*C *
CE C
EN
OM
* COMPET
PAS
SION *
SM
K RT
NE
GERI 56 JAKA
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 6 Juni 2007
Mengetahui :
An. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta
Kasibdis Pendidikan SMK,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan Kurikulum, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Penyusunan materi tersebut dimaksudkan untuk membuat suatu Sruktur
pengembangan kurikulum yang sudah ada untuk dijadikan Kurikulum di SMK
Negeri 56 Jakarta.
Sebagaimana ketentuan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan
berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada Permendiknas Nomor 22,23 dan 24
tahun 2006 serta memperhatikan Kurikulum SMK Edisi 2004. Pembelajaran
Berbasis Kompetensi ditentukan Standar Kompetensi Minimum dan Kompetensi
Dasar yang harus dikuasai siswa, komponen pokok pembelajaran Berbasis
Kompetensi meliputi, kompetensi yang akan dicapai, strategi penyampaian untuk
mencapai kompetensi dan sistem evaluasi atau pengujian yang digunakan untuk
menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensinya.
Kurikulum, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Pembelajaran
ini diharapkan menjadi acuan pengembangan kurikulum yang diadopsi dan
diadaptasikan sesuai keperluan dan kondisi di masing-masing sekolah khususnya di
wilayah DKI Jakarta.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta yang
telah memberikan kepercayaan kepada SMK Negeri 56 untuk penyusunan kurikulum
ini.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Landasan ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum ................................................... 9
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum ............................................... 9
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Contoh Silabus
Lampiran 2 : Contoh RPP
Lampiran 3 : Daftar Istilah
Lampiran 4 : Profil Sekolah
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi ditandai dengan perubahan-perubahan yang tidak menentu. Masyarakat
kita dihadapkan pada persaingan yang ketat dengan negara lain, khususnya dengan
persaingan pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti AFTA (Asean
Free Trade Area), dan AFLA (Asean Free Labour Area), maupun di kawasan negara-
negara Asia Pasifik (APEC). Hal tersebut telah mengakibatkan hubungan yang tidak
linear antara pendidikan dan lapangan kerja, karena apa yang terjadi dalam lapangan
kerja tidak diikuti oleh dunia pendidikan, sehingga terjadi kesenjangan. Pembangunan
nasional tidak hanya melihat kepada kepada kebutuhan internal masyarakat dan
bangsa, tetapi juga perlu dijalin dengan pandangan ke luar dan ke depan, karena
masyarakat dan bangsa kita adalah bagian dari suatu masyarakat dunia yang semakin
menyatu.
Pendidikan nasional di negara kita dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis
pokok, yang berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme,
dan manajemen. Sedikitnya ada enam masalah pokok sistem pendidikan nasional
sistem pendidikan nasional : (1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik; (2)
pemerataan kesempatan belajar; (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem
pendidikan; (4) status kelembagaan; (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan
dengan pembangunan nasional; (6) sumber daya yang belum profesional.
Menyadari hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya penyempurnaan sistem
pendidikan, antara lain dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 dan 25
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan
merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya undang-undang tersebut
kewenangannya berada pada pemerintah daerah kota/kabupaten. Kantor Departemen
Pendidikan Nasional pada tingkat kota/kabupaten harus dapat mempertimbangkan
dengan bijaksana kondisi nyata organisasi maupun lingkungannya, dan harus
mendukung pula misi pendidikan nasional.
Perubahan seperti tersebut di atas berkaitan dengan kurikulum yang dengan sendirinya
menuntut dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen
pendidikan lain. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab
itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
kelompok pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
B. Landasan
1. Landasan Filosofis.
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting
untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih
menghadapi masalah pendidkan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas,
relevansi, dan efisiensi pendidikan.
