Anda di halaman 1dari 17

Kunthi Ambarwati - 1230110701053

Desi Setiana - 123011701041


Siti Khuswatun Khasanah - 123011701015

PROVISI, LIABILITAS KONTIJENSI, DAN


ASET KONTIJENSI
PSAK 57
PROVISI, LIABILITAS KONTIJENSI,
DAN ASET KONTIJENSI
TUJUAN
 Mengatur pengakuan dan pengukuran
provisi, liabilitas kontijensi, dan aset
kontijensi serta untuk memastikan
informasi yang memadai dalam CALK
PENGAKUAN PROVISI

Kewajiban Penyelesaia
Estimasi
kini n kewajiban
yang andal
sebagai yang
mengenai
akibat mengakibat
jumlah
peristiwa kan arus kas
kewajiban
masa lalu keluar
KEWAJIBAN KINI
 Jika kemungkinan lebih besar daripada tidak terjadi bahwa
kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan, maka
entitas mengakui provisi (jika kriteria pengakuan provisi
terpenuhi).

 Jika kemungkinan lebih besar daripada tidak terjadi bahwa


kewajiban kini belum ada pada akhir periode pelaporan,
maka entitas mengungkapkan liabilitas kontijensi.
Pengungkapan tidak diperlukan jika arus keluar sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomik kemungkinannya kecil.
PERISTIWA MASA LALU
 Peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban kini disebut
peristiwa mengikat

 Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan entitas


pada akhir periode pelaporan, bukan posisi keuangan yang
mungkin terjadi di masa depan. Oleh karena tu, entitas tidak
mengakui provisi untuk biaya yang diperlukan untuk operasi di
masa depan. Liabilitas yang diakui dalam laporan keuangan
entitas hanyalah liabilitas yang telah ada pada akhir periode
pelaporan.
CONTOH PENGAKUAN PROVISI
 Pada saat penjualan, produsen memberikan garansi produk
kepada pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan,
produsen menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk
yang dalam jangka waktu tiga tahun sejak tanggal penjualannya
menampakkan cacat. Berdasarkan pengalaman masa lalu,
terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas
jaminan yang diberikan.
 Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu
yang megikat. Peristiwa yang megikat adalah penjualan produk
dengan jaminan.
 Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik
dalam rangka penyelesaian kewajiban, terdapat kemungkinan
besar bahwa hal ini akan terjadi bagi jaminan secara keseluruhan.
 Simpulan entitas mengakui provisi sebesar estimasi terbaik biaya
perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan
dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode
pelaporan.
CONTOH PENGAKUAN PROVISI
 Pemerintah mengumumkan beberapa perubahan dalam
peraturan pajak penghasilan. Akibatnya, mutu entitas yang
bergerak di sektor jasa keuangan harus melakukan pelatihan
ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang
berlaku di bidang jasa keuangan. Pada akhir periode
pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.

 Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu


yang mengikat. Belum timbul kewajiban karena peristiwa
yang mengikat (yaitu pelatihan ulang) belum terjadi.

 Simpulan. Provisi tidak diakui.


LIABILITAS KONTIJENSI
 Liabilitas kontijensi adalah:
(a) Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu
dan keberadaannnya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa depan yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
(b) Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa
lalu, tetapi tidak diakui karena:
(i) Tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik
untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(ii) Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara
andal
PENGAKUAN LIABILITAS KONTIJENSI
 Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontijensi.

 Liabilitas kontijensi diungkapkan, kecuali arus keluar sumber daya yang


mengandung manfaat ekonomik kemungkinannya kecil.

 Liabilitas kontijensi dapat berkembang ke arah yang tidak


diperkenankan semula. Oleh karena itu, liabilitas kontijensi terus
menerus dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan
arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik
bertambah sehingga menjadi kemungkinan besar. Jika timbul
kemungkinan besar bahwa arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomik diperlukan untuk menyelesaikan unsur yang
sebelumnya diklasifikasikan sebagai kewajiban kontijensi, maka entitas
mengakui provisi dalam laporan keuangan pada periode saat
perubahan menjadi kemungkinan besar tersebut terjadi (kecuali dalam
keadaan yang sangat jarang, ketika estimasi andal tidak dapat dibuat).
PENGUKURAN LIABILITAS KONTIJENSI
 Jumlah yang diakui sebagai proovisi adalah hasil estimasi
terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.

 Estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk


menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah yang secara
rasional akan dibayar entitas untuk menyelesaikan
kewajibannya pada akhir periode pelaporan

 Estimasi hasil dan dampak keuangan ditentukan berdasarkan


pertimbangan manajemen entitas, ditunjang dengan
pengalaman dari transaksi serupa, serta dalam beberapa
kasus dilengkapi dengan laporan ahli independen.
CONTOH
 Entitas menjual produk denga memberikan garansi/jaminan
kepada pelanggan untuk menanggung biaya perbaikan cacat
pabrikasi yang ditemukan dalam jangka waktu enam bulan setelah
penjualan. Jika kerusakan yang terdeteksi dari seluruh produk
yang terjual digolongkan cacat ringan, maka biaya perbaikannya
Rp 1 juta. Sementara itu, jika perusahaan yang terdeteksi dari
seluruh produk terjual digolongkan cacat berat, maka biaya
perbaikannya Rp 4 juta. Pengalaman entitas di masa lalu dan
perkiraan masa depan memberikan indikasi bahwa dalam tahun
mendatang 75% dari produk terjual tidak mengandung cacat, 20%
dari produk terjual mengandung cacat ringan, dan 5% dari produk
yang terjual mengandung cacat berat. Entitas menentukan
probabilitas atau kemungkinan arus keluar sumber daya untuk
pemenuhan kewajiban garansi secara keseluruhan.
 Nilai yang diharapkan untuk biaya perbaikan adalah:
(75% X Rp0) + (20% X Rp1juta) + (5% X Rp4 juta) = Rp 400.000
CONTOH
 PT Minahasa menjual produk dengan garansi tiga bulan. Berdasarkan
pengalaman, produk tersebut rata-rata memerlukan biaya garansi
sebesar Rp200.000 per unit, dan jumlah produk yang diklaim
garansinya setiap tahun rata-rata 30% dari jumlah unit yang terjual.

Keterangan 2005 2006


Penjualan (harga jual @ 500 unit 600 unit
Rp1.000.000,00)
Pengeluaran biaya garansi untuk:
- Penjualan 2015 130 unit 20 unit
- Penjualan 2016 155 unit
 Pertanyaan:
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi penjualan,
pengeluaran biaya garansi, dan utang garansi untuk tahun
2015 dan 2016

2015 Piutang Dagang 500.000.000


Penjualan 500.000.000

Des. 31 Biaya Garansi 26.000.000


Kas/Persediaan Sk Cd 26.000.000

Biaya Garansi 4.000.000


Utang Garansi 4.000.000
(untuk mencatat sisa garansi yang belum diklaim)
2016 Piutang Dagang 600.000.000
Penjualan 600.000.000

Utang Garansi 4.000.000 Kas/Persediaan SC


4.000.000

Biaya Garansi 31.000.000


Kas/Persediaan SC 31.000.000

Des. 31 Biaya Garansi 5.000.000


Utang Garansi 5.000.000
ASET KONTIJENSI
 Aset kontijensi adalah aset potensial yang timbul
dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi
pasti dengan tejadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa di masa depan yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
PENGAKUAN ASET KONTIJENSI
 Aset kontijensi biasanya timbul dari peristiwa tidak terencana
atau tidak diharapkan yang menimbulkan kemungkinan arus
masuk manfaat ekonomik untuk entitas. Sebagai contoh, klaim
yang sedang diusahakan entitas melalui proses hukum yang
hasilnya belum pasti.

 Aset kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena


dapat menimbulkan pengakuan penghasilan yang mungkin
tidak pernah terealisasikan. Akan tetapi, jika realisasi
penghasilan sudah dapat dipastikan, maka aset bukan
merupakan aset kontijensi, melainkan diakui sebagai aset.

 Aset kontijensi diungkapkan jika terdapat kemugkinan besar


arus masuk manfaat ekonomik akan diperoleh entitas.

Anda mungkin juga menyukai