Anda di halaman 1dari 11

NAMA : ZAINAL ABIDIN

NIM : 12030117420103
Kelas : B

DETEKSI FRAUD

AKSIOMA DETEKSI FRAUD

Ada beberapa aksioma mengenai deteksi fraud yang penting untuk diingat saat
merancang program atau kegiatan antifraud. Kunci untuk mendeteksi fraud adalah mengingat
bahwa fraud lebih sering dikaitkan dengan tidak adanya kontrol daripada kontrol yang lemah.
Artinya, kontrol yang lemah umumnya lebih baik daripada tidak sama sekali. Mereka juga
lebih sering dideteksi oleh tindakan reaktif daripada tindakan proaktif, sehingga ada banyak
ruang untuk perbaikan. Terdapat banyak ketergantungan pada audit eksternal untuk
mendeteksi fraud. Terakhir, fraud sering dideteksi oleh intuisi, kecurigaan para penyelidik,
manajer, auditor, atau pengecualian (anomali) yang terdeteksi dalam catatan akuntansi.
Namun, fraud lebih sering dideteksi dengan metode deteksi yang terbukti. Bab ini
dikhususkan untuk membuktikan fraud secara dini yang telah terbukti.

METODE DETEKSI SECARA UMUM

Dalam semua tahun, metode deteksi yang paling umum adalah tips. Dalam beberapa
tahun, tips dicatat sekitar dua kali lipat dalam persentase deteksi sebagai metode apa pun
yang menempati peringkat kedua. Dalam semua tahun, metode deteksi yang paling tidak
efektif, selain penegakan hukum adalah audit eksternal. Oleh karena itu, tidaklah logis
bergantung pada audit eksternal sebagai metode deteksi sebuah entitas, namun itulah
sebenarnya yang dilakukan oleh sebagian besar entitas yang mengalami fraud. RTTN 2008
menunjukkan audit eksternal sebagai kontrol paling populer yang digunakan oleh entitas
korban (hampir 70 persen entitas menggunakan audit eksternal, 61,5 persen kode etik, 55,8
persen audit internal). Tampilan 7.1 menunjukkan hasil dari RTTN 2008.

Metode Umum yang Efektif

RTTN ACFE mengklasifikasikan pengendalian fraud dengan efisiensi untuk


mendeteksi atau mencegah fraud. Secara khusus, RTTN 2008 meminta responden untuk
mengidentifikasi tindakan penanggulangan fraud yang ada ketika fraud ditemukan, serta
jumlah kerugiannya. Kemudian rasio sederhana yang menggambarkan pengurangan kerugian
fraud dihitung pada setiap tindakan penanggulangan, pengendalian antifraud, berdasarkan
apakah kontrol tersebut dilakukan (yes) atau tidak (no), dan kerugian rata-rata untuk setiap
dua kelompok.
Tampilan 7.1 Pengendalian Deteksi Yang Paling Umum

Aanalisis pengendalian bersama dengan rasio, yang menunjukkan surprise audit


sebagai pengendalian antifraud yang paling efektif, jika diukur dengan kemampuannya untuk
mengurangi jumlah kerugian yang terjadi. Hal ini diikuti dengan rotasi pekerjaan/liburan
wajib, hotline anonim (tips dan keluhan), program yang mendukung karyawan, pelatihan
fraud untuk manajer dan eksekutif, audit internal atau departemen pemeriksaan fraud, dan
pelatihan fraud untuk karyawan. Masing-masing pengendalian ini mengurangi kerugian
setidaknya 50 persen. Banyak dari metode ini akan dianggap sebagai pengendalian detektif,
dan akan berguna dalam menerapkan pengendalian antifraud yang dapat memberikan deteksi
dini.

