Disusun oleh :
Rachmat Hidayat
(125020307111030)
Martina Dyah Ayu R. (125020307111047)
Alvin Akbar Pratama (125020307111058)
Bella Ashari
(125020307111073)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
ORGANISASI MULTINASIONAL
Bila tidak ada penjualan yang dapat dibandinkan, metode berikutnya yang
diperbolehkan adalah metode harga jual kembali. Dalam metode ini, wajib
pajak bekerja mundur dari hargapenjualan final pada saat kekayaan yang dibeli
dari perusahaan afiliasi dijual kembali dalam sebuah penjualan tidak
sepengendali. Harga jual kembali ini dikurangi dengan persentase keuntungan
(markup) yang semestinya berdasarkan penjualan tidak sepengendali oleh
afiliasi yang sama atau oleh penjual lain yang menjual barang yang sama di
pasar yang dapat diperbandingkan. Persentase markup dari pesaing dan ratarata industri juga dapat membantu dalam kaitannya dengan hal ini.
3. Metode harga-plus.
Menurut metode ini, yang menjadi prioritas terendah di antara ketiga metode
yang diuraikan, titik awal untuk menentukan harga yang wajar adalah biaya
untuk memproduksi produk, dihitung menurut praktik akuntansi yang benar.
Ke dalam biaya ini ditambahkan laba kotor yang wajar yang dinyatakan dalam
presentase tertentu dari biaya dan didasarkan pada penjualan tidak
sepengendali yang serupa yang dilakukan oleh pihak penjual, atau penjual lain,
atau tingkat yang berlaku untuk industri tersebut.
Implikasi dari UU No. 482
Dari sudut pandang pengendalian manajemen, terdapat dua implikasi penting dari
UU No. 482, yang masing-masing dibahas di bawah ini:
1. Meskipun terdapat pembatasan hukum terhadap fleksibilitas perusahaan dalam
menentukan harga transfer, namun masih terdapat cukup ruang gera di dalam
pembatasan ini.
2. Dalam situasi tertentu, pembatasan hokum dapat mendikte jenis-jenis harga
transfer yang harus diterapkan.
Ruang Gerak dalam Harga Transfer
Ada dua kebijakan ekstrem dalam menangani masalah ini. Beberapa
perusahaan mengizinkan anak perusahaan berurusan satu sama lain sesuai dengan
prinsip ekonomi yang wajar dan membiarkan dampak akibat pajak serta tariff apa
adanya. Dengan kebijakan ini, tak ada lagi keraguan tentang legalitas harga
transfer karena anak perusahaan mencoba melakukan hal ini sesuai dengan yang
diminta oleh peraturan yang berlaku melakukan transaksi secara wajar. Dengan
kebijakan ini, kebijakan harga transfer untuk Negara asing pada pokoknya akan
sama dengan harga transfer untuk domestic. Akibatnya, system harga transfer
akan mendukung system pengendalian manajemen. Namun pada sisi yang lain,
kebijakan ini dapat menghasilkan total biaya yang lebih tinggi.
Pada sisi eksterm yang lain, harga transfer untuk Negara asing dapat hamper
seluruhnya dikontrol oleh kantor pusat perusahaan dengan maksud untuk
meminimalkan biaya total perusahaan, memaksimalkan arus kas dalam dolar atau
memperoleh kombinasi yang optimum untuk posisi mata uang. Akan tetapi,
kebijakan semacam ini dapat sangat membatasi kegunaan system pengendalian,
karena dalam keadaan tertentu harga transfer tersebut tidak berhubungan dengan
harga yang berlaku jika unit-unit yang melakukan pembelian dan penjualan adalah
independent.
Pembatasan Hukum dalam Sistem Harga Transfer
Di dalam situasi tertentu, pembatasan hukum dapat memint digunakannya
system harga transfer tertentu, atau sebuah system transfer yang disukai untuk
tidak digunakan.
Kepentingan Minoritas
Ketika kepentingan minoritas ikut terlibat, fleksibilitas manajemen puncak
dalam mendistribusikan laba antara anak-anak perusahaan dapat sangat dibatasi
karena pihak minoritas mempunyai hak hokum untuk memperoleh pembagian
yang adil dari laba perusahaan. Dalam kasus ini, anak perusahaan harus sebisa
mungkin melakukan transaksi secara wajar.
