Anda di halaman 1dari 14

D.

Program Penguatan Kualitas Pembelajaran


Dalam rangka mewujudkan amanat tujuan pendidikan kejuruan,
salah satu strategi yang akan dilaksanakan oleh SMK Negeri 1
Tambakboyo adalah fokus pada peningkatan kualitas pendidikan SMK
sebagai pusat pengembangan pusat keunggulan (Center of
Excellence) yang nantinya dapat menjadi Sekolah Penggerak yang
mampu mendemonstrasikan kepemimpinanpembelajaran
(instructional leadership) terutama dari kepala sekolah beserta guru di
dalamnya. Sekolah-sekolah ini akan menjadi penggerak untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mewujudkan
hal tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran bermutu.
Dengan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan kejuruan
ini, pusat keunggulan (Center of Excellence) SMK ini diharapkan
mampu
mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai
perkembangan dunia usaha/industri dan mampu untuk mendukung
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Pusat Keunggulan SMK adalah upaya pengembangan SMK
dengan program keahlian tertentu agar mengalami peningkatan
kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan
penyelarasan dengan Industri, Dunia Usaha, Dunia Kerja (IDUKA),
serta menjadi SMK rujukan dan pusat peningkatan kualitas dan kinerja
SMK lainnya.
Pengembangan SMK yang menjadi Pusat Keunggulan (Centre of
Excellence) dilakukan secara holistik yang mencakup:
a. Keterlibatan IDUKA yang menyeluruh dalam pengembangan SMK;
b. Guru berkapasitas dan bersertifikasi yang diakui IDUKA;
c. Kepala SMK yang inovatif dan mampu mengembangkan SMK
menjadi Pusat Keunggulan yang diakui IDUKA;
d. SMK memiliki sarana dan prasarana yang yang berstandar IDUKA;
e. SMK memiliki rekam jejak tingkat penyerapan lulusan di IDUKA
yang baik;
f. SMK menjadi rujukan (antara lain metode pembelajaran peserta
didik, pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan, spesifikasi
sarana dan prasarana, dll) bagi SMK lainnya;
g. SMK menjadi pusat pengembangan kapasitas pendidik dan tenaga
kependidikan bagi SMK lainnya.
Untuk melaksanakan itu semua diperlukan pendekatan baru dalam
proses pembelajaran untuk menghadapi perkembangan dunia usaha
dan industri ke depan yaitu:
1. Memungkinkan pelatihan dalam lingkungan manufaktur yang nyata
2. Modernisasi proses belajar dan membawanya lebih dekat dengan
kondisi industri yang nyata
3. Memanfaatkan proses dan teknologi di industri secara langsung
untuk adopsi pengetahuan dan teknologi dalam proses
manufaktur.
4. Mendorong inovasi di bidang manufaktur dengan memperbaiki
kemampuan pekerja, misalnya kemampuan penyelesaian
masalah, kreativitas atau kemampuan berpikir sistem, calon
pekerja yang
memiliki kemampuan inovasi adalah pendorong utama daya saing
manufaktur.
Untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja di masa depan maka
tuntutan pembelajaran di SMK saat ini adalah :
a. Menghasilkan karya produk kreatif yang layak jual.
b. Menumbuhkan wirausaha dengan secara hands on dan learning by
doing (praktek langsung).
c. Menggabungkan interaksi digital dan konvensional.
d. Menggunakan pendekatan saintifik, inquiri, discovery, problem
nyata, proyek, produksi dan pusat keunggulan (Center of
Excellence).
e. Pencapaian Kompetensi yang diakui dengan sertifikasi profesi.
f. Menumbuhkan keterampilan era revolusi industri 4.0
g. Penguatan pendidikan karakter dan budaya industri
Salah satu komponen utama dalam pelaksanaan pusat keunggulan
(Center of Excellence) adalah adanya kerjasama dengan industri.
Untuk mengembangkan kerjasama maka perlu
mempertimbangkan ekosistem link and match antara sekolah,
masyarakat dan dunia industri. Oleh karena itu, maka sesuai dengan
prinsip revitalisasi, pembenahan dilakukan terhadap semua komponen
dengan penjabaran kongret sebagai berikut.