Metode Umum Lainnya

Metode dapat dikembangkan untuk fraud secara umum, atau kelompok fraud
tertentu (misalnya kategori), atau bahkan skema individu. Beberapa metode yang dapat
digunakan untuk deteksi umum, terlepas dari skemanya adalah:

1. Fungsi audit internal aktif terlibat dalam kegiatan antifraud


2. Sarbanes-Oxley Act (SOX) bagian 404 hasilnya dapat mengarah pada identifikasi
kelemahan dalam pengendalian internal yang dapat menyebabkan risiko fraud yang lebih
tinggi di area atau proses bisnis.
3. Analisis rasio, terutama tren selama beberapa tahun, dan oleh unit bisnis dibandingkan
dengan unit lain dan entitas secara keseluruhan.
4. Analisis laporan keuangan horizontal dan vertikal, terutama ketika perbandingan dibuat
antara unit bisnis dan datanya.
5. Surprise audit dan/atau penghitungan kas.
6. Tips anonim dan sistem keluhan untuk karyawan, vendor, dan pelanggan memiliki akses,
nyaman, sesuai dan mudah digunakan.
7. Penggalian data untuk red flags yang berlaku menggunakan Computer-Assisted Auditing
Tools (CAAT).

METODE DETEKSI SECARA KHUSUS

Bagian ini menjelaskan beberapa metode pendeteksian yang dirancang untuk


mendeteksi skema atau skema kelompok tertentu daripada fraud pada umumnya.
Skema Laporan Keuangan
1. Aplikasi auditor keuangan SAS No. 99
2. Analisis laporan keuangan horizontal dan vertikal
3. Analisis rasio, khususnya tren selama beberapa tahun
4. Rasio manipulasi laba Beneish’s five
5. Pemeriksaan terhadap tingkat pajak Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)
versus tarif pajak tunai.
6. Price to Earning Ratio (PER) yang irasional, patokan adalah 20 sampai 25, rata-rata S&P
sekitar 36.
7. Komite audit yang memenuhi persyaratan SOX dan aktif terlibat dalam program
antifraud, terutama dalam memegang eksekutif yang bertanggung jawab.
8. Menjalankan pemeriksaan latar belakang eksekutif
9. Auditor eksternal mempertahankan skeptisme profesional pada setiap klien.

Skema Penyalahgunaan Aset


1. Mengirim laporan bank kepada seseorang dalam entitas yang terpisah dari hutang dan
terdapat personil penulisan check, dan seseorang meninjau pernyataan dan cek yang
dibatalkan, lalu meneruskannya kepada orang yang bertanggung jawab atas rekonsiliasi
bank.
2. Merotasi tugas atau memberikan liburan untuk karyawan kunci
3. Memeriksa semua jenis transaksi yang memiliki tingkat review/persetujuan, penggalian
semua transaksi di bawah level tersebut, dan mengklasifikasikannya berdasarkan
karyawan, vendor dan pelanggan.
4. Merekonsiliasi persedian dan mengkonfirmasi piutang secara teratur.

Pencurian Kas
1. Menyelidiki kekurangan di laci kas, deposito, register.
2. Menyelidiki catatan penjualan yang hilang atau berubah.
3. Memiliki dua orang yang independen dalam memverifikasi setoran pada laporan bank
untuk diposting ke buku besar.
4. Meninjau jumlah ketersediaan kas harian
5. Setoran dikirim ke bank dibawah kontrol ganda.
6. Secara rahasia menentukan setoran sebelum pengiriman ke bank dan kemudian secara
independen mengkonfirmasi dengan bank jumlah setoran.
7. Memastikan setoran dalam perjalanan adalah yang pertama untuk menjelaskan pernyataan
selanjutnya (flag yang terkait dengan setoran lapping)
8. Melakukan penghitungan kas secara kejutan
9. Meninjau kas dan memeriksa rasio atas setoran bank harian (bagi mereka yang hanya
mencuri kas)
10. Meninjau ketepatan waktu setoran dari lokasi terpencil ke fungsi bendahara pusat.
11. Memperhatikan penerimaan kas di semua titik masuk.

