Sektor Publik
Disusun Oleh :
1. Mariatul Ulfa Mansyur
2. Martina Dyah Ayu Retnani
3. Adisty Bramantyo Sehartian
(125020300111034)
(125020307111047)
(125020306111001)
PENDAHULUAN
Pada saat sekarang ini, tuntutan terhadap penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik atau Good Governance kepada pemerintah semakin mengemuka. Adapun
beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Good Governance antara lain
transparansi, akuntabilitas, serta tujuan yang jelas dengan penerapan anggaran berbasis
kinerja. Untuk kesuksesan hal tersebut diperlukan keseriusan aparat pemerintah agar sesuai
dengan prinsip prinsip good governance tersebut.
Pelaksanaan anggaran berbasis kinerja merupakan mekanisme penganggaran
(budgeting)
yang
menjadikan
kinerja
dan
pencapaian
hasil
sebagai
wujud
Anggaran daerah harus dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah
Anggaran daerah harus dikelola dengan pendekatan kinerja untuk seluruh jenis
pengeluaran maupun pendapatan
2
pelayanan, bukan mengejar laba, sehingga pilihan alternatif tindakan dan penilaian
atas kinerja menjadi suatu yang sulit. Semakin kompleks pelayanan yang harus
dilakukan organisasi sektor publik akan menciptakan tekanan baru mengenai
perlunya sistem penilaian kinerja yang lebih efektif.
3. Tuntutan terhadap penilaian kinerja tidak saja berasal dari pihak eksternal, tetapi
juga dari pihak internal.
pencapaian outcome atas program dan kegiatan yang dilakuakn serta penilaian
manfaat dan dampak aktivitas tersebut terhadap sistem sosial secara holistik.
4
Penanggung jawab
Level
Indikator
Menteri/pimpinan lembaga
Program
Hasil / Outcome
Kepala Satker
Satker
Keluaran / Output
Anggaran
berbasis
kinerja
pada
dasarnya
merupakan
Anggaran
Berbasis
Kinerja
dan
Indikator
Kinerja
pendekatan
yang
mengutamakan output dari berbagai program dan kegiatan yang akan dicapai sehubungan
dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Hal ini berati
bahwa setiap dana yang dianggarkan untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan
harus terukur secara jelas indikator kinerjanya yang dipresentasikan ke dalam tolak ukur
kinerja input, output, outcome, benefit, dan impact serta target yang diharapkan.
INDIKATOR KINERJA
Indikator Kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Indikator
kinerja juga berarti sebagai ukuran kuantitatif dan/ atau kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP, 2000).
Agar pengukuran dapat dilakukan, maka kinerja harus dapat dinyatakan dalam angka
(kuantifikasi). Oleh karena itu diperlukan indikator-indikator yang dapat menunjukkan
secara tepat tingkat prestasi kerja/kinerja.
KONSEP VALUE FOR MONEY (VFM)
Salah satu prinsip utama yang mesti terkandung dalam penganggaran adalah penekanan
pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output yang diukur dengan
beberapa indikator. Tiga elemen dalam konsep value for money meliputi:
a) Ekonomis
Ekonomis dapat diartikan sebagai pemerolehan input dengan kuantitas dan kualitas
tertentu pada harga terendah atau dalam praktik berarti meminimalkan penggunaan
sumberdaya dalam melaksanakan suatu kegiatan. Input (masukan) merupakan
segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk
menghasilkan keluaran. Input dapat berupa anggaran/dana, sumber daya manusia,
peralatan/teknologi, material yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Organisasi harus dapat memastikan bahwa dalam pemerolehan sumber daya input,
seperti material, barang, dan bahan baku tidak terjadi pemborosan.
b) Efisien
Efisien dapat dimaknai sebagai pemanfaatan input minimal untuk mencapai hasil
yang maksimal atau dalam praktik berarti melaksanakan sesuatu dengan benar.
Suatu program (kegiatan) dikatakan efisien jika program atau kegiatan tersebut
mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya atau dengan
input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya.
c) Efektif
Kata efektif kerap diartikan mencapai tujuan dan sasaran dengan target yang telah
ditetapkan secara maksimal atau dalam praktik berarti melakukan hal yang benar.
Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan
tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekenomi berfokus pada input,
efeisiensi pada output atau proses, maka efektivitas berfokus pada outcome (hasil).
Suatu program atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa
memenuhi tujuan yang diharapkan.
Outcome
Input:
Pendanaan
Program/
Kegiatan
Output
Outcome
Outcome
Outcome
Outcome
Efisiensi
Efektivitas
aktivitas (produk atau jasa pelayanan), telah memenuhi keinginan masyarakat yang
dituju.
PENENTUAN INDIKATOR KINERJA
Penentuan indikator kinerja harus memenuhi criteria-kriteria sebagai berikut:
1. Spesifik
Berarti unik, menggambarkan obyek/subyek tertentu, tidak berdwimakna atau
diinterpretasikan lain.
2. Dapat Diukur
Secara obyektif dapat diukur baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
3. Relevan
Indikator kinerja sebagai alat ukur harus terkait dengan apa yang diukur dan
menggambarkan keadaan subyek yang diukur, bermanfaat bagi pengambilan
keputusan.
4. Tidak Bias
Tidak memberikan kesan atau arti yang menyesatkan.
2.
3.
4.
Perencanaan kinerja
Adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan kedepan untuk menetapkan
tingkat kinerja yang diinginkan dimasa mendatang.
