Muatan KTSP ini meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi siswa. Disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum. Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing
tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.
Mata pelajaran pada SMKN 1 LEGONKULON-SUBANG, di Kompetensi Keahlian BISNIS DARING DAN
Pemasaran ini adalah :
Muatan Nasional (A)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
3. Bahasa Sunda 212
Jumlah B 464
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Marketing 144
2. Perencanaan Bisnis 144
3. Komunikasi Bisnis 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Penataan Produk 348
2. Bisnis Online 490
3. Pengelolaan Bisnis Ritel 420
4. Administrasi Transaksi 456
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. MUATAN NASIONAL
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. MUATAN KEWILAYAHAN
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
3. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
Jumlah B 7 7 4 4 2 2
C. KELOMPOK PEMINATAN KEJURUAN
DASAR BIDANG KEAHLIAN (C1)
1. Simulasi & Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
DASAR PROGRAM KEAHLIAN (C2)
1. Marketing 4 4 - - - -
2. Perencanaan Bisnis 4 4 - - - -
3. Komunikasi Bisnis 5 5 - - - -
KOMPETENSI KEAHLIAN (C3)
1. Penataan Produk - - 4 4 6 6
2. Bisnis Online - - 7 7 7 7
3. Pengelolaan Bisnis Ritel - - 6 6 6 6
4. Administrasi Transaksi - - 7 7 6 6
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 48 48 50 50 50 50
C. Peraturan Akademik
1. Pengaturan Beban Belajar
1. Kelasa X
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Pendidikan Agama Islam 3 07.30 – 16.00
1. Senin
PKn 2 07.30 – 16.00
Bahasa Indonesia 4 07.30 – 16.00
2. Selasa
PJOK 2 07.30 – 16.00
3. Rabu Matematika 4 07.30 – 16.00
Sejarah Indonesia 3 07.30 – 16.00
4. Kamis
Seni budaya 3 07.30 – 16.00
Bahasa Sunda 2 07.30 – 16.00
5. Jumat
Bahasa Inggris 3 07.30 – 16.00
Total JP 26
2. Kelasa XI
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Pendidikan Agama Islam 3 07.30 – 16.00
1. Senin
Bahasa Indonesia 3 07.30 – 16.00
2. Selasa PPKn 2 07.30 – 16.00
3. Rabu Bahasa Inggris 3 07.30 – 16.00
Matematika 4 07.30 – 16.00
4. Kamis
Bahasa Sunda 2 07.30 – 16.00
5. Jumat PJOK 2 07.30 – 16.00
Total JP 19
3. Kelasa XII
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Matematika 4 07.30 – 16.00
1. Senin
Bahasa Sunda 2 07.30 – 16.00
2. Selasa Pendidikan Agama Islam 3 07.30 – 16.00
3. Rabu Bahasa Indonesia 2 07.30 – 16.00
4. Kamis Matematika 4 07.30 – 16.00
5. Jumat Bahasa Inggris 4 07.30 – 16.00
Total JP 19
2. Kelas XI
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
1. Senin Penataan Produk 4 07.30 – 16.00
2. Selasa Bisnis Online 7 07.30 – 16.00
3. Rabu Pengelolaan Bisnis Ritel 6 07.30 – 16.00
4. Kamis Administrasi Transaksi 7 07.30 – 16.00
5. Jum’at Produk Kreatif dan 7 07.30 – 16.00
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
Kewirausahaan
Total JP 31
3. Kelasa XII
JP/
No Hari Mata Pelajaran Waktu
minggu
1. Senin Penataan Produk 6 07.30 – 16.00
2. Selasa Bisnis Online 7 07.30 – 16.00
3. Rabu Pengelolaan Bisnis Ritel 6 07.30 – 16.00
4. Kamis Administrasi Transaksi 6 07.30 – 16.00
Produk Kreatif dan 07.30 – 16.00
5. Jumat 8
Kewirausahaan
Total JP 33
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket untuk SMKN 1 Legonkulon ±40% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan siswa dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Beban belajar dalam tahun pertama adalah 32 minggu, tahun ke-2 36 minggu dan tahun ke-
3 27 minggu. Beban belajar dalam seluruh penyelesaian studi adalah 5092 jam atau setara
dengan ± 48 jam perminggu.