Skema Penagihan (Billing Schemes)


Shell Company
1. Menyortir pembayaran menurut vendor, jumlah, dan nomor faktur
2. Beban melebihi anggaran, terutama jika persis dua kali lipat (misalnya mungkin
menghasilkan dua cek, satu untuk vendor yang sah, dan satu untuk pelaku fraud)
3. Memeriksa account beban yang terbesar, karena pelaku fraud sering mengenakan biaya
skema penagihan ke account terbesar dalam upaya menyembunyikan kejahatan.
4. Analisis Horizontal
5. Memverifikasi faktur vendor
6. Menggunakan software CAAT untuk referensi silang alamat karyawan dengan alamat
vendor.
7. Menguji waktu penyelesaian dari penerimaan faktur ke pembayaran
8. Memverifikasi bahwa vendor itu sah. Sementara tes ini mungkin tampak menakutkan,
bisa dikelola dengan hanya memverifikasi vendor yang ditambahkan sejak terakhir audit,
dan khusus hanya untuk unit bisnis yang berlaku. Lihat mereka di buku telepon atau di
online white pages. Gunakan Google untuk mencari perusahaan. Periksa dengan kamar
dagang setempat. Hubungi orang lain di industri yang sama
9. Meninjau cek yang dibatalkan
10. Tidak membayar faktur/vendor yang mencurigakan dan melihat siapa yang
menindaklanjuti pembayaran
11. Mengambil tindakan pencegahan khusus dengan karyawan yang dapat menambahkan
vendor ke daftar resmi (memisahkan tugas jika mungkin dari persetujuan faktur)
12. Menggali data karena banyaknya red flags yang kemungkinan muncul
13. Memverifikasi keabsahan setiap vendor yang menggunakan faktur yang dihasilkan dari
Excel.
14. Mencetak daftar vendor sesuai alfabet dan mencari dua vendor dengan nama dan data
hampir identik.

Pass-Through Vendor
1. Memeriksa semua faktur di bawah tingkat persetujuan, diurutkan berdasarkan vendor atau
karyawan yang menyutujui faktur
2. Membandingkan harga pasar untuk harga faktur, menggunakan CAAT dan beberapa
penelitian
3. Meninjau faktur untuk apa yang dibeli dan harganya
Nonaccomplice vendor
1. Menyortir faktur berdasarkan vendor dan mencari nomor faktur yang tidak biasa
2. Mengklasifikasi vendor berdasarkan jumlah faktur dan mencari jumlah yang tidak biasa
3. Memverifikasi faktur yang menyebabkan pengembalian dana vendor
4. Meminta agar bank memberi tahu orang yang tepat jika seseorang mengesahkan cek
dimana perusahaan adalah penerima pembayaran, dan menggunakan cap ”For Deposit
Only” untuk semua pengesahan.

Pembelian Pribadi (Personal Purchases)


1. Spot-checking pengeluaran pada kartu kredit, mencari vendor yang tidak biasa atau
barang yang dibeli
2. Surprise audit atas karyawan yang berwenang menggunakan kartu kredit atau
pemeriksaan tanda tangan.
3. Pemeriksaan saldo yang tidak menguntungkan pada laporan kinerja
4. Analisis tren pembayaran vendor