1. Pengembangan Kurikulum berbasis Industri


Pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum yang
disusun bersama, sejalan dengan penguatan aspek softskill,
hardskill, dan karakter kebekerjaan yang sesuai dengan
kebutuhan industri. Karena ini merupakan hal penting dalam
mempersiapkan sumber daya manusia (lulusan) yang tidak hanya
dari segi kuantitas saja tetapi juga dari segi kualitas. Dengan
memiliki softskills, Hardskill dan karakter yang baik maka akan
diperoleh sumber daya manusia yang siap pakai dan dapat
bersaing dengan tenaga-tenaga ahli baik lokal, nasional maupun
internasional (sumber daya manusia yang komparatif dan
kompetitif).
a. Tujuan
- Menjalin Kerja Sama dengan Industri dalam penyelarasan
dan pengembangan Kurikulum.
- Menjadi sekolah binaan industri di wilayah Tuban maupun
industri di luar kota Tuban.
- Menjadi Sekolah Penggerak bagi pengembangan potensi
di sekitar SMK Negeri 1 Tambakboyo.
- Menjadi rujukan bagi peningkatan kualitas dan kinerja
SMK lain di sekitar SMK Negeri 1 Tambakboyo.
- Meningkatkan kerjasama dengan Iduka baik di wilayah
Tuban maupun di luar Tuban.
b. Sasaran
Adapun sasaran dari program ini adalah untuk meningkatkan
Kerja Sama dengan Industri di wilayah Tuban maupun industri
di luar kota Tuban.
c. Strategi Pelaksanaan
- Menjalin komunikasi dengan industri yang potensial
menjadi mitra Sekolah Binaan baik di wilayah Tuban
maupun industri di luar kota Tuban.
- Bermitra dengan beberapa industri yang linier dalam hal
penyelarasan dan pengembangan kurikulum.
d. Hasil yang diharapkan
- Terjalin kejasama dengan industri sehingga menjadi
Sekolah Binaan Industri/Kelas Industri.
- Siswa memiliki kecakapan softskill dan hardskill yang
sesuai dengan kebutuhan industri

2. Pengembangan Kapasitas Model Pembelajaran Teaching


Factory
Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran
di SMK berbasis produksi/jasa atau berbasis proyek riil yang
mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan
dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Implementasi teaching factory di SMK dapat menjembatani
kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri, dan
kompetensi yang dihasilkan oleh SMK. Pelaksanaan teaching
factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak
yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan teaching factory juga harus melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi,
perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.
Dalam proses pendidikan di SMK, keterlibatan Iduka dalam
proses pembelajaran sangat penting, karena perkembangan
teknologi dan prosedur/proses produksi/jasa sangat pesat.
Penarapan teaching factory di SMK akan mendorong
terbangunnya mekanisme kerja sama antar SMK dan Iduka yang
saling menguntungkan, sehingga SMK akan selalu mengikuti
perkembangan industri/jasa secara otomatis dalam transfer
teknologi, manajerial, perkembangan kurikulum, prakerin dan
lainnya.
Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK
Negeri Tambakboyo memiliki beberapa alat praktik yang
berstandar industri. Dengan potensi yang dimiliki inilah,
diharapkan terjalin kerjasama dengan industri dalam
mengimplementasikan pembelajaran model TEFA.

a. Tujuan
Dengan menerapkan pembelajaran Teaching Factory
diharapkan akan meningkatkan kompetensi lulusan SMK
Negeri 1 Tambakboyo yang relevan dengan kebutuhan
industri/jasa sehingga akan berdampak pada penguatan
daya saing tenaga kerja dan industri di Indonesia dan
meningkatkan jiwa wirausahawan pada lulusan SMK Negeri
1 Tambakboyo khususnya Teknik Komputer dan Jaringan.

b. Sasaran
- Implementasi pembelajaran TEFA pada SMK Negeri 1
Tambakboyo.
c. Strategi Pelaksanaan
- Menjalin kerjasama dengan industri sebagai mitra dalam
Implementasi Pembelajaran TEFA.

d. Hasil yang diharapkan


- Siswa memiliki kecakapan Softskill, Hardskill dan budaya
kerja yang cukup untuk menjadi wirausahan pemula.
- Siswa tertarik dalam memulai sebuah usaha dengan memiliki
keterampilan dan softskill yang baik. Sekaligus
dapat menumbuhkan semangat baru dalam memajukan
usaha yang sudah ada. Dengan kemandirian dan kelancaran
usaha tersebut, maka akan membantu pertumbuhan
ekonomi keluarga dan negara secara umum.
- Siswa / alumni memiliki usaha yang linier sesuai dengan
kompetensi keahliannya.
- Jumlah siswa / alumni yang berwirausaha semakin
meningkat.

