Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH

TEORI AKUNTANSI
SEMESTER GENAP 2015/2016

RESUME BAB 1
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Disusun Oleh :
Kelas : G
KELOMPOK 5
1. Asmitha Feosella. F. P

(2012310328)

2. Chusnul Khotimah

(2012310347)

3. Achmad Gibran Kamal. F. (2012310607)


4. Novika Safrilia. A

(2012310614)

5. Ahmat Mubarok

(2012310872)

6. Dessy Kusuma. A

(2012310875)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2015

BAB 1
Pengertian Teori Akuntansi

Arti Penting Teori Akuntansi

Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah praktis dan
professional. Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya
oleh praktisi dan penyusun standar akan sangat mendorong pengembangan serta
perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk
memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis
ang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggung jawabkan.
Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori
baik melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran(cause
and reasons). Sehingga dapat dikatakan bahwa teori merupakan unsur yang penting
dalam mengembangkan dan memajukan praktik akuntansi.
Dalam kenyataannya praktisi disibukkan dengan masalah actual dan mendesak
yang segera harus diselesaikan sehingga tidak sempat lagi untuk merenungkan teoriteori dibalik tindakannya. Hal ini bukan merupakan justifikasi para praktisi(proofesi)
untuk bersikap prakmatis. Praktisi harus bersedia untuk mengaplkasi hasil
eksperementasi atau pemikiran dan gagasan orang lain(experimentations of other men).
Orang lain disini antara lain adalah akademisi akuntansi dan pemikir yang mempunyai
kemewahan waktu untuk memikirkan hal-hal yangn bersifat fundamental dan teoritis.
Itulah sebabnya, kemajuan profesi dan pengetahuan akuntansi hanya dapat dicapai
dengan kerja sama yang harmonis antara praktisi dan akademisi (pendidik).

Pengembangan Akuntansi
Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai serangkain

prosedur, metoda, dan teknik tanpa memperhatikan teori di balik praktik tersebut.

Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun


seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi/praktisi ini, akuntansi berkepentingan
dengan aspek bagaimana (how to account). Prinsip akuntansi berterima umum/PABU
(generally accepted accounting principles/GAAP) dianggap sebagai sesuatu yang berian
(given). PABU berisi standar akuntansi ditambah dengan sumber-sumber acuan lain
yang didukung berlakunya (mempunyai authoritative support).
Di lain pihak, sebagai objek pegetahuan di perguruan tinggi, akademisi
memandang akntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Bidang
praktik berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik djalankan sesuai dengan
PABU. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi dan argument yang
dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup suatu pengetahuan yang
disebut teori akuntansi. Teori akuntansi lebih memusatkan perhatian pada aspek
mengapa (why to account the way it is or the way it should be). Misalnya, akademisi
berkepentingan untuk menjelaskan mengapa sekelompok perusahaan memilih metoda
akuntansi tertentu sementara kelompok perusahaan yang lain memilih metoda akuntansi
alternatif atau mengapa perusahaan seharusnya mengkapitalisasi sewaguna.
Sterling menegaskan bahwa hubungan antara praktik dan pendidikan adalah
harmonis tetapi antara pendidikan-praktik dan riset adalah terisolasi. Pendidikan
akuntansi hanya mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan karena kecendrungan
mereka untuk menyiapkan peserta didik agar segera memperoleh pekerjaan. Masukan
yang digunakan dalam pengajaran akuntansi hanyalah praktik yang berterima (nyatanya
dipraktikkan) dan bukan gagasan alternative hasil pemikiran akademik. Gagasangagasan alternatif (termasuk hasil riset) secara sengaja diisolasi dari pengajaran karena
tidak berkaitan langsung dengan kebutuhan peserta didik mendapatkan pekerjaan.
Pengajar cenderung untuk menghindari konflik antara apa yang nyatanya dipraktikkan
(the current state) dan apa yang seharusnya dipraktikkan (the desired state). Dengan
kondisi seacam ini, perguruan tinggi tunduk kepada (atau sekedar menyebarkan) praktik
dan bukan sebaliknya mengembangkan atau memperbaiki praktik.