Mentalitas sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama pada masyarakat
agraris, dengan ketertinggalannya sebagai akibat penjajahan, belum mendukung
tercapainya cita-cita pembangunan nasional. Berbagai kekurangan dan kelemahan
mentalitas masyarakat Indonesia tersebut antara lain : suka melakukan terobosan
dengan mengabaikan mutu, kurang rasa percaya diri, tidak berdisiplin murni, tidak
berorientasi ke masa depan, dan suka mengabaikan tanggung jawabtanpa rasa
malu. Terdapat ciri-ciri manusia Indonesia yang menghambat, yaitu hipokrit atau
munafik, segan dan enggan bertanggungjawab atas perbuatannya, putusannya,
kekuatannya, pikirannya, berjiwa feodal, percaya pada takhayul, boros, lebih suka
tidak bekerja keras kecuali kalau terpaksa, ingin cepat kaya, berpangkat, cepat
cemburu, dengki dan tukang meniru, Di samping itu terdapat kelemahan lain yang
kurang menunjang pembangunan.
Menghadapi kondisi masyarakat Indonesia sebagaimana diuraikan di atas,
pembangunan pendidikan merupan suatu keharusan dan amat penting untuk
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 2
dilakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi guna meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
2. Landasan Yuridis.
a. Undang-Undang Dasar 1945 ;
Ketentuan dalam UUD 45 Pasal 31 mengamanatkan bahwa :
1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya;
2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-
undang;
3) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional;
4) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
2) Pasal 5 ayat (1) “Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu”. Ayat (2) Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
3) Pasal 7 ayat
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,
SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,
SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak
mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani.
4) Pasal 8 ayat :
(1) Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
(2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
(3) Ketentuan mengenai kedalaman muatan kurikulum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri.
6) Pasal 11 ayat :
(2) Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain
yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori standar dapat
dinyatakan dalam satuan kredit semester.
7) Pasal 13 ayat :
(1) Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat,
SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau
bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan
hidup.
(2) Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik,
dan kecakapan vokasional.
(3) Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2) dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran
pendidikan estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,
olah raga, dan kesehatan.
(4) Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2),
dan (3) dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi.
8) Pasal 14 ayat :
(1) Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat
dan kurikulum untuk SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang
sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
(2) Pendidikan berbasis keunggulan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata
pelajaran estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,
olah raga, dan kesehatan.
(3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan (2) dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi.
9) Pasal 16 ayat :
(1) Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang
disusun oleh BSNP.
(2) Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi sekurang-
kurangnya:
A. VISI
Visi SMK Negeri 56 Jakarta :
Menjadikan SMK Negeri 56 Jakarta sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan
(Pembelajaran) yang profesional dan mandiri dalam mewujudkan Competence,
Conscience, Compassion.
B. MISI
Misi SMK Negeri 56 Jakarta :
Melalui keterbukaan, kemitraan dan pelayanan prima, SMK N 56 Jakarta
a. Mengembangkan keunggulan Keterampilan dan Ketelitian.
b. Menerapkan Kedisiplinan dan Kejujuran yang dilandasi oleh jiwa dan semangat
Keimanan dan Ketaqwaan.
c. Mengembangkan Kepedulian terhadap sesama dan lingkungan dalam Kegiatan
Pembelajaran.
d. Menghasilkan Tamatan yang memenuhi harapan Stakeholders.
C. TUJUAN PENDIDIKAN
1. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan
Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Tujuan pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
3. Tujuan Sekolah
a. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di Dunia Usaha / Dunia
Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian pilihannya.
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap
professional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar
mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
A. Struktur Kurikulum
1. Diagram Pencapaian Kompetensi
Diagram pencapaian kompetensi pada Program Keahlian Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik merupakan tahapan atau tata urutan kompetensi yang akan
diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan
serta kemungkinan multi exit -multi entry yang dapat diterapkan.
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan
dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta
kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan.
Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang
dibutuhkan serta kemungkinan multi exit – multi entry yang dapat diterapkan.