3. Peningkatan Peran Instruktur dari Industri


Efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran harus selalu
ditingkatkan sehingga menghasilkan kompetensi atau hasil
belajar yang dapat membawa siswa fungsional dalam
masyarakat. Dalam pelaksanaan pembelajaran saat ini guru
bukanlah satu satunya sumber dalam pembelajaran hal ini
berarti bahwa siswa dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya
dari berbagai sumber mana saja dan dimana saja, baik dari
sumber
yang bersifat personil maupun sumber yang bersifat objek
seperti buku-buku, katalog katalog, majalah, surat kabar, dan lain
sebagainya yang mudah ditemui dan banyak dijual bebas di
pasar atau toko-toko buku.
Pembelajaran merupakan suatu proses sistemik yang
meliputi banyak komponen. Salah satu komponen dari sistem
pembelajaran adalah sumber belajar. Dalam pengertian yang
sederhana sumber belajar (learning resources) adalah guru dan
bahan bahan pelajaran baik buku bacaan maupun semacamnya.
Ada kalanya manusia berada pada suatu titik kejenuhan.
Begitu pula yang dialami oleh para peserta didik di sekolah. Titik
kejenuhan ini dapat menghambat proses penerimaan materi
pelajaran yang diajarkan oleh bapak dan ibu guru. Oleh karena
itu, diperlukan pergantian suasana baru, salah satunya dengan
mengadakan guru tamu.
Guru tamu merupakan program pembelajaran dimana para
siswa akan diajar oleh instruktur yang berasal dari luar instansi
sekolah misalnya dari IDUKA.

a. Tujuan
Metode Guru Tamu yang dilakukan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran mempunyai beberapa tujuan antara
lain:
- Siswa dapat mendapatkan pengetahuan baru dari nara
sumber, yang selama ini hanya didapatkanya dari guru.
- Praktikum yang dilakukan siswa lansung diawasi oleh
nara sumber yang memiliki keahlian dan kompetensi di
bidangnya.
- Siswa memiliki kesempatan untuk berdialog dan
dibimbing langsung oleh nara sumber yang memiliki
pengalaman luas di bidangnya.
- Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam
belajar yang dilakukan dengan berbagai variasi sehingga
tidak membosankan.
b. Sasaran
- Implementasi peran instruktur dari IDUKA untuk menjadi
guru tamu pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer
dan Jaringan di SMK Negeri 1 Tambakboyo.

c. Strategi Pelaksanaan
- Mendatangkan dan mengundang tenaga-tenaga ahli
yang kompeten dibidangnya khusunya dalam
pembelajaran Teknik Komputer dan Jaringan
d. Hasil yang diharapkan
- Memberikan penyegaran bagi para siswa karena
dibimbing langsung oleh praktisi yang profesional.
- Siswa mendapatkan pendalaman materi yang up to
date baik teori maupun praktiknya.

