Ikatan
Akuntan
Indonesia (IAI)
adalah
organisasi
profesi
yang
menaungi seluruh Akuntan Indonesia. IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi
akuntan Indonesia secara keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor publik,
akuntan sektor privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pajak,
akuntan forensik, dan lainnya.
IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu membimbing
perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan dan mempertinggi mutu
pekerjaan
akuntan.IAI
bertanggungjawab
menyelenggarakan
ujian
sertifikasi
akuntan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari
prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan
penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi yang
sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah disahkan oleh lembaga atau
institut resmi.Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan
merupakan suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporann keuangan.
Namun paling tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data
ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua dat ekonomi dapat tersaji dengan
baik,
sehingga
dapat
memudahkan
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan
dalam
keuangan, laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus-kas. (PSAK 4.6)
Karena laporan keuangan tersendiri hanya merupakan lampiran atau tambahan laporan
konsolidasi, PSAK 4 tidak mengharuskan pengungkapan tambahan dalam catatan atas laporan
keuangan untuk laporan keuangan tersendiri. Seluruh ketentuan pengungkapan dalam IAS 27
tidak diadopsi.
PSAK 65 merupakan standar yang mengatur tentang prinsip penyusunan dan penyajian
laporan keuangan konsolidasi saat satu entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain.
Pengendalian terjadi ketika investor memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya
dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investee. Berdasarkan definisi tersebut, kondisi yang disyaratkan dalam suatu
pengendalian adalah: a. Kekuasaan atas investee b. Hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee c. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee
untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor Penilaian atas apakah investor terkespos atau
memiliki hak atas imbal hasil variabel adalah terlihat dari bervariasinya jumlah sebagai akibat
dari kinerja investee. Imbal hasil investor dapat hanya positif, hanya negatif, atau positif dan
negatif. Imbal hasil ini dapat diperoleh berbagai pihak walaupun hanya satu investor yang
mengendalikan investee. Contohnya adalah pemilik kepentingan nonpengendali dapat berbagi
laba atau distribusi dari investee
dalam pengaturan bersama, tetapi tidak memiliki pengendalian bersama atas pengaturan bersama
tersebut.