Skema Penggajian
Karyawan Hantu (Ghost Employee)
1. Jika memungkinkan, rekonsiliasi karyawan dalam database penggajian dengan karyawan
dalam database Human Reserach (HR), hantu harus hilang dalam HR.
2. Mendapatkan salinan file Security Social Number (SSN) dan, setidaknya setahun sekali,
rekonsiliasi file dengan SSN karyawan Anda.
3. Secara berkala dan tanpa pemberitahuan, mendistribusikan cek secara manual,
membutuhkan ID untuk mengambil cek.
4. Investigasi cek penggajian dengan pengesahan ganda (tanda bahwa karyawan bekerja
dengan orang yang nyata yang melayani sebagai ghost)
5. Merotasi tugas penanganan gaji dicetak, atau membutuhkan liburan waktunya dengan
penerbitan gaji (hari berbayar)
6. Memutar tugas yang menangani slip gaji tercetak, atau membutuhkan waktu berlibur
dengan penerbitan gaji (pay day)
7. Menggali data penggajian untuk mencari red flags :
 PO Box versus alamat fisik
 Alamat fisik cocok dengan karyawan lain (yaitu, 'duplikat')
 Nomor account setoran langsung yang cocok dengan karyawan lain
 Nomor telepon hilang, atau nomor telepon yang cocok dengan karyawan lain atau
telepon kantor
 Tanggal gaji dibandingkan dengan tanggal terakhir kerja (karyawan yang dibayar
setelah diberhentikan, dan digunakan sebagai hantu oleh karyawan yang ada)
 Karyawan yang tidak pernah berlibur atau cuti sakit (jika tidak diambil, ini sangat
mencurigakan). (Fraud dengan menggunakan karyawan hantu, sebagai contoh,
akan mengakibatkan karyawan fiktif itu tidak memiliki keduanya, kecuali jika
pelaku fraud menciptakan cuti fiktif)
 Karyawan yang tidak memiliki potongan gaji
 Karyawan tanpa SSN, SSN tidak valid, atau SSN duplikat
Komisi
1. Memeriksa secara acak semua transaksi yang terlibat dalam komisi penjualan untuk
periode pembayaran atau tenaga penjualan
2. Investigasi pengembalian atau kredit yang lebih tinggi untuk tenaga penjual
3. Membuat dan meninjau hubungan linear antara penjualan dan komisi yang dibayarkan
untuk karyawan
4. Melacak penjualan yang tidak terkumpul oleh karyawan
5. Membuat laporan pengecualian untuk karyawan yang kompensasinya telah meningkat
dari tahun lalu dengan persentase yang tidak biasa
6. Memiliki pejabat yang ditunjuk & independen untuk memverifikasi semua perubahan
dalam tarif komisi.

Upah Dipalsukan (Falsified Wages)


1. Menggali semua transaksi yang melebihi jumlah tertentu atas jam lembur (Misalnya,
lebih dari 20 jam per minggu)
2. Membuat laporan pengecualian untuk karyawan yang kompensasinya telah meningkat
dari tahun lalu dengan persentase yang tidak biasa
3. Memverifikasi secara acak tingkat pembayaran dalam periode pembayaran atau untuk
karyawan selama periode pembayaran.
4. Memiliki pejabat yang ditunjuk dan independen memverifikasi semua perubahan tarif gaji
5. Menjaga dengan hati-hati kartu hadir - setelah disetujui, segera memprosesnya.

Perubahan Check (Check-Tampering)


1. Secara berkala merotasi personil yang menangani dan memeriksa kode check
2. Membutuhkan tanda tangan ganda untuk pemeriksaan atas ambang batas yang ditentukan
3. Menggunakan sistem membayar yang benar serta bertanda bukti pada di bank perusahaan
4. Memiliki laporan bank yang dikirim sebelum dibuka kepada seseorang dalam manajemen
yang sepenuhnya terpisah dari hutang-dalam kasus perusahaan yang kecil, mungkin
pemilik/manager. Tinjau pernyataan dan cek yang dibatalkan, meskipun itu online,
sebelum menyampaikan pernyataan kepada orang yang akan melakukan rekonsiliasi
bank.

Skimming
Skimming terjadi sebelum pencatatan dibuat. Karena itu adalah fraud off the-book,
jenis fraud ini adalah salah satu yang paling sulit dideteksi. Satu metodologi untuk
mendeteksi skimming adalah melakukan invigilation. Skema Skimming individu terkait
dengan penjualan (penjualan yang tidak dicatat, atau penjualan dilaporkan lebih rendah),
piutang (skema penghapusan, skema lapping, dan skema yang tidak disembunyikan), dan
pengembalian kas.
Metode yang disarankan untuk digunakan pada jenis skema ini yaitu:
1. Pengawasan karyawan di tempat penjualan (misalnya, kamera di atas register dan meja
makan)
2. Penemuan ‘penanda’ dekat dengan register (pelaku fraud menggunakan penanda untuk
menyelesaikan jumlah yang diskimming; misalnya, satu penny untuk $ 100, nikel
seharga$ 500)
3. Investigasi kesenjangan (gaps) dalam penerimaan yang diberi nomor.
4. Memeriksa register karena tidak ada transaksi penjualan, pembatalan, atau pengembalian
uang
5. Posting tanda pada register atau terlihat jelas dari pelanggan: ” Jika Anda tidak menerima
tanda terima, silahkan hubungi manajer dan makanan anda akan gratis”
6. Menggunakan pembelanja rahasia yang dilatih untuk mencari tanda-tanda fraud
7. Menggunakan invigilation untuk perkiraan uang yang hilang, atau untuk menentukan
apakah skimming terjadi
8. Mengukur varians pendapatan berdasarkan karyawan dan berdasarkan shift
9. Membuat laporan laba rugi pro forma, dengan menggunakan harga pokok penjualan dan
markup standar untuk memastikan tingkat penjualan yang seharusnya ada, kemudian
membandingkannya dengan aktual untuk perkiraan uang yang hilang.
10. Melakukan audit kejutan atau penghitungan kas setelah menutup shift.

Lapping
1. Melakukan panggilan telepon layanan pelanggan: menindaklanjuti keluhan pelanggan,
atas keterlambatan dalam posting check independen dari personil piutang (AR)
2. Menggunakan analisis tren jumlah-hari piutang, oleh unit usaha atau petugas AR
menindaklanjuti hal-hal di atas standar atau rata-rata organisasi.
3. Mendapatkan konfirmasi independen atas saldo piutang dan penuaan piutang secara
khusus
4. Melakukan audit kejutan dan/atau penghitungan kas
5. Mengklasifikasi write-off dan memo kredit berdasarkan karyawan, dan menyelidiki setiap
penyimpangan (yaitu transaksi yang tidak terdistribusi secara acak)
6. Melakukan survei kepuasan pelanggan secara acak dan tanpa pemberitahuan-secara
khusus mengajukan pertanyaan tentang lamanya waktu dari cek yang dikirim untuk
diposting ke account.
7. Mengawasi karyawan yang menghabiskan banyak waktu setelah jam kerja
8. Melakukan kejutan ”penggerebegan meja” mencari kumpulan buku yang kedua (sistem
lapping) yang disimpan di meja kerja
9. Memeriksa setoran harian ke AR, memverifikasi bahwa nama pada cek sesuai dengan
yang diposting
10. Membandingkan tanggal posting AR sampai tanggal cek atau tanggal pembayaran
dikirim

Skema Korupsi
1. Mengklasifikasi transaksi vendor dan memeriksa hal yang tidak biasa, yang tidak dapat
dijelaskan lebih lanjut dari volume yang diharapkan.
2. Investigasi acak dari semua vendor, termasuk pemilik, pemegang saham utama, dan
hubungan apa pun dengan karyawan.
3. Mereview kontrak dan persetujuan faktur secara berkala, meskipun hanya sampel setiap
audit.
4. Memverifikasi keaslian vendor sebagai bagian dari audit internal, meskipun hanya
sampel.
5. Mencari transaksi pihak terkait dimana hubungan tersebut tersembunyi.
6. Mereview persetujuan untuk transaksi dengan pihak terkait setiap tahun.
Suap dan Pemerasan Ekonomi
1. Merotasi tugas dalam menyetujui kontrak dan/atau vendor dan tawaran tanggung jawab.
2. Memisahkan tugas dalam menyetujui vendor dan memberikan kontrak atau menyetujui
faktur