4. Program Praktek Kerja Industri Siswa dan Guru


Program praktek kerja industri siswa dilaksanakan
pada siswa kelas XI. Pelaksanaan Program praktek kerja
industri siswa dilakukan selama minimal 6 bulan.
Program pemagangan siswa telah rutin berjalan setiap
tahunnya. Penempatan siswa magang meliputi area dalam
Tuban dan luar Tuban. Program praktek kerja industri
siswa telah bekerjasama (MoU) dengan berbagai
perusahaan baik di dalam maupun luar kota. Industri
pasangan yang akan ditempati siswa magang sudah
ditelaah linieritasnya dengan Kompetensi Keahlian.
Kedepan, pemagangan siswa dilaksanakan minimal 6
bulan yang dibagi menjadi 2 tahap yaitu di kelas XI
selama 4 bulan dan kelas XII selama 2 bulan sehingga
total periode siswa magang selama berada di SMK
dilaksanakan selama 6 bulan.
Berbeda dengan program praktek kerja industri siswa,
program praktek kerja industri guru dilaksanakan selama
2 minggu. Diharapkan dengan program praktek kerja
industri Guru bisa memberikan gambaran yang jelas
bagaimana budaya dan disiplin kerja di industri.
a. Tujuan
- Meningkatkan Kompetensi guru dan siswa.
- Tenaga Pendidik Memiliki Pengalaman di Industri.
- Menambah Kerjasama Program Magang guru di Iduka.
- Menambah Kerjasama Program Magang Siswa di Iduka
baik dalam kota maupun luar kota.
b. Sasaran
- Tenaga Pendidik/Guru/Instruktur Kompetensi Keahlian.
- Peserta Didik Pada Kompetensi Keahlian.
- Tenaga Kependidikan Pada Kompetensi Keahlian.
c. Strategi Pelaksanaan
- Menjalin kerjasama program praktek kerja industri siswa
dengan Iduka yang dilaksanakan minimal selama 6 bulan
yang dibagi menjadi 2 tahap yaitu di kelas XI selama 4
bulan dan kelas XII selama 2 bulan sehingga total
periode siswa magang selama berada di SMK
dilaksanakan selama 6 bulan. Dengan harapan, siswa
yang melaksanakan magang di kelas XII bisa langsung
terserap di Iduka setelah habis periode magangnya.
- Guru melaksanakan magang selama minimal 2 minggu
agar untuk memaksimalkan hasil yang diperoleh ketika
magang guru.
- Menambah kerjasama dengan industri yang relevan
sebagai tempat pemagangan guru maupun siswa
d. Hasil yang diharapkan
- Terlaksananya program praktek kerja industri Guru
dengan minimal setiap guru magang selama 2 minggu
setiap tahunnya.
- Meningkatnya jumlah tempat praktek kerja industri bagi
siswa masing - masing kompetensi keahlian

5. Sertifikasi Kompetensi Industri bagi Siswa/lulusan dan Guru


Memiliki sertifikasi kompetensi memberikan nilai tambah
bagi Siswa/Lulusan di hadapan perusahaan atau klien.
Sertifikasi kompetensi menunjukkan bahwa kompetensi
siswa lulusan SMKN 1 Tambakboyo telah dievaluasi dan
disetujui oleh pihak ketiga, Maka Program sertifikasi
kompetensi sinwa/lulusan ini dilaksanakan bagi lulusan
SMKN 1 Tambakboyo dikelas XII. Sertifikasi Kompetensi
juga dilaksanagan pada tenaga pengajar/Guru sehingga
lulusan SMKN 1 Tambakboyo diajar oleh tenaga tenaga
yang tersertifikasi.
a. Tujuan
Sertifikasi Kompetensi Industri dilakukan sebelum
kelulusan siswa pada kelas XII mempunyai beberapa tujuan
antara lain:
- Siswa mendapatkan sertifikat kompetensi industri
sehingga memiliki keunggulan kompetitif dibanding
kandidat tanpa sertifikat.
- Siswa mendapatkan sertifikat kompetensi industri
sehingga memiliki potensi untuk mendapatkan upah
lebih tinggi.
- Siswa mendapatkan sertifikat kompetensi industri
sehingga memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
mendapatkan pekerjaan.
- Siswa mendapatkan sertifikat kompetensi industri
sehingga menunjang karir profesional
- Siswa memiliki bekal untuk masuk dunia industri dengan
beberapa kompetensi yang dimiliki dengan sertifikat
kompetensi dari industri
Sedang sertifikasi kompetensi bagi guru bertujuan untuk
memastikan bahwa guru telah kompeten pada kompetensi
keahlian sesuai kebutuhan industri sehingga sebagai guru
produktif dengan standar yang ditetapkan Industri.
b. Sasaran
- Sertifikasi Kompetensi Industri bagi Siswa/lulusan TKJ
SMKN 1 Tambakboyo.
- Sertifikasi Kompetensi Industri bagi Guru/Instruktur TKJ
SMKN 1 Tambakboyo
c. Strategi Pelaksanaan
- Mengikuti uji sertifikasi kompetensi industri atau pihak ke
3 untuk Siswa/Lulusan kelas XII Jurusan TKJ SMKN 1
Tambakboyo
- Mengikuti uji sertifikasi kompetensi industri atau pihak ke
3 untuk Guru/Instruktur kelas XII Jurusan TKJ SMKN 1
Tambakboyo
-
d. Hasil yang diharapkan
- Siswa/Lulusan TKJ SMKN 1 Tambakboyo Memiliki
sertifikat kompetensi Industri dan diakui oleh IDUKA
- Guru/Instruktur TKJ SMKN 1 Tambakboyo memiliki
sertifikan Kompetensi Industri dan diakui oleh IDUKA
sehingga bisa mengantarkan siswa/lulusan diteima di
IDUKA.