Perencanaa kinerja terdiri atas 4 tahap :
1. Penentuan misi, visi, tujuan, dan strategi
2. Penerjemahan misi, visi, tujuan dan strategi kedalam sasaran strategic, inisiatif
strategic, indicator kinerja (input, output, outcome, benefit, impact)
3. Penyusunan program
4. Penyusunan anggaran
b.
Pengukuran kinerja
Sementara itu rerangka pengukuran kinerja value for money dibangun atas tiga
komponen utama, yaitu :
1. Komponen misi, visi, sasaran dan target
2. Komponen input, proses, output dan outcome
3. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas
Sebelum dilakukan pengukuran ekonomi efisiensi, dan efektivitas, tahap pertama yang
harus dilakukan adalah menentukan misi, visi, tujuan, sasaran, dan target kinerja.
Penentuan misi, visi, tujuan, sasaran dan target dapat didahului dengan kegiatan
penjaringan aspirasi masyarakat. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pelayanan adalah fungsi kebutuhan, bukan fungsi ketersediaan dana, maka penjaringan
aspirasi masyarakat dilakukan untuk mengetahui kebutuhan public. Tingkat kebutuhan
public akan berimplikasi pada tingkat dan jenis peayanan yang perlu diberikan.
Setelah perangkat berupa misi, visi, tujuan, sasaran, target kinerja, sasaran dan program
ditetapkan tahap berikutnya adalah mengembangkan metodologi penilaian kinerja. Langkah
pertama organisasi harus menentukan indicator input, output, outcome, benefit dan impact.
Setelah indicator-indikator tersebut ditetapkan, organisasi kemudian baru bisa mengukur
ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
PERENCANAAN KINERJA
visi
misi
tujuan
Kebijakan
nn
program
Kegiatan
Sub kegiatan
2.
3.
Mengkomunikasikan hasil
Intinya, pengukuran kinerja mengarahkan pemikiran dan memfokuskan pada teknik praktik
dalam penilaian dan pembangunan akuntabilitas. Pada tahun 1980, GAO mendefinisikan
10
pengukuran kinerja, sebagai sebuah penilaian dari kinerja organisasi, termasuk pengukuran
kinerja, sebagai sebuah penilaian dari kinerja organisasi, termasuk pengukuran mengenai:
1.
2.
3.
b.
c.
d.
e.
Explanatory Information. Relevansi kesesuaian data yang akan dan berdampak pada
kinerja pelayanan karena data menjelaskan isi dengan pelayanan yang disediakan.
2.
3.
4.
5.
11
Tahap 1:
Mendefiniskan misi dan keluaran yang diinginkan
Langkah :
1. Melibatkan stakeholder
2. Menilai lingkungan
3. Mengarahkan aktivitas, proses inti dari sumber
daya
Tahap 3:
Menggunakan
informasi kinerja
Langkah :
6. mengidentifikasi
perbedaan kinerja
7. lap. Informasi
8. penggunaan
informasi
Memperkuat
implementasi hasil
pengukuran
Langkah :
9. pelimpahan
pengambilan keputusan
atas dasar akuntabilitas
10. memberikan intensif
11. membangun keahlian
12. integrasi reformasi
manajemen
Tahap 2:
Mengukur kinerja
Langkah :
4. menciptakan satu set ukuran kinerja pada
masing-masing unit organisasi yang :
a. menunjukkan hasil
b. terbatas pada hal-hal tertentu
c. tanggapan atas prioritas ganda, dan
d. terhubung dengan program-program
pertanggungjawaban
5. pengumpulan data
Masukan (input)
Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk
menghasilkan keluaran
b.
Proses (process)
Adalah ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi
pelaksanaan kegiatan
c.
Keluaran (output)
Adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan
yang dapat berwujud (tangible) maupun tidak terwujud (intangible).
d.
Hasil (outcome)
Adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada
jangka menengah yang mempunyai efek langsung
e.
Manfaat (manfaat)
adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
f.
Dampak (impact)
Adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negat if.
13
1.
2.
3.
Kelanjutan program, tingkat inflasi, dan tingkat efisiensi menjadi bagian yang penting
dalam menentukan target kinerja
4.
5.
Spesifik
b.
Dapat diukur
c.
Dapat dicapai
d.
Realistis
e.
f.
Ukuran
Pemerintahan Input
Ukuran
Ukuran
Ukuran
Ukuran
Output/beban
Efisiensi
Kualitas
outcome
kerja
Sanitasi
Jumlah
ton Persentase
Persentase
jam
sampah
sampah yang
masyarakat
jalan yang
tenaga
yang
dikumpulkan
yang
bersih
kerja
dikumpulka
untuk
menilai
(misalnya
pada
jam
Panjang
pegawai
kebersiha
jalan
(output
(km)yang
input)
dinas
Anggaran
dinas
kebersiha
dibersihkan
Jumlah
pelanggan
tiap
kerja
jalan
itu
diukur
kurang
dengan
bersih,
peninjauan
sudah
fisik secara
bersih, atau
periodic;
dihabiskan
sangat
survey oleh
untuk
bersih
masyarakat
to
Rupiah yang
14
n
Jumlah
kendaraan
yang diberi
membersihk
jasa
an
(dilayani)
tiap
sampah
(input
(km)
to
output)
15
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yunita dan B. Hendra Puranto (2010). Anggaran Berbasis Kinerja: Penyusunan
APBD Secara Komprehensif. UPP STIM YKPN.
16