Tuntutan Beban belajar per minggu adalah 48 jam tatap muka, dengan perincian sebagai
berikut:
Jumlah jam rata-rata perminggu tatap muka teori adalah ±28 jam, dan
Jumlah jam perminggu pelajaran praktik adalah ±20 jam
Meski demikian, penerapan di lapangan tidaklah kaku, mengingat bahwa di SMKN 1
Legonkulon menerapkan beberapa program unggulan yang cukup menyita waktu, maka
dilakukan beberapa penyesuaian sebagaimana diuraikan dalam struktur kurikulum
penyesuaian.
Dengan adanya program unggulan ini juga menjadikan beberapa mata pelajaran mengalami
perubahan secara jumlah jam. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada mata pelajaran
sebagai berikut;
Jml Jam Jml Setelah
No Mata Pelajaran Seharusnya Penyesuaian Keterangan
X XI XII X XI XII
1 PAI 3 3 3 3 3 3
2 PPKn 2 2 2 2 2 2
3 B. Indonesia 4 3 2 4 3 2
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 - - 3 - -
6 B. Inggris 3 3 4 3 3 4
7 Seni Budaya 3 - - 3 - -
8 Penjas 2 2 - - 2 - 2 Jam Penjas di
Latdastar 288 jam kelas X
digantikan
Program
Unggulan
Latdastar yang
setara dengan
288 jam
9 SimKomDig 3 - - 3 - -
10 Fisika 2 - - 2 - -
11 Kimia 2 - - 2 - -
12 Biologi 3 - - 3 - -
Dasar-Dasar
13 Budidaya 4 - - 4 - -
Perikanan
Produksi Pakan
14 Alami dan 4 - - 4 - -
Buatan
Kualitas Air dan
15 4 - - 4 - -
Hama Penyakit
Teknik
Pengembangbia
16 - 7 8 - 7 8
kan Komoditas
PAT
Teknik
17 Pendederan - 6 6 - 6 6
Komoditas PAT
Teknik
18 Pembesaran - 7 7 - 7 7
Komoditas PAT
Teknik
19 Penanganan - 4 4 - 4 4
Pasca Panen
Produk Kreatif
20 dan - 7 8 - 7 8
Kewirausahaan
3. Pengaturan Penjurusan
Mengacu kepada Permendikbud no. 60 tahun 2014, tentang PKL, bahwasannya PKL adalah
satu konsepsi pendidikan yang sudah cukup lama berjalan bagi siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Di Jerman system ini disebut dual system, di Australia disebut dengan
apprentice system. Dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) khususnya
pada Sekolah Menengah Kejuruan sistem PKL ini operasioalnya disebut dengan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) yang diadopsi dari istilah Jerman dual system. Pemerintah melalui
Depdiknas menetapkan kebijaksanaan link and match yang berlaku pada semua jenis dan
jenjang pendidikan di Indonesia.
Pendekatan Pendidikan dengan Sistem Ganda sebagai kajian tak terpisahkan dari kebijakan link
and match dijadikan pola utama penyelenggaraan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
yang dimulai pada tahun pelajaran 1994/1995.
Melalui program ini diharapkan output SMK mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja
khususnya tenaga kerja menengah untuk Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) atau menciptakan
lapangan kerja baru.
Dalam masa ini, seorang siswa bukan hanya dituntut berkompeten dalam teori ilmunya tetapi
juga dituntut untuk memiliki kompetensi yang holistik seperti: mandiri; mampu
berkomunikasi; memiliki jejaring (networking) yang luas; mampu mengambil keputusan; peka
terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia luar, dan lain-lain.
Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa siswa dengan kualifikasi tersebut sulit ditemukan,
untuk hal tersebut maka dibutuhkan sebuah program PKL sebagai sarana pembelajaran bagi
siswa untuk memperoleh berbagai kompetensi holistik yang dibutuhkan setelah
menyelesaikan pendidikan.
c. Pengertian PKL
Program PKL adalah suatu kegiatan pembelajaran di lapangan yang bertujuan untuk
memperkenalkan dan menumbuhkan kemampuan siswa dalam dunia kerja nyata.
Pembelajaran ini terutama dilaksanakan melalui hubungan yang intensif antara peserta
program PKL dan tenaga pembinanya di instansi/perusahaan / DUDI.
