Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

STRUKTUR KURIKULUM, KOMPETENSI MAPEL


DAN PERATURAN AKADEMIK

A. Daftar Mata Pelajaran Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran

Muatan KTSP ini meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi siswa. Disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum. Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing
tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.

Mata pelajaran pada SMKN 1 LEGONKULON-SUBANG, di Kompetensi Keahlian BISNIS DARING DAN
Pemasaran ini adalah :
Muatan Nasional (A)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris

Muatan Kewilayahan (B)


1. Seni Budaya
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan
3. Bahasa Sunda (Muatan Lokal)

Muatan Peminatan Kejuruan (C)


Dasar Bidang Keahlian (C1)
1. Simulasi dan Komunikasi Digital
2. Ekonomi Bisnis
3. Administrasi Umum
4. IPA
Dasar Program Keahlian (C2)
1. Marketing
2. Perencanaan Bisnis
3. Komunikasi Bisnis
Kompetensi Keahlian (C3)
1. Penataan Produk
2. Bisnis Online
3. Pengelolaan Bisnis Ritel
4. Administrasi Transaksi
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Bisnis Daring Dan Pemasaran
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Bisnis dan Pemasaran
Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
3. Bahasa Sunda 212
Jumlah B 464
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Marketing 144
2. Perencanaan Bisnis 144
3. Komunikasi Bisnis 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Penataan Produk 348
2. Bisnis Online 490
3. Pengelolaan Bisnis Ritel 420
4. Administrasi Transaksi 456
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016

Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen


Program Keahlian : Bisnis dan Pemasaran
Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. MUATAN NASIONAL
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. MUATAN KEWILAYAHAN
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
3. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
Jumlah B 7 7 4 4 2 2
C. KELOMPOK PEMINATAN KEJURUAN
DASAR BIDANG KEAHLIAN (C1)
1. Simulasi & Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
DASAR PROGRAM KEAHLIAN (C2)
1. Marketing 4 4 - - - -
2. Perencanaan Bisnis 4 4 - - - -
3. Komunikasi Bisnis 5 5 - - - -
KOMPETENSI KEAHLIAN (C3)
1. Penataan Produk - - 4 4 6 6
2. Bisnis Online - - 7 7 7 7
3. Pengelolaan Bisnis Ritel - - 6 6 6 6
4. Administrasi Transaksi - - 7 7 6 6
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 48 48 50 50 50 50

C. Peraturan Akademik
1. Pengaturan Beban Belajar

a. Pengaturan Beban Belajar pada Masa Pandemi COVID 19


Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 mentri Nomor 36 Tahun 2020, yang secara
tegas menyatakan bahwa satuan Pendidikan yang bisa melaksanakan pembelajaran tatap
muka adalah satuan Pendidikan yang berada pada zona hijau dengan memenuhi berbagai
persyaratan yang telah di tetapkan, dan dengan memperhatikan wacana gubernur Jawa
Barat terkait dengan program PSBB dalam bentuk Adaptasi Kegiatan Baru (AKB), dimana
satuan Pendidikan bisa melaksanakan pembelajaran dengan tatap muka diperkirakan pada
bulan Januari 2021, maka SMKN 1 Legonkulon memutuskan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan beberapa strategi pilihan sesuai dengan situasi dan kondisi terkini di
masa COVID 19 sebagai berikut:
1) Strategi full daring
Strategi Full daring adalah model pembelajaran yang menggunakan media seperti
internet, smartphone siswa, whatsapp, SMS dan sebagainya, dimana materi
pembelajaran dimasukkan dalam aplikasi tersebut. Siswa bisa mempelajari seluruh
kompetensi dasar dengan cara mengakses di rumahnya masing-masing menggunakan
smartphonenya/gawai yang dimilikinya. Adapun bagi siswa yang tidak memiliki
gawai/smartphone, akan diberikan insentif pembelian kuota dan berkelompok dalam
kelas sesuai wilayah terdekat. Berikut Pengaturan beban belajar yang akan diterapkan
dalam strategi full daring:
a. Minggu ganjil (minggu ke 1 dan ke 3), siswa diberikan pembelajaran dengan full
daring untuk mata pelajaran muatan nasional dan muatan kewilayahan.
Pengaturan penjadwalan untuk mata pelajaran muatan nasional dan muatan
wilayah adalah sebagai berikut:

1. Kelasa X
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Pendidikan Agama Islam 3 07.30 – 16.00
1. Senin
PKn 2 07.30 – 16.00
Bahasa Indonesia 4 07.30 – 16.00
2. Selasa
PJOK 2 07.30 – 16.00
3. Rabu Matematika 4 07.30 – 16.00
Sejarah Indonesia 3 07.30 – 16.00
4. Kamis
Seni budaya 3 07.30 – 16.00
Bahasa Sunda 2 07.30 – 16.00
5. Jumat
Bahasa Inggris 3 07.30 – 16.00
Total JP 26

2. Kelasa XI
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Pendidikan Agama Islam 3 07.30 – 16.00
1. Senin
Bahasa Indonesia 3 07.30 – 16.00
2. Selasa PPKn 2 07.30 – 16.00
3. Rabu Bahasa Inggris 3 07.30 – 16.00
Matematika 4 07.30 – 16.00
4. Kamis
Bahasa Sunda 2 07.30 – 16.00
5. Jumat PJOK 2 07.30 – 16.00
Total JP 19

3. Kelasa XII
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Matematika 4 07.30 – 16.00
1. Senin
Bahasa Sunda 2 07.30 – 16.00
2. Selasa Pendidikan Agama Islam 3 07.30 – 16.00
3. Rabu Bahasa Indonesia 2 07.30 – 16.00
4. Kamis Matematika 4 07.30 – 16.00
5. Jumat Bahasa Inggris 4 07.30 – 16.00
Total JP 19

b. Minggu genap (minggu ke 2 dan ke 4), siswa diberikan pembelajaran dengan


full daring untuk mata pelajaran peminatan C1, C2 dan C3.
1. Kelasa X
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Simulasi Digital 3 07.30 – 16.00
1. Senin
Ekonomi Bisnis 2 07.30 – 16.00
Administrasi Umum 2 07.30 – 16.00
2. Selasa
Marketing 4 07.30 – 16.00
3. Rabu IPA 2 07.30 – 16.00
4. Kamis Perencanaan Bisnis 4 07.30 – 16.00
5. Jumat Komunikasi Bisnis 5 07.30 – 16.00
Total JP 22

2. Kelas XI

JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
1. Senin Penataan Produk 4 07.30 – 16.00
2. Selasa Bisnis Online 7 07.30 – 16.00
3. Rabu Pengelolaan Bisnis Ritel 6 07.30 – 16.00
4. Kamis Administrasi Transaksi 7 07.30 – 16.00
5. Jum’at Produk Kreatif dan 7 07.30 – 16.00
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Kewirausahaan
Total JP 31

3. Kelasa XII
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
1. Senin Penataan Produk 6 07.30 – 16.00
2. Selasa Bisnis Online 7 07.30 – 16.00
3. Rabu Pengelolaan Bisnis Ritel 6 07.30 – 16.00
4. Kamis Administrasi Transaksi 6 07.30 – 16.00
Produk Kreatif dan 07.30 – 16.00
5. Jumat 8
Kewirausahaan
Total JP 33