BENEISH’S RATIO
Analisis rasio yang dipercobakan oleh Messod Daniel Beneish menunjukkan
harapan bagus dalam mengidentifikasi kemungkinan fraud. Menurut penelitian Messod
Beneish, rasio berikut memiliki potensial untuk membedakan antara laporan keuangan yang
dimanipulasi dan laporan keuangan non-manipulasi. Rasio-rasio berikut ini juga dapat
membantu pendeteksian dini potensi fraud di dalam laporan keuangan:

1. Days Sales in Receivables Index (DSRI)

Piutang dagang t ÷ Penjualan t


DSRI =
Piutang dagang t-1 ÷ Penjualan t-1

Indeks paramater DSRI


Berikut ini indeks paramater DSRI untuk dibandingkan dengan hasil hitung

No Indeks Keterangan
1  < 1,031  Non Manipulator
2  1,031 < indeks < 1,465 Grey 
3 > 1,465  Manipulator

2. Gross Margin Index (GMI)

Salest-1 - Cost of Good Sold t-1


Salest-1
GMI =
Salest - Cost of Good Sold t
Salest
Indeks parameter GMI
Berikut ini indeks paramater GMI untuk dibandingkan dengan hasil hitung

No Indeks Keterangan
1  < 1,014  Non Manipulator
2  1,014 < indeks < 1,1193 Grey 
3 > 1,193  Manipulator

3. Asset Quality Index (AQI)

(Aset Lancar t + Aset Tetap Bersih t ) ÷ Total Aset t


AQI =
(Aset Lancar t-1 + Aset Tetap Bersih t-1 ) ÷ Total Aset t-1

Indeks parameter AQI


Berikut ini indeks paramater AQI untuk dibandingkan dengan hasil hitung

No Indeks Keterangan
1  < 1,039  Non Manipulator
2  1,039 < indeks < 1,254 Grey 
3 > 1,254  Manipulator

4. Sales Growth Index (SGI)

Penjualan t
SGI =
Penjualan t-1

Indeks parameter SGI


Berikut ini indeks paramater SGI untuk dibandingkan dengan hasil hitung

No Indeks Keterangan
1  < 1,134  Non Manipulator
2  1,134 < indeks < 1,607 Grey 
3 > 1,607  Manipulator

5. Total Accruals to Total Asset (TATA)

∆ Working Capital- ∆ Cash -


∆ Current Taxes Payable -
TATA = ∆ Depreciation and Amortisation
Total Assets
Indeks parameter TATA
Berikut ini indeks paramater TATA untuk dibandingkan dengan hasil hitung

No Indeks Keterangan
1  < 0,018  Non Manipulator
2  0,018 < indeks < 0,031 Grey 
3 > 0,031  Manipulator
* Hak Cipta 1999, CFA Institute. Diproduksi dan diterbitkan ulang dari Financial Analyst
Journal dengan izin dari CFA Institute.