Pendidikan Sistem Ganda / PKL / PKL adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional.
d. Tujuan PKL
Program PKL bertujuan agar siswa mampu:
1. Mengenal suasana kerja yang sebenarnya agar mereka memahami sejauh mana mereka
harus mempersiapkan diri apabila nanti memasuki dunia kerja. Dengan adanya PKL ini
diharapkan siswa bisa mengintropeksi diri akan kekurangan - kekurangan yang ada dalam
diri mereka, baik itu bidang keilmuan maupun sosialisasinya dengan lingkungan
2. Menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam dunia praktik sehingga mampu
menumbuhkan pengetahuan kerja sesuai dengan latar belakang bidang ilmu siswa.
3. Melatih kemampuan siswa untuk menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, mampu bersikap,
mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam bekerja;
4. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang lain di dalam dunia kerja.
e. Kompetensi PKL
Secara garis besar kompetensi siswa yang diharapkan terwujud dari program PKL adalah
sebagai berikut:
1. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan, seperti:
pemahaman tugas, kecekatan bekerja, kreativitas bekerja, pengambilan keputusan
2. Kompetensi Personal
Kompetensi personal adalah kemampuan dalam hal sikap dan kepribadian, meliputi:
kejujuran; kedewasaan berpikir, tanggung jawab, kemandirian, disiplin, dan antusiasme.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial menitikberatkan kepada kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan kerja, meliputi: komunikasi, kerja sama, dan empati.
f. Prosedur PKL
Pelaksanaan PKL mengikuti tahapan-tahapan seperti berikut ini:
1. Siswa mengajukan permohonan PKL kepada Ketua Program Keahlian atau Sekretaris
jurusan ;
2. Siswa mendiskusikan persiapan PKL kepada Ka.Prog / Sekjur sebagai pembimbing PKL;
3. Siswa melakukan PKL ke lokasi PKL yang telah disetujui ;
4. Siswa menyusun laporan PKL dan melakukan pembimbingan laporan PKL kepada
pembimbing;
5. Siswa memperoleh nilai PKL ;
6. Siswa mendapatkan sertifikat ;
h. Waktu PKL
1. Waktu pelaksanaan PKL reguler dilaksanakan dalam rentang mulai bulan Januari sampai
dengan Juli setiap tahunnya setelah masa pandemic COVID 19 dinyatakan selesai, atau
sesuai dengan kesiapan DU/DI berkaitan dengan lama waktunya.
2. Ketika masa pandemic COVID 19 masih dinyatakan berjalan, maka program PKL diganti
dengan produksi di sekolah melalui kegiatan Teaching Factory.
3. Magang industri disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan, dengan waktu yang
disepakati dalam MOU.
i. Evaluasi/Penilaian PKL
Evaluasi atau penilaian magang dilakukan secara ketat dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini:
1. Penilaian dilaksanakan pada akhir semester saat magang dilakukan;
2. Nilai hasil magang diinput ke dalam Kartu Hasil Studi (KHS);
3 Apabila magang tidak selesai dilaksanakan pada semester tersebut maka magang akan
dibebankan pada Kartu Rencana Studi (KRS) semester berikutnya.
4. Pembimbing perwakilan dari perusahaan / DU / DI berhak memberikan nilai kepada
peserta magang.
k. Pengisian Jurnal
a. Fungsi Jurnal
Jurnal adalah berupa buku panduan pelaksanaan magang/PKL/PSG yang berisi tentang
tata cara pelaksanaan magang/PKL/PSG, cara pelaporan hasil magang / PKL/PSG, cara
pengisian, absensi kehadiran dan unsur penilaian lain yang dibutuhkan.
b. Tata Cara Pengisian
Tata cara pengisian jurnal adalah sebagai berikut:
1). Siswa/I mengisi daftar identitas pada lembar identitas secara lengkap dan jelas.
2). Siswa diwajibkan mengisi laporan harian pada kolom yang telah disediakan.
3). Siswa mengisi lembar daftar hadir pada kolom yang telah disediakan
4). Siswa diwajibkan memberikan paraf (tanda-tangan) pada setiap laporan harian.
5). Pembimbing dari DU/DI harus memberikan parafnya pada setiap laporan harian
sebagai bukti fisik siswa telah melaksanakan tugasnya dan diketahui oleh
pembimbing dari DU/DI yang bersangkutan .
c. Tata cara pelaporan ke sekolah
Untuk pengontrolan hasil magang taruna/i diwajibkan memberikan laporan dengan cara
memberikan jurnal kepada Ka.prog / Sesprog untuk diperiksa setiap akhir bulan.
l. Sistematika Laporan
1. konten
Secara garis besar laporan magang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu: bagian awal, bagian
inti dan bagian akhir. Secara rinci bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:
- Sampul Depan
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Bab I. Pendahuluan
a. Latar belakang Magang
b. Tujuan Magang
- Bab II. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan
b. Struktur Organisasi
- Bab III. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
b. Pembahasan (sesuai dengan teori)
- Bab IV. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan manfaat, factor-faktor pendukung dan penghambat
b. Saran – saran
- Bab V. Penutup
- Daftar Pustaka (jika ada)
- Lampiran
1. Catatan kegiatan
2. Foto – foto Kegiatan
2. Aturan Penulisan
a. Kertas : HVS A4
b. Margin : Atas 4cm, bawah 3cm, kanan 3cm, kiri 4cm
c. Spasi : Dari bab ke sub bab 3 spasi, dari sub bab ke penjelasan
2 spasi, jarak antar tulisan 1,5 spasi
d. Font : Times New Roman
e. Size : Bab 14, Sub bab dan penjelasan 122
f. Sampul : TBSM = Merah, RPL = Kuning, ATU = Hijau, APAT = Biru
m. Evaluasi
Penilaian siswa
Ada beberapa point penilaian terhadap siswa dalam PKL yaitu:
1. Kehadiran point nilai 10%, nilai ini diberikan oleh pembimbing ditempat magang.
2. Tugas Kerja ditempat magang point nilai 10%, nilai ini diberikan oleh pembimbing
ditempat PKL
3. Membuat laporan kerja point nilai 35%, nilai ini diberikan oleh sekolah.
4. Presentasi, point nilai 45%, nilai ini diberikan oleh sekolah.
Apabila perpindahan peserta didik terjadi lintas jurusan yang ada di sekolah (masih di SMKN 1
Legonkulon), dan diajukan atas permintaan pribadi peserta didik atau orang tua/wali, maka
orangtua/wali, peserta didik, kepala program keahlian yang ditinggalkan dan yang dituju, waka
Kesiswaan serta bagian pendataan peserta didik harus saling berkordinasi dengan tetap
menempuh jalur administratif/pencatatan dilakukan dengan baik dan terarsipkan. Perpindahan
antar jurusan ini hanya boleh terjadi selama peserta didik masih berada di kelas X, juga disertai
alasan kepindahan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Sekolah berhak menolak
manakala perpindahan diajukan ketika anak sudah berada di kelas XI atau XII.
Apabila perpindahan terjadi lintas sekolah dalam kabupaten yang sama, dan diajukan atas
permintaan pribadi peserta didik atau orang tua/wali, maka orangtua/wali wajib menyampaikan
surat permohonan perpindahan secara tertulis, serta mencantumkan nama dan alamat sekolah
yang dituju. Dalam surat tersbut juga orang tua/wali harus mencantumkan alasan kepindahan
yang jelas dan dapat dipertanggung-jawabkan. Orang tua/wali berkewajiban melunasi segala
bentuk administrasi sekolah yang belum tertunaikan (apabila ada).
Apabila perpindahan terjadi lintas kabupaten, dan diajukan atas permintaan pribadi peserta didik
atau orang tua/wali, maka orangtua/wali wajib menyampaikan surat permohonan perpindahan
secara tertulis, serta mencantumkan nama dan alamat sekolah yang dituju, juga menunjukan
surat persetujuan dari sekolah yang dituju yang menyatakan siap menerima peserta didik
pindahan tersebut. Orang tua/wali wajib melunasi seluruh administrasi keuangan sekolah yang
belum ditunaikan (apabila ada). Sekolah juga berhak memungut biaya administrasi pengurusan
perpindahan.