Peran Riset Akuntansi


Teori akuntansi dikembangkan agar pengetahuan akuntansi menjadi sejajar

dengan pengetahuan ilmiah yang lain (misalnya ilmu alam). Teori akuntansi di sini akan
berisi hipotesis-hipotesis (baik yang secara empiris telah teruji atau belum) tentang
variable-variabel yang berkaitan dengan pelaku ekonomi (termasuk manajer dan
akuntan) dan perilaku pasar modal yang diteorikan. Kecenderungan semacam ini makin
menjauhkan dunia praktik dengan pendidikan karena peneliti di bidang akuntansi tidak
berminat lagi untuk membahas masalah bagaimana memperlakukan suatu transaksi dan
mengapa demikian. Sementara itu, praktisi selalu dihadapkan pada masalah actual yang
memerlukan keputusan mendesak sehingga praktisi tidak sempat lagi untuk memikirkan
teori dibalik keputusannya. Kadangkala, keputusan lebih banyak didasarkan pada
kepraktisan dan manfaat jangka pendek. Tiga aspek penting yang saling berkaitan yang
melandasi pengembangan akuntansi yaitu: riset, pengajaran/pendidikan, dan praktik.

Praktik akuntansi akan mengalami perkembangan akuntansi akan mengalami


perkembangan yang pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi yang baik antara
ketiga aspek diatas. Kontribusi riset terhadap pengajaran/pendidikan yang pada
gilirannya pengajaran menambah pengetahuan professional untuk meningkatkan
kualitas praktik. Kemampuan pengajar untuk mengevaluasi apa yang nyatanya
dipraktekkan dan apa yang secara normative atau ideal harus dipraktikkan sehingga
timbul gagasan-gagasan baru untuk pengembangan praktik. Gagasan-gagasan baru ini
harus merupakan bahan penelitian dan pembahasan di tingkat akademik sehingga

dihasilkan praktik-praktik alternative yang dapat menjadi solusi bila ditemukan masalah
dalam praktik atau bila solusi tersebut lebih baik daripada apa yang nyatanya
dipraktikkan. Jadi, riset merupakan bagian penting dalam pengajaran akuntansi.
Walaupun demikian, riset tersebut hendaknya diartikan secara luas tidak hanya
mencakup penelitian empiris tetapi juga penelitian analitis.

Pengertian Akuntansi
Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian

akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam


tatanan pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi.
Banyak definisi yang diajukan oleh para ahli tentang pengertian akuntansi. Karakteristik
informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat bergantung pada lingkungan tempat
akuntansi diterapkan, akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan tentunya akan
membahas berbagai konsep dan alternatif serta implikasinya dalam berbagai kondisi
lingkungan. Definisi tersebut belum memisahkan pengertian seperangkat pengetahuan
dan fungsi. Pengertian pertama akan menentukan status akuntansi sedangkan pengertian
kedua akan menentukan karakteristik praktik akuntansi dalam wilayah tertentu.
Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan adalah Seperangkat pengetahuan
yang mendasari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kantitatif
unit-unit organisasi dalam suatulingkungan negara tertentu dan cara penyampaian
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijalankan
dasar dalam pengambilan keputusan. Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi dan
praktik, akuntansi didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengesahan,
pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian
data keuangan dasar yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau
kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan
informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.Dua kata kunci penting dalam
definisi tersebut adalah perekayasaan dan cara tertentu. Akuntansi mempunyai peran
yang nyata kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan
perilaku pengambil keputusan ekonomi untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian
tujuan sosial ekonomi negara.