2) Strategi Blended Learning


Strategi Blended Learning adalah merupakan strategi yang akan dilaksanakan Ketika
status Kabupaten Subang dan provinsi Jawa Barat sudah dinyatakan sebagai zona hijau.
Strategi Blended Learning merupakan strategi pembelajaran yang menggabungkan
antara pembelajaran daring dengan pembelajaran luring (tatap muka). Pengaturan
beban belajar dalam strategi Blended Learning adalah sebagai berikut:
a. Minggu ganjil (minggu ke 1 dan 3), siswa diberikan pembelajaran full daring di
rumah untuk mata pelajaran muatan nasional dan wilayah.
b. Minggu genap (minggu 2 dan 4) siswa diberikan pembelajaran daring untuk aspek
pengetahuan bagi mata pelajaran peminatan yaitu C1, C2, dan C3 dilaksanakan di
rumah masing-masing siswa menggunakan gawai/ smartphonenya. Untuk aspek
keterampilannya siswa dijadwal secara beraturan untuk masuk ke sekolah dan
belajar di bawah bimbingan guru di lab masing-masing. Adapun pengaturan beban
belajar adalah sebagai berikut:
1. Untuk mata pelajaran muatan nasional dan muatan kewilayahan sesuai dengan
jadwal di strategii full daring
2. Untuk mata pelajaran peminatan/kejuruan, menggunakan jadwal pada strategi
full daring untuk aspek pengetahuan.
3. Untuk aspek keterampilan mata pelajaran peminatan/ kejuruan, siswa dijadwal
untuk masuk ke sekolah dengan penjadwalan sebagai berikut:
a. Senin, yang masuk ke sekolah untuk belajar di RPS adalah setengahnya dari
jumlah rombel kelas X.
b. Selasa, yang masuk ke sekolah untuk belajar di RPS adalah sisa setengahnya
dari jumlah rombel kelas X
c. Rabu, yang masuk ke sekolah untuk belajar di RPS adalah setengahnya dari
jumlah rombel kelas XI.
d. Kamis, yang masuk ke sekolah untuk belajar di bengkel RPS adalah sisa
setengahnya dari jumlah rombel kelas XI
e. Jum’at, yang masuk ke sekolah untuk belajar di RPS adalah setengahnya dari
jumlah rombel kelas XII.
f. Sabtu, yang masuk ke sekolah untuk belajar di RPS adalah sisa setengahnya
dari jumlah rombel kelas XII
Untuk mata pelajaran peminatan C1, tatap muka di sekolah mengambil hari yang
selain hari siswa belajar di RPS. Pengertiannya untuk simulasi digital C1 di kelas X,
siswa masuk ke sekolah untuk belajar di lab. Computer menggunakan hari senin
untuk setengah kelas X yang belajar di RPS pada hari selasa, dan hari selasa untuk
siswa kelas X yang belajar di RPS pada hari senin. Demikian juga untuk Pelajaran
fisika dan kimia. Penjadwalan secara teknis akan diatur oleh ketua kompetensi
keahlian Bersama dengan guru.
Untuk mata pelajaran C2 dan C3, pembelajaran di RPS menggunakan model tematik
berdasarkan pekerjaan di DU/DI bukan berdasarkan mata pelajaran.

b. Pengaturan Beban Belajar pada Masa Normal


Pengaturan beban belajar SMKN 1 Legonkulon pada masa Normal, adalah pengaturan
beban belajar pada saat pandemi COVID 19 dinyatakan berakhir. Pengaturan beban belajar
akan menerapkan sistem paket, dimana jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum, meskipun
demikian, praktik di lapangan tidaklah kaku, karena ada program khas SMKN 1 Legonkulon
yakni LATDASTAR, yang juga menyita banyak jam, maka ada penyesuaian-penyesuaian
sebagaimana diuraikan dalam Program Unggulan LATDASTAR.

Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan dilakukan dengan mempertimbangkan


kebutuhan siswa dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang
tercantum di dalam Standar Isi.

Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket untuk SMKN 1 Legonkulon ±40% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan siswa dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Beban belajar dalam tahun pertama adalah 32 minggu, tahun ke-2 36 minggu dan tahun ke-
3 27 minggu. Beban belajar dalam seluruh penyelesaian studi adalah 5092 jam atau setara
dengan ± 48 jam perminggu.
Tuntutan Beban belajar per minggu adalah 48 jam tatap muka, dengan perincian sebagai
berikut:
 Jumlah jam rata-rata perminggu tatap muka teori adalah ±28 jam, dan
 Jumlah jam perminggu pelajaran praktik adalah ±20 jam
Meski demikian, penerapan di lapangan tidaklah kaku, mengingat bahwa di SMKN 1
Legonkulon menerapkan beberapa program unggulan yang cukup menyita waktu, maka
dilakukan beberapa penyesuaian sebagaimana diuraikan dalam struktur kurikulum
penyesuaian.

2. Struktur Kurikulum Penyesuaian (Berlaku hanya di masa normal)


Seperti telah diuraikan pada Karakteristik SMKN 1 Legonkulon, bahwa dalam rangka menjawab
tantangan yang muncul baik secara external maupun internal, SMKN 1 Legonkulon menerapkan
program unggulan LATDASTAR, yang memiliki beban pembelajaran yang cukup besar. Oleh
karenanya, sekolah tidak bisa mengadopsi 100% dari struktur kurikulum secara nasional serta
harus melakukan penyesuaian-penyesuaian. Faktor terjadinya penyesuaian struktur kurikulum
di SMKN 1 Legonkulon adalah adanya program unggulan LATDASTAR (Latihan Dasar Ketarunaan)
yang dilaksanakan secara intensif 2 bulan penuh di kelas X. Dengan adanya program unggulan
tersebut, juga perkiraan jumlah minggu efektif di setiap tahunnya setelah dikurangi pekan PTS,
PAS, US, Ujikom dan AKM dan lain-lain, maka diasumsikan bahwa minggu efektif untuk
pembelajaran di masing-masing tahun adalah :

Tahun / kelas Jumlah Minggu Efektif


Ke-1 / X 28 minggu
Ke-2 / XI 36 minggu
Ke-3 / XII 28 minggu
Tabel Sebaran Minggu Efektif

Dengan adanya program unggulan ini juga menjadikan beberapa mata pelajaran mengalami
perubahan secara jumlah jam. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada mata pelajaran
sebagai berikut;
Jml Jam Jml Setelah
No Mata Pelajaran Seharusnya Penyesuaian Keterangan
X XI XII X XI XII
1 PAI 3 3 3 3 3 3
2 PPKn 2 2 2 2 2 2
3 B. Indonesia 4 3 2 4 3 2
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 - - 3 - -
6 B. Inggris 3 3 4 3 3 4
7 Seni Budaya 3 - - 3 - -
8 Penjas 2 2 - - 2 - 2 Jam Penjas di
Latdastar 288 jam kelas X
digantikan
Program
Unggulan
Latdastar yang
setara dengan
288 jam
9 SimKomDig 3 - - 3 - -
10 Fisika 2 - - 2 - -
11 Kimia 2 - - 2 - -
12 Biologi 3 - - 3 - -
Dasar-Dasar
13 Budidaya 4 - - 4 - -
Perikanan
Produksi Pakan
14 Alami dan 4 - - 4 - -
Buatan
Kualitas Air dan
15 4 - - 4 - -
Hama Penyakit
Teknik
Pengembangbia
16 - 7 8 - 7 8
kan Komoditas
PAT
Teknik
17 Pendederan - 6 6 - 6 6
Komoditas PAT
Teknik
18 Pembesaran - 7 7 - 7 7
Komoditas PAT
Teknik
19 Penanganan - 4 4 - 4 4
Pasca Panen
Produk Kreatif
20 dan - 7 8 - 7 8
Kewirausahaan