D. PENILAIAN
1. Konsep Penilaian
a. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), ranah
pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis,
selama dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran
untuk kurun waktu tertentu.
b. Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik mengetahui capaian
pembelajaran (learning outcomes), memperoleh informasi tentang kelemahan dan
kekuatan pembelajaran dan belajar. Dalam pendidikan berbasis standar (standard-
based education), kurikulum bebasis kompetensi (competency-based curriculum), dan
pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar
merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang menjadi batas
ketuntasan belajar.
c. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
d. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/ bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam ranah sikap spiritual dan sikap
sosial, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana
dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
e. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian oleh pendidik digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
f. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
g. Jenis ujian pada Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK) terdiri atas ulangan,
ujian sekolah/madrasah, ujian nasional, Ujian Unit Kompetensi (UUK), dan Ujian
Kompetensi Keahlian (UKK)
h. Ulangan adalah proses yang dilakukan oleh pendidik untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan.
i. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasibelajardan/ataupenyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
j. Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik.
k. Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK adalah penilaian terhadap
pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu)
Skema Sertifikasi Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan
terakreditasi. Unit Kompetensi terdiri atas beberapa Kompetensi Dasar (KD) untuk
mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
l. Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK adalah penilaian terhadap
pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di
akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama DUDI dengan memperhatikan paspor keterampilan
(Skills Passport)
m. Skills Passport adalah salah satu laporan evaluasi hasil belajar peserta didik, yang berisi
tentang kompetensi dasar-kompetensi dasar yang sudah dipelajari dan diujikan serta
keterangan lain yang diperlukan.
n. Skills passport berfungsi sebagai dokumen pendukung pada saat peserta didik
mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
(LSP). Kompetensi dasar yang sudah dinyatakan lulus dalam dokumen ini diharapkan
menjadi Recognition Prior Learning (RPL) dan Recognition Current Competency (RCC)
pada pelaksanaan uji kompetensi
o. Skema sertifikasi profesi merupakan persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan
dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan
khusus yang sama, serta prosedur yang sama. Dalam bahasa sehari-sehari merupakan
jenis- jenis produk sertifikasi profesi
p. Teknik penilaian yang digunakan meliputi observasi, tes tertulis, tes lisan, penugasan,
kinerja, proyek, dan portofolio.
q. Pinsip penilaian hasil belajar adalah sahih, obyektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh
dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel dan andal.
r. Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dn penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa, dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian,
pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik.
s. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
t. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
u. Penilaian berbasis HOTs adalah penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar untuk mata pelajaran muatan umum ditentukan oleh satuan pendidikan dan
mata pelajaran muatan kejuruan ditentukan oleh satuan pendidikan bersama dengan
DUDI dan/atau lembaga terkait.
2. Deskripsi
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan
program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria. Acuan kriteria
merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian
indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Bagi yang belum
berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang
dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian baik secara individual, kelompok, maupun
kelas. Bagi peserta didik yang berhasil dapat diberikan program pengayaan sesuai
dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program
pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
c. Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah pengetahuan dan ranah keterampilan
menggunakan skala penilaian 0 - 100, sedangkan skala penilaian untuk ranah sikap
menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), dan Kurang (K).Penilaian
ranah sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan oleh wali kelas, guru BK, guru Pendidikan
Agama dan Budi pekerti serta guru PPKn. Sedangkan penilaian sikap spiritual dan sosial
oleh guru mata pelajaran lainnya,merupakan bahan masukan bagi wali kelas untuk
menentukan deskripsi akhir.
Penilaian sikap oleh guru mata pelajaran (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn)
diperkuat dengan penilaian diri dan penilaian antar teman.Penilaian diri dan penilaian
antar teman yang dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya untuk
konfirmasi terhadap penilaian guru mata pelajaran.Hasil penilaian sikap oleh guru mata
pelajaran, guru BK dan atau penilaian diri dan antar teman diserahkan ke wali kelas,
yang selanjutnya diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan dalam raport.