Seni, Sains, atau Teknologi


Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan (art)

karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus
terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang (apprenticeship) pada
praktisi. Dalam perkembangan selanjutnya, pengetahuan dan keterampilan akuntansi
dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga membentuk seperangakat pengetahuan utuh
yang dapat diajarkan melalui institusi pendidikan. Penyebutan akuntansi sebagai seni
sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam praktiknya akuntansi
melibatkan banyak pertimbangan nilai yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk
memilih perlakuan yang terbaik.Jadi, kalau akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang
dimaksd adalah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan.
Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi lebih dari sekedar seni.
Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak membahas gejala
akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi tertentu, factor-faktor
apa yang mendorong manajemen mamanipulasi laba, dan apakah partisipasi dalam
penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi. Akuntansi tidak lagi
membahas bagaimana tujuan pelaporan dicapai dan bagaimana memperlakukan
(mengukur, mengakui, menyajikan, dan mengungkapkan) suatu objek transaksi yang
baik dan efektif. Akuntansi juga tidak lagi membahas bagaimana menciptakan teknik,
metoda, prinsip, atau perlakuan akuntansi baru yang lebih baik.
Sehingga tidak tepat kalau pengetahuan akuntansi diklasifikasi sebagai sains.
Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prisnsip-prinsip umum
(general principle) untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan
(teori). Prinsip-prinsip umum tersebut dicari untuk menjadi dasar penentuan standar,
metoda, atau teknik yang diharpkan bermanfaat untuk mempengaruhi atau memperbaiki
praktik. Karena kebermanfaatan menjadi pertimbangan utama, akuntansi tidak dapat
bebas nilai karena factor lingkungan harus dipertimbangkan. Pertimbangan dalam sains
dibimbing oleh metoda ilmiah sementara perimbangan akuntansi dibimbing oleh
kebermanfaatan dalam mencapai tujuan ekonomik sehingga prinsip umum dalam
akuntansi (termasuk asumsi) tidak harus dapat diuji validitasnya atau bahkan tidak

memrlukan pengujian validitas. Meskipun demikian, penurunan prinsip umum tersebut


harus tetap memenuhi criteria koherensi. Artinya prinsip tersebut harus diturunkan
secara logis atas dasar asumsi atau premis yang disepakati sebai basis penalaran.

Akuntansi Sebagai Teknologi


Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu

yang bermanfaat dan pengrtian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis tetapi juga
teknologi lunak. Teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata dalam
lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu teknologi
bermuatan budaya dan nilai tempat teknologi berkembang atau diterapkan.Karena
akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, akuntansi dapat didevinisi
sebagai rekayasa informasi dan pengendalian keuangan. Sebagai teknologi, akuntasni
dapat memanfaatkan teori-teori dan pengetahuan yang dikembangkan dlam disiplin
ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan teori
sendiri.
Graffikin sangat mendukung gagasan bahwa akuntansi merupakan suatu
teknologi yang sangat berbeda dengan sains. Walaupun akuntansi itu sendiri tidak harus
merupakan sains, tetapi sains dapat dimanfaatkan dalam akuntansi untuk menciptakan
sesuatu dalam rangka mencapai kemakmuran elektronik. Akuntansi dirancang untuk
memperlancar kegiatan ekonomik dan oleh karenanya akuntansi berfungsi sebagai
teknologi untuk kepentingan politik. Argumen lain yang diajukan untuk tidak
mengklasifikasi akuntansi sebagai sains adalah adanya keberbiasaan kebudayaan dalam
pengetahuan akuntansi. Budaya merupakan salah satu faktor lingkunagn yang sangat
kuat dalam mempengaruhi sistem akuntansi suatu negara. Penerapan teknologi tidak
dapat lepas dari nilai suatu budaya tempat akuntansi akan diterapkan. Parrera
menyatakan bahwa sainsi bersifat universal dan bebas nilai tetapi akuntansi tetap dapat
menggunakan teknik-teknik ilmiah untuk kepentingan pengembangannya.

Perekayasaan Pelaporan Keuangan


Proses untukmenentukancara yang terbaik untuk mendapatkan produk (hasil)

terbaik dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan (engineering).


Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran,

penalaran, danpertimbangan (exercise of judgment) untuk memilih dan menentukan


teori, pengetahuan yang tersedia (available knowledge), konsep, metoda, teknik, serta
pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkretataukonseptual). Yang dimaksud
akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu
system pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi
(tentang struktur, mekanisme, pihak yang terlibat, dan standar pelaporan) dalam suatu
wilayah Negara tertentu. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang
bagaimana infomasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus
disediakan dan dilaporkan dalam suatu Negara untuk tujuan pengambilan keputusan
ekonomik. Sudibyo menggambarkan system ini dalam bentuk struktur rekayasa
akuntansi yang disajikan dalam gambar di bawah ini.