PTL.OPS.006
PTL.HAR.007
PTL.OPS.005
PTL.HAR.012
PTL.OPS.004
PTL.HAR.003
PTL.KON.006
PTL.HAR.009 TAMATAN
SMK
PTL.OPS.001 PTL.OPS.002 PTL.HAR.011
PTL.KON.002 PTL.KON.007
PTL.HAR.001 PTL.HAR.005
PTL.KON.001 PTL.KON.008
PTL.HAR.004
PTL.HAR.008
PTL.OPS.003
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 9
DAFTAR KOMPETENSI
KODE
NO KOMPETENSI
KOMPETENSI
Melaksanakan persiapan pekerjaan awal
1. Menguasai Gambar Teknik Elektro.
1 PTL.KON.001(1).A 2. Menguasai Konsep Dasar Listrik & Elektronika
3. Menguasai Alat Ukur Listrik & Elektronika
4. Menguasai Pekerjaan Mekanik & Elektronik
Menyiapkan bahan kebutuhan kerja
2 PTL.KON.002(1).A
1. Memasang Dasar Instalasi Listrik
Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan listrik
3 PTL.HAR.001(1).A
rumah tangga
Memasang dan membongkar steiger/scaffolding
4 PTL.KON.004(1).A
1. Memasang Dasar Instalasi Listrik
Memasang neon sign (aplikasi khusus)
5 PTL.KON.006(1).A 1. Merencanakan dan Memasang Instalasi Listrik
Penerangan dan Tenaga
Memasang sistem perpipaan dan saluran
6 PTL.KON.007(1).A
1. Memasang Dasar Instalasi Listrik
Memasang dan menyambung sistem pengawatan
7 PTL.KON.008(1).A
1. Memasang Dasar Instalasi Listrik
Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah
8 PTL.OPS.001(2).A 1. Merencanakan dan Memasang Instalasi Listrik
Penerangan dan Tenaga
Mengoperasikan gen set
9 PTL.OPS.003(2).A
1. Menguji Karakteristik Mesin Listrik
Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektromekanik
10 PTL.OPS.004(1).A
1. Merangkai Rangkaian Pengendali Dasar Mekanik dan
Magnetik
Melakukan pekerjaan dasar perbaikan motor Listrik
11 TPL.HAR.002(1).A
1. Merawat dan Memperbaiki Mesin Listrik
Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu cahaya
(Illumination Sign)
12 PTL.HAR.003(1).A
1. Merencanakan dan Memasang Instalasi Listrik
Penerangan dan Tenaga
Melilit dan membongkar kumparan
13 PTL.HAR.006(1).A
1. Merawat dan Memperbaiki Mesin Listrik
Memelihara panel listrik
1. Memasang dan Mengoperasikan Sistem Pengendali
14 PTL.HAR.009(1).A
Elekromagnetik
KODE
NO KOMPETENSI
KOMPETENSI
Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan tinggi
15 PTL.OPS.002(2).A 1. Memasang dan Mengoperasikan Sistem Pengendali
Elekromagnetik
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 10
Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
16 PTL.OPS.005(2).A elektronik
1. Memasang dan Mengoperasikan Pengendali Elektronik
Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
17 PTL.OPS.006(2).A
1. Memasang dan Mengoperasikan Pengendali PLC
Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan penunjang
(operasional support)
18 PTL.HAR.004(1).A
1. Memasang dan Mengoperasikan Sistim Pengendali
Elekromagnetik
Merakit dan menguraikan komponen listrik/elektronika
19 PTL.HAR.005(1).A
pada peralatan rumah tangga
Merakit dan mengurai komponen elektronika pada rambu
20 PTL.HAR.007(1).A cahaya
1. Memasang dan Mengoperasikan Pengendali Elektronik
Merakit dan mengurai komponen listrik/elektronika pada
21 PTL.HAR.008(1).A sarana penunjang (operasional support)
1. Memasang dan Mengoperasikan Pengendali Elektronik
Merawat dan memperbaiki peralatan pengalih daya
tegangan rendah
22 PTL.HAR.011(1).A
1. Memasang dan Mengoperasikan Sistim Pengendali
Elekromagnetik
Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik sistem
kendali dan rangkaian terkait
1. Memasang dan Mengoperasikan Sistim Pengendali
23 PTL.HAR.012(1).A
Elekromagnetik
2. Memasang dan Mengoperasikan Pengendali
Elektronik
Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik pada
24 PTL.HAR.026(1).A mesin-mesin listrik
1. Merawat dan Memperbaiki Mesin Listrik
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan sumber daya sekolah di DKI
Jakarta sebagai kota jasa perdagangan dan pariwisata, khususnya potensi daerah
Jakarta Utara.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat
pada Standar Isi di dalam kurikulum SMK Negeri 56. Keberadaan mata pelajaran
muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat,
sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing sekolah lebih
meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga
keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum
nasional.
