Anda di halaman 1dari 4

PSAK 13

PROPERTI INVESTASI
DEFINISI
Properti investasi adalah properti ( tanah dan bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
keduanya ) yang dikuasi ( oleh pemilik atau oleh penyewa sebagai aset hak guna ) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, daripada untuk :
a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk administratif
atau
b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Properti yang digunakan pemilik adalah properti yang dikuasai ( oleh pemilik atau oleh
penyewa sebagai aset hak-guna ) untuk digunakakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif.

Klasifikasi Properti sebagai Properti Investasi yang Digunakan Pemilik

Berikut adalah contoh properti investasi :


a. Tanah yang dikuasai untuk kenaikan nilai jangka panjang daripada untuk penjualan
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
b. Tanah yang dikuasai yang pengguna masa depannya belum ditentukan saat ini.
c. Bangunan yang dimiliki oleh entitas ( atau aset hak-guna yang terkait bangunan yang
dikuasasi oleh entitas) dan disewakan melalui satu sewa operasi atau lebih.
d. Bangunan yang belum terpakai tetapi dikuasai untuk disewakan melalui satu sewa
operasi atau lebih.
e. Properti yang sedang dikontruksi atau yang sedang dikembangkan untuk digunakan di
masa depan sebagai properti investasi.
Berikut adalah contoh aset yang bukan merupakan properti investasi dan oleh karena itu
dikecualikan dari ruang lingkup Pernyataan ini :
a. Properti yang diintensikan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang
dalam proses konstruksi atau pengembangan untuk kemudia dijual ( Lihat PSAK 14:
Persediaan) sebagai contoh properti yang diperoleh secara eksklusif dengan maksud
untuk selanjutnya dilepaskan dalam waktu dekat atau untuk dikembangkan dan dijual
kembali.
b. Properti yang digunakan pemilik mencakup properti yang dikuasai untuk digunakan
di masa depan sebagai properti yang digunakan pemilik, properti yang dikuasai untuk
pengembangan di masa depan dan selanjutnya digunakan sebagai properti yang
digunakan sebagai properti yang digunakan pemilik, properti yang digunakan oleh
karyawan dan properti yang digunakan pemilik yang menunggu untuk dilepas.
c. Properti yang disewakan kepada entitas lain melalui sewa pembiayaan.
PENGAKUAN PROPERTI INVESTASI
Properti investasi yang dimiliki diakui sebagai aset jika :
a. Terdapat kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomik masa depan yang terkait
dengan properti investasi tersebut akan mengalir ke entitas, dan
b. Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal.
c. Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan atas seluruh biaya perolehan
properti investasi pada saat biaya tersebut timbul. Biaya perolehan tersebut termasuk
biaya yang timbul pada saat pertama kali untuk memperoleh properti investasi dan
biaya yang terjadi setelahnya untuk menambah, mengganti bagian atau merawat
properti.
d. Berdasarkan prinsip pengakuan, entitas tidak mengakui biaya penyewaan harian
properti dalam jumlah tercatat properti investasi. Akan tetapi, biaya tersebut diakui
dalam laba rugi pada saat terjadinya. Biaya perawatan harian properti
PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN
20. Properti investasi yang dimiliki pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya
transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan investasi yang dibeli
meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat didistribusikan secara langsung.
Pengeluaran yang dapat didistribusikan secara langsung termasuk sebagai contoh biaya jasa
legal, pajak pengalihan properti dan biaya transaksi lain.
23. Biaya perolehan investasi tidak bertambah karena :
a. Biaya perintisan ( kecuali diperlukan untuk membawa properti ke kondisi yang
diperlukan sehingga dapat beroperasi sebagaimana diintensikan oleh manajemen )
b. Rugi operasi yang timbul sebelum properti investasi mencapai tingkat hunian yang
direncanakan
c. Jumlah tidak normal atau pemborosan bahan, tenaga kerja, atau sumber daya lain
yang timbul selama masa kontruksi atau pengembangan properti.
24. Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan maka biaya perolehannya adalah
setara harga tunai. Selisih jumlah tersebut dan total pembayaran diakui sebagai beban
bunga selama periode terkait.
27. Satu properti investasi atau lebih dapat diperoleh melalui pertukaran dengan aset
nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan non moneter. Pembahasan berikut mengacu
untuk seluruh pertukaran yang dideskripsikan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan
properti investasi tersebut diukur pada nilai wajar kecuali :
a. Transaksi pertukaran tidak memiliki subtansi komersial atau
b. Nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara
andal. Aset yang diperoleh tersebut diukur dengan cara tersebut bahkan jika entitas
tidak dapat segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang
diperoleh tidak dapat diukur pada nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur pada
jumalh tercatat aset yang diserahkan.
28. Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial dengan
mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan yang diharapkan berubah sebagai
akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika :
a. Konfigurasi ( risiko, waktu dan jumlah ) arus kas dari aset yang diterima berbeda
dengan konfigurasi arus kas dari aset yang dialihkan.
b. Nilai spesifik-entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut berubag sebagai akibat dari pertukaran.
c. Selisih pada (a) atau (b) adalah siginifikan terhadao nilai wajar, wajar dari aset yang
diertukarkan.
29. Nilai wajar suatu aset dapat diukur secara andal jika:
a. Variabilitas dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut
adalah tidak signifikan atau probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut
dapat dinilai secara rasional dan digunakan ketika mengukur nilai wajar. Jika entitas
dapat mengukur nilai wajar secara andal,
PENGKURAN SETELAH PENGAKUAN
30. Dengan pengecualian sebagaimana dimaksud dalam paragraf 32A, entitas memilih model
nilai wajar sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
31. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
menetapkan bahwa perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela dilakukan hanya jika
perubahan tersebut menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang andal
dan lebih relevan mengenai dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lain terhadap posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas adalah hal yang sangat tidak mungkin
bahwa perubahan dari model biaya akan menghasilkan penyajian yang lebih relevan.
32. Pernyataan ini mensyaratkan seluruh entitas untuk mengukur nilai wajar properti
investasi, baik untuk tujuan pengukuran ( jika menggunakan model nilai wajar ) maupun
pengungkapan ( jika menggunakan model biaya ). Entitas dianjurkan, tetapi tidak
disyaratkan, untuk mengukur nilai wajar properti investasi berdasarkan penilaian oleh penilai
independen yang memiliki kualifikasi profesional yang telah diakui dan relevan serta
memiliki pengalaman terkini di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
32A. Entitas dapat :
a. Memilih model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi yang
menjadi agunan liabilitas yang memberikan imbal hasil yang terkait secara langsung
dengan nilai wajar dari atau imbal hasil dari aset tertentu termasuk properti investasi
tersebut.
b. Memilih model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi lain,
tanpa memperlihatkan pilihan yang dibuat sebagaimana dimaksudkan dalam huruf (a).
c.
32 Beberapa penjamin dan entitas lain mengoperasikan dana properti yang menerbitkan
unit nosional dengan beberapa unit dimiliki oleh investor dalam kontrak terkait dan unit
lain dimiliki oleh entitas.

Anda mungkin juga menyukai