Anda di halaman 1dari 15

ETIKA PROFESI

AKUNTANSI
“PENGANTAR ETIKA PROFESI”

KELOMPOK 2
1. DYAH REZKY RAMADHANI
2. ELFIRA ROZA
3. IHSAN KHAERUL MAHMUD
A. AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI

Apakah Profesi Itu ??

Profesi sering diartikan sebagai suatu pekerjaan lepas. Profesi


memang pekerjaan lepas namun tidak setiap pekerjaan lepas itu
merukan profesi.
Profesi itu merupakan bidang pekerjaab yang dilandasi
pendidikan keahlian.
Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan
kejuruan, juga belum cukup di sebut profesi.

Karena juga perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari


praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
praktek.
Menurut Duska dan Ragatz profesi memiliki paling tidak tujuh
karakteristik (2013), yaitu :
1. Memiliki bangunan pengetahuan yang khusus.
2. Melalui proses pendidikan formal yang diakui untuk
memperoleh pengetahuan spesialis yang disyaratkan.
3. Memiliki standar kualifikasi profesional sebagai syarat
penerimaan anggota profesi.
4. Memiliki standar perilaku yang mengatur hubungan anatara
praktisi dengan klien, rekan sejawat, dan masyarakat pada
umumnya.
5. Pengakuan akan status.
6. Menerima tanggungjawab sosial yang melekat pada
pekerjaan untuk kepentingan publik.
7. Memiliki organisasi yang menjaga kewajiban sosial dan
profesi.
Profesi adalah pekerjaan yang diakui dan diterima masyarakat
sebagai pekerjaan untuk kepentingan publik dengan tiga ciri :
Sikap yang lebih
Alturuisme
memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
orang lain.

Praktisi profesi harus memiliki bangunan


pengetahuan yang khusus dan melaksanakan
Kompetensi
pekerjaannya berdasarkan standar perilaku
tertentu.

Memiliki organisasi yang dapat menegakkan


Otonomi disiplin profesi, dan organisasi dapat mengatur
dirinya sendiri.
B. ETIKA DALAM PROFESI

Etika profesi adalah sarana untuk praktisi profesi


mengendalikan diri ( internal control ) agar tetap menjaga
profesionalitasnya. Etika profesi paling tidak menjaga praktisi
profesi agar selalu ingat profesi adalah untuk kepentingan publik
dan selalu ingat dengan sifat altruisme yang melekat pada profesi.
Terdapat delapan prinsip dasar etika yang harus dipahami
oleh setiap akuntan yang menjalankan pekerjaannya.
1. Perilaku profesional
2. Tanggung jawab profesi
3. Standar teknis
4. Kepentingan publik
5. Integritas
6. Kerahasiaan
7. Objektivitas
8. Kompetensi dan kehatia-hatian profesional.
C. LAHIRNYA PROFESI AKUNTAN
Kelahiran profesi akuntan dapat dikatakan dipicu oleh
banyaknya kasus kebangkrutan di Inggris dan Skotlandia. Profesi
akuntan telah dimulai sejak abad ke-15. Pada abad ke-15 di
Inggris pihak yang bukan pemilik dan bukan pengelola yang
sekarang disebut auditor diminta untuk memeriksa apakah ada
kecurangan yang terdapat di pembukuan atau di laporan
keuangan yang disampaikan oleh pengelolah kekayaan pemilik
harta. Menurut sejarahnya pengelolah dana menyerahkan
dananya ke pihak lain untuk dikelolah, tetapi karena pemilik dana
was-was jika dananya disalahgunakan maka pemilik dana
membutuhkan pihak ketuga yang dipercaya untuk memeriksa
kelayakan pertanggungjawaban pengelolah dana.
Perkembangan Profesi Akuntansi
Menurut Baily, perkembangan profesi akuntan dapat dibagi ke dalam
4 periode yaitu :
1. Pra Revolusi Industri
Sebelum revolusi industri, profesi akuntan belum dikenal secara resmi
di Amerika ataupun di Inggris. Tujuan audit pada masa ini adalah untuk
membuat dasar pertanggungjawaban dan pencarian kemungkinan terjadinya
penyelewengan.
2. Masa Revolusi Industri Tahun 1900
Sistem akuntansi dan pembukuan pada masa ini semakin rapi.
Pemisahan antara hak dan tanggung jawab manajer dengan pemilik semakin
kentara. Pada tahun ini muncul kepentingan terhadap pemeriksaan yang mulai
mengenal pengujian untuk mendeteksi kemungkinan penyelewengan. Pihan
yang ditunjuk biasanya pihak yang bebas dari kedua belah pihak atau pihak
ketiga yang biasa disebut dengan Auditor Eksternal.
3. Tahun 1900 – 1930
Sejak tahun 1900 mulai muncul perusahaan-perusahaan besar dan
pihak-pihak lain yang mempunyai kaitan kepentingan terhadap perusahaan
tersebut. Keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap perusahaan tersebut
terakait dengan pelaksanaan audit, buka hanya menemukan penyelewengan
terhadap laporan keuangan tetapi juga menentukan kewajaran laporan. Pada
masa ini pemerintah juga menentukan besarnya pajak.