Muatan lokal untuk Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik yang
dikembangkan adalah PLC;
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan
terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 16
kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara
langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua
peserta didik.
a. Kegiatan terprogram terdiri atas tiga komponen:
1) Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
a) Kehidupan pribadi.
b) Kemampuan sosial.
c) Kemampuan belajar.
d) Wawasan dan perencanaan karir.
2) Ekstra kurikuler, meliputi kegiatan:
a) Kepramukaan.
b) Latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja.
c) Seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, keagamaan.
3) Dakwah Sistem Langsung /Mentoring Agama
Dakwah Sistem Langsung /Mentoring Agama dimaksudkan untuk membentuk
sikap mental peserta didik dengan materi keagamaan, peserta didik
menunjukkan perilaku Akhlaqul Karimah yang tercermin dalam cara memberi
salam, cara berbicara, perilaku dan aktualisai kehidupan ditampilkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan bimbingan dan tuntunan kaifiyah Ibadan yang
benar sesuai dengan ajaran Agama dengan pendekatan DSL (Dakwah Sistem
Langsung) SMK Negeri 56 Jakarta, hal ini tercermin kejujuran dalam
mengerjakan tugas-tugas selalu mandiri dan bebas dari perbuatan
tercela/nyontek sehingga prestasi yang di ukir selalu ada peningkatan seiring
dengan berjalannya waktu.
Kesungguhan dan kesadaran peserta didik dalam mengikuti seluruh kegiatan
secara benar, senang dan hati yang lapang akan membuka kunci kesuksesan
dalam mempersiapkan diri menjadi manusia yang produktif, dan enterpreneur.
Dakwah Sistem Langsung dilaksanakan pada setiap minggu sekali diluar jam
pelajaran dengan alokasi waktu 1-2 jam pelajaran yang dimulai pukul 13.15 s.d
15.15. Kegiatan ini diciptakan dalam suasana yang menyenangkan dengan
metode yang variatif, melibatkan peserta untuk berperan aktif, riang sehingga
fress dan tidak melelahkan sekalipun ditempuh dalam waktu yang panjang dan
kegiatan yang padat, kegiatan perlu diselingi dengan kreatifitas seni disela-sela
waktu antar materi untuk menyeimbangkan syaraf otak kanan dan kiri.
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut.
1) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera,
senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
2) Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,
antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
3) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan
atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.
Waktu
No. Tahun Ke Program Tempat Belajar
Belajar
1. I Semua program 6 hari 5 hari disekolah, 1
hari di masyarakat
2. II Semua program 6 hari 5 hari disekolah, 1
hari melakukan
replikasi kerja
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 19
3. III Semua program 6 hari 5 hari disekolah, 1
hari di Institusi
Pasangan
c. Tempat Pembelajaran
Susunan Kurikulum SMK Negeri 56 terdiri dari program normatif, adaptif,
produktif , program pengembangan diri dan muatan lokal dengan pengembangan.
Kompetensi lulusannya sesuai dengan standar kompetensi lulusan masing-
masing program keahlian yang mengacu pada standar kompetensi nasional
(SKN) dan level-level kopetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum SMK
Negeri 56 Jakarta.