6. Ketuntasan
Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar
peserta didik.Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada awal tahun pelajaran
melalui musyawarah oleh satuan pendidikan.Nilai ketuntasan minimal untuk KD
pengetahuan dan KD keterampilan pada mata pelajaran baik dikelompok muatan nasional
(A), muatan kewilayahan(B), maupun muatan peminatan kejuruan (C1, C2, C3)adalah
minimal 70 (Kategori Baik) sesuai ketentuan dalam Permendikbud No 23 tahun 2016,
tentang standar penilaian. Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan meliputi 3 (tiga)
kategori, yaitu Kategori ‘Kurang/belum mencapai KKM(<70); kategori ‘Baik/sudah mencapai
KKM (70 s.d. 85) dan “Sangat Baik/Melampaui KKM (86 s.d. 100). sedangkan untuk sikap
spiritual dan sikap sosial adalah baik (B).Satuan pendidikan dapat menentukan nilai
ketuntasan minimal diatas nilai ketuntasan minimal yang ditentukan pemerintah, melalui
proses analisis kondisi sekolah dengan mempertimbangkan faktor Intake, tingkat
kesulitan/kompleksitas KD dan daya dukung. Untuk penilaian mata pelajaran kelompok C2
dan C3 (kompetensi keahlian) selain mengacu pada ketentuan pemerintah, juga mengacu
pada tuntutan kriteria dari KD yang berlaku di dunia kerja yaitu minimal memuaskan
(satisfaction) yang di dalam pedoman penilaian SMK dilambangkan dengan nilai “70”
1) Substansi/Materi
a) Soal sesuai dengan indikator KD dan menuntut tes bentuk uraian
b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai
c) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)
d) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas
2) Konstruksi
a) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
b) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai. Gunakanlah kata-kata: mengapa, uraiakan, jelaskan,
tafsirkan, bandingkan, buktikan, hitunglah, dan hindari pertanyaan : siapa, apa,
bila.
c) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
d) Ada pedoman penskoran
3) Bahasa
a) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
b) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
c) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau
salah pengertian
d) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
e) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku daerah tertentu atau bahasa tabu
g. Pembuatan Soal Kategori HOTs
Menyusun soal kategori HOTs, harus menyediakan :
1) Berbagai macam data (pernyataan, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang
dilakukan, laporan, bahan bacaan, paragrap, teks drama, penggalan
novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, foto, rumus, tabel, daftar
kata/symbol, contoh, peta, film, suara yang direkam,dll) sebagai stimulus untuk
menjawab soal-soal HOTS
2) Data yang disediakan harus memberikan informasi kepada siswa merujuk
kepada pengetahuan atau kemampuan dasar sehingga dapat diolah lebih lanjut
3) Data yang diajukkan sebagai stimulus kepada siswa dibuat dengan situasi yang
“autentik” atau nyata
Kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang memuat informasi/kriteria yang dapat
dijadikan pedoman untuk menulis/merakit soal. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam
penulisan soal hingga menghasilkan soal yang siap digunakan sesuai dengan tujuan tes.
Melalui kisi-kisi dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal. Kisi-kisi yang baik akan dapat
menghasilkan perangkat soal yang baik pula
Syarat Kisi-Kisi Soaladalah :
Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat
Komponen-komponennyarinci, jelas dan mudah dipahami
Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan
7. Jenis-jenis Penilaian/Ujian
Merujuk kepada Panduan Penilaian SMK tahun 2018, ujian-ujian yang dilakukan dalam rangka
mengukur kompetensi siswa SMK adalah sebagai berikut;
a. Penilaian/Ulangan Harian
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan, dalam proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik. Teknis pelaksanaannya diserahkan kepada guru
masing-masing dengan tidak keluar dari ranah koridor teknik-teknik penilaian seperti di
atas.
b. Penilaian Akhir Semester (PAS)
Adalah proses pengolahan dan pengumpulan informasi untuk mengukur capaian hasil
belajar peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis untuk memantau proses, kemajuan belajar dan perbaikan
hasil belajar. Penilaian Akhir Semester dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian
peserta didik 50% (1/2 tahun pembelajaran) dari materi yang disampaikan tiap
jenjangnya. Dilakukan secara terprogram oleh sekolah melalui kepanitiaan ujian di bawah
kordinasi Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum.
c. Penilaian Akhir Tahun (PAT)
Penilaiana Akhir Tahun (PAT) Adalah proses pengolahan dan pengumpulan informasi
untuk mengukur capaian hasil belajar peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memantau proses,
kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar. dilakukan untuk mengukur tingkat
pencapaian peserta didik 100% dari materi yang disampaikan tiap jenjangnya (1 tahun
pembelajaran). Dilakukan secara terprogram oleh sekolah melalui kepanitiaan ujian di
bawah kordinasi Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum.
d. Ujian Sekolah (US)
Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Teknis pelaksanaannya mengacu kepada
Prosedur Operasi Standar (POS) yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
e. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)Asesment Kompentensi Minimal (AKM)
Ujian Sekolah yang diselenggarakan dengan mengikuti beberapa standar yang bersifat
nasional. Teknis pelaksanaannya mengacu kepada Prosedur Operasi Standar (POS) yang
diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) setiap tahunnya, dan dibantu
dengan kebijakan-kebijakan teknis dari Dinas Pendidikan tingkat Provinsi.
f. Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
UKK adalah penilaian terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada
KKNI dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri dengan memperhatikan
paspor keterampilan dan/atau portofolio.