4. Tahun 1930 – sekarang


Sejak tahun 1930 perkembangan bisnis terus merajalela, demikian
juga perkembangan sistem akuntansi yang menerapkan sistem pengawasan
intern yang baik. Tujuan audit pun bukan lagi menyatakan kebenaran tetapi
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang terdiri dari
neraca dan laporan laba rugi serta perubahan dana.
D. PROFESI AKUNTAN DI MASYARAKAT
Pada periode 1870-1900 perekonomian Amerika Serikat
mengalami banyak perubahan. Amerika mengalami gerakan
penduduk, industrialisasi, persaingan kereta api, perpindahan
penduduk dari desa ke kota dan timbulnya kelas menengah.
Situasi ini mengundang investasi dari perusahaan-perusahaan dari
Inggris yang kemudian membuka puntu bagi akuntan-akuntan
Skotlandia dan Inggris. Akuntan-akuntan ini melihat bahwa
belum ada organisasi profesi sebagaimana yang mereka miliki di
Inggris sehingga mereka kemudian mendirikan organisasi serupa.
Organisasi profesi akuntan pertama di Amerika adalah Institute of
Accountants yang didirikan pada tahun 1882. Setelah itu
beberapa organisasi berdiri seperti American Assosiation of
Public Accounting ( AAPA ) pada tahun 1887 yang anggotanya
terdiri dari akuntan publik.
Pada tahun 1895 dan 1896, Association dan Institute secara individual
dan kemudian bersama mengajukan usul untuk memperoleh pengakuan
hukum dari Negara Bagian New York namun usulan mereka ditolak.
Usulan mereka diterima apabila telah memenuhi persyaratan ujian dan
pelatihan.
Permasalahan yang kemudian timbul ketika itu adalah akuntan harus
meyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki profesionalisme yang
tinggi, terutama dalam hal pendidikan, pelatihan dan etika. Hal ini
karena adanya kritik dari kalangan masyarakat mengenai standar
akuntansi dan auditing dan keprihatinan dikalangan akuntan mengenai
standar kelulusan yang berbeda diantara society di masing-masing
negara bagian. Untuk mengatasi permasalahan ini, pada tahun 1902
dibentuk Federation of Societies of Publik Accountants. 3 tahun
kemuadian organisasi ini kemudian mereger dengan association dan
kemudian mengubah nama menjadi Institute of Certified Public
Accountants in United States of America dan setahun kemudian
berubah lagi menjadi American Institute of Accountant ( AIA ).
E. PROFESI AKUNTAN DI INDONESIA
Lahirnya profesi akuntan di Indonesia dipicu oleh
pengakuan pemerintah atas profesi akuntansi melalui Undang-
Undang nomor 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar Akuntan.
Undang-Undang ini mengatur bahwa yang berhak memakai gelar
akuntan adalah seorang yang memiliki ijazah akuntan dari
universitas negeri atau badan perguruan tinggi lain yang dibentuk
oleh Undang-Undang atau diakui pemerintah atau seseorang yang
lulus dalam ujian lain yang dapat disamakan dengan ijazah
universitas negeri.
Dalam perjalanannya profesi Akuntan tidak mengalami
perkembangan , karena perekinomian nasional yang mengalami
kesulitan sejak pemutusan hubungan dengan Belanda dan negara-
negara barat. Pada tahun 1967 dan untuk persiapan kembali pasar
modal, IAI diminta Pemerintah untuk menguatkan profesi dengan
mengeluarkan Prinsip Akuntan Indonesia ( PAI ), Norma
Pemeriksaan Akuntansi ( NPA ), dan Kode Etik Akuntan.
Pada tahun 1977 didirikan Seksi Akuntan Publik, yag dikenal
dengan sebutan IAI-SAP. Selain itu, juga terjadi perkembangan
dalam profesi akuntan. Pada tahun 1980, lulusan perguruan tinggi
swasta berkesempatan untuk menjadi Akuntan dengan mengikuti
Ujian Nasional Akuntan ( UNA ). Pada tahun 1998 sistem UNA
dihapuskan dan Program Pendidikan Profesi Akuntan ( PPAk )
yang harus diikuti baik oleh lulusan perguruan tinggi negeri
maupun swasta untuk memperoleh sebutan Akuntan.
Pada tahun 2014 Kementrian Keuangan mengeluarkan aturan
baru mengenai Akuntan Register Negara melalui Peraturan
Menteri Keuangan No. 25/PMK.01/2014.
.

Anda mungkin juga menyukai