Masa pendidikan di SMK Negeri 56 untuk program reguler adalah 3 tahun dan
dapat diperpanjang menjadi 4 tahun, sedang untuk program akselarasi dapat
kurang dari 3 tahun. Pengurangan waktu dan perpanjangan masa pendidikan
tersebut berdasarkan atas tuntutan pencapaian standar kompetesi dan kompetensi
dasar yang harus dikuasai pada satu program keahlian.
Alokasi waktu belajar berkisar antara 1044 jam pelajaran untuk selama waktu
pendidikan. Durasi pembelajaran 45 menit per jam pelajaran dan praktik kerja
industri dilaksanakan selama 4 sampai 12 bulan dengan menggunakan alokasi
waktu pembelajaran program produktif.
Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu melalui pola
pendidikan sistem ganda dengan pengaturan sebagai berikut ;
1) Pembelajaran di sekolah
Melakukan pembelajaran prograan normatif, adaptif dan produktif, untuk
pembelajaran produktif ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian
serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat, bila memungkinkan
dapat melibatkan unsur industri dalam proses pembelajarannya. Disamping
itu dikembangkan kelas wirausaha dan pengelolaan Unit Produksi.
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 20
2) Pembelajaran di Industri / dunia kerja
Kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai program
bersama yang telah disepakati dan dilengkapi dengan jurnal kegiatan, daftar
kemajuan pelatihan, perangkat monitoring dan asuransi kecelakaan kerja.
Untuk pelaksanaannya dilakukan langkah-langkah berikut;
(a) Pengkondisian Prakerin;
Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta didik
melaksanakan praktik di sekolah dan atau sekolah mendatangkan guru
tamu dari industri atau dunia usaha.
(b) Pemprograman Bersama;
Program Prakerin dibuat bersama antara sekolah (PKS Bidang
PSG/Humas) dengan DU/DI agar apa yang akan dikerjakan peserta didik
selama praktik industri bisa diketahui bersama.
(c) Guru Tamu;
Sekolah secara priodik mendatangkan guru tamu yang akan memberi
informasi tentang dunia industri untuk menambah wawasan peserta
didik.
(d) Orientasi Kerja;
Sekolah memberi tugas kepada peserta didik tingkat I pada setiap liburan
untuk mengikuti kegiatan kerja yang dilakukan oleh ORTU/lingkungan
yang ada di masyarakat dan penulisan Laporan Hasil Praktek Orientasi
Kerja yang dilakukan selama liburan akhir semester gasal/genap.
(e) Replikasi Industri;
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan peserta didik dan
mempersiapkan peserta didik memiliki keterampilan dalam memasuki
kehidupan, sekolah mengadakan program replikasi bekerjasama dengan
PT. Salonpas, PT. Asuransi Takaful, DKM – Universitas Indonesia,
MLM DXN dan Perusaahaan lainnya sebagai suplay produk dan jasa.
6. Penilaian
a. Kreteria Penilaian
Bentuk dan Pelaksanaan Ujian :
Ujian Tengah Semester (UTS)/Ujian Blok, Ujian Akhir Semester (UAS), Ujian
Pengendalian Mutu ( UPM), Ujian Sekolah dan Ujian Nasional diatur sbb.;
1) Ujian Tengah Semester (UTS) /Ujian Blok: Ujian yang dilakukan dengan
menggabungkan beberapa sub kompetensi dalam satu waktu.
Penyelenggaraan ujian dimaksudkan untuk ;
a) Menilai apakah peserta didik telah memahami atau menguasai sub
kompetensi/kompetensi yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar;
b) Mengevaluasi apakah bahan ajar disajikan sesuai dengan kurikulum
operasional dan SAP yang ditentukan, dan apakah cara penyajian guru
cukup baik;
c) Ujian Tengah Semester diselengarakan setelah selesai pembelajaran
beberapa kompetensi sesuai SAP. Mutu penyelengaraan ujian tengah
Semester sama dengan mutu Ujian Akhir Semester
Catatan :
Ketidaksiapan mengikuti ujian yang disebabkan oleh masalah akademik
dan atau masalah administrasi, orang tua peserta didik/wali peserta didik
harus membicarakannya dengan Pengurus Komite Sekolah untuk
memperoleh dispensasi mengikuti ujian selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelum pelaksanaan ujian dimulai.