Teori Akuntansi Sebagai Sains


Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu

Ilmu-Ilmu Murni
Ilmu-Ilmu Terapan T
Nilai dan Tata Sosial T
bersifat Ekonomi
abstrak atau
sesuatu yang ideal
sebagai lawan dari Nilai-Nilai
sesuatu yang
nyata dan
Teori
Manajemen
Sosial
dikerjakan Sosiologi
dalam dunia nyata. Matematika
Makna teoriTerapan
diasosiasi Tujuan-Tujuan
dengan denganSosial
apa yang
Psikologi
Teknologi Komputer
Sistem Politik
diharapkan
atauapa yang seharusnya
dilakukan
dalam kehidupan
senyatanya
Matematika
Ekonomi
Terapan
Sistem
ukumdan tidak
Teknologi Komunikasi
Lain-Lainyang saling
bersifat praktis. Teori adalah seperangkat
konsep, devinisi dan proposisi
Teknologi Pengukuran
berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan untuk memprediksi
Lain-lain

fenomena atau fakta. Teori akan berisi pernyataan-pernyataan asumsi dan hopotesis.
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan teoritis konsep-konsep yang diteorikan.
Rekayasa Akuntansi

Konsep adalah makna atau karakteristik yang berkaitan dengan kejadian, objek, kondisi,
atau perilaku.
Dari pengertiandiatas, tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi.
Menjelaskan berarti menganalisis dan member alas an mengapa fenomena atau fakta
seperti yang diamati. Bila pengertian diatas diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi
sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk
pengetahuan dan praktika kuntansi. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan
komponen-komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan
memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi. Dengan demikian status teori
akuntansi akan menjadi sains setara dengan pengertian teori dalam astronomi,
ekonomika, fisika, biologi, dansebagainya. Karena teori akuntansi disetarakan dengan

sains, apa yang dibahas dan dihasilakn oleh teori ini harus memenuh ikriteria sains yaitu
bebas nilai, koheren, universal, dan dapat diuji atau diverifikasi secara empiris.

Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis


Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical reasoning) yang

melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau paraturan) dalam kehidupan nyata.
Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argumen yang saling berkaitan
dan yang membenuk suatu rerangka pikir yang logis. Bila diterapkan untuk akuntansi,
teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan
penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar
akuntansi atau menurut tradisi) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu
wilayah tertentu. Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk
menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau
untuk memberi landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang baru.
Teori akuntansi merupakan penalaran logis (logical reasoning), gagasan-gagasan
mendasar fundamental

ideas), atau

gagasan-gagasan

yang

berkaitan

dan

konsisten interelated and internally consistent ideas) yang semuanya dapat disebut
sebagai penalaran logis saja. Karena akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, proses
penalaran logis tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan. Hasil perekayasaan dalam
hal ini dapat berupa seperangkat prinsip umum (a set of broad principle), seperangkat
doktrin (a body of doctrine), atau suatu struktur/ rerengka konsep-konsep yang
terpadu (a structure or scheme of interrelated ideas). Prinsip umum, doktrin, atau
rerangka tersebut berfungsi untuk :

Acuan pengevaluasian praktik akuntansi yang berjalan (a frame of reference by

which accounting practice can be evaluated).


Pengarah pengembangan praktik dan prosedur akuntansi baru (a guide the

development of new practices and procedures).


Basis penurunan standar akuntansi (expressed in the form of standards).
Titik tolak pengujian dan perbaikan praktik berjalan (to test and improve present

practices)
Pedoman pemecahan masalah potensial (a guide to the solution to those new
problems).

Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan


pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi (pelaporan keuangan) menghasilkan suatu
rerangka konseptual. Fungsinya adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan dan
untuk mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi. Secara diagramatis,
pengertian teori akuntansi sebagai penalaran logis dan hubungannya dengan praktik
akuntansi dapat dilihat pada gambar berikut :

Dalam gambar tersebut, pengertian mengevaluasi dan membenarkan adalah


bahwa penalaran logis dapat digunakan untuk memberi jawaban mengapa praktik yang
terjadi seperti yang sekarang berjalan dan mengapa bukan yang lain.Mempengaruhi dan
mengembangkan berarti bahwa kalau ada suatu masalah akuntansi dalam praktik yang
perlakuannya belum diatur dalam suatu standar resmi (misalnya masalah pengukuran
dan penyajian) maka pemecahannya dapat dilakukan oleh akuntan praktik dengan
menggunakan penalaran logis.
Penalaran logis disini harus dibedakan dengan penalaran atau penjelasan ilmiah
sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Teori akuntansi sebagai sains juga memerlukan
penalaran logis tetapi penalaran ilmiah tersebut bersifat universal dan objektif dn tidak
dipengaruhi oleh tujuan-tujuan dan kebijakan khusus yang berlaku dalam suatu
lingkungan. Penalaran logis dalam akuntansi seringkali digunakan untuk membenarkan
suatu praktik atau perlakuan tertentu dengan maksud untuk "memaksakan praktik atau
perlakuan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Penalaran semacam ini tentu

saja tidak dapat lepas dari pengaruh kebijakan politis, ekonomik, maupun sosial untuk
mencapai tujuan tertentu. Itulah sebabnya penalaran dalam akuntansi lebih tepat untuk
disebut sebagai justification daripadaexplanation.

Perspektif Teori Akuntansi


Bila akuntansi diperlakukan sebagai sains, teori akuntansi akan merupakan

penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi


diartikan sebagai penalaran logis. Manapun perlakuan yang dipakai, teori akuntansi
akan berisi pernyataan-pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran
tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi. Contohnya adanya bermacam metoda
akuntansi, penggunaan sistem berpasangan (debit-kredit), keharusan menyusun
statemen aliran kas, dan adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi laba.
Teori akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan
atau penekanan pembahasan.
Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran (goal) ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori
akuntansi positif dan normatif. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi
positif

dan

pandangan

teknologi

akan

menghasilkan

teori

akuntansi

normatif.Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan,


atau perbuatan)seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas
dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban
apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan
normatif berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau
buruk, relevan atau tidak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau
sosial tertentu. Penjelasan ini diarahkan untuk mendukung atau mengasilkan
kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.
Dengan pemikiran di atas, Blaug (1992) menjelaskan bahwa teori posititf
berkepentingan dengan masalah fakta (realm of fact) sedangkan teori normatif
berkepentingan dengan masalah nilai (realm of values). Selanjutnya Blaug
memisahkan kedua teori tersebut dengan kata-kata kunci pembeda yang dimuat
dalam gambar berikut ini :

UnsurPembeda

MasalahFakta

MasalahNilai

SasaranPemaparan

positive

normative

BentukPernyataan

is

ought/should

BahanPertimbangan

facts

values

DasarPenyimpulan

objective/empirical

subjective/reasoning

Nada Pernyataan

descriptive

prescriptive

MetodaPengujianValiditas

science

art

KriteriaPenerimaanTeori
true/false
good/bad
Atas dasar perbedaan aspek diatas, sasaran teori skuntansi positif adalah
menghasilkan penjelasan tentang apa yang nyatanya terjadi secara objektif tanpa
dilandasi oleh pertimbangan nilai (value-judgment). Sedangkan sasaran teori
akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa
perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan
akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai.
Aspek Tataran Semiotika
Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi sebagai
sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis
(the language of business). Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas
teori umum tentang tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol dalam bidang linguistika.
Sebagai teori umum dalam penyimbolan informasi, semiotika membahas tiga
pertanyaan pokok yang berkaitan dengan simbol informasi, yaitu :
1. Apakah simbol tersebut logis (masuk akal) ?
2. Apa makna yang dikandung oleh simbol ?
3. Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap penerima ?
Pokok masalah di atas membentuk tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika,
semantika, dan pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah bahasa yaitu
hubungan logis di antara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika
menelaah hubungan antara tanda atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang
disimbolkannya. Pragmatika membahas dan menguji apakah komunikasi efektif
dengan mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku penerima. Moeliono (1989)

memberi ciri tiap tataran semiotika dalam teori komunikasi dalam Gambar 1.7
berikut :
Tataran