Tabel Perubahan & Jam Mata Pelajaran Kurikulum Penyesuaian

3. Pengaturan Penjurusan

Mengacu kepada SK Dirjen Dikdasmen Kemdikbud Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum


Keahlian SMK/MAK, ada 4 kompetensi keahlian yang diselenggarakan di SMKN 1 Legonkulon Ke-4
kompetensi keahlian tersebut adalah;
1. Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan
2. Kompetensi Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
3. Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
4. Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Adapun teknis Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) proses pemilihan/penjurusan dilakukan
pada kelas X, adalah mengacu kepada Permendikbud Nomor 70 tahun 2017 tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru, yang intinya ketika awal masuk SMK, calon siswa baru diberikan 3 pilihan
keahlian yang akan diambil, yakni pilihan utama, kedua dan pilihan ketiga. Jika terjadi kelebihan
peminat dibandingkan dengan kuota yang ditetapkan sekolah pada suatu kompetensi keahlian
tertentu, maka dilakukan test peminatan dengan berbasis komputerisasi untuk memilih calon
siswa yang sesuai. Untuk kelebihannya akan diberikan pemahaman untuk memilih jurusan lain
yang ada di sekolah.

4. Praktek Kerja Lapangan (PKL)


a. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah yang
mempunyai misi khusus. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan mengutamakan penyiapan
siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional sebagai tenaga
kerja tingkat menengah pada DU/DI.

Mengacu kepada Permendikbud no. 60 tahun 2014, tentang PKL, bahwasannya PKL adalah
satu konsepsi pendidikan yang sudah cukup lama berjalan bagi siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Di Jerman system ini disebut dual system, di Australia disebut dengan
apprentice system. Dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) khususnya
pada Sekolah Menengah Kejuruan sistem PKL ini operasioalnya disebut dengan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) yang diadopsi dari istilah Jerman dual system. Pemerintah melalui
Depdiknas menetapkan kebijaksanaan link and match yang berlaku pada semua jenis dan
jenjang pendidikan di Indonesia.

Pendekatan Pendidikan dengan Sistem Ganda sebagai kajian tak terpisahkan dari kebijakan link
and match dijadikan pola utama penyelenggaraan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
yang dimulai pada tahun pelajaran 1994/1995.

Melalui program ini diharapkan output SMK mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja
khususnya tenaga kerja menengah untuk Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) atau menciptakan
lapangan kerja baru.

Dalam masa ini, seorang siswa bukan hanya dituntut berkompeten dalam teori ilmunya tetapi
juga dituntut untuk memiliki kompetensi yang holistik seperti: mandiri; mampu
berkomunikasi; memiliki jejaring (networking) yang luas; mampu mengambil keputusan; peka
terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia luar, dan lain-lain.

Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa siswa dengan kualifikasi tersebut sulit ditemukan,
untuk hal tersebut maka dibutuhkan sebuah program PKL sebagai sarana pembelajaran bagi
siswa untuk memperoleh berbagai kompetensi holistik yang dibutuhkan setelah
menyelesaikan pendidikan.
c. Pengertian PKL
Program PKL adalah suatu kegiatan pembelajaran di lapangan yang bertujuan untuk
memperkenalkan dan menumbuhkan kemampuan siswa dalam dunia kerja nyata.
Pembelajaran ini terutama dilaksanakan melalui hubungan yang intensif antara peserta
program PKL dan tenaga pembinanya di instansi/perusahaan / DUDI.

Pendidikan Sistem Ganda / PKL / PKL adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional.

d. Tujuan PKL
Program PKL bertujuan agar siswa mampu:
1. Mengenal suasana kerja yang sebenarnya agar mereka memahami sejauh mana mereka
harus mempersiapkan diri apabila nanti memasuki dunia kerja. Dengan adanya PKL ini
diharapkan siswa bisa mengintropeksi diri akan kekurangan - kekurangan yang ada dalam
diri mereka, baik itu bidang keilmuan maupun sosialisasinya dengan lingkungan
2. Menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam dunia praktik sehingga mampu
menumbuhkan pengetahuan kerja sesuai dengan latar belakang bidang ilmu siswa.
3. Melatih kemampuan siswa untuk menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, mampu bersikap,
mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam bekerja;
4. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang lain di dalam dunia kerja.

e. Kompetensi PKL
Secara garis besar kompetensi siswa yang diharapkan terwujud dari program PKL adalah
sebagai berikut:
1. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan, seperti:
pemahaman tugas, kecekatan bekerja, kreativitas bekerja, pengambilan keputusan
2. Kompetensi Personal
Kompetensi personal adalah kemampuan dalam hal sikap dan kepribadian, meliputi:
kejujuran; kedewasaan berpikir, tanggung jawab, kemandirian, disiplin, dan antusiasme.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial menitikberatkan kepada kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan kerja, meliputi: komunikasi, kerja sama, dan empati.
f. Prosedur PKL
Pelaksanaan PKL mengikuti tahapan-tahapan seperti berikut ini:
1. Siswa mengajukan permohonan PKL kepada Ketua Program Keahlian atau Sekretaris
jurusan ;
2. Siswa mendiskusikan persiapan PKL kepada Ka.Prog / Sekjur sebagai pembimbing PKL;
3. Siswa melakukan PKL ke lokasi PKL yang telah disetujui ;
4. Siswa menyusun laporan PKL dan melakukan pembimbingan laporan PKL kepada
pembimbing;
5. Siswa memperoleh nilai PKL ;
6. Siswa mendapatkan sertifikat ;

g. Tugas dan Etika PKL


Siswa harus memperhatikan hal berikut ini selama melaksanakan PKL, antara lain :
1. Mempelajari tata tertib yang berlaku di instansi tempat PKL;
2. Memahami deskripsi kerja yang diberikan instansi kepada peserta PKL;
3. Memahami budaya kerja di instansi PKL;
4. Mendokumentasikan setiap aktivitas yang dilakukan, yakni:
1) Mencatat setiap kegiatan kerja yang dilakukan baik pekerjaan sederhana maupun
pekerjaan kompleks
2) Mengumpulkan foto copy bukti-bukti hasil pekerjaan;
3) Membuat Dokumentasi kegiatan-kegiatan yang penting.
Beberapa etika yang perlu diperhatikan selama PKL antara lain :
1). Berpakaian dan berpenampilan rapi;
2). Hadir tepat waktu;
3). Bersosialisasi kepada pimpinan dan pegawai;
4). Bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai dengan prosedur dan aturan perusahaan.

h. Waktu PKL
1. Waktu pelaksanaan PKL reguler dilaksanakan dalam rentang mulai bulan Januari sampai
dengan Juli setiap tahunnya setelah masa pandemic COVID 19 dinyatakan selesai, atau
sesuai dengan kesiapan DU/DI berkaitan dengan lama waktunya.
2. Ketika masa pandemic COVID 19 masih dinyatakan berjalan, maka program PKL diganti
dengan produksi di sekolah melalui kegiatan Teaching Factory.
3. Magang industri disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan, dengan waktu yang
disepakati dalam MOU.
i. Evaluasi/Penilaian PKL
Evaluasi atau penilaian magang dilakukan secara ketat dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini:
1. Penilaian dilaksanakan pada akhir semester saat magang dilakukan;
2. Nilai hasil magang diinput ke dalam Kartu Hasil Studi (KHS);
3 Apabila magang tidak selesai dilaksanakan pada semester tersebut maka magang akan
dibebankan pada Kartu Rencana Studi (KRS) semester berikutnya.
4. Pembimbing perwakilan dari perusahaan / DU / DI berhak memberikan nilai kepada
peserta magang.