6. Pelatihan guru/instruktur untuk memperbarui teknologi


Pelatihan guru yang dimaksud adalah agar guru memiliki
pengetahuan yang terbaru dan sesuai dengan teknologi yang ada
saat ini. Hal ini penting dalam mempersiapkan guru / instruktur
yang memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan
teknologi saat ini. Perkembangan teknologi informasi saat ini
begitu cepat sehingga kegiatan pemutakhiran teknologi melalui
pelatihan akan dilaksanakan secara rutin.
a. Tujuan
- Meningkatkan kemampuan guru /instruktur
- Memperbaharui teknologi guru / instruktur melalui
pelatihan rutin dengan Iduka
b. Sasaran
- Adapun sasaran dari program ini adalah Memperbaharui
teknologi guru / instruktur melalui pelatihan rutin dengan
Iduka.
c. Strategi Pelaksanaan
- Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh IDUKA untuk
memperbaharui teknologi guru / instruktur.
d. Hasil yang diharapkan
- Meningkatkan ketrampilan Guru/Instruktur.
- Memperbaharui teknologi guru / instruktur

7. Riset Terapan yang Mendukung Teaching Factory


Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran
di SMK berbasis produksi/jasa atau berbasis proyek riil yang
mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan
dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Implementasi teaching factory di SMK dapat menjembatani
kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri, dan
kompetensi yang dihasilkan oleh SMK. Pelaksanaan teaching
factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak
yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan teaching factory juga harus melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi,
perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.
Dalam proses pendidikan di SMK, keterlibatan Iduka dalam
proses pembelajaran sangat penting, karena perkembangan
teknologi dan prosedur/proses produksi/jasa sangat pesat.
Penarapan teaching factory di SMK akan mendorong
terbangunnya mekanisme kerja sama antar SMK dan Iduka yang
saling menguntungkan, sehingga SMK akan selalu mengikuti
perkembangan industri/jasa secara otomatis dalam transfer
teknologi, manajerial, perkembangan kurikulum, prakerin dan
lainnya.
Sebelum mengimplementasikan teaching factory perlu
diadakan riset agar penerapannya sesuai dengan kebutuhan
sekolah dan lingkungan sekitar. Kompetensi Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan SMK Negeri Tambakboyo memiliki
beberapa alat praktik yang berstandar industri. Dengan potensi
yang dimiliki inilah, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat sekitar dengan di dirikannya TEFA

a. Tujuan
Dengan menerapkan riset terapan yang mendukung
Teaching Factory diharapkan pengimplementasian TEFA
bisa menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan yang
ada di sekitar lingkungan sekolah.
b. Sasaran
- Implementasi pembelajaran TEFA pada SMK Negeri 1
Tambakboyo sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sekitar.
c. Strategi Pelaksanaan
- Membuat riset terapan sebelum melakukan implementasi
pembelajaran TEFA pada SMK Negeri 1 Tambakboyo.

d. Hasil yang diharapkan


- Implementasi TEFA tepat sasaran sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan lingkungan sekitar
- Implementasi TEFA bisa memecahkan masalah yang
ada di sekoalh dan lingkungan sekitar

Anda mungkin juga menyukai