SasaranBahasan

Sintaktika

Aspek Formal
TandaBahasa (kosa
kata, tatabahasa)
Aspekisitandabahasa
(makna)
Keefektifantandabahas
a (efekkomunikatif)

Semantika
Pragmatik
a

PenekananKomunikas KandunganPesan
i
Operasional,
InformasiSintatik
Penandaan
Penafsiran,
pelambangan
Fungsional,
pemengaruhan

Informasi semantic
Informasipragmali
k

Teori Akuntansi Semantik, Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan


pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan)
kedalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan) sehingga
orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung
menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menemukan dan
merumuskan makna-makna penting pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini
banyak membahas pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut
atau karekteristik elemen sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah
rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.Pendefinisian merupakan
langkah penting dalam teori semantik karena kesalahan pemaknaan mempunyai
implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. pendefinisian dan pemaknaan
laba bersih (net income) juga menjadi perhatian penting teori ini karena akuntansi
berusaha untuk melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba
ekonomik, juga, teori ini menjelaskan bahwa laba (earnings) atas dasar asas akrual
merupakan indikator kemampuan mendatangkan kas dimasa datang laba bukan
sekadar menaikan kas dalam suatu perioda.Secara konseptual, informasi akuntansi
dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang
menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai pengukur (size), dan hubungan
(relationship) antarelemen. Informasi semantik dalam pelaporan keuangan antara
lain adalah likuiditas,solvensi, profitabilitas, dan efisiensi. Jadi, teori akuntansi
semantik berkepentingan dengan pelambangan dan penafsiran objek akuntansi
untuk menghasilkan informasi semantik yang bermakna bagi pemakai pelaporan.

Agar komunikasi akuntansi efektif, penyampaian informasi semantik ( makna


suatu objek) tidak dapat dipisahkan dengan informasi sintaktik (struktur
akuntansi).
Teori Akutansi Sintaktik, Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi
untuk

membahas

masalah-masalah

tentang

bagaimana

kegiatan-kegiatan

perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen


keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol
tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainya) harus berkaitan secara
logis sehingga informasi semantik dapat dikandung dalam statemen keuangan.
Teori Akuntansi Pragmatik, Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya
pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. dengan
kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju dan diinterprestasi dengan
tepat merupakan masalah dalam keefektifan komunikasi. Apakah akhirnya pihak
yang dituju informasi memakai informasi tersebut untuk dasar pengambilan
keputusan merupakan masalah kebermanfaatan (usefulnees) informasi. Pada
gilirannya,kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaian
tujuan pelaporan keuangan.dalam mengukur kebermanfaatan informasi laba
(earnings).
Suatu pesan atau kejadian ( misalnya pengumuman laba) dikatakan mengandung
informasi kalau pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima
(pasar modal) dan memicu tindakan tertentu (misalnya terrefleksi dalam
perubahan harga atau valuma saham di pasar modal). Apabila tindakan tersebut
dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam pesan tersebut, dapat dikatakan
informasi tersebut bermanfaat. Dalam hal ini, perubahan harga atau valuma saham
yang diamati memberi bukti adanya kebermanfaatan informasi. Jadi, informasi
akuntansi dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau
seakan-akan diguankan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju.
Hal ini ditujukkan dengan adanya asosiasi antara akuntansi atau peristiwa (event)
dengan return (return) , harga atau valuma saham dipasar modal. Gambar dibawah
ini menjelaskan sasaran teori pragmatik dalam menguji kebermafaatan informasi
akuntansi.