j. Tata Tertib Siswa PKL


Tata tertib siswa SMKN 1 Legonkulon dalam melaksanakan magang / PKL / PSG adalah
sebagai berikut :
1. Mentaati peraturan Perusahaan yang berlaku, seperti halnya jam kerja, keselamatan dan
disiplin kerja.
2. Taruna/taruni berada ditempat praktik 15 menit sebelum praktik dimulai dan mengisi
daftar hadir setiap hari.
3. Bersikap sopan, berkomunikasi dengan baik dan berpakaian yang pantas, tidak
dibenarkan memakai baju kaos, baik yang oblong maupun yang berkerah. Pakaian putra:
baju kemeja dan memasukkan baju ke dalam. Pakaian putri : busana muslimah dan tidak
dibenarkan berpakaian yang ketat, memakai sepatu kantor (panses) kecuali bagi yang
tugas lapangan dan harus memakai sepatu safety.
4. Bagi Siswa Putra tidak dibenarkan berambut panjang/gondrong dan harus dipangkas
rapi sesuai dengan tampang taruna.
5. Bagi taruna/taruni diwajibkan memakai baju seragam sekolah atau baju seragam
praktek dan harus memasukkan bajunya ke dalam bagi putra.
6. Melaksanakan tugas kerja praktek tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Tidak diberikan perpanjangan waktu kerja praktek atau magang tanpa
alasan yang mendasar, untuk memberikan kesempatan lain.
7. Tidak diperkenankan mengambil data dari atau memakai komputer untuk keperluan
kerja praktek tanpa seizin Mentor / Pembimbing / Petugas yang telah ditunjuk oleh
pihak perusahaan yang berwenang.
8. Keperluan fotokopi data/referensi yang diinginkan, harus mendapat persetujuan lebih
dahulu dari Mentor / Pembimbing / Petugas atau T&D Supervisor.
9. Selama menjalani PKL dan magang tidak diperbolehkan meninggalkan tempat kerja
kecuali dalam hal yang sifatnya darurat, emergency seperti: orang tua meninggal/sakit
keras , bencana alam atau keadaan darurat lainnya .
10. Pada akhir kerja praktek diharuskan membuat laporan hasil kerja
11. Mengisi jurnal harian dan dibuktikan dengan bukti paraf (tanda tangan) dari Mentor/
Pembimbing / Petugas yang telah ditunjuk perusahaan
12. Dilarang keras berkeliaran pada waktu kerja tanpa izin Mentor / Pembimbing / Petugas
13. Taruna/taruni dilarang keras merokok atau melakukan tindakan lain yang melanggar
norma-norma sosial maupun perundangan yang berlaku di wilayah Indonesia
14 Mentaati peraturan perusahaan dan ketentuan lain yang belum tercantum dalam tata
tertib
15. Bagi taruna/taruni kerja praktek/magang yang melanggar tata tertib dan ketentuan yang
berlaku tersebut di atas akan dikenakan sanksi oleh sekolah.
16. Segera melapor kepada Mentor/Pembimbing/Petugas perusahaan apabila mendapatkan
kesulitan dalam melaksanakan tugas.

k. Pengisian Jurnal
a. Fungsi Jurnal
Jurnal adalah berupa buku panduan pelaksanaan magang/PKL/PSG yang berisi tentang
tata cara pelaksanaan magang/PKL/PSG, cara pelaporan hasil magang / PKL/PSG, cara
pengisian, absensi kehadiran dan unsur penilaian lain yang dibutuhkan.
b. Tata Cara Pengisian
Tata cara pengisian jurnal adalah sebagai berikut:
1). Siswa/I mengisi daftar identitas pada lembar identitas secara lengkap dan jelas.
2). Siswa diwajibkan mengisi laporan harian pada kolom yang telah disediakan.
3). Siswa mengisi lembar daftar hadir pada kolom yang telah disediakan
4). Siswa diwajibkan memberikan paraf (tanda-tangan) pada setiap laporan harian.
5). Pembimbing dari DU/DI harus memberikan parafnya pada setiap laporan harian
sebagai bukti fisik siswa telah melaksanakan tugasnya dan diketahui oleh
pembimbing dari DU/DI yang bersangkutan .
c. Tata cara pelaporan ke sekolah
Untuk pengontrolan hasil magang taruna/i diwajibkan memberikan laporan dengan cara
memberikan jurnal kepada Ka.prog / Sesprog untuk diperiksa setiap akhir bulan.

l. Sistematika Laporan
1. konten

Secara garis besar laporan magang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu: bagian awal, bagian
inti dan bagian akhir. Secara rinci bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:
- Sampul Depan
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Bab I. Pendahuluan
a. Latar belakang Magang
b. Tujuan Magang
- Bab II. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan
b. Struktur Organisasi
- Bab III. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
b. Pembahasan (sesuai dengan teori)
- Bab IV. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan manfaat, factor-faktor pendukung dan penghambat
b. Saran – saran
- Bab V. Penutup
- Daftar Pustaka (jika ada)
- Lampiran
1. Catatan kegiatan
2. Foto – foto Kegiatan

2. Aturan Penulisan

a. Kertas : HVS A4
b. Margin : Atas 4cm, bawah 3cm, kanan 3cm, kiri 4cm
c. Spasi : Dari bab ke sub bab 3 spasi, dari sub bab ke penjelasan
2 spasi, jarak antar tulisan 1,5 spasi
d. Font : Times New Roman
e. Size : Bab 14, Sub bab dan penjelasan 122
f. Sampul : TBSM = Merah, RPL = Kuning, ATU = Hijau, APAT = Biru

m. Evaluasi
Penilaian siswa
Ada beberapa point penilaian terhadap siswa dalam PKL yaitu:
1. Kehadiran point nilai 10%, nilai ini diberikan oleh pembimbing ditempat magang.
2. Tugas Kerja ditempat magang point nilai 10%, nilai ini diberikan oleh pembimbing
ditempat PKL
3. Membuat laporan kerja point nilai 35%, nilai ini diberikan oleh sekolah.
4. Presentasi, point nilai 45%, nilai ini diberikan oleh sekolah.

5. Ketentuan tentang Perpindahan Peserta Didik.


Perpindahan peserta didik diupayakan tidak terjadi di kelas XII, apalagi ketika data peserta didik
sudah masuk dalam Data Nominatif Sementara (DNS) dan Data Nominatif Tetap (DNT) peserta
Ujian Nasional. Apabila memaksakan, maka orang tua peserta didik yang bersangkutan
bertanggungjawab terhadap segala bentuk konsukensi baik dari segi materil maupun non materil.
Adapun diluar itu, sekolah berkewajiban untuk mengurusnya ketika kepindahan peserta didik
memiliki alasan dan keterangan pindah yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Apabila perpindahan peserta didik terjadi lintas jurusan yang ada di sekolah (masih di SMKN 1
Legonkulon), dan diajukan atas permintaan pribadi peserta didik atau orang tua/wali, maka
orangtua/wali, peserta didik, kepala program keahlian yang ditinggalkan dan yang dituju, waka
Kesiswaan serta bagian pendataan peserta didik harus saling berkordinasi dengan tetap
menempuh jalur administratif/pencatatan dilakukan dengan baik dan terarsipkan. Perpindahan
antar jurusan ini hanya boleh terjadi selama peserta didik masih berada di kelas X, juga disertai
alasan kepindahan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Sekolah berhak menolak
manakala perpindahan diajukan ketika anak sudah berada di kelas XI atau XII.