KASUS TOSHIBA
Hisao Tanaka adalah seorang yang telah menjabat di toshiba sebagai Presiden
Eksekutif dan CEO. Perusahaan toshiba sendiri sudah berdiri selama 140 tahun namun
hancur begitu saja dikarnakan perilaku etika yang tidak baik yang dilakukan tanaka, karena
pangkat tinggi dan mempunyai kewenangan atas data yang diberikan untuk di laporkan
namun menyalahgunakan data untuk mendapatkan keuntungan perusahaan dikarenakan target
yang tidak tercapai. Ia bertanggung jawab atas perbuatannya dengan cara mengundurkan diri
dari jabatannya pada tanggal 21 juni 2015 dengan kasus toshiba yang melebihkan keuntungan
senilai US$ 1,2 Miliar untuk menutupi yang kurang dalam pencapaian target dikarenakan
pressure yang sangat tinggi untuk memenuhi target performance unit tidak dapat sesuai target
yang diharapkan sehingga terlihat adanya angka besar dilaporan tersebut sebagai keuntungan
yang didapat oleh perusahaan demi menghindari dari kebangkrutan.
Tidak hanya Hisao Tanaka selaku Presiden dan CEO yang mengundurkan diri, pihak
lain yang terlibat pada kasus ini seperti wakil CEO toshiba yaitu Norio Sasaki dan Atsutoshi
Nishida selaku Chief Executive yang sekarang menjadi penasihat toshiba juga mengundurkan
diri. Tanaka dan Sasaki ditekan divisi bisnis untuk memenuhi target yang tinggi sehingga
mereka melebihi laba dan menenunda pelaporan kerugian, mereka merancang laporan ini
agar sulit diketahui oleh auditor. Investigasi independen sebenernya menemukan bahwa
pihak manajemen berbohong mengenai jumlah keuntungan yang mereka dapatkan selama
lebih dari 6 tahun karena ingin memenuhi target internal perusahaan setelah terjadi krisis
finansial tujuh tahun lalu. Akibat tindakannya yang dipandang negatif itu toshiba akan
dijatuhkan denda senilai 300-400 miliar yen karena kasus ini dan toshiba pun berencana
untuk menjual properti dan aset lain mereka untuk menstabilkan neraca keuangan mereka.
Selama penyelidikan, telah ditemukan masalah mengenai perlakuan akuntansi
transaksi bagian dalam produk bisnis visual. Adapun gambaran dari transaksi bagian (jual -
beli transaksi) dan perlakuan akuntansi dalam produk bisnis visual, merujuk ke bagian
mengenai transaksi dalam Bisnis PC yang sama berlaku untuk kedua transaksi. Dalam bisnis
produk visual, transaksi bagian dengan ODMs yang dilakukan untuk melengkapi volume
produksi manufaktur, tergantung pada permintaan aktual. Hal ini berbeda dengan praktik di
Bisnis PC (dijelaskan dalam laporan), dengan tidak ada bukti ditemukan yang menunjukkan
bahwa keuntungan yang sengaja dibesar-besarkan.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus
diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk
periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum
periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Menunjuk sebuah
komite khusus untuk mencoba memenangkan kembali kepercayaan dan mencegah
penyimpangan lebih lanjut. Toshiba perlu meningkatkan reformasi struktural yang bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan secara nyata. Toshiba juga harus mendeskripsikan langkah-
langkah untuk mereformasi budaya perusahaan disalahkan yang menekan manajer untuk
memenuhi target realistis, dan untuk memperkuat fungsi pengawasan komite audit. Teknik
yang digunakan oleh perusahaan baik besar maupun sedang ialah mampu menilai dan
mengatasi resiko salah saji.
Toshiba melakukan berbagai cara baik mengakui pendapatan lebih awal atau
menunda pengakuan biaya pada periode tertentu namun dengan metode yang menurut
investigator tidak sesuai dengan prinsip akuntansi. Seperti kesalahan penggunaan percentage
of completion untuk pengakuan pendapatan proyek, cash based ketika penggunaan provisi
yang seharusnya dengan metode akrual memaksa supplier menunda penerbitan tagihan meski
pekerjaan sudah selesai. Manajemen biasanya mengeluarkan tantangan target yang besar itu
sebelum akhir kuartal/tahun fiskal.
Hal ini mendorong kepala unit bisnis untuk menggoreng catatan akuntansinya.
Laporan itu juga mengatakan bahwa penyalahgunaan prosedur akuntansi secara terus-
menerus dilakukan sebagai kebijakan resmi dari manajemen. Scandal ini juga disebabkan
oleh budaya PT. Toshiba yang kurang baik tidak bisa melawan atasan. Maksudnya melawan
adalah koreksi atas kesalahan manajemen mengambil keputusan. Dari sini lah karyawan PT.
Toshiba meng-akal-akali laporan keuangan agar terlihat profit, padahal tidak mencerminkan
keuangan yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai