Anda di halaman 1dari 61

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMK NEGERI 1 LABUAN BAJO
JL. Raymundus Rambu No. 01 Ds. Batu Cemin-Kec. Komodo
Email. smknlabanbajo@yahoo.co.id
Web: www.smknegeri1labuanbajo.sch.id
Telp/Fax: (0385) 2443138
LABUAN BAJO

KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 LABUAN BAJO

Bidang Keahlian : Pariwisata

Program Keahlian : Usaha Layanan Pariwisata

1|P a g e
LEMBAR PENGESAHAN DAN PENETAPAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dan hasil rapat pleno sekolah, maka dengan
ini Kurikulum Operasional Satuan Pendididikan SMK Negeri 1 Labuan Bajo ,
ditetapkan diberlakukan untuk kelas X pada Tahun Pelajaran 2021 / 2022

Ditetapkan di : Labuan Bajo

Tanggal : 12 Juli 2021

Ketua Komite Sekolah Kepala SMKN 1 Labuan Bajo

Drs. Yeremis Unggas Stefanus Satu, S.Pd


Pembina,IV/a
NIP. 196612311994121054

Mengetahui

Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan

Provinsi Nusa Tenggara Timur

LINUS LUSI, S.Pd, M.Pd


Pembina Utama Muda
NIP. 197209281996061001

2|P a g e
KATA PENGANTAR

Berbagai pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional berkaitan langsung


dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Program Merdeka Belajar yang
diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Teknologi menuntut
SMK Negeri 1 Labuan Bajo untuk melakukan perubahan, terobosan dan inovasi
dalam pengorganisasian pelaksanaan pembelajaran. Program merdeka belajar
diharapkan akan mendorong SMK Negeri 1 Labuan Bajo untuk memfasilitasi guru
dan peserta didik agar memiliki kebebasan untuk berinovasi dan belajar mandiri
dan kreatif.

Berangkat dari masalah tersebut di atas maka SMK Negeri 1 Labuan Bajo secara
mandiri menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dalam
rangka mengukur kemampuan diri sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pembelajaran.

Dalam penyusunan kurikulum ini melibatkan berbagai pihak, sehingga pada


kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terlibat/terkait dalam penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
ini.

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan yang telah disusun ini ,terus


menerus dilakukan penyesuaian dan perubahan sesuai dengan perkembangan
informasi yang terjadi. Oleh karena itu semua pihak yang terkait diharapkan
memberikan kritikan dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
kurikulum ini.

Tim Penyusun

3|P a g e
IDENTITAS SEKOLAH

1. Kode Registrasi NSS: 331241101001 NPSN : 50304778

2. Nama Resmi Sekolah SMK Negeri 1 Labuan Bajo

3. SK Pendirian

4. Nomor SK 03a/O/1998

a. Tanggal SK 29 Januari 1998

5. Program Keahlian 1. Usaha Layanan Pariwisata (Akreditasi


A)
2. Perhotelan (Akreditasi A)
3. Kuliner (Akreditasi A)
4. Pengembangan Perangkat Lunak Dan
Gym (Akreditasi A)
5. Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi (Akreditasi A)
6. Akuntasi dan Keuangan Lembaga
(Akreditasi B)
a. Status Akreditas A

b. Nomor SK 760/BAN-SMK/SK/2019

c. Tanggal SK 9 September 2019

6. Penetapan LSP–SMK
a. Nomor SK Kep-646/BNSP/VII/2015

b. Tanggal Juli 2015

Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi SMKN 1


c. Tentang Labuan Bajo

7. Penetapan Pengembangan SMK Pariwisata


a. Nomor SK 2309/D5.4/TU/2017

b. Tanggal 2 April 2017

8. Penetapan SMK Revitalisasi


a. Nomor SK 761b/D5.2/KU/2017

b. Tanggal 2017

9. Penetapan Pengembangan SMK Pariwisata


a. Nomor MoU 837/D5.4/KU/2017

4|P a g e
b. Tanggal 17 April 2017

10. Penetapan Pengembangan SMK Rujukan


a. Nomor MoU 5690/D5.4/KU/2016

b. Tanggal 12 Agustus 2016

11. Alamat Lengkap Sekolah


Jl. Raymundus Rambu
a. Jalan RT. - RW.-
No. 1

b. Desa/Kelurahan Batu Cermin

c. Kecamatan Komodo

d. Kabupaten/Kota Manggarai Barat

e. Propinsi Nusa Tenggara Timur

f. Nomor Telepon (0385)2443249 Fax (0385)2443249

g. Email smknlabuanbajo@yaho.com

h. Website http://smkn1labuanbajo.sch.id

15. Identitas Kepala Sekolah

a. Nama Lengkap Stefanus Satu, S.Pd

b. Tempat & Tanggal Lahir Manggarai, 31 Desember 1966

c. Alamat Lengkap Wae Kesambi

d. Telepon Rumah / HP 081287816820

e. SK Pengangkatan Terakhir :
● Nomor SK BKD.821.374/II/2011

● Tanggal 04 Februari 2011

Pejabat pang
● Bupati Manggarai Barat
Mengangkat
16. Komite Sekolah

5
a. Jumlah Anggota
Yeremias Unggas
b. Ketua
367/I.21.29/KP/SMK/IX/2016
c. Nomor SK Pengangkatan
20 September 2016
d. Tanggal SK Pengangkatan

5|P a g e
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………………… i

Lembar Pengesahan dan Penetapan …………………………………………………. ii

Kata Pengantar ……………………………………………………………………. iii

Identitas Sekolah …………………………………………………………………………. iv

Daftar Isi ……………………………………………………………………………. v

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1

B. Dasar Hukum ……………………………………………………………….. 3

Bab II Karakteristik, Visi, Misi dan Tujuan ………………………………… 5

A. Karakteristik SMK Negeri 1 Labuan Bajo …………………………….. 5

B. Karakteristik Program Keahlian ………………………………………… 10

C. Visi ……………………………………………………………………………... 11

D. Misi …………………………………………………………………………….. 12

E Tujuan Sekolah ……………………………………………………………………. 13

F. Tujuan Program Keahlian ………………………………………………… 14

Bab III Pengorganisasian Pembelajaran …………………………………….. 15

A. Intrakurikuler ……………………………………………………………….. 15

1. Struktur Kurikulum Program Keahlian ………………………….. 15

2. Penetapan Konsentrasi ………………………………………………. 17

3. Struktur Kurikulum Konsentrasi ………………………………….. 18

4. Capaian Pembelajaran ……………………………………………….. 21

B. Proyek Penguatan Pelajar Pancasila …………………………………… 28

6|P a g e
C. Praktik Kerja Lapangan …………………………………………………… 31

D. Ekstrkurikuler ………………………………………………………………. 32

Bab IV Rencana Pembelajaran ………………………………………………… 34

A. Peraturan Akademik ……………………………………………………….. 34

B. Kalender Pendidikan ………………………………………………………. 40

C. Pengelolaan Pembelajaran ………………………………………………... 40

Bab V Pendampingan, Evaluasi Dan Pengembangan Profesional …….. 43

A. Pendampingan ………………………………………………………………. 43

B. Evaluasi ………………………………………………………………………. 46

C. Pengembangan Profesional ………………………………………………. 49

Lampiran ………………………………………………………………………….. 52

7|P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi saat ini menuntut tersedianya tenaga kerja yang
kompeten dan handal di berbagai bidang agar sebuah negara mampu
bertahan dan berperan dalam era yang penuh persaingan dan sekaligus
membuka dan memanfaatkan setiap peluang. Untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara, strategi yang dianggap efektif adalah
dengan melakukan industrialisasi. Industrialisasi, pada derajat tertentu
akan mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari labouring menjadi
manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan oleh hard
technology. Ini berarti industrialisasi membutuhkan tenaga kerja terampil
yang tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan
juga memeliharanya. Industrialisasi juga berpotensi menciptakan
pengangguran jika pergeseran proses produksi tersebut tidak dibarengi
dengan perubahan orientasi pendidikan dari akademis menjadi vokasional.
Kondisi di atas menuntut dunia pendidikan dan pasar kerja dirancang
secara terintegrasi dengan memperhatikan tujuan dan kebutuhan dunia
kerja. Dengan demikian perlu dirancang salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi dunia kerja.
Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional, SMK bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan
dan persyaratan dunia kerja, serta mampu mengembangkan potensi diri
dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi,dan seni.
Untuk menjawab tantangan tersebut Presiden Republik Indonesia
mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka meningkatkan kualitas dan

8|P a g e
daya saing sumber daya manusia Indonesia. Instruksi Presiden tersebut
mengamanatkan perlunya dilakukan revitalisasi SMK secara komprehensif
untuk menghasilkan lulusan SMK yang berdaya saing dan siap menghadapi
tantangan dan dinamika perkembangan nasional maupun global.
Dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan Pendidikan
kejuruan yang telah digariskan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun
2016 dan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, salah satu
strategi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-
2024 adalah berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan SMK melalui
penyelenggaraan Program SMK Pusat Keunggulan.
Secara umum, Program SMK Pusat Keunggulan ini diharapkan
memiliki visi untuk menggerakkan sekolah lainnya agar mampu
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, serta mampu
mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai
perkembangan dunia kerja, serta menjadi pendukung kearifan/keunggulan
lokal pada sektor pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung
kebijakan pemerintah dengan kekhususan lainnya sehingga dapat
meningkatkan jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan
berwirausaha.
Untuk mendukung dan menjamin tercapainya visi Program SMK Pusat
Keunggulan, maka disusunlah Kurikulum Operasional SMK Negeri 1
Labuan Bajo yang memuat seluruh rencana proses belajar yang akan
diselenggarakan dan dikembangkan sesuai dengan dinamika perubahan
dan kebutuhan peserta didik. Dalam penyusunan dan pengembangan
Kurikulum Operasional ini juga mengedepankan prinsip pelajar Indonesia
merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

9|P a g e
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun
2020 tentang Kerja Lapangan bagi Peserta Didik;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 57 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2018 Lampiran 1 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2018 Lampiran 2 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah;

10 | P a g e
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2018 Lampiran 3 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2018 Lampiran 4 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah;

11 | P a g e
BAB II
KARAKTERISTIK, VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Karakteristik SMK Negeri 1 Labuan Bajo


Kurikulum Operasional SMK Negeri 1 Labuan Bajo ini memuat
seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan dan dirancang
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran. Untuk
menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan
sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru dan DUDIKA.
Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru
dalam bentuk proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di
ruangan praktik, dan seluruhnya berbasis teaching factory agar peserta
didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja; dan (2)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di
DUDIKA untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga dengan
pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik.
Sumber daya yang dimiliki juga ikut mewarnai penyusunan
kurikulum ini, karena tidak dapat dipungkiri bahwa keragaman
penguasaan keilmuan yang dimiliki oleh para guru, sumber dana yang
dimiliki, jumlah peserta didik yang mewakili minat dan kepercayaan
masyarakat terhadap program yang ditawarkan SMK Negeri 1 Labuan
Bajo ikut mempengaruhi pengembangan kurikulum operasional
sekolah.
Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dimiliki berjumlah 90
orang (Guru 81 orang dan Tenaga Kependidikan 9 orang), dan sebagian
besar memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan yang
disyaratkan pada Standar Pelayanan Minimal.
Dari jumlah GTK diatas Program Keahlian Usaha Layanan
Pariwisata sendiri memiliki 7 orang Guru Produktif dan 10 orang Guru
normative Adaptiv, jadi total Guru yang mengajar di Program Keahlian
Usaha Layanan Pariwisata adalah 17 orang.

12 | P a g e
Sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMK Negeri 1
Labuan Bajo cukup lengkap. Meliputi ruang belajar teori dan ruang
praktik peserta didik dengan peralatan praktik yang memadai, dan
didukung oleh fasilitas lainnya seperti Ruang Kepala Sekolah, Ruang
Guru, Ruang TU, Ruang BP/BK, BKK, Musola, Hot Spot, Perpustakaan,
Kantin, Lapangan Olah Raga, Ruang Serba Guna/Aula, Ruang LSP,
Ruang OSIS, Sanggar Pramuka, CCTV dan lain-lain.
Evaluasi kinerja pelayanan pendidikan SMK Negeri 1 Labuan Bajo
bersandar pada hasil raport mutu terakhir SMK PK yaitu tahun 2020.
Secara umum hasilnya sangat baik karena nilai mutu sekolah dari 5
komponen (Input, Proses, Output, Outcame, dan Impact) di atas sangat
baik.

Dari beberapa data di atas, bidang kurikulum menyusun analisis diri


baik internal maupun eksternal agar Kurikulum Sekolah ini semakin
terasa kebermanfaatannya ketika dilaksanakan oleh seluruh warga
sekolah. Kekuatan dan Peluang yang dimiliki antara lain:
1. Kompetensi dasar seluruh mata pelajaran kejuruan telah
mengadopsi kebutuhan kompetensi yang ada di DUDIKA,
2. Naskah kerjasama yang meliputi pelaksanaan PKL, guru tamu,
rekrutmen tenaga kerja sudah terwujud dengan hampir seluruh
institusi pasangan/DUDIKA yang dimiliki,

13 | P a g e
3. Pelaksanaan job matching sekaligus rekrutmen yang dilakukan
secara berkala oleh BKK menggambarkan betapa kepercayaan
DUDIKA cukup besar, terbukti sering dilaksanakannya rekruitmen
di SMK Negeri 1 Labuan Bajo,
4. Program penulusuran tamatan yang dilaksanakan oleh BKK cukup
optimal,
5. Dukungan penuh dari sekolah dan pemerintah kepada peserta
didik dan alumni yang ingin berwirausaha dengan cara
memberikan pelatihan berwirausaha dan dukungan modal.
Namun demikian ada Kelemahan dan Ancaman yang dimiliki,
antara lain :
1. Adanya kebijakan DUDIKA yang membatasi tenaga kerja berdasar
strata pendidikan dan jender,
2. Alumni yang memiliki minat rendah untuk bekerja di luar
daerahnya karena tidak memperoleh dukungan dari orang tua,
3. Adanya lulusan yang memiliki karakter yang belum sesuai
tuntutan dunia usaha/industri,
4. Ketidakpercayaan beberapa DUDIKA tentang kemampuan
adaptasi lulusan SMK untuk langsung terjun di dunia kerja.
SMK Negeri 1 Labuan Bajo memiliki 3 (tiga) Bidang Keahlian yaitu
Pariwisata, Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta Bisnis dan
Manajemen. Bidang Keahlian Pariwisata memiliki 3 (tiga) Program Keahlian
yaitu (1) PerBiro Perjalanan Wisataan , (2) Kulineri, (3) Usaha Layanan
Pariwisata. Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki
2 (dua) Program Keahlian yaitu (1) Teknik Komputer dan Telekomunikasi,
dan (2) Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim. Bidang Bisnis dan
Manajemen memiliki 1 (satu) Program Keahlian yaitu Akuntansi dan
Keuangan Lembaga.
Seluruh penyusunan kurikulumnya dirumuskan bersama dengan
DUDIKA secara kolaboratif, bermakna, mendalam, dan memperhatikan
perkembangan teknologi terkini, karena nantinya akan menjadi rujukan
semua guru, guru tamu dari industri, dan top manajemen dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran.

14 | P a g e
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK Negeri 1 Labuan Bajo
adalah pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran yang membangun
performa peserta didik mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap sebagai satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan. Pendekatan
pembelajaran ini menganut pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk
dapat menguasai sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Agar peserta
didik dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran
sebagai berikut :
1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik,
kontekstual yang memberikan pengalaman belajar bermakna),
dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
berbasis produksi, pembelajaran berbasis penyelesaian masalah,
pembelajaran berbasis kerja, dan lain-lain yang sesuai diterapkan di
SMK;
2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan
keunikan setiap individu dan dilaksanakan dengan sistem modular.
3. Team work learning adalah pembelajaran yang mengembangkan
kemampuan bekerja secara tim dengan penguatan kompetensi diri
bertanggung jawab dengan tugas-tugas dan memahami posisi dan
fungsinya dalam tim. Pembelajaran kejuruan tidak cukup belajar
menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu belajar dalam
kelompok.
Dari hasil analis konteks maka penyempurnaan kurikulum operasional
ini diarahkan pada peningkatan hal-hal sebagai berikut :
1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
2. Penguatan karakter peserta didik dengan menjadikan nilai-nilai pada
Profil Pelajar Pancasila sebagai prinsip utama dasar pengembangan;
3. Penguatan sarana dan prasarana untuk meningkatan pelayanan dalam
proses pembelajaran;
4. Penguatan kerjasama dengan DUDIKA melalui sharing sumberdaya;

15 | P a g e
5. Pengelolaan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
6. Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat/komunitas-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
7. Pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari
siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
8. Pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
9. Pembelajaran memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki
setiap peserta didik agar berkembang sesuai potensinya, dan
10. Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline) agar peserta
didik luwes dalam menerapkan kompetensi yang dimiliki di tengah
masyarakat.

SMK Negeri 1 Labuan Bajo selalu terbuka terhadap masukan dari


berbagai pihak sejauh itu menguntungkan dan meningkatkan kualitas
lulusan. Dengan demikian peluang bagi peserta didik Usaha Layanan
Pariwisata untuk menjadi Pemandu Wisata yang profesianal pada
bidangnya dan menambah nilai jualnya di dunia kerja. Demikian juga
Program Keahlian lainnya, manajemen sekolah selalu mendorong agar
masing-masing Program Keahlian memiliki program-program yang dapat
meningkatkan kualitas tamatannya agar memiliki daya saing dan
semangat berwirausaha yang tinggi.

16 | P a g e
B. Karakteristik Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata
Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata termasuk program
keahlian yang sangat diminati oleh masyarakat, tetapi karena
keterbatasan sumber daya yang dimiliki khusunya sumber daya tenaga
pendidik dan sarana dan prasarana sehingga penerimaan peserta didik
baru khusus Usaha Layanan Pariwisata hanya 3 rombel tiap tahunnya
dengan jumlah peserta per rombel 36 siswa. Sementara permintaan
tenaga kerja yang professional dalam bidang industri Usaha Layanan
Pariwisata sangat tinggi. Hal ini seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan industri Usaha Layanan Pariwisata di Labuan Bajo.
Berangkat dari realitas ini membuat program keahlian Usaha Layanan
Pariwisata menjadi program favorit pilihan masyarakat karena pada
dasarnya siswa yang bersekolah di SMK berorientasi pada dunia kerja.
Untuk meningkat kompetensi Usaha Layanan Pariwisata sekolah
melakukan berbagai terobosan :
1. Penyelarasan kurikulum antara sekolah dan DUDIKA
2. Melakukan MOU dengan DUDIKA berkaitan dengan Class industry
dan magang guru
3. Menigkatkan kompetensi guru melalui kegiatan asesmen sertifikasi
guru oleh BNSP
4. Mendatangkan Guru tamu dari DUDIKA
5. Kegiatan PKL/ Prakerind
Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata selalu melakukan
evaluasi bersama DUDIKA dalam rangka untuk mengetahui progres
dan kendala dari setiap program yang telah dilaksanakan.

Maka dari hasil evaluasi tersebut ada beberapa poin penting sebagai
hasil yang positif, baik untuk sekolah maupun DUDIKA antara lain :

a. Peserta didik memiliki pengalaman kerja di industri karena telah


mengikuti kelas industri selama 1 tahun dan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) selama 6 bulan.
b. Adanya peningkatan kompetensi guru program Usaha Layanan
Pariwisata karena telah mengikuti magang guru secara berkala;

17 | P a g e
c. Kualifikasi dan kualitas guru – guru program Usaha Layanan
Pariwisata secara formal diakui oleh BNSP sebagai guru
professional dibidang Usaha Layanan Pariwisata.
d. DUDIKA memberikan masukan positif kepada sekolah tentang
peserta didik yang sedang melaksanakan program kelas industri
maupun yang sedang melaksanakan praktek kerja lapangan
mengalami peningkatan kompetensi yang baik dibandingkan
sebelumnya.
e. Masukan dari guru – guru baik internal sekolah program Usaha
Layanan Pariwisata maupun dari guru-guru tamu menyampaikan
bahwa hampir semua peserta didik menyampaikan keluhan
tentang berat beban belajar yang mereka alami karena banyaknya
mata pelajaran yang harus mereka pelajari dan passion yang
berbeda tetapi tidak terakomodir pada pilihan kompetensi keahlian
yang ditawarkan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka sekolah memutuskan


bahwa pada tahun ajaran baru ini Program Keahlian Usaha Layanan
Pariwisata akan menyusun struktur kurikulum baru yang disebut
kurikulum operasional satuan pendidikan yang konsentrasinya pada
program keahlian Usaha Layanan Pariwisata.

C. VISI
Pernyataan Visi Pemerintah Provinsi Nusa tenggara Timur periode
2018-2023 menjadi arah kebijakan bagi pembangunan di Nusa
Tenggara Timur. Berbagai kebijakan pembangunan jangka menengah
Nusa Tenggara Timur sampai dengan Tahun 2023 difokuskan untuk
mewujudkan Visi Terwujudnya Nusa Tenggara Timur Bangkit, Menuju
Masyarakat Sejahtera Dalam Bingkai NKRI.
Sejalan dengan visi tersebut maka Dinas Pendidikan dan Provinsi
Nusa Tenggara Timur menyusun misi yaitu: “Restorasi Kebangkitan
Pendidikan Revolusioner Menuju NTT Cerdas, NTT Bangkit, dan NTT
Sejahtera”.

18 | P a g e
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Labuan Bajo mencoba
menyelaraskan kedua visi dan misi di atas ke dalam visi sekolah yang
merupakan gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan
yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Jika
terjadi perubahan pada visi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
yang dalam hal ini diterjemahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Nusa
Tenggara Timur, maka SMK Negeri 1 Labuan Bajo juga akan melakukan
revisi sesuai dengan perubahan tersebut.
Berdasarkan kedua visi dan misi di atas maka SMK Negeri 1 Labuan
Bajo membuat sebuah visi yang menjadi dasar seluruh kebijakan yang
akan diputuskan, yaitu :
Menjadi SMK yang unggul yang civitasnya beriman, berbudaya,
bermutu, kompetetif dan berwawasan lingkungan.

D. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas maka disusunlah beberapa
misi yang pencapaiannya fokus kepada lembaga, pendidik, dan tenaga
kependidikan serta peserta didik, yaitu:

Mengacu pada visi di atas, maka Misi SMK Negeri 1 Labuan Bajo
sebagai berikut:

1. Menghasilkan Peserta didik yang beriman dan berbudi pekerti yang


luhur
2. Menghasilkan peserta didik yang berbudaya
3. Mengembangkan manajemen sekolah yang terbuka dan akuntabel
4. Melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas dan
menyenangkan
5. Menyiapkan Peserta didik untuk memasuki dunia kerja sesuai
kompetensi yang dimiliki dengan mengembangkan sikap profesional
dan kompetetif
6. Mengembangkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
7. Mengembangkan sarana dan prasarana pembelajaran yang
berkualitas dan standar.

19 | P a g e
8. Mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif
9. Mengembangkan dan menumbuhkan Unit Produksi sebagai Teaching
Factory
10. Mengembangkan kerja sama dengan Stakeholder atas dasar saling
menguntungkan

E. TUJUAN SEKOLAH
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan sekolah
yang akan menjadi landasan dari setiap program yang direncanakan,
antara lain :
1. Menghasilkan Peserta didik yang beriman dan berbudi pekerti
yang luhur,
2. Menghasilkan Peserta didik yang berbudaya, dan mampu
mengembangankan serta melestarikan budaya lokal
3. Menjadi SMK yang memiliki manajemen yang akuntabel dan
transparan,
4. Menghasilkan Peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
5. Menghasilkan Peserta didik yang terampil, professional dan
kompetetif untuk memasuki dunia kerja
6. Memiliki Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang bermutu,
professional dan kompetetif
7. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas dan
standar
8. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif
9. Memiliki Unit Produksi sebagai Teaching Factory yang berkualitas dan
bersaing
10. Memiliki dan mampu bekerjasama dengan stakeholder atas dasar
saling menguntungkan

20 | P a g e
F. TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN USAHA LAYANAN PARIWISATA

1. Melaksanakan pekerjaan di lingkungan Travel agent sebagai Tour


Operator, Pengelola MICE, petugas Tiketing, Tour Reservation.
2. Melaksanakan pekerjaan di lingkup Tour Operation sebagai Pemandu
Wisata, Tour Leader, Event Organizer.

21 | P a g e
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. INTRAKURIKULER
1. Struktur Kurikulum Usaha Layanan Pariwisata

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Matematika 144
5. Bahasa Inggris 72
6. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
7. Sejarah 144
8. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan 162
2. Bahasa Inggris dan /atau Bahasa Asing Lainnya 162
3. Logika dan Teknologi Digital 144
4. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
5. Kejuruan 1062
A. Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata 216
B. Konsentrasi Pilihan : 846
Pemanduan Perjalanan Wisata 250
Perhitungan Tarif Penerbangan 146
Mice 200
Perencanaan Pengeolaan Perjalanan Wisata 250
6. Proyek Kreatif dan Kewirausahaan 350

22 | P a g e
7. Praktik Kerja Lapangan 792
8. Mata Pelajaran Pilihan 252
Jumlah B 4504
Jumlah A dan B 5916
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil
504
Pelajar Pancasila

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
-
Maha Esa dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Matematika 4 4 - - - -
5. Bahasa Inggris 2 2 - - - -
6. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 2 2 - -
7. Sejarah 2 2 2 2 - -
8. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
1. Matematika Kejuruan - - 3 3 3 -
Bahasa Inggris dan /atau Bahasa Asing Lainnya
2. - - 3 3 3 -
Kejuruan
3. Logika dan Teknologi Digital 4 4 - - - -
4. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
5. Kejuruan
a. Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata 6 6 - - - -
b. Konsentrasi Pilihan :
Pemanduan Perjalanan Wisata - - 4 4 4 -
Perhitungan Tarif Penerbangan - - 4 4 4 -
Mice 3 3 4 -

23 | P a g e
Perencanaan Pengeolaan Perjalanan Wisata 4 4 5 -
6. Proyek Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
7. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
Mata Pelajaran Pilihan
8. - - 4 4 6 -
Bahasa Jerman/Jepang
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
Total 38 38 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja
8 8 4 4 4 -
Berbasis Profil Pelajar Pancasila

2. Penetapan Konsentrasi
SMK Negeri 1 Labuan Bajo akan mencoba memfasilitasi guru dan
peserta didik agar memiliki kebebasan untuk berinovasi dan belajar
dengan mandiri dan kreatif, diantaranya adalah dengan cara mendorong
peserta didik pada program keahlian untuk belajar sesuai dengan
minatnya. Seperti diketahui bersama sebelum ini seluruh Program
Keahlian Usaha Layanan Pariwisata wajib mengikuti semua mata
pelajaran yang ditawarkan, baik itu mata pelajaran kelompok
Pemanduan Perjalanan Wisata,Perhitungan Tarif Penerbangan, Mice,
maupun Perencanaan Pengeolaan Perjalanan Wisata. Padahal
keempatnya merupakan 4 (empat) hal yang berbeda, dan peserta didik
pada umumnya hanya memiliki minat pada salah satu kelompok mata
pelajaran. Karena memang masing-masing kelompok mata pelajaran
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil dalam sebuah
program keahlian pada awal fase F (Kelas XI dan XII). Konsentrasi
mempelajari kompetensi yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan
dunia kerja atau peluang usaha yang akan ditempat oleh lulusan.
Berdasarkan hal tersebut peserta didik pada Program Keahlian Usaha
Layanan Pariwisata diizinkan mengambil satu konsentrasi, karena
konsentrasi dimaksudkan agar peserta didik benar-benar fokus dan
kompeten, sehingga siap memasuki dunia kerja atau bewirausaha.
Untuk itu pada tahun ajaran baru ini akan ditawarkan program
intrakurikuler kepada peserta didik agar memilih 1 (satu) diantara 4

24 | P a g e
(empat) konsentrasi keahlian yang berbeda, yaitu Pemanduan
Perjalanan Wisata,Perhitungan Tarif Penerbangan, Mice, maupun
Perencanaan Pengeolaan Perjalanan Wisata.3
Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat dan bakat atau passion
peserta didik, setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X),
sehingga peserta didik diharapkan benar-benar telah memahami secara
mendalam ruang lingkup Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata,
antara lain profesi kerja setelah lulus, jabatan dalam pekerjaan, peluang
usaha, jenis kompetensi, fasilitas yang digunakan, dan lain-lain. Pihak
sekolah dapat memberikan saran kepada peserta didik atas pilihannya,
berdasarkan dari pengamatan terhadap hasil kerja dan karya peserta
didik selama mengikuti pembelajaran pada fase E (kelas X). Sekolah
juga dapat berkolaborasi dengan psikolog untuk mengetahui bakat,
minat, dan passion peserta didik.
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum
tersebut cara pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk
Capaian Pembelajaran (CP) yang disusun oleh guru pengampu. CP
diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran dengan
menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang
disesuaikan dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti
pencapaian CP berupa portofolio hasil pekerjaan peserta didik
didokumentasikan dengan baik sebagai bentuk pertanggungjawaban
guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai instrumen
pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk rapor.

3. Struktur Kurikulum Konsentrasi

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 270*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

25 | P a g e
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3. Bahasa Indonesia 306
4. Matematika 144
5. Bahasa Inggris 72
6. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 180
7. Sejarah 144
8. Seni 72
Jumlah A 1368
B. KEJURUAN
9. Matematika Kejuruan 162
Bahasa Inggris dan /atau Bahasa Asing Lainnya
10. 162
Kejuruan
11. Logika dan Teknologi Digital 144
12. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 216
13. Kejuruan 1062
A. Dasar-dasar Kepariwisataan 846
B. Pemanduan Perjalanan Wisata 250
C. Pemesanan dan Perhitungan Tarif Penerbangan 100
D. Mice 246
E. Perencanaan dan Pengelolaan Paket Wisata 250
14. Proyek Kreatif dan Kewirausahaan 270
15. Praktik Kerja Lapangan 792
16. Mata Pelajaran Pilihan 252
1.Bahasa Jerman 126
2.Bahasa Jepang 126
Jumlah B 3060
Jumlah A dan B 4428
C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil
504
Pelajar Pancasila

Sistem Kolaborasi dan Reguler


KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. UMUM

26 | P a g e
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: 3 3 3 3 3 -
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Katholik dan Budi
-
Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti -
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
-
Pekerti
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan
-
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4. Matematika 4 4 - - - -
5. Bahasa Inggris 2 2 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
6. 3 3 2 2 - -
Kesehatan
7. Sejarah 2 2 2 2 - -
8. Seni 2 2 - - - -
Jumlah A 22 22 12 12 8
B. KEJURUAN
9. Matematika Kejuruan - - 3 3 3 -
Bahasa Inggris dan /atau Bahasa Asing
10. - - 3 3 3 -
Lainnya Kejuruan
11. Logika dan Teknologi Digital 4 4 - - - -
12. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
13. Kejuruan - - 15 15 17 -
a. Dasar-dasar Kepariwisataan 6 6 - - - -
b. Pemanduan Perjalanan Wisata 4 4 4
b.1. Prosedur Transfer in/out - - -
b.2. Menerapkan Pemanduan City Tour - - -
b.3. Menerapkan Pemanduan Wisata
- - -
Overland/Oversea Tour
b.4. Menerapkan Pemanduan Wisata
- - -
Rombongan/Individu
c. Perhitungan Tarif Penerbangan 2 2 2
c.1. Geografi Penerbangan - -
c.2. Reservation - -
c.3. Tarif Penerbangan
- -
Domestik/Internasional
c.4. Penerbitan Tiket Penerbangan - -
d. Mice 3 3 3
d.1. Produk dan layanan industri MICE - - -

27 | P a g e
d.2. SDM Industri MICE - - -
d.3.Kegiatan MICE - - -
e. Perencanaan dan Pengelolaan Paket
4 4 4
WIsata
e.1. Tour Itineray - - -
e.2. Costing dan Quatation - - -
14. Proyek Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
15. Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
16. Mata Pelajaran Pilihan - - 4 4 6 -
Bahasa Jerman 2 2 3
Jumlah B 16 16 30 30 34 44
Total 38 38 42 42 42 44
C. Pengembangan Karakter dan Budaya
8 8 4 4 4 -
Kerja Berbasis Profil Pelajar Pancasila

4. Capaian Pembelajaran

CAPAIAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Bidang Keahlian : Pariwisata
Program Keahlian : Usaha Layanan Pariwisata
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Usaha Layanan Pariwisata
Waktu : 216 JP x 45 menit

a. Rasional
Dasar-Dasar Usaha Layanan Pariwisata merupakan salah satu mata
pelajaran yang dipelajari pada Program Keahlian yang memberikan
motivasi dan meningkatkan minat belajar peserta didik sebagai bekal
penguasaan keahlian bisnis industri Usaha Layanan Pariwisata,
kepariwisataan, profil enterperneurship, profesi jasa pelayanan Usaha
Layanan Pariwisata, dan layanan prima. Mata pelajaran ini sangat
dibutuhkan di industri Usaha Layanan Pariwisata sebagai dasar menjadi
seorang Biro Perjalanan Wisataier dan entrepreneur yang profesional
untuk bekal bekerja di Biro Perjalanan Wisata dan mengelola usaha
Usaha Layanan Pariwisata.

28 | P a g e
Penguasaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja/Sanitasi Higiene,
Personal grooming, Personal branding, Komunikasi dalam etika profesi,
Pelayanan Prima, dan Hospitality merupakan kemampuan softskills yang
sangat dibutuhkan di dunia kerja industri pariwisata dan Usaha
Layanan Pariwisata.
Mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata berperan agar
peserta didik dapat melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai serangkaian
keterampilan dan pemahaman yang dibutuhkan dengan demikian
peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep dan nilai-nilai baru secara mandiri.
Mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata berkontribusi
dalam membekali peserta didik menjadi masyarakat yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar
kritis, mandiri, kreatif ,dan mampu bergotong royong.

b. Tujuan Mata Pelajaran


Mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata bertujuan untuk
memastikan peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan,
keterampilan, sikap (softskills dan hardskills ) meliputi:
1. Memahami konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja/ sanitasi
higiene; yang mengutamakan pada pengawasan terhadap faktor
lingkungan yang mempengaruhi tingkat kesehatan manusia;
2. Menerapkan penampilan yang prima sesuai konsep dasar grooming,
yaitu penampilan diri sebagai tenaga pelayanan pada saat bekerja
memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sangat ramah dan
santun;
3. Mempraktikan komunikasi sesuai etika profesi di tempat menerima
tamu, komunikasi dengan pelanggan, komunikasi dengan teman
sejawat, komunikasi dengan pimpinan dan staf dengan penuh
percaya diri;

29 | P a g e
c. Karakteristik Mata Pelajaran
Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan pada lapangan kerja,
jabatan kerja yang dapat dimasuki setelah lulus, dan konsentrasi
keahlian yang dapat dipelajari pada tingkat XI dan XII yang harus
dikuasai oleh peserta didik sebagai seorang karyawan Biro Perjalanan
Wisata untuk menumbuhkan passion (rencana), vision (visi), imajinasi,
dan kreativitas/ pengembangan melalui:

a. Pembelajaran di kelas;
b. Pembelajaran di laboratoriumPemanduan Wisata, Biro Perjalanan
Wisata, dan tempat wisata;
c. Kegiatan berbasis projek sederhana;
d. Pembelajaran di teaching factory;
e. Interaksi dengan alumni, guest lecture dari industri;
f. Berkunjung ke industri yang relevan (Biro Perjalanan Wisata
besar/kecil dan skala nasional maupun internasional);
g. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahap ini membutuhkan porsi dominan (sekitar 75% dari waktu yang
tersedia di kelas X) pada pembentukan soft skills yang meliputi
pembelajaran tentang keramahtamahan, kebersihan, penampilan dan
kerapian (well grooming) serta integritas (Hospitality mindset) sebelum
mempelajari aspek hard skills sebagaimana tercantum pada elemen
mata pelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran
pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), discovery learning,
pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), atau inquiry
learning serta metode antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi,
observasi, peragaan atau demonstrasi yang dipilih berdasarkan
karakteristik materi. Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non
tes), sikap (observasi) dan keterampilan (proses, produk dan portofolio)
yang mengacu pada MRA-CATC tentang sertifikasi standar ASEAN

30 | P a g e
minimal level 2. Pembelajaran Dasar-Dasar Usaha Layanan Pariwisata
dapat dilakukan secara sistem blok (block system) disesuaikan dengan
karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata Pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan Pariwisata terdiri atas
elemen-elemen berikut ini :
1. Proses bisnis industri Usaha Layanan Pariwisata

Meliputi pemahaman tentang konsep dasar industri Usaha Layanan


Pariwisata, jenis fasilitas dan layanan di Biro Perjalanan Wisata,
layanan pendukung di Biro Perjalanan Wisata, Cleanliness
(kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (keamanan) dan
Environmental Sustainability (lingkungan) (CHSE).

2. Perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global terkait dunia


pariwisata dan Usaha Layanan Pariwisata
Meliputi pemahaman tentang pengembangan dan pemutakhiran
pengetahuan industri pariwisata, obyek dan daya tarik wisata serta
pengembangan daerah tujuan wisata yang berkebhinekaan global
sehingga menginspirasi dalam membangun passion, vision (Visi) dan
kebanggaan terhadap perkembangan industri pariwisata dan Usaha
Layanan Pariwisata.

3. Profil entrepreneur, job profile, peluang usaha dan pekerjaan/profesi


pelayanan jasa Usaha Layanan Pariwisata
Meliputi pengenalan profil dan karakteristik Biro Perjalanan
Wisataier/entrepreneur, Personal Branding dan HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelektual) yang mampu membaca peluang pasar dan
usaha Usaha Layanan Pariwisata sehingga menginspirasi dalam
membangun passion dan kebanggaan terhadap
pekerjaan di bidangnya.

4. Dasar penerapan layanan prima (excellent service) pada industri


Usaha Layanan Pariwisata
Meliputi pemahaman tentang penampilan dan kerapian (Grooming),
sikap pelayanan (Service Attitude/hospitality attitude), motivasi kerja,
komunikasi dengan kolega dan pelanggan, komunikasi dalam
lingkungan sosial yang beragam, bekerja dalam tim (teamwork), tata
cara berkomunikasi yang baik (Communication Skills), dan penangan
situasi konflik.

5. Tahapan operasional Usaha Layanan Pariwisata secara menyeluruh


dengan layanan prima (excellent service)

31 | P a g e
Meliputi pemahaman tentang penerapan Cleanliness, Health, Safety
and Environmental Sustainability (CHSE), personal grooming. Service
Attitude/hospitality attitude, team work, and Communication Skills.

a. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan
gambaran mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga
mampu menumbuhkan passion dan vision untuk merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada akhir fase E pada
aspek hard skills peserta didik mampu memahami elemen-elemen
kompetensi pada mata pelajaran Dasar-dasar Usaha Layanan
Pariwisata:

Elemen Capaian Pembelajaran

Pada akhir fase E, peserta


didik mampu
menjelaskan tentang informasi
dan wawasan
secara menyeluruh tentang
konsep dasar
industri Usaha Layanan
Pariwisata, jenis fasilitas dan
Proses bisnis industri layanan
Usaha Layanan Pariwisata di Biro Perjalanan Wisata,
layanan pendukung di Biro
Perjalanan Wisata serta
Cleanliness (kebersihan),
Health (Kesehatan),
Safety (keamanan) dan
Environmental
Sustainability (lingkungan)
(CHSE).

Perkembangan penerapan Pada akhir fase E, peserta


teknologi dan isu-isu global didik mampu
terkait dunia pariwisata dan menjelaskan tentang informasi
dan wawasan
Usaha Layanan Pariwisata
secara menyeluruh tentang
pengembangan dan
pemutakhiran pengetahuan
industri pariwisata
dan isu-isu global, obyek dan

32 | P a g e
daya tarik wisata
serta pengembangan daerah
tujuan wisata yang
berkebhinekaan global serta
pemutakhiran Biro Perjalanan
Wisata
system (contoh: Tiket
Elektronik,Penjulan Paket
Wista berbasis Web) sehingga
Memudahkan
Client/Wisatawan dalam
melakukan Proses reservasi
atau pemesanan terhadap
Produk Wisata yang
dibutuhkan.
Profil entrepreneur, job Pada akhir fase E, peserta
profile, peluang usaha dan didik mampu
pekerjaan/profesi pelayanan mendeskripsikan profil dan
jasa Usaha Layanan Pariwisata karakteristik
seorang Tour Planer
/entrepreneur, personal
branding
dan HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelektual) yang
mampu membaca peluang
pasar dan usaha
Usaha Layanan Pariwisata
(contoh : Tourist Information,
Rental service,Penjualan Tiket
Penerbangan..

Dasar penerapan layanan Pada akhir fase E, peserta


prima (excellent service) pada didik mampu
industri Usaha Layanan menjelaskan informasi dan
Pariwisata wawasan secara
menyeluruh tentang
penampilan dan kerapian
(Grooming), motivasi kerja,
komunikasi dengan
kolega dan pelanggan,
komunikasi dalam
lingkungan sosial yang
beragam, sikap
pelayanan (Service
Attitude/hospitality attitude),
bekerja dalam tim (teamwork)
serta tata cara

33 | P a g e
berkomunikasi yang baik
(Communication Skills),
menangani situasi konflik.

Tahapan operasional Pada akhir fase E, peserta


Usaha Layanan Pariwisata secara didik menerapkan
menyeluruh dengan layanan Cleanliness, Health, Safety dan
prima (excellent service) Environmental
Sustainability (CHSE), personal
grooming, Service
Attitude/hospitality attitude,
teamwork
andCommunication Skills.

b. Referensi

1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 tahun 2014 tentang


Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 1792).

2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 tahun 2016 tentang Tata


Cara Penetapan SKKNI (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2016
Nomor 258).

3. Kemenaker Nomor 145 tahun 2018 tentang Penetapan SKKNI Kategori


Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Golongan Pokok
Penyediaan Akomodasi Bidang Biro Perjalanan Wisata dan Restoran.

4. Skema Sertifikasi Kompetensi Kualifikasi berdasarkan AQRF, ACCSTP


dan CATC Sektor Pariwisata Bidang Front Office dan Housekeeping
tahun 2015.

5. Toolboxes Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC).

6. MRA-CATC tentang sertifikasi standar ASEAN.

B. PROYEK PENGUATAN PELAJAR PANCASILA

Salah satu tantangan pendidikan saat ini adalah menciptakan peserta


didik yang berkarakter Pancasila dan berwawasan global, dan untuk

34 | P a g e
menjawab tantangan tersebut Kemendikbud meluncurkan program
pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila dan diberi nama profil
pelajara Pancasila. Profil pelajar Pancasila adalah pelajar Indonesia
merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam individu setiap peserta didik melalui budaya sekolah,
pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan, dan ekstra kurikuler.

Profil Pelajar Pancasila

No Profil Pelajar Pancasila Elemen


1 Beriman, Bertakwa a) Ahlak beragama
kepada Tuhan YME, dan b) Ahlak pribadi
Berakhlak Mulia c) Ahlak kepada manusia
d) Ahlak kepada alam
e) Ahlak bernegara
2 Berkebhinekaan global a) Mengenal dan menghargai budaya
b) Kemampuan komunikasi
Interkultural dalam berinteraksi
dengan sesama.
c) Refleksi dan tanggung jawab
terhadap pengalaman kebinekaan
3 Gotong royong a) Kolaborasi
b) Kepedulian
c) Berbagi
4 Mandiri Kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta regulasi diri
5 Bernalar kritis a) Memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan
b) Menganalisis dan mengevaluasi
penalaran
c) Merefleksi pemikiran dan proses
berfikir
d) Mengambil keputusan
6 Kreatif a) Menghasilkan gagasan yang
original
b) Menghasilkan karya dan tindakan
yang orisinal

35 | P a g e
Sekolah memfasilitasi program tersebut yang diberi nama proyek
penguatan pelajar Pancasila. Strategi pelaksanaannya dibagi dalam 4
(empat) tahap :
1. Menjadikan peserta didik lebih sadar dan peka terhadap lingkungan dan
keadaan sekitar
2. Membantu peserta didik untuk memahami konsep program yang
disampaikan
3. Memotivasi peserta didik untuk mulai masuk kepada proyek yang
ditawarkan
4. Memfasilitasi peserta didik untuk mau melakukan dengan cara
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Proyek ini akan dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara, yaitu berbasis kelas,
berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat dan dilaksanakan
melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

PROYEK PENGUATAN PELAJAR PANCASILA


No Profil Pelajar Berbasis Kelas Berbasis Berbasis
Pancasila Budaya Masyarakat
Sekolah
1 Beriman, Mewajibkan Mengadakan Mewajibkan
Bertakwa seluruh peserta lomba setiap kelas
kepada didik membuat mengikuti
Tuhan YME, kegiatan sosial
melaksanakan konten medsos
dan kemasyarakata
Berakhlak ibadah sholat di tentang profil n yang
Mulia awal waktu saat teman yang dilaporkan
di sekolah. dikagumi dalam dalam bentuk
Mewajibkan kegiatan video dan
seluruh peserta keagamaan diupload di
didik untuk sehari-hari. medsos. Tema
dan kegiatan
bertingkah laku Mengadakan
yang diikuti
sopan dan lomba kelas disesuaikan
menggunakan bersih berbasis kemudian.
bahasa yang cinta
santun. lingkungan dan
alam sekitar
2 Berkebhinek Setiap kelas Mewajibkan Mengikuti
aan global diwajibkan peserta didik kegiatan
merancang berpakaian webinar/semina
r yang

36 | P a g e
sebuah kegiatan daerah pada bertemakan
yang memiliki hardiknas, hari menghormati
nilai Kartini dan hari keberagaman
dan rasa
menghormati Sumpah
toleransi
keberagaman Pemuda terhadap
dan memiliki perbedaan.
rasa toleransi Hasilnya
terhadap dipresentasikan
perbedaan. di depan kelas
Hasilnya akan
dipresentasikan
pada pelajaran
PPKn
3 Gotong Masing-masing Memperhatikan Mewajibkan
royong kelas membuat teman yang seluruh peserta
sebuah sistem membutuhkan didik mengikuti
yang menjadikan bantuan baik kegiatan gotong
kelas senantiasa moril maupun royong dalam
bersih, nyaman materil dan bentuk apa saja
dan aman. merancang di lingkungan
sebuah masing-masing.
kegiatan yang
bisa
mengurangi
beban teman
tersebut.
4 Mandiri Tugas individu Seluruh pesdik Mengikutkan
dari masing- mengikuti peserta didik
masing guru kemah yang pada kegiatan
tentang apa saja diselenggaraka pengembangan
yang terkait n ekskul diri di
dengan mapel Pramuka di masyarakat
masing-masing awal tahun yang hasilnya
pelajaran akan
meningkatkan
kemandirian
5 Bernalar Menyusun kisah Setiap kelas Setiap peserta
kritis inspiratif tentang melakukan didik membuat
berita hoaks analisis video pendek
yang beredar di terhadap tentang cara
masyarakat dan berita-berita mengetahui
akibat yang yang viral dan kebenaran
ditimbulkannya menghasilkan sebuah berita,
cara menarik lalu
kesimpulan mengunggahnya
yang praktis di media sosial
dalam milik masing-

37 | P a g e
menentukan masing.
kebenaran
suatu berita.
Hasilnya
dimuat di
mading/buletin
sekolah
6 Kreatif Menyusun cerita Mengadakan Mengikuti
inspiratif tentang lomba lomba tentang
kegiatan Idul memperingati kreatifitas di
Fitri, idul Adha, hari lahir masyarakat.
Natal, Nyepi, dll. Pancasila
Hasilnya (membuat
diserahkan komik, puisi,
kepada guru B. lagu, animasi,
Indonesia. video edukasi
tiktok, dll.)
C. PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Program pembelajaran yang diprogramkan secara khusus untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan
(PKL). Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat
(Institusi Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta
didik, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi dunia kerja
(DUDIKA) terhadap upaya pengembangan pendidikan di SMK Negeri 1
Labuan Bajo. Berdasarkan Permendikbud No. 60 Tahun 2014, durasi
waktu praktik kerja industri, yaitu minimal setara dengan 792 jam.
Sedangkan jumlah DUDIKA yang telah bekerja sama dengan Program
Keahlian Usaha Layanan Pariwisata berjumlah lebih dari 25 dan sebagian
besar telah melaksanakan MoU.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain sebagai berikut.
1. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) antara SMK Negeri 1 Labuan Bajo dan Institusi Pasangan
(DU/DI) yang memadukan secara sistematis dan sistemik program
pendidikan di sekolah (SMK) dan program latihan penguasaan keahlian
di dunia kerja (DU/DI).
2. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang dapat
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Labuan Bajo dan yang dapat

38 | P a g e
dilaksanakan di Institusi Pasangan (DU/DI) sesuai dengan
sumberdaya di masing-masing pihak.
3. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
4. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Adapun mekanisme PKL diuraikan sebagai berikut:
1. Pemetaan Industri
Dalam hal ini SMK Negeri 1 Labuan Bajo melaksanakan kegiatan
Pemetaan disesuaikan dengan kebuthan industry, maka semakin dalam
hal ini sekolah masih dalam tahap memperluas jalinan industri dengan
DU/DI.
2. Program PKL
Program PKL dilaksanakan diawal semester genap bagi kelas XII
dengan pola bulanan 6 bulan sebagaimana dijelaskan dalam bahan
bacaan tentang Pedoman Praktik Kerja Lapangan. Sekolah
menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bersama
dengan institusi pasangan yang memadukan secara sistematis dan
sistemik program pendidikan di sekolah dengan program pengusaan
keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di instistusi pasangan,
dengan tujuan untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional
tertentu. Materi pelajaran pada semester tersebut diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran pada semester
yang ditinggalkan.
3. Pembekalan Program PKL
Sebelum peserta didik diterjunkan di DUDIKA, maka dilakukan tahap
pembinaan selama 1 minggu mulai dari pembinaan mental, etos kerja, dan
pembuatan laporan hasil kegiatan PKL.
4. Penetapan Pembimbing
Selanjutnya setelah melaksanaan pembinaan dilanjutkan dengan
penetapan oleh kepala sekolah, dengan dikeluarkannya surat keputusan
bahwa siswa tersebut layak diterjukan ke lokasi DUDIKA.

39 | P a g e
D. EKSTRA KURIKULER
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik
sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat
diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan
potensi peserta didik, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan
orang lain. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi
bakat, minat, dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda.
Ekstra kurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran dan setiap
peserta didik hanya boleh mengikuti maksimal 2 kegiatan. Hal ini
dimaksudkan agar kegiatan ekstrakurikuler tidak mengganggu kegiatan
intrakurikuler. Berikut ini adalah kegiatan ekstrakurikuler yang difasilitasi
oleh sekolah dan disajikan dalam bentuk tabel,

No. Ekstra Kurikuler


1 Pramuka
2 PMR
3 Musik
4 Paduan suara
5 Olah raga prestasi (basket, volley, catur, tenis meja, futsal)
6 Tari daerah dan modern dance
7 Debat dan pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
8 KIR

40 | P a g e
BAB IV
RENCANA PEMBELAJARAN

A. Peraturan Akademik
Kurikulum Operasional SMK Negeri 1 Labuan Bajo memuat peraturan
akademik tentang persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria
kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan.
1. Pemilihan konsentrasi
Peserta didik dapat memilih salah satu konsentrasi di antara 3 (tiga)
konsentrasi yang tersedia, yaitu Pemanduan Perjalanan
Wisata,Ticketing,dan MICE dengan persyaratan sebagai berikut.
a. Nilai pada mapel dasar-dasar program keahlian Usaha Layanan
Pariwisata;
b. Minat dan Bakat;
c. Rekomendasi Wali Kelas; dan
d. Rekomendasi orang tua peserta didik.
2. Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh
pendidik dan sekolah sebagai berikut:
a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik
mengacu kepada Capaian Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan
perencanaan metode dan teknik asesmen serta
ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran yang
sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh
peserta didik pada setiap penyelesaian proses belajar pada
setiap unit kompetensi. Hasil asesmen mandiri diverifikasi oleh
pendidik untuk membantu memastikan kesesuaiannya.

41 | P a g e
5) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui level capaian
kompetensi dan/atau ketuntasan belajar, kelebihan, dan
kekurangan pembelajaran baik tingkat peserta didik maupun
tingkat kelas.
6) Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran
remedial, pengayaan, dan peningkatan mutu pembelajaran dan
kualitas lulusan.
7) Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta
didik dan profil kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian
belajar.
b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan
dilakukan mengacu kepada Capaian Pembelajaran dan
turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan
perencanaan metode dan teknik asesmen serta
ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan
pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi
pembelajaran pada tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan
pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang
berupa angka dan/atau deskripsi.
c. Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan
instrumen, pelaksanaan kegiatan, analisis, dan penerbitan
sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan sesuai
ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi SMK Negeri 1 Labuan Bajo.
Secara umum prosedur pengujian melalui Uji Kompetensi
Keahlian dapat dijelaskan sebagai berikut.

42 | P a g e
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen kepada skema
sertifikasi.
2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji
kompetensi dilanjutkan dengan asesmen mandiri.
3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema
sertifikasi kemasan okupasi atau kemasan kualifikasi dengan
memerhatikan perencanaan metode dan teknik asesmen.
4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk.
5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi
yang akan diujikan.
6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses
pembeajaran, maka dapat digunakan dalam Uji Kompetensi
Keahlian (UKK).
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan
sertifikasi kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP SMK Negeri 1 Labuan
Bajo untuk dirapatkan oleh tim yang ditunjuk.
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang
dinyatakan kompeten.
11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat
digunakan untuk pemetaan mutu program, dan perumusan
kebijakan satuan pendidikan.

3. Kriteria Kenaikan Kelas


Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang
menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak
melanjutkan ke kelas selanjutnya.
Pernyataan kompeten ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kinerja peserta didik yang meliputi aspek sebagai berikut:
a. Akademik
1) Memperoleh nilai > KKM

43 | P a g e
2) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua
semester pada tahun pembelajaran yang diikuti
3) Tidak terdapat lebih dari 2 mata pelajaran pada kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang belum
tuntas/belum baik pada semester kedua.
b. Non akademik:
1) Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran
selama satu tahun minimal 90% diperhitungkan dari tatap
muka tanpa memperhatikan ketidakhadiran karena sakit atau
alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku,
2) Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan
sikap kearah lebih baik terkait dengan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa serta nilai-nilai kewirausahaan) serta tidak
terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan tenaga
pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik dan
tidak terlibat tindak kriminal
3) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-
kurangnya BAIK.
Kriteria lain yang ditentukan terkait dengan kenaikan kelas antara
lain:
a. Jika peserta didik belum menuntaskan indikator, KD, dan KI kurang
dari 3 (tiga) mata pelajaran (bukan kompetensi produktif) sampai
batas akhir tahun ajaran, maka peserta didik dianggap telah layak
naik ke kelas berikutnya. Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas
di kelas berikutnya (XI dan XII) maksimal 20% dari jumlah mata
pelajaran di tahun berjalan (3 mata pelajaran),
b. Jika peserta didik masih belum menuntaskan indikator, KD, dan KI
pada > 3 (tiga) mata pelajaran (meskipun mata pelajaran bukan dari
kelompok C) sampai batas akhir tahun ajaran, maka peserta didik
tersebut harus mengulang di kelas yang sama.
c. Bagi peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas, seluruh mata
pelajaran, KI, KD, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran
sebelumnya wajib diikuti/diulang pada tahun ajaran berjalan, dan

44 | P a g e
nilai yang diperoleh adalah nilai pada tahun tersebut (nilai pada
tahun ajaran sebelumnya tidak berlaku).
d. Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor
yang dilakukan di akhir tahun pelajaran. Setiap peserta didik akan
memperoleh buku rapor yang berisi laporan hasil belajar sesuai
dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.
e. Peserta didik bisa dibantu secara optimal sesuai dengan
keperluannya mencapai kompetensi tertentu, sehingga tidak perlu
ada peserta didik yang tidak naik kelas (automatic promotion).
Namun apabila karena alasan yang kuat, misalnya: karena gangguan
kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga tidak mungkin bisa
berhasil mencapai kompetensi yang ditargetkan, maka peserta didik
dinyatakan tidak naik kelas.

4. Kriteria Kelulusan
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Negeri 1 Labuan Bajo
ditetapkan berdasarkan:
a. Permendikbud nomor 03 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan.
b. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang
Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional
c. Pedoman Penyelenggaraan UKK Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Rapat Dewan Guru
Dalam Permendikbud No 04 Tahun 2018 Pasal 19 telah ditentukan
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan, maka berdasarkan
aturan tersebut SMK Negeri 1 Labuan Bajo menyusun persyaratan
berikut yang dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Guru :
a. Peserta didik dinyatakan lulus setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

45 | P a g e
3) lulus ujian sekolah.
b. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberikan ijazah.

46 | P a g e
B. Kalender Pendidikan

47 | P a g e
C. Pengelolaan Pembelajaran
1. Pengelolaan Capaian Pembelajaran
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis kedalaman
dan keluasaan capaian pembelajaran (CP) yang harus kuasai oleh
peserta didik, meliputi soft skills, hard skills, dan karakter dalam
bidang Usaha Layanan Pariwisata.
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan prosentase
pembelajaran aspek soft skills dan hard skills. Untuk kelas X,
semester 1, muatan soft skills 80% dan hard skills 20%, sedangkan
semester 2, muatan soft skills 70% dan hard skills 30%.
c. Guru atau guru bersama instruktur industri mengurutkan kegiatan
belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik;
d. Guru atau guru bersama instruktur industri mengidentifikasi
kalender pendidikan yang telah disusun sekolah, untuk sinkronisasi
dengan kegiatan belajar peserta didik;
e. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal
pelajaran sesuai urutan kegiatan belajar peserta didik dan kalender
pendidikan;
f. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan
menetapkan strategi pembelajaran, meliputi: (1) tempat belajar, di
kelas, ruangan praktik, industri; (2) belajar kelompok dan individu;
(3) luring dan daring;
g. Guru atau guru bersama instruktur industri menginventarisir
sumber-sumber belajar, antara lain sumber belajar berupa cetak,
audio, dan audio visual untuk mendukung ketercapaian
pembelajaran;
h. Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh
guru tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

2. Pengelolaan Peserta Didik


a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganilis karakter
belajar peserta didik;

48 | P a g e
b. Guru atau guru bersama instruktur industri mengelompokan peserta
didik berdasarkan karakter atau pertimbangan lainnya, seperti task
planning groups, teaching groups, seating groups, joint learning groups,
collaborative-groups;
c. Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru
tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

3. Pengelolaan Pengajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan
menetapkan kegiatan belajar yang akan diampu oleh guru dan
instruktur industri;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal
pembelajaran yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
c. Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

4. Pengelolaan Sumber Belajar


a. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-
sumber belajar yang akan dibuat oleh guru dan instruktur industry;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal
pembuatan sumber-sumber belajar;
c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru
tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

5. Pengelolaan link and match


a. Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDI. Penguatan aspek
soft skills dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hard
skills yang sesuai kebutuhan DUDI;

49 | P a g e
b. Pembelajaran berbasis riil dari DUDI (PjBL) sejak awal. Memastikan
hard skills akan disertai soft skills dan karakter kesiapan kerja yang
kuat;
c. Jumlah dan peran guru/ahli dari DUDI ditingkatkan secara
signifikan, minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian;
d. Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;
e. Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI,
baik bagi lulusan maupun guru;
f. Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari
DUDI untuk proses belajar mengajar;
g. Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUDI
dan masyarakat, sebagai basis teaching industry/teaching factory,
berkolaborasi dengan DUDI dan stakeholders;
h. Komitmen serapan lulusan oleh DUDI.

50 | P a g e
BAB V
PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Pendampingan
Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui
supervisi akademik dan klinis.

1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan
oleh seseorang (biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan
untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar
di sekolah, dan pada gilirannya akan berkontribusi untuk meningkatkan
kualitas proses belajar peserta didik
Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan
bahwa guru melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa
menerima layanan pembelajaran yang terbaik. Melalui supervisi akademik,
guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dan
kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan
profesionalisme guru. Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan bantuan
dari kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil
terhadap semua guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi
akademik tidak hanya fokus pada peningkatan pengetahuan dan
keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada pembaharuan komitmen
(commitment), kemauan (willingness), dan motivasi (motivation) guru.
Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam
peningkatan kualitas pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

51 | P a g e
1. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan
kemampuan profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik,
pengelolaan kelas, keterampilan proses pembelajaran, dan dapat
menggunakan semua kemampuannya ini untuk memberikan
pengalaman belajar yang berkualitas bagi peserta didik.
2. Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan
proses pembelajaran di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan
yang ditetapkan. Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan melalui
kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan
pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.
3. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan
kompetensinya, melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik
dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilannya, dan memiliki
perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru.
Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas,
karena proses pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang
profesional, dan guru profesional dapat dibentuk melalui supervisi
akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam proses
pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui supervisi
akademik sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk
kerja guru dapat dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses
pembelajaran dapat diidentifikasi, informasi mengenai kemampuan guru
dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat diketahui, dan program
tindak lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat disusun.
Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian dari proses
pengembangan keberlanjutan profesionalitas guru agar semakin mampu
menyediakan layanan belajar yang berkualitas bagi peserta didik.

2. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model
pendekatan berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis

52 | P a g e
berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru.
Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi
permasalahan bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan
secara teliti dan mendetail. Hubungan antara kepala sekolah/guru senior
yang ditunjuk kepala sekolah /pengawas sebagai supervisor dan guru
sebagai hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi klinis
dilakukan secara bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk
kepala sekolah/pengawas dan guru. kepala sekolah/guru senior yang
ditunjuk kepala sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis atas dasar
permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses
pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada
semangat tolong menolong. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
supervisi klinis meliputi langkah awal, observasi, dan umpan balik.

a. Tahap Pertemuan Awal


Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang
ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru bersama-sama
mengembangkan kerangka kerja observasi kelas yang akan dilaksanakan.
Guru yang akan disupervisi menyiapkan CP dan ATP, dan kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai
supervisor mempelajari dan memahami tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan
supervisi, proses pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek
yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan
awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan guru.

b. Tahap Observasi Pembelajaran


Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses
pembelajaran secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati
guru mengajar sebagaimana digariskan dalam ATP. Aspek-aspek yang akan

53 | P a g e
diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi antara supervisor dan guru
pada pertemuan awal.

c. Tahap Pertemuan Balikan


Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan
segera setelah melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan
ketentuan bahwa hasil observasi sudah dianalisis terlebih dahulu. Tujuan
utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama membahas hasil
pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh sekolah. Inti
pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan
analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik
yang diharapkan dengan perilaku aktual guru dan peserta didik, serta
membuat keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya
diambil untuk menindaklanjuti perbedaan tersebut.

B. Evaluasi
Evaluasi di SMK Negeri 1 Labuan Bajo dikategorikan menjadi 2 (dua),
yaitu evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana
pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat asesmen (judgement)
dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasil pembelajaran
peserta didik.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1)
meningkatkan hasil belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta
didik; (2) menunjukkan kekuatan dari program belajar sebagai
implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi perubahan terkini
dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program belajar
yang perlu diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat
program yang diajarkan di sekolah; dan (6) sarana pemberian umpan balik
pada kompetensi mengajar guru, yang selaras dengan tujuan dan
kebutuhan belajar peserta didik.

54 | P a g e
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain:
(1) alur pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang akan disasar; (3) sumber materi ajar,
perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan
perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (5)
persepsi DUDI dalam melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan
(6) persepsi orang tua peserta didik dalam melihat perkembangan peserta
didik.
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi
pembelajaran antara lain sebagai berikut.
a. Kolaboratif: Melibatkan seluruh stakeholder sekolah.
b. Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai
aspek, jujur, dan berdasarkan bukti.
c. Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang
ditelaah secara seksama.
d. Berpusat pada Anak: Mengedepankan kepentingan anak dalam
mengambil kesimpulan maupun keputusan.
e. Fokus pada perbaikan dan pengembangan kompetensi peserta didik.
Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar
hasilnya objektif dan mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara
lain: guru mata pelajaran umum dan kejuruan, wakasek bidang
kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik, dan
duni industry, dunia usaha, dan dunia kerja.
Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan
pemberian umpan balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam
keseharian belajar mengajar. Guru diwajibkan untuk melakukan refleksi
mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (Capaian
Pembelajaran, ATP, profil Pelajar Pancasila). Beberapa pertanyaan yang
dapat digunakan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain
data apa yang dibutuhkan dalam proses evaluasi?; Bagaimana
program/pembelajaran dijalankan?; Faktor apa saja yang memengaruhi
keberhasilan program/pembelajaran?; Faktor apa saja yang menjadi
tantangan pelaksanaan program/pembelajaran?; Apa saja hal-hal yang

55 | P a g e
dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran?; Bagaimana
pemimpin satuan pendidikan dapat mendukung pengembangan profesional
guru?; Apa saja yang sudah dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan
pembelajaran?; Faktor apa saja yang mempengaruhinya?; dan Apa yang
perlu diperbaiki ke depannya? Guru dapat mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan lainnya yang dirasa dapat mengumpulkan data yang lebih
akurat dan mendalam.

2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK Negeri 1 Labuan Bajo dievaluasi secara
periodik, untuk mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau
instuktur industri setiap hari membuat catatan anekdotal secara informal
mengenai bagaimana proses belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar
tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan belajar,
bagaimana persepsi DUDIKA. Setelah melakukan asesmen formatif, secara
individual maupun tim, guru dan/atau instruktur industri mereview proses
belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun
penyesuaian terhadap proses belajar untuk setiap unit pembelajaran.
Setiap akhir semester, dan/atau instruktur industri dan tim melihat
kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran, dan/atau
instruktur industri dan tim melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu
tahun dan bagaimana hal tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah,
serta visi dan misi sekolah. Sumber-sumber informasi yang dapat
digunakan dalam melakukan evaluasi kurikulum antara lain data asesmen:
hasil asesmen peserta didik per unit; proyek peserta didik; survey lulusan;
refleksi proses belajar oleh dan/atau instruktur industri; observasi Kepala
Sekolah; karya yang dihasilkan peserta didik; portofolio peserta didik, dan
pameran karya hasil belajar peserta didik.
Dalam pengumpulan informasi untuk evaluasi kurikulum operasional
sekolah dilakukan dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri;
melakukan asesmen berupa refleksi mandiri secara individual terhadap
kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, capaian
pembelajaran, ATP, profil pelajar pancasila); focus group discussion dan

56 | P a g e
dialog data per level ajar; melakukan diskusi secara berkelompok untuk
melihat hubungan antar data yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil
belajar peserta didik, serta refleksi dalam self-study, untuk menganalisa
masalah dan menarik kesimpulan, persepsi DUDIKA, serta mengambil
keputusan untuk melakukan perbaikan; kuesioner peserta didik;
mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses, materi/bahan ajar,
serta bagaimana peserta didik memaknai hasil belajarnya; kuesioner orang
tua untuk mengumpulkan persepsi orang tua peserta didik terhadap
perkembangan belajar peserta didik.

C. Pengembangan Profesional
SMK Negeri 1 Labuan Bajodalam meningkat profesional guru
dilakukan dengan berbagai program, antara lain sebagai berikut.
1. Sertifikasi guru
SMK Negeri 1 Labuan Bajo memiliki 25 orang guru telah disertifikasi,
sedangkan selebihnya masih dalam proses penilaian dan pengajuan.
Pengajuan sertifikasi guru berdasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Sertifikasi adalah
sebagai penghargaan dan peningkatan profesionalitas guru, sehingga
diharapkan guru yang telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja yang
tinggi.
2. Magang industri
Peningkatan profesionalitas penddik dan tenaga kependidikan (PTK)
dilakukan dengan magang industri. Setiap tahun sekolah merancang
program magang bagi PTK. Selain itu setiap PTK juga diberi kesempatan
untuk melaksanakan magang secara mandiri. Magang diutamakan bagi
guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya.
Perencanaan magang diawali dengan analisis kebutuhan peningkatan
kompetensi guru, selanjutnya disusun prioritas disesuaikan dengan
kemampuan pendanaan sekolah.
Beberapa DUDIKA mitra sekolah telah melaksanakan program magang
secara periodik bagi guru kejuruan.
3. Pelatihan kompetensi pedagogik dan profesional

57 | P a g e
Sekolah mengirim beberapa guru atau tenaga kependidikan ke lembaga-
lembaga pelatihan seperti Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu
Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata.
4. Studi Banding
SMK Negeri 1 Labuan Bajo secara berkala memberi kesempatan kepada
PTK untuk studi di industri dan dunia usaha terkait sebagai
penambahan wawasan, khususnya untuk melihat tren karya Usaha
Layanan Pariwisata masa kini dan yang akan datang, profesi dan
jabatan yang ada di industri, manajemen bisnis, pemasaran produk,
kemitraan/kolaborasi dalam berbisnis, kewirausahaan, penerapan
teknologi 4.0, serta isu-isu penting lainnya yang berkaitan dengan
industri kecantikan.
5. Kewirausahaan
Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan
kemampuan dalam bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha
mandiri yang telah dilakukan secara individu atau mendorong guru
untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan DUDIKA.
Tujuan utama dari program ini adalah agar guru memberikan
keteladanan dan menjadi sosok inspiratif bagi peserta didik, dan
diharapkan guru dapat membimbing peserta didik secara optimal dalam
berwirausaha. Jika guru telah memiliki kemampuan nyata dalam
berwirausaha niscaya tidak akan lagi dianggap hanya memiliki
kemampuan teoritis semata.

6. Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP


SMK Negeri 1 Labuan Bajo juga memberi kesempatan kepada guru
kejuruan mengikuti seminar/webinar, lokakarya, kegiatan di MGMP, uji
kompetensi, dan lain-lain secara periodik di sekolah atau di luar
sekolah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan
pada guru untuk meningkatkan kompetensi, sehingga diharapkan guru
secara terus menerus meningkatkan kemampuannya.
7. Studi lanjut

58 | P a g e
Sekolah memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi
ke jenjang yang lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan
secara individu, sekolah hanya memberikan regulasi untuk
memermudah proses studinya. Sekolah juga berupaya untuk
mencarikan peluang-peluang beasiswa dari pemerintah, lembaga-
lembaga swasta, dan DUDIKA.

59 | P a g e
Lampiran

Daftar Lampiran :

1. Tim Penyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.


2. Capaian Pembelajaran mata pelajaran umum
3. Capaian Pembbelajaran mata pelajaran kejuruan
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul ajar

60 | P a g e
61 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai