selain masalah substansi dari
penelitian dan metode penelitian yang digunakan terdapat kritikan yang cukup tajam mengenai
metodologi positive accounting theory (PAT) yakni para peneliti tidak boleh merubah
pendekatan yang mereka gunakan.
Dalam hal ini bila suatu peneliti Editor jurnal belum meminta peneliti untuk mengubah
metodologi mereka berdasarkan kritik diterbitkan. Setidaknya ada tiga alasan kritik-kritik
ini memiliki sedikit efek pada penelitian yang dipublikasikan. Pertama, kritik yang ditulis
dalam mode abstrak. Bukan hanya mengkritik kertas yang masih ada, jika kritikus akan
mengulang studi tanpa membuat kesalahan yang dituduhkan, maka pengguna akan menuntut
penelitian yang dikoreksi prosedur tersebut harus diikuti di masa depan. Jika kesalahan diduga
penting untuk pengguna, maka peneliti lain, editor, dan wasit akan mengadopsi saran. Kedua,
kritikus yang menempatkan tuntutan tidak masuk akal pada studi menyebabkan peneliti
lain untuk mengabaikan keluhan mereka. Ketiga, para peneliti sebagian besar, memperdebatkan
metodologi "tidak menang" situasi, karena masing-masing pihak berpendapat dari
paradigma yang berbeda dengan aturan yang berbeda dan tidak ada kesamaan.
Selain itu bila dilihat dari sudut pandang manfaat yang akan diperoleh dari hasil
metodologi penelitian positive accounting theory (PAT) digambarkan bahwa setiap fenomena
sosial sebagai konsekuensi pembuatan keputusan oleh individu. Singkatnya individu
membuat keputusan tetapi tidak melaksanakan. Ketika komite menyusun standar, direktur
membuat keputusan, metodologi individu mengatakan bahwa itu keputusan group dengan
penjelasan keputusan yang dibuat oleh masing-masing anggota dalam komite. Sehingga fenomena
yang diambil dari penelitian positive accounting theory (PAT) tidak dapat merubah
keputusan yang akan diambil oleh para penggunanya, lebih tepatnya tergantung dari
masing-masing individu dalam hal ini komite- komite maupun manajemen. Dari segi
filosofi positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman
tentang filosofi positive accounting theory (PAT) lebih banyak didasarkan pada penekanan bahwa
Watts & Zimmerman memberi batasan positif/normatif. Watts & Zimmerman tidak bersandar
pada filsafat argumen-argumen ilmu pengetahuan lainnya dalam tulisan pertama mereka
untuk mendukung metodologi yang sedang mereka kembangkan. Watt & Zimmerman
menganggap bahwa sosial world dan strukturnya dapat dipandang secara terpisah dari
individu yang dipelajarinya, hal ini tidak obyektif karena tidak mungkin peneliti
terpisah dari obyek yang diteliti.
Pandangan Penulis Mengenai Positive Accounting Theory (PAT) Kedepannya Pandangan penulis
mengenai positive accounting theory (PAT) ke depannya adalah arah penelitian positivism
di masa depan untuk menutupi kekurangan sebelumnya. Salah satunya berimprovisasi
untuk menghubungkan teori dengan fakta empirisnya dengan hipotesa-hipotesa alternative dan
memperluas kemungkinan pengaruh dari political cost terhadap cashflow dari yang sekarang.
Kedua, Teori dan model-model empiris harus lebih dikembangkan untuk mengatasi endogenitas
diantara variable-variabel. Ketiga Pengukuran error dikurangi untuk lebih menguatkan hasil
penelitian. Selain itu dalam filosofi yang digunakan positive accounting theory (PAT)
harus memasukkan unsur sosial dalam religi sehingga manfaat yang dihasilkan dari suatu penelitian
yang berdasarkan positive accounting theory (PAT) akan berguna bagi pihak-pihak
berkepentingan terutama bagi masyarakat yang secara tidak langsung terkena dampak
dari positive accounting theory (PAT) tersebut. Selain dari aspek sosial, aspek religi dalam positive
accounting theory (PAT) juga penting karena semua ilmu dari positive accounting theory (PAT)
selain berorientasi pada manusia, juga pada Sang Illahi. Sehingga dengan adanya
orientasi
positive accounting theory (PAT) terhadap Sang Illahi maka moral hazard yang akan dilakukan
oleh para pihak yang berkepentingan dari teori yang dikeluarkan dari positive accounting
theory
(PAT) dapat diminimalisir. Sehingga selain berguna bagi masyarakat sekitar, hasilnya
juga
(PAT), sehingga lebih dapat mengembangkan akuntansi yang telah ada dan
mempunyai
manfaat yang lebih besar dalam perkembangan akuntansi. Terutama bagi seluruh
lapisan
dituntutnya perkembangan akuntansi yang lebih baik, maka secara otomatis juga harus terjadi
perubahan pada standar akuntansi yang akan digunakan setiap negara. Yang mana
setiap
negara tersebut harus membuat standar akuntansi sesuai dengan keadaan negaranya.