Penilaian Ujian ;
1) Ujian Tengah Semester/Ujian Blok, Ujian Akhir Semester dan Ujian
Pengendalian Mutu (UPM) ;
Pedoman penilaian keberhasilan ujian dinyatakan dalam angka, sedangkan
mutu kompetensi diberikan dalam bentuk huruf A, B, C, D, dan E .
2) Mutu Kompeten ;
(E). IPK < 1,50 = Tidak kompeten dg predikat : Sangat kurang
(D). IPK 1,50 - 2,49 = Kompeten dengan predikat : Cukup.
(C). IPK 2,50 – 2,99 = Kompeten dengan predikat : Baik.
(B). IPK 3,00 – 3,49 = Kompeten dengan predikat : Memuaskan.
(A). IPK 3,50 – 4,00 = Kompeten dengan predikat : Sangat memuaskan
3) Penilaian sikap;
Untuk mengukur penguasaan kognitif dapat digunakan tes tulis maupun lisan,
dan untuk pengukuran penguasaan keterampilan (psychomotoric) dapat
digunakan teknik tes penugasan, demonstrasi, simulasi, atau kerja proyek.
Untuk penilaian sikap (affective) dapat dilakukan bersamaan atau menyatu
dengan kegiatan pelaksanaan tugas praktik, yaitu dengan menggunakan
format/ lembar penilaian yang menyatu dengan penilaian pelaksanaan tugas
maupun dengan format penilaian sikap yang dibuat tersendiri.
Format yang dapat digunakan untuk melaksanakan penilaian sikap baik untuk
sikap kerja maupun untuk penilaian sikap dalam aspek non instruksional atau
budi pekerti (attitude) antara lain dengan menggunakan format “fish bone
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 23
analysis”, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing
peserta didik untuk memberikan penilaian bagi dirinya sendiri terlebih dahulu
sesuai dengan pendapatnya, yang selanjutnya digabungkan dengan nilai yang
diberikan oleh guru/instruktor penilai.
Setiap aspek sikap terlebih dahulu diberikan deskripsi kriteria yang
menggambarkan kualifikasi dari masing-masing aspek sikap yang dinilai.
Jenis/ aspek sikap yang dinilai tiap kompetensi tentunya dapat berbeda-beda
tergantung dari tuntutan kompetensi atau karakteristik masing-masing
kompetensi.
Skor Perolehan
No Believe (B)
Aspek Noninstruksional/ sikap (Attitude) Evaluation (E)
(n) (Preferensi oleh
(oleh guru)
Peserta)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Kerja sama √ √
2. Kedisiplinan √ √
3. Kejujuran √ √
4. Mengakses/mengorganisasi kan informasi √ √
5. Tanggung jawab √ √
6. Memecahkan masalah √ √
7. Kemandirian √ √
8. Ketekunan √ √
Berdasarkan data tersebut maka skor perolehan aspek noninstruksional dihitung dengan
cara sbb:
∑(Bn x En)
Nilai Attitude (Nat) = ---------------- x 9
5x5xn
160
= ---------- x 9 = 7,20.
200
Catatan;
Format penilaian sikap dapat dilihat pada Bukti Hasil Studi.
4) Semester Pendek :
Semester pendek adalah proses belajar mengajar yang waktu pelaksana annya
diperpendek/dipadatkan menjadi lebih kurang 2 minggu tatap muka serta
kegiatan mandiri lainnya dengan jumlah kegiatan akademik dan proses
evaluasi setara dengan semester reguler, minimal 14 kali tatap muka.
Kegiatan belajar mengajar semester pendek genap dilakukan pada masa libur
semester ganjil dan kegiatan belajar mengajar semester pendek ganjil
dilakukan pada masa libur semester genap.