NILAI TUKAR MATA UANG
Arus kas dari sebuah perusahaan domestik dinominasikan dalam dolar, dan pada
suatu waktu tertentu, setiap dolar mempunyai nilai yang sama dengan nilai dolar
lainnya. Sebaliknya, arus kas perusahaan multinasional didenominasikan dalam
beberapa mata uang di mana nilai setiap mata uang relative kepada nilai dlar akan
berbeda seiring dengan perbedaan waktu. Variasi ini memperumit masalah
pengukuran kinerja anak perusahaan dan para manajernya. Lebih spesifik lagi,
perusahaan multinasional memiliki eksposur akibat translasi, transaksi dan
ekonomi perubahan nilai tukar. Pertama-tama kita akan membahas nilai tukar
secara sinkat dan kemudian mendiskusikan tiga jenis eksposur nilai tukar dan
implikasinya kepada perancangan system pengendalian.
Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata
uang yang lainnya. Hal ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata
uang Negara induk perusahaan yang diperlukan untuk membeli satu unit mata
uang asing (kita sebut penawaran langsung) atau sejumlah unit mata uang asing
yang diperlukan.Nilai tukar yang biasanya ditawarkan disebut nilai tukar nominal.
Nilai tukar spot adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada satu hari tertentu.
Nilai tukar riil adalah nilai tukar spot setelah penyesuaiaan perbedaan inflasi
antara dua Negara yang dihitung. Ada juga nilai tukar forward, yaitu nilai tukar
hari ini yang dapat digunakan menjadi dasar penyelesaian suatu transaksi yang
terjadi di suatu waktu di masa depan.
Berbagai Jenis Eksposur Nilai Tukar
Eksposur translasi atas nilai tukar adalah eksposur dari neraca dan laporan laba
rugi perusahaan multinasional terhadap perubahan yang terjadi di dalam nilai
tukar nominal. Hal ini dikarenakan adanya fakta bahwa perusahaan multinasional
harus mengonsolidasikan pembukuan mereka dalam satu mata uang (biasanya
mata uang Negara induk perusahaan), meskipun arus kas mereka didenominasi
dalam banyak mata uang. Memahami eksposur translasi yang terjadi di dalam
perusahaan multinasional berarti memahami pengertian dari jawaban atas
pernyataan berikut ini: Jika arus kas perusahaan didenominasi di dalam berbagai
mata uang dan jika terjadi perubahan nominal di dalam nilai tukar mata uang
selama tahun berjalan, bagaimanakah seharusnya cara mengonsolidasikan
pendapatan, pengeluaran, aktiva, dan utang ke dalam satu jenis mata uang pada
satu titik waktu?
Eksposur transaksi adalah eksposur nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan
untuk transaksi-transaksi antarnegaranya ketika transaksi semacam itu dicatat hari
ini tetapi penyelesaian pembayarannya dilaksanakan di kemudian hari. Selama
masa di mana pembayaran atau komitmen penerimaannya masih belum dilakukan,
nilai tukar nominal dapat berubah dan menimbulkan adanya resiko pada nilai dari
transaksi. Contoh transaksi semacam ini termasuk piutang, kewajiban dan utang
atau pembayaran bunga yang belum dilaksanakan dalam mata uang asing.
Eksposur ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan terhadap
perubahan nilai tukar riil. Eksposur ekonomi juga disebut eksposur operasional
atau eksposur kompetitif terhadap nilai tukar.
Pilihan Metrik dalam Evaluasi Kerja
Dalam survey di perusahaan-perusahaan multinasional, Choi dan Czechowicz
menemukan bahwa hamper semua responden memiliki system evaluasi performa
kinerja yang membandingkan aktual terhadap anggarannya dalam menilai kinerja
anak perusahaan. Pada dasarnya, terdapat tiga kemungkinan pemilihan metric
dalam penetapan dan pelacakan anggaran : nilai tukar yang berlaku pada saat
anggara ditentukan (nilai tukar awal), nilai tukar yang diproyeksikan pada saat
anggaran ditentukan (nilai tukar yang diproyeksikan), atau nilai tukar aktual yang
berlaku
Permasalahan Dalam Perancangan Sistem Pengendalian
Dari Sudut pandang evaluasi kinerja, di bawah ini adalah pertanyaan-pertanyaan
penting di dalam perancangan suatu system pengendalian:
Efek Transaksi
Manajer
anak
perusahaan
harus
bertanggung
jawab
terhadap
efek
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R & Govindarajan, V. Management Control System. 2005. Salemba
Empat