Aspek Pendekatan Penalaran


Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau penjelasan.
Peranan logika sangat penting dalam penalaran. Proses penyimpulan yang menghasilkan
pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif maupun induktif.
Penalaran Deduktif, Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal
dari suatu pernyataan umum yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus
sebagai simpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis
penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang
dianggap benar, baik, atau relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan
situasi khusus yang dibahas. Oleh karena itu, pernyataan umum tersebut dapat saja
memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi, keyakinan, atau budaya.Penalaran deduktif
dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap
kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya akuntansi menyajikan aset sebesar
kos historis karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep
ini, fungsi neraca adalah untuk menunjukkan nilai jual sehingga kos historis
merupakan pengukur yang paling tepat. Menganut konsep kontinuitas usaha
merupakan premis sedangkan penilaian aset atas dasar kos historis merupakan
konklusi.
Penalaran Induktif, Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran ini
berawal dari suatu pernyatan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan
pernyataan umum yang merupakan generalisasi (perampatan) dari keadaan khusus
tersebut.Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk

menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala


akuntansi tertentu. pernyataan- pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari
hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris. Hipotesis
merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian akuntansi. Bila bukti empiris
(atas dasar pengamatan terhadap sampel) konsisten dengan atau mendukung
generalisasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa generalisasi tersebut menjadi teori
yang valid dan mempunyai daya prediksi yang tinggi.Pada praktiknya, penalaran
induktif dalam akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran
deduktif atau sebaliknya. Kedua penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam
penalaran deduktif, misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif.
Demikian juga, proposisi-proposisi akuntansi yang diajukan dalam penelitian
biasanya diturunkan dengan penalaran deduktif.Bila dikaitkan dengan perspektif
teori yang lain, teori akuntansi normatif biasanya penalaran deduktif sedangkan teori
akuntansi positif biasanya berbasis penalaran induktif. Secara umum dapat dikatakan
bahwa teori akuntansi sebagai penalaran logis bersifat normatif, sintaktik, semantik,
dan deduktif sementara teori akuntansi sebagai sains bersifat positif, pragmatik, dan
induktif.

Verifikasi Teori Akuntansi


Verifikasi teori merupakan prrosedur untuk menetukan apakah suatu teori valid

atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori tergantung pada sasaran
dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya
atas dasar penalaran logis (logicial reasoning) yang melandasi teori yang diajukan.
Teori normatif dikembangkan atas dasar kesepakatan terhadap asumsi atau tujuan
kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu. validitas dapat
dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal
(reasoniable). Karena normatif tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang
terlibat dalam penurunan prinsip (konklusi) juga menjadi bagian dari kriteria
validitas teori. Walaupun demikian, kriteria ini sering bersifat subjektif. Oleh karena
itu, penerimaan suatu asumsi juga harus didukung dengan penalaran logis sehingga
asumsi tersebut tetap masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap
dapat dievaluasi atau ukur implikasinya. Penalaran logis menjadi kriteria validitas

karena teori normatif dalam banyak hal tidak atau belum menghasilkan fakta atau
observasi untuk mendukungnya. Sering dikatakan bahwa teori normatif tidak
mempunyai muatan emperis (empirical content).Teori akuntansi positif dinilai
validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang
nyatanya terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada
umumnya, observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian dengan metoda
ilmiah. Penelitian empiris biasanya didasarkan atas pengamatan terbatas (sampel)
untuk menguji teori secara statistis. Karena teori akuntansi positif bebas
nilai,verifikasi dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikan tetapi tidak diarahkan
untuk menentukan apakah teori tersebut baik atau tidak apabila dijadikan basis
untuk menentukan kebijakan. Sebagai contoh, teori positif menyatakan dan
memprediksi bahwa praktisi akan banyak menggunakan istilah beban karena standar
akuntansi menggunakan istiah tersebut. Bahwa observasi empiris memverifikasi
pernyataan tersebut menjadikan teori tersebut valid tetapi tidak dapat disimpulkan
bahwa penggunaan istilah beban itu sendiri valid (benar). Validitas istilah hanya
dapat diverifikasi secara normatif.

Anda mungkin juga menyukai