Tujuannya adalah sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengejar
ketertinggalannya dalam menyelesaikan studi tepat waktunya dan sebagai
sarana bagi peserta didik untuk dapat memperbaiki mutu kompetensinya
(IPK) tanpa harus menunggu semester reguler.
A. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari
libur. Berikut adalah kalender tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hari Belajar Efektif
a. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Program
Keahlian. Program Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang
dicantumkan.
b. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan program keahlian.
c. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari
1000 jam.
d. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.
e. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam
pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau empat
jam pembelajaran praktik di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka.
f. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi
waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).
2. Alokasi Waktu
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya diuraikan
sebagai berikut
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 21 x 4 jam tatap muka = 84 jam tatap
muka.
Catatan:
1. Jumlah jam tatap muka disesuaikan dengan jumlah SKS masing-masing
Mata Pelajaran/kompetensi yang tertera pada Jadual tatap muka, tiap
semester jumlah SKS satu Mata Pelajaran/kompetensi kemungkinan
berbeda.
2. Untuk menentukan jumlah SKS dari masing-masing Mata
Pelajaran/kompetensi bedasarkan analisis/pemetaan kurikulum
implementatif yang telah divalidasi.
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 21 x 4 jam tatap muka = 84 jam tatap
muka.
Catatan:
1. Jumlah jam tatap muka disesuaikan dengan jumlah SKS masing-masing
Mata Pelajaran/kompetensi yang tertera pada Jadual tatap muka, tiap
No BULAN KEGIATAN
1. Juli-JuniKegiatan Belajar Mengajar Smt. Gasal
Hari Pertama Masuk Sekolah
1.1. Upacara Bendera
1.2. Tingkat I MOS dan ITBA
1.3. Tingkat II Mengisi KRS, Jadwal dan Pengarahan PA
1.4. Tingkat III mencatat Jadwal dan Pengarahan
Kaprog.
1.5. Rapat Awal Tahun Guru dan Karyawan
2. Juli 2.1. Tingkat I MOS dan ITBA
2.2. Tingkat II dan III Mulai Belajar Sesuai Jadwal dst.
3. Juli Kegiatan MOS dan ITBA Peserta didik Tingkat I
4. Juli Silaturrahmi dengan ORTU Peserta didik Tk. II dan III
5. Agustus Rapat Orang Tua Peserta didik Baru dengan Komite
6. Agustus Rapat Dinas Evaluasi Program dan Pembinaan SDM
7. Agstus Peringatan HUT RI Ke 60
8. Agstus Evaluasi Kegiatan Masing-masing Program
9. September Peringatan Isra’ dan Mi’raj
.
10. September Rapat Dinas Evaluasi Program dan Pembinaan SDM
.
11. Oktober Rapat Dinas Evaluasi Program dan Pembinaan SDM
12. Oktober Libur Awal Ramadhan
13. Oktober Pekan MID Semester Gasal
14. Oktober Batas Penyerahan Nilai Mid Semester dari Guru
15. Oktober Penyerahan Progres Report Semeter Gasal
16. Oktober Pesantren Kilat Ramadhan 1424 H
17. Oktober Buka Puasa Bersama
18. Okt.-Nov. Libur Hari Raya Idul Fithri 1424 H
19. November Halal Bihalal Guru dan Karyawan
20. Desember Test Kendali Mutu (TKM) Semester Gasal
21. Desember Pengolahan Nilai dan Entre Data
22. Desember Penyerahan KHS Semester Gasal
23. Desember RAKER SEMESTER GENAP
24. Januari LIBUR SEMESETER GASAL
25. Januari SEMESTER PENDEK SEMESTER GENAP
Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 32
b. Kalender akademik semester genap diatur sebagai berikut ;
No BULAN KEGIATAN
1. Jan – Juli KBM semester Genap
2. Maret – ProgramRemedial/Pemantapan Materi Tk. III
Mei
3. Maret Pembinaan SDM/Rapat dinas
4. April Pekan Mid.Smt.genap dan Ulangan Tk.III semester 6
5. April Pembinaan SDM/Rapat dinas
6. April Ujian Sekolah Praktik : Pend. Agama, Olah Raga dan
Komputer
7. Mei Penyerahan Nilai Mid Smt dan Nilai smt. 6 Tk,III
8. Mei Pembekalan Peserta didik Tk. III menghadapi Ujian
Nasional
9. Mei Ujian Nasional Teori Utama
10. Mei Ujian Nasional Susulan
11. Juni Rapat Kelulusan
Ujian Utama Smt.Genap
12. Juni Rapat Kenaikan
13. Juli Semester Pendek/Remedial Tk.I dan Tk.II
14. Juni Penyerahan Raport
15. Juni Wisuda & Perpisahan
16. Juli Libur Smt. Genap
17. Juli Her Regestrasi Tk. II dan III
18. Juli Penerimaan Peserta didik Baru
19. Juli Raker Sekolah
20. Juli KBM Tahun Pelajaran 2005/2006
BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
JULI 2007 ß U ß ß ß ß ß ßU ß ß ß ß ß ßU + + + U U
AGUSTUS 2007 U U Ê U Ê U
SEPT 2007 U U U U Ú Ú x
OKTOBER 2007 U U U # # # # # # # # # # # # #U ®
NOVEMBER
U U U U x
2007
DESEMBER
U U U U Ê Ê
2007
JANUARI 2008 Ê ® U ß ß ß ß ß ßU + U U
FEBRUARI
U U U U x x x
2008
MARET 2008 U U U ® U Ú Ú Ú Ú Ú Ú
APRIL 2008 U U U z z z z z zU U x
MEI 2008 U g g g U U
JUNI 2008 U U U U ® x
JULI 2008 U ß ß ß ß ß ßU ß ß ß ß ß ß U Tahun Pelajaran 2008 – 2009
Keterangan:
+ = Hari Pertama Sekolah / MOS Ê = Libur Umum
PENUTUP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya sehingga kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 56 Jakarta menjadi lebih
menyenangkan, menantang, mencerdaskan, dan sesuai dengan keadaan daerah dan
kebutuhan peserta didik setempat.
Di samping itu, sementara para guru menerapkan KTSP ini, mereka diharapkan dapat
melakukan evaluasi secara informal terhadap dokumen KTSP maupun pelaksanaannya.
Evaluasi tersebut diharapkan paling sedikit dapat menjawab pertanyaan berikut:
1. Apakah tujuan pendidikan yang tertulis dalam KTSP ini cukup lengkap dan dapat
dicapai?
2. Apakah kemampuan (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta perilaku) yang tertulis
cukup lengkap untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik?
3. Sejauhmana kemampuan siswa (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta perilaku)
yang diharapkan dapat dicapai?
4. Apakah metode yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan yang
diharapkan?
5. Sejauhmana penilaian pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap secara jelas
perkembangan kemampuan yang diharapkan dari siswa?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut, yang mungkin terkumpulkan secara bertahap dari
waktu ke waktu oleh para guru sebagai pengembang sekaligus pelaksana KTSP,
didokumentasikan dengan baik sehingga menjadi masukan berharga bagi penyempurnaan
KTSP di kemudian hari.
Selain itu berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pemahaman, keterampilan, sikap
dan perilaku) dapat menjadi bahan evaluasi guna mengetahui sejauhmana visi yang telah
dirumuskan dapat dicapai atau didekati guna menyusun dan melaksanakan kegiatan tindak
lanjut.
Akhirnya, kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala
sekolah, dan warga sekolah secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi perwujudan
dari apa yang telah direncanakan.
”Kegagalan itu biasa dan kekurangan itu wajar; Yang salah adalah
ketidakmaksimalan dalam berusaha menuju sukses dan keengganan
belajar dari kegagalan masa lalu”
2. Lampiran 2 : RPP