UKK ini juga dilakukan bisa melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk jurusan-jurusan
yang dianggap layak/memiliki rekanan/di bawah jejaring sekolah lain yang sudah memiliki
sertifikat LSP dan sudah ditunjuk menjadi TUK (Tempat Uji Kompuetensi).
g. Ujian Nasional (UN) dan Penggantinya
Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk mengukur
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada mata pelajaran tertentu, dengan
petunjuk teknis mengikuti POS yang dikeluarkan oleh BSNP. Menurut kebijakan
Mendikbud, mulai tahun pelajaran 2020/2021, UN ini akan dihilangkan dan diganti
dengan Asesmen. Untuk pelaksanaan Assesmen SOP akan mengikuti nanti sesuai aturan
yang dikeluarkan pemerintah.
Kriteria ideal tersebut tentu tidak bisa disamakan antara sekolah yang satu dengan sekolah
lainnya, tergantung karakteristik masing-masing sekolah. Maka di awal tahun pembelajaran,
sekolah menentukan KKM tersebut berdasarkan kriteria:
1. Esensial (tingkat urgensi materi, diperlukan atau tidak)
2. Kompleksitas (tingkat kesulitan dan kerumitan)
3. Daya Dukung (tingkat kemampuan, kualifikasi SDM guru dan sarana penunjang
pembelajaran)
4. Intake/input siswa (kualitas/kemampuan dasar siswa sebagai ”bahan olahnya”.
Dalam perumusan KKM ini, kriteria yang digunakan hanyalah dari point 2 s.d. 4. Adapun point
1 hanyalah lebih bersifat seleksi materi. Ketika diperlukan dipakai, ketika tidak diperlukan
dibuang. Rumusnya penentuan KKM tersebut adalah sebagai berikut:
(K + D + I) x 100
9
Dimana :
K = Kompleksitas tinggi 1
Kompleksitas sedang 2
Kompleksitas rendah 3
KKM
MATA PELAJARAN Kelas Kelas Kelas
X XI XII
MUATAN NASIONAL
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 75 75
6 Bahasa Inggris 75 75 75
MU ATAN KEWILAYAHAN
7 Seni Budaya 75 - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 75 75 -
9 Bahasa Sunda - 75 -
KE LOMPOK PEMINATAN ( C )
DA SAR BIDANG KEAHLIAN (C1)
10 Simulasi & Komunikasi Digital 75 - -
11 Fisika 75 - -
12 Kimia 75 - -
13 Biologi 75
DA SAR PROGRAM KEAHLIAN (C2)
14 Dasar – Dasar Budidaya Perikanan 80 - -
15 Kualitas Air dan Hama Penyakit 80 - -
16 Produksi Pakan Alami dan Buatan 80 - -
KO MPETENSI KEAHLIAN (C3)
17 Teknik Pengembangbiakan Komoditas PAT - 80 80
18 Teknik Pendederan Komoditas PAT - 80 80
19 Teknik Pembesaran Komoditas PAT - 80 80
20 Teknik Penanganan Pasca Panen - 80 80
21 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - 80 80
9. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria Penentuan Kenaikan Kelas
diatur sesuai dengan ketentuan yaitu apabila kegiatan penilaian kenaikan kelas dilakukan secara
berkesinambungan sehingga tindakan perbaikan dan pengayaan diberikan saat dini dan tepat
waktu diharapkan tidak ada siswa yang tidak mencapai kompetensi yang ditargetkan walaupun
dengan kecepatan dan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kalau setiap siswa
bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu, maka
tidak perlu ada siswa yang tidak naik kelas (automatic promotion). Namun apabila karena alasan
yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin
bisa berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan, maka hasil penilaian kelas bisa
menjadi dasar siswa tersebut tinggal kelas.
Berdasarkan uraian di atas, dan berdasarkan analisis kebutuhan sekolah, ditetapkan Kriteria
kenaikan kelas SMKN 1 Legonkulon adalah sebagai berikut:
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila:
a. Peserta didik memiliki nilai sikap yang dibuktikan dengan deskripsi niilai minimal baik
dan memiliki nilai PAI dan PPkn dengan kriteria minimal Baik
b. Peserta didik telah menuntaskan seluruh mata pelajaran di tiap semester dan
memperoleh nilai serendah-rendahnya nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) untuk
setiap mata pelajaran, atau memiliki nilai di bawah KKM tidak lebih dari 3 mata
pelajaran.
c. Peserta didik telah menuntaskan nilai Kepesantrenan & Ketarunaan di tiap semester,
dan memperoleh nilai serendah-rendahnya nilai KKM kepesantrenan.
d. Siswa telah menyelesaikan PKL, Laporan PKL, dan Presentasi laporan PKL (untuk kelas XI
yang akan naik ke kelas XII).
e. Siswa tidak sedang terlibat dan atau melakukan pelanggaran berat baik secara hukum
negara, hukum agama, dan atau norma & etika yang ada di lingkungan SMKN 1
Legonkulon.
f. Siswa telah melalui dan dinyatakan naik tingkat dalam rapat Kenaikan Tingkat oleh
Kepala Sekolah, Kaprog dan Wali Kelas.
g. Memiliki Nilai Kepribadian maksimal hanya 1 (dari 3 item) yang memiliki nilai kurang
semester
10. Kelulusan
Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran dilakukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbang hasil penilaian siswa oleh pendidik.
a. Penilaian hasil kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia dilakukan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai aspek perkembangan
afeksi siswa, serta melalui ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
siswa.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
dapat berdasarkan indikator :
1) kerajinan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianut;
2) kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan;
3) jujur dalam perkataan dan perbuatan;
4) mematuhi aturan sekolah;
5) hormat terhadap pendidik;
6) ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat
lain;
7) kriteria lainnya yang dapat dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan.
8) Ulangan dan/atau penugasan dilakukan sekolah dengan
materi ujian berdasarkan kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik :
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.
Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian berdasarkan
kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik :
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik
c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai afeksi dan ekspresi psikomotorik
siswa.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran estetika menggunakan
indikator :
1) dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan. apresiasi seni;
2) kreasi seni;
Hasil penilaian akhir yang merupakan gabungan dari hasil penilaian dari beberapa observasi
ditentukan oleh satuan pendidikan
d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan
psikomotorik dan efeksi siswa.
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran jasmani, olaraga dan
kesehatan dapat menggunakan indikator :
1) aktifitas dalam kegiatan olahraga di satuan pendidikan;
2) kebiasaan hidup sehat dan bersih;
3) tidak merokok;
4) tidak menggunakan narkoba;
5) disiplin waktu;
6) keterampilan melakukan gerak olahraga;
7) Tidak terlibat tawuran / perkelahian antar pelajar.
8) Ulangan dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan
dengan materi ujian berdasarkan kurikulum yang digunakan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-
masing harus minimum baik.
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.
f. Kriteria Kelulusan
Berdasarkan uraian di atas, ditambah beberapa point tambahan yang diberlakukan di SMKN
1 Legonkulon, maka dirumuskan kriteria kelulusan kelas XII dari SMKN 1 Legonkulon adalah
sebagai berikut ;
1). Siswa telah menuntaskan seluruh pembelajaran dari semester 1 sampai dengan
semester 6 dan telah mencapai nilai KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) untuk
setiap mata pelajaran yang dibuktikan dengan nilai dalam buku raport.
2). Telah mengikuti Ujian Nasional
3). Siswa telah menyelesaikan Ujian Sekolah untuk mata pelajaran yang tidak di-UN-
kan dan memperoleh nilai paling rendah sesuai KKM.
4). Siswa telah menuntaskan seluruh pembelajaran Ketarunaan dari semester 1 sampai
dengan semester 6, yang dibuktikan dengan nilai dalam buku raport khas SMKN 1
Legonkulon
5). Siswa tidak sedang terlibat dan atau melakukan pelanggaran berat baik secara
hukum negara, hukum agama, dan atau norma & etika yang ada di lingkungan
SMKN 1 Legonkulon
6). Siswa telah melalui dan dinyatakan lulus dalam rapat penentuan kelulusan oleh
kepala sekolah dan dewan guru.