Apabila perpindahan terjadi lintas sekolah dalam kabupaten yang sama, dan diajukan atas
permintaan pribadi peserta didik atau orang tua/wali, maka orangtua/wali wajib menyampaikan
surat permohonan perpindahan secara tertulis, serta mencantumkan nama dan alamat sekolah
yang dituju. Dalam surat tersbut juga orang tua/wali harus mencantumkan alasan kepindahan
yang jelas dan dapat dipertanggung-jawabkan. Orang tua/wali berkewajiban melunasi segala
bentuk administrasi sekolah yang belum tertunaikan (apabila ada).

Apabila perpindahan terjadi lintas kabupaten, dan diajukan atas permintaan pribadi peserta didik
atau orang tua/wali, maka orangtua/wali wajib menyampaikan surat permohonan perpindahan
secara tertulis, serta mencantumkan nama dan alamat sekolah yang dituju, juga menunjukan
surat persetujuan dari sekolah yang dituju yang menyatakan siap menerima peserta didik
pindahan tersebut. Orang tua/wali wajib melunasi seluruh administrasi keuangan sekolah yang
belum ditunaikan (apabila ada). Sekolah juga berhak memungut biaya administrasi pengurusan
perpindahan.

D. PENILAIAN
1. Konsep Penilaian
a. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), ranah
pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis,
selama dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran
untuk kurun waktu tertentu.
b. Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik mengetahui capaian
pembelajaran (learning outcomes), memperoleh informasi tentang kelemahan dan
kekuatan pembelajaran dan belajar. Dalam pendidikan berbasis standar (standard-
based education), kurikulum bebasis kompetensi (competency-based curriculum), dan
pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar
merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang menjadi batas
ketuntasan belajar.
c. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
d. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/ bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam ranah sikap spiritual dan sikap
sosial, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana
dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
e. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian oleh pendidik digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
f. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
g. Jenis ujian pada Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK) terdiri atas ulangan,
ujian sekolah/madrasah, ujian nasional, Ujian Unit Kompetensi (UUK), dan Ujian
Kompetensi Keahlian (UKK)
h. Ulangan adalah proses yang dilakukan oleh pendidik untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan.
i. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasibelajardan/ataupenyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
j. Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik.
k. Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK adalah penilaian terhadap
pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu)
Skema Sertifikasi Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan
terakreditasi. Unit Kompetensi terdiri atas beberapa Kompetensi Dasar (KD) untuk
mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
l. Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK adalah penilaian terhadap
pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di
akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama DUDI dengan memperhatikan paspor keterampilan
(Skills Passport)
m. Skills Passport adalah salah satu laporan evaluasi hasil belajar peserta didik, yang berisi
tentang kompetensi dasar-kompetensi dasar yang sudah dipelajari dan diujikan serta
keterangan lain yang diperlukan.
n. Skills passport berfungsi sebagai dokumen pendukung pada saat peserta didik
mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
(LSP). Kompetensi dasar yang sudah dinyatakan lulus dalam dokumen ini diharapkan
menjadi Recognition Prior Learning (RPL) dan Recognition Current Competency (RCC)
pada pelaksanaan uji kompetensi
o. Skema sertifikasi profesi merupakan persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan
dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan
khusus yang sama, serta prosedur yang sama. Dalam bahasa sehari-sehari merupakan
jenis- jenis produk sertifikasi profesi
p. Teknik penilaian yang digunakan meliputi observasi, tes tertulis, tes lisan, penugasan,
kinerja, proyek, dan portofolio.
q. Pinsip penilaian hasil belajar adalah sahih, obyektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh
dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel dan andal.
r. Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dn penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa, dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian,
pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik.
s. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
t. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
u. Penilaian berbasis HOTs adalah penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar untuk mata pelajaran muatan umum ditentukan oleh satuan pendidikan dan
mata pelajaran muatan kejuruan ditentukan oleh satuan pendidikan bersama dengan
DUDI dan/atau lembaga terkait.

2. Deskripsi

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan
program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria. Acuan kriteria
merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian
indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Bagi yang belum
berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang
dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian baik secara individual, kelompok, maupun
kelas. Bagi peserta didik yang berhasil dapat diberikan program pengayaan sesuai
dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program
pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
c. Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah pengetahuan dan ranah keterampilan
menggunakan skala penilaian 0 - 100, sedangkan skala penilaian untuk ranah sikap
menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), dan Kurang (K).Penilaian
ranah sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan oleh wali kelas, guru BK, guru Pendidikan
Agama dan Budi pekerti serta guru PPKn. Sedangkan penilaian sikap spiritual dan sosial
oleh guru mata pelajaran lainnya,merupakan bahan masukan bagi wali kelas untuk
menentukan deskripsi akhir.

3. Penilaian Ranah Sikap

a. Penilaian ranah sikap pada masa Covid 19.

a Strategi Full daring.


Penilaian sikap pada masa COVID 19 dengan strategi full daring dilaksanakan
secara daring menggunakan google form untuk semua mata pelajaran. Aspek
sikap yang menjadi beban untuk di capai pada semester 1, diterjemahkan dalam
bentuk google form. Google form akan diminta untuk di isi oleh siswa yang
bersangkutan dan orang tua siswa. Google form di buat oleh tim kurikulum.

b Strategi Blendid Learning


Penilaian sikap pada masa COVID 19 dengan strategi blendid Learning
dilaksanakan secara daring menggunakan google form untuk mata pelajaran
muatan nasional dan kewilayahan. Aspek sikap yang menjadi beban untuk di capai
pada semester 1, diterjemahkan dalam bentuk google form. Google form akan
diminta untuk di isi oleh siswa yang bersangkutan dan orang tua siswa. Google
form di buat oleh tim kurikulum. Untuk mata pelajaran pemintan C1, C2, C3 nilai
sikap diisi dengan sikap kerja siswa ketika melaksanakan praktik pada tatap muka
di RPS.

b Penilaian sikap pada masa Normal.


Penilaian ranah sikap bertujuan membentuk sikap dan karakter peserta didik (attitude)
terkait dengan pengembangan karaker bangsa, yang dilaksanakan selama kegiatan
proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ranah sikap dilakukan melalui observasi
yang dicatat dalam buku jurnal, mencakup catatan anekdot (anecdotal record), catatan
kejadian tertentu (incidental record) dan informasi lain yang valid dan relevan. Catatan
jurnal hanya diberikan kepada siswa yang memperlihatkan sikap sangat baik dankurang
baik, bagi siswa yang tidak tercatat dalam jurnal, berarti sikapnya baik.

Penilaian sikap oleh guru mata pelajaran (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn)
diperkuat dengan penilaian diri dan penilaian antar teman.Penilaian diri dan penilaian
antar teman yang dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya untuk
konfirmasi terhadap penilaian guru mata pelajaran.Hasil penilaian sikap oleh guru mata
pelajaran, guru BK dan atau penilaian diri dan antar teman diserahkan ke wali kelas,
yang selanjutnya diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan dalam raport.

Gambar 1. Skema Penilaian Sikap.

4. Penilaian Ranah Pengetahuan


a. Penilaian ranah pengetahuan pada masa Covid 19.

a Strategi Full daring.


Penilaian pengetahuan pada masa COVID 19 dengan strategi full daring
dilaksanakan secara daring menggunakan google form untuk semua mata
pelajaran dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan 5 option pilihan.
Dilaksanakan setelah selesai satu kompetensi Dasar.

b Strategi Blendid Learning


Penilaian Pengetahuan pada masa COVID 19 dengan strategi blendid Learning
dilaksanakan secara daring menggunakan google form untuk semua mata
pelajaran dengan pilihan ganda sebanyak 20 soal dan 5 option pilihan.
b. Penilaian ranah pengetahuan pada masa normal
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar
siswa dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran yang
dilaakukan.Penilaian ranah pengetahuan dilakukan melalui berbagai teknik antara lain
tes tertulis (pilihan ganda beralasan, isian), tes lisan, penugasan dan portofolio.
Pemilihan teknik penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik KDyang akan dinilai.

Gambar 2.Teknik Penilaian Pengetahuan

Langkah awal untuk menilai pengetahuan adalah membuat indikator pencapaian


komopetensi (IPK) dari KD yang akan disusun soal evaluasinya, kemudian menentukan
teknik penilaiannya. Berdasarkan indikator tersebut selanjutnya dikembangkan kisi-kisi soal
seperti pada Tabel 1.

5. Penilaian Ranah Keterampilan

1. Penilaian keterampilan pada masa Covid 19.

a. Strategi Full daring.


Penilaian Keterampilan pada masa COVID 19 dengan strategi full daring
dilaksanakan dengan bentuk portofolio. Penugasan portofolio bisa dilaksanakan
setelah selesai 1 kompetensi dasar atau dilaksanakan setelah selesai beberapa
kompetensi dasar. Tugas portofolio di kumpulkan oleh siswa sesuai denga
perjanjian dengan guru yang bersangkutan di sekolah atau di tempat yang
ditentukan oleh siswa dan guru yang bersangkutan.

b. Strategi Blendid Learning


Penilaian Keterampilan pada masa COVID 19 dengan strategi blendid Learning
dilaksanakan dengan bentuk portofolio untuk mata pelajaran muatan nasional
dan kewilayahan. Penugasan portofolio bisa dilaksanakan setelah selesai 1
kompetensi dasar atau dilaksanakan setelah selesai bebeapa kompetensi dasar.
Tugas portofolio di kumpulkan oleh siswa sesuai denga perjanjian dengan guru
yang bersangkutan di sekolah atau di tempat yang ditentukan oleh siswa dan guru
yang bersangkutan.

Untuk kelompok peminatan dilaksanakan dalam bentuk unjuk kerja di bengkel.

2. Penilaian keterampilan pada masa normal.


Penilaian keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan konkret.
Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti mengamati, menanya,
mengolah, menalar, dan mengomunikasikan yang lebih dominan pada kemampuan
mental (berpikir). Sedangkan untuk keterampilan kongkret cenderung pada kemampuan
fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta
dengan bantuan alat. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui kinerja, produk,
proyek dan portofolio.

Gambar 3. Teknik Penilaian Keterampilan.


Sebagaimana pengetahuan, penilaian keterampilan diawali dengan penyusunan IPK, yang
dilanjutkan dengan penentuan teknik penilaian, dan penyusunan instrument penilaian.

6. Ketuntasan
Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar
peserta didik.Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada awal tahun pelajaran
melalui musyawarah oleh satuan pendidikan.Nilai ketuntasan minimal untuk KD
pengetahuan dan KD keterampilan pada mata pelajaran baik dikelompok muatan nasional
(A), muatan kewilayahan(B), maupun muatan peminatan kejuruan (C1, C2, C3)adalah
minimal 70 (Kategori Baik) sesuai ketentuan dalam Permendikbud No 23 tahun 2016,
tentang standar penilaian. Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan meliputi 3 (tiga)
kategori, yaitu Kategori ‘Kurang/belum mencapai KKM(<70); kategori ‘Baik/sudah mencapai
KKM (70 s.d. 85) dan “Sangat Baik/Melampaui KKM (86 s.d. 100). sedangkan untuk sikap
spiritual dan sikap sosial adalah baik (B).Satuan pendidikan dapat menentukan nilai
ketuntasan minimal diatas nilai ketuntasan minimal yang ditentukan pemerintah, melalui
proses analisis kondisi sekolah dengan mempertimbangkan faktor Intake, tingkat
kesulitan/kompleksitas KD dan daya dukung. Untuk penilaian mata pelajaran kelompok C2
dan C3 (kompetensi keahlian) selain mengacu pada ketentuan pemerintah, juga mengacu
pada tuntutan kriteria dari KD yang berlaku di dunia kerja yaitu minimal memuaskan
(satisfaction) yang di dalam pedoman penilaian SMK dilambangkan dengan nilai “70”

1) Remedial & Pengayaan


Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar wajib mengikuti kegiatan remedial
pada semester berjalan hingga mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan bagi peserta didik
yang telah mencapai ketuntasan belajar dan memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata
yang telah ditetapkan dapat diberikan pengayaan dan pendalaman materi

2) Penyusunan Instrumen Penilaian


a. Instrumen dan Bentuk Penilaian
1) Instrumenpenilaian yang digunakandalam bentuk tes dan nontes.
2) Instrumen penilaian dalam bentuk tes berupa isian, uraian, pilihan, dan
pengamatan menggunakan daftar centang (checklist).
3) Instrumen penilaian dalam bentuk nontes berupa penilaian sikap dan kinerja
melalui pengamatan dengan menggunakan pedoman dan/atau rubrik.
4) Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas isi sesuai dengan materi pelajaran.
5) Instrumen penilaian memberikan hasil yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
6) Instrumen penilaian yang digunakan secara luas harus melalui uji coba untuk
mengetahui karakteristik dan kualitas instrumen.

b. Pinsip Penilaian otentik (Griffin, 2012)


1) Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2) Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3) Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4) Berbasis kinerja peserta didik.
5) Memotivasi belajar peserta didik.
6) Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7) Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8) Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9) Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10) Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11) Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12) Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
13) Terkait dengan dunia kerja.
14) Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
15) Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

c. Prosedur Penilaian Pembelajaran Dan Hasil Belajar (Oleh pendidik)


1) Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun;
2) Menyusun kisi-kisi penilaian;
3) Membuat instrumen penilaian berikut pedoman penskoran;
4) Melakukan analisis kualitas instrumen;
5) Melakukan penilaian;
6) Mengolah, menganalisis, dan Menginterpretasikan hasil penilaian;
7) Melaporkan hasil penilaian; dan
8) Menindaklanjuti laporan hasil penilaian.

d. Langkah Penyusunan Soal


1) Menganalisis SKL, KI, dan KD;
2) Menjabarkan KD ke dalam IPK,
3) Menjabarkan IPK ke dalam soal;
4) Menyusun kisi-kisi dan kartu soal
5) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan.
6) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan, baik
substansi/materi, konstruksi maupun bahasa.

e. Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda


Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Untuk tingkat SMK biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan
jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau
paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut:


1) Materi
a) Soal harus sesuai dengan indikator.
b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
2) Konstruksi
a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
e) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di
atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yangterdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
i) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
3) Bahasa
a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasaIndonesia.
b) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan
untuk daerah lain atau nasional.
c) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
d) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian.

f . Kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian

1) Substansi/Materi
a) Soal sesuai dengan indikator KD dan menuntut tes bentuk uraian
b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai
c) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)
d) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas
2) Konstruksi
a) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
b) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai. Gunakanlah kata-kata: mengapa, uraiakan, jelaskan,
tafsirkan, bandingkan, buktikan, hitunglah, dan hindari pertanyaan : siapa, apa,
bila.
c) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
d) Ada pedoman penskoran
3) Bahasa
a) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
b) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
c) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau
salah pengertian
d) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
e) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku daerah tertentu atau bahasa tabu
g. Pembuatan Soal Kategori HOTs
Menyusun soal kategori HOTs, harus menyediakan :
1) Berbagai macam data (pernyataan, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang
dilakukan, laporan, bahan bacaan, paragrap, teks drama, penggalan
novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, foto, rumus, tabel, daftar
kata/symbol, contoh, peta, film, suara yang direkam,dll) sebagai stimulus untuk
menjawab soal-soal HOTS
2) Data yang disediakan harus memberikan informasi kepada siswa merujuk
kepada pengetahuan atau kemampuan dasar sehingga dapat diolah lebih lanjut
3) Data yang diajukkan sebagai stimulus kepada siswa dibuat dengan situasi yang
“autentik” atau nyata

h. Matrik Jenis Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Bentuk Penilaian/Tes

Tabel Matrik Jenis Kompetensi, KD dan Bentuk Penilaian/Tes

N Jenis Kompetensi Dasar Tes Non Tes


o Kompetensi Isian Uraia P Observa Penilai Penila Por
(Meleng n G si an ian tof
kapi) Kinerja Proye oli
k o
1 Sikap A1-A5 V V
2 Pengetahua C2 – konseptual v v V
n C3 – Prosedural V V V
C4 – Metakognitif V V V
C5 – Metakognitif V V V
C6 – Metakognitif v V
3 Keterampila P1-imitasi V V V
n (Konkrit) P2-manipulasi V V V
P3-presisi V V V V
P4-artikulasi V V V V
P5-naturalisasi V V V V
4 Keterampila Mengolah V V
n (Abstrak) Menalar V V
Menyaji V v

i. Penyusunan Kisi-Kisi dan Soal

Kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang memuat informasi/kriteria yang dapat
dijadikan pedoman untuk menulis/merakit soal. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam
penulisan soal hingga menghasilkan soal yang siap digunakan sesuai dengan tujuan tes.
Melalui kisi-kisi dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal. Kisi-kisi yang baik akan dapat
menghasilkan perangkat soal yang baik pula
Syarat Kisi-Kisi Soaladalah :
 Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat
 Komponen-komponennyarinci, jelas dan mudah dipahami
 Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan

Komponen kisi-kisi terdiri dari :


1) Kelompok Identitas :
 NamaInstitusi
 Program/Kompetensi
 Matapelajaran
 Semeser
 Tahun Pelajaran
2) Kelompok Matriks
 Kompetensi Dasar
 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
 Materi yang akan dijadikan soal
 Indikator Soal
 Bentuk Soal
 Jumlah soal
 Nomor urut soal (jika diperlukan)

7. Jenis-jenis Penilaian/Ujian
Merujuk kepada Panduan Penilaian SMK tahun 2018, ujian-ujian yang dilakukan dalam rangka
mengukur kompetensi siswa SMK adalah sebagai berikut;
a. Penilaian/Ulangan Harian
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan, dalam proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik. Teknis pelaksanaannya diserahkan kepada guru
masing-masing dengan tidak keluar dari ranah koridor teknik-teknik penilaian seperti di
atas.
b. Penilaian Akhir Semester (PAS)
Adalah proses pengolahan dan pengumpulan informasi untuk mengukur capaian hasil
belajar peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis untuk memantau proses, kemajuan belajar dan perbaikan
hasil belajar. Penilaian Akhir Semester dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian
peserta didik 50% (1/2 tahun pembelajaran) dari materi yang disampaikan tiap
jenjangnya. Dilakukan secara terprogram oleh sekolah melalui kepanitiaan ujian di bawah
kordinasi Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum.
c. Penilaian Akhir Tahun (PAT)
Penilaiana Akhir Tahun (PAT) Adalah proses pengolahan dan pengumpulan informasi
untuk mengukur capaian hasil belajar peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memantau proses,
kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar. dilakukan untuk mengukur tingkat
pencapaian peserta didik 100% dari materi yang disampaikan tiap jenjangnya (1 tahun
pembelajaran). Dilakukan secara terprogram oleh sekolah melalui kepanitiaan ujian di
bawah kordinasi Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum.
d. Ujian Sekolah (US)
Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Teknis pelaksanaannya mengacu kepada
Prosedur Operasi Standar (POS) yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
e. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)Asesment Kompentensi Minimal (AKM)
Ujian Sekolah yang diselenggarakan dengan mengikuti beberapa standar yang bersifat
nasional. Teknis pelaksanaannya mengacu kepada Prosedur Operasi Standar (POS) yang
diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) setiap tahunnya, dan dibantu
dengan kebijakan-kebijakan teknis dari Dinas Pendidikan tingkat Provinsi.
f. Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
UKK adalah penilaian terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada
KKNI dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri dengan memperhatikan
paspor keterampilan dan/atau portofolio.
UKK ini juga dilakukan bisa melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk jurusan-jurusan
yang dianggap layak/memiliki rekanan/di bawah jejaring sekolah lain yang sudah memiliki
sertifikat LSP dan sudah ditunjuk menjadi TUK (Tempat Uji Kompuetensi).
g. Ujian Nasional (UN) dan Penggantinya
Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk mengukur
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada mata pelajaran tertentu, dengan
petunjuk teknis mengikuti POS yang dikeluarkan oleh BSNP. Menurut kebijakan
Mendikbud, mulai tahun pelajaran 2020/2021, UN ini akan dihilangkan dan diganti
dengan Asesmen. Untuk pelaksanaan Assesmen SOP akan mengikuti nanti sesuai aturan
yang dikeluarkan pemerintah.

8. Ketuntasan Belajar dan Kriteria Ketuntasan Minimal


Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar
berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator adalah
sekurang-kurangnya 70%.

Kriteria ideal tersebut tentu tidak bisa disamakan antara sekolah yang satu dengan sekolah
lainnya, tergantung karakteristik masing-masing sekolah. Maka di awal tahun pembelajaran,
sekolah menentukan KKM tersebut berdasarkan kriteria:
1. Esensial (tingkat urgensi materi, diperlukan atau tidak)
2. Kompleksitas (tingkat kesulitan dan kerumitan)
3. Daya Dukung (tingkat kemampuan, kualifikasi SDM guru dan sarana penunjang
pembelajaran)
4. Intake/input siswa (kualitas/kemampuan dasar siswa sebagai ”bahan olahnya”.

Dalam perumusan KKM ini, kriteria yang digunakan hanyalah dari point 2 s.d. 4. Adapun point
1 hanyalah lebih bersifat seleksi materi. Ketika diperlukan dipakai, ketika tidak diperlukan
dibuang. Rumusnya penentuan KKM tersebut adalah sebagai berikut:
(K + D + I) x 100
9

Dimana :
K = Kompleksitas tinggi 1
Kompleksitas sedang 2
Kompleksitas rendah 3

D = Daya Dukung tinggi 3


Daya Dukung sedang 2
Daya Dukung rendah 1

I = Intake siswa tinggi 3


Intake siswa sedang 2
Intake siswa rendah 1
Berdasarkan rumus di atas, ditetapkan KKM SMKN 1 Legonkulon adalah sebagaimana
tabel berikut ini;

KKM
MATA PELAJARAN Kelas Kelas Kelas
X XI XII
MUATAN NASIONAL
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 75 75
6 Bahasa Inggris 75 75 75
MU ATAN KEWILAYAHAN
7 Seni Budaya 75 - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 75 75 -
9 Bahasa Sunda - 75 -
KE LOMPOK PEMINATAN ( C )
DA SAR BIDANG KEAHLIAN (C1)
10 Simulasi & Komunikasi Digital 75 - -
11 Fisika 75 - -
12 Kimia 75 - -
13 Biologi 75
DA SAR PROGRAM KEAHLIAN (C2)
14 Dasar – Dasar Budidaya Perikanan 80 - -
15 Kualitas Air dan Hama Penyakit 80 - -
16 Produksi Pakan Alami dan Buatan 80 - -
KO MPETENSI KEAHLIAN (C3)
17 Teknik Pengembangbiakan Komoditas PAT - 80 80
18 Teknik Pendederan Komoditas PAT - 80 80
19 Teknik Pembesaran Komoditas PAT - 80 80
20 Teknik Penanganan Pasca Panen - 80 80
21 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - 80 80

Tabel Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMKN 1 Legonkulon

9. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria Penentuan Kenaikan Kelas
diatur sesuai dengan ketentuan yaitu apabila kegiatan penilaian kenaikan kelas dilakukan secara
berkesinambungan sehingga tindakan perbaikan dan pengayaan diberikan saat dini dan tepat
waktu diharapkan tidak ada siswa yang tidak mencapai kompetensi yang ditargetkan walaupun
dengan kecepatan dan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kalau setiap siswa
bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu, maka
tidak perlu ada siswa yang tidak naik kelas (automatic promotion). Namun apabila karena alasan
yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin
bisa berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan, maka hasil penilaian kelas bisa
menjadi dasar siswa tersebut tinggal kelas.

Berdasarkan uraian di atas, dan berdasarkan analisis kebutuhan sekolah, ditetapkan Kriteria
kenaikan kelas SMKN 1 Legonkulon adalah sebagai berikut:
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila:
a. Peserta didik memiliki nilai sikap yang dibuktikan dengan deskripsi niilai minimal baik
dan memiliki nilai PAI dan PPkn dengan kriteria minimal Baik
b. Peserta didik telah menuntaskan seluruh mata pelajaran di tiap semester dan
memperoleh nilai serendah-rendahnya nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) untuk
setiap mata pelajaran, atau memiliki nilai di bawah KKM tidak lebih dari 3 mata
pelajaran.
c. Peserta didik telah menuntaskan nilai Kepesantrenan & Ketarunaan di tiap semester,
dan memperoleh nilai serendah-rendahnya nilai KKM kepesantrenan.
d. Siswa telah menyelesaikan PKL, Laporan PKL, dan Presentasi laporan PKL (untuk kelas XI
yang akan naik ke kelas XII).
e. Siswa tidak sedang terlibat dan atau melakukan pelanggaran berat baik secara hukum
negara, hukum agama, dan atau norma & etika yang ada di lingkungan SMKN 1
Legonkulon.
f. Siswa telah melalui dan dinyatakan naik tingkat dalam rapat Kenaikan Tingkat oleh
Kepala Sekolah, Kaprog dan Wali Kelas.
g. Memiliki Nilai Kepribadian maksimal hanya 1 (dari 3 item) yang memiliki nilai kurang
semester

10. Kelulusan
Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran dilakukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbang hasil penilaian siswa oleh pendidik.
a. Penilaian hasil kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia dilakukan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai aspek perkembangan
afeksi siswa, serta melalui ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
siswa.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
dapat berdasarkan indikator :
1) kerajinan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianut;
2) kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan;
3) jujur dalam perkataan dan perbuatan;
4) mematuhi aturan sekolah;
5) hormat terhadap pendidik;
6) ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat
lain;
7) kriteria lainnya yang dapat dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan.
8) Ulangan dan/atau penugasan dilakukan sekolah dengan
materi ujian berdasarkan kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik :
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.

b. Penilaian hasil kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan


melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkemabangan
afeksi siswa dan kepribadian, serta melalui ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur
aspek kognitif perserta didik.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dapat menggunakan indikator :
1) menunjukan kemampuan belajar;
2) ulet tidak mudah menyerah;
3) memenuhi aturan sosial;
4) tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif;
5) berani bertanya dan menyampaikan pendapat;
6) kerjasama dengan teman dalam hal yang positif
7) mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan pendidikan;
8) kriteria lainnya yang dikembangkan satuan pendidikan.

Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian berdasarkan
kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik :
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik

c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai afeksi dan ekspresi psikomotorik
siswa.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran estetika menggunakan
indikator :
1) dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan. apresiasi seni;
2) kreasi seni;
Hasil penilaian akhir yang merupakan gabungan dari hasil penilaian dari beberapa observasi
ditentukan oleh satuan pendidikan

d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan
psikomotorik dan efeksi siswa.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran jasmani, olaraga dan
kesehatan dapat menggunakan indikator :
1) aktifitas dalam kegiatan olahraga di satuan pendidikan;
2) kebiasaan hidup sehat dan bersih;
3) tidak merokok;
4) tidak menggunakan narkoba;
5) disiplin waktu;
6) keterampilan melakukan gerak olahraga;
7) Tidak terlibat tawuran / perkelahian antar pelajar.
8) Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan
dengan materi ujian berdasarkan kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-
masing harus minimum baik.
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.

e. Lulus ujian sekolah


Ujian sekolah mencakup :
1) Ujian untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan pada mata pelajaran dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi yang tidak diujikan pada
ujian nasional
2) Ujian praktek untuk mata pelajaran yang tidak dinilai melalui UN.
Hasil ujian sekolah digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk :
1) Penentuan kelulusan siswa dari satuan pendidikan;
2) Pembinaan siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan serta pengembangan fasilitas
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

f. Kriteria Kelulusan
Berdasarkan uraian di atas, ditambah beberapa point tambahan yang diberlakukan di SMKN
1 Legonkulon, maka dirumuskan kriteria kelulusan kelas XII dari SMKN 1 Legonkulon adalah
sebagai berikut ;

1). Siswa telah menuntaskan seluruh pembelajaran dari semester 1 sampai dengan
semester 6 dan telah mencapai nilai KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) untuk
setiap mata pelajaran yang dibuktikan dengan nilai dalam buku raport.
2). Telah mengikuti Ujian Nasional
3). Siswa telah menyelesaikan Ujian Sekolah untuk mata pelajaran yang tidak di-UN-
kan dan memperoleh nilai paling rendah sesuai KKM.
4). Siswa telah menuntaskan seluruh pembelajaran Ketarunaan dari semester 1 sampai
dengan semester 6, yang dibuktikan dengan nilai dalam buku raport khas SMKN 1
Legonkulon
5). Siswa tidak sedang terlibat dan atau melakukan pelanggaran berat baik secara
hukum negara, hukum agama, dan atau norma & etika yang ada di lingkungan
SMKN 1 Legonkulon
6). Siswa telah melalui dan dinyatakan lulus dalam rapat penentuan kelulusan oleh
kepala sekolah dan dewan guru.

E. PELAPORAN HASIL BELAJAR


Secara konkrit pelaporan hasil belajar dituangkan dalam bentuk:
a. Rapor; untuk Penilaian Akhir Semester dan Penilaian Akhir Tahun Pelajaran
b. Sertifikat Kompetensi; untuk UKK
c. Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN); untuk nilai UN
d. Transkip Nilai; untuk akumulasi seluruh nilai baik nilai rapor tiap semester, SKHUN, sertifikat
UKK, dan keterangan PKL

Anda mungkin juga menyukai