Disusun Oleh:
M. Neidean Christyano, ST
NIM. 19056083210382
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pendidikan Profesi Guru ini telah
diperiksa dan disetujui tanggal: 14 September 2019 oleh:
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
F. Rencana Pembelajaran Siklus II..........................................................................................................15
G. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................................................16
1. Metode Observasi...........................................................................................................................16
2. Metode Tes.....................................................................................................................................16
H. Teknik Analisis Data...........................................................................................................................17
I. Indikator Keberhasilan........................................................................................................................18
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
ABSTRAK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang
muncul adalah sebagai berikut:
1
1. Rendahnya penguasaan peserta didik dalam mempelajari materi penerapan
prosedur pemesinan bubut CNC dimungkinkan karena kurangnya jam praktek.
2. Proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru membosankan dan tidak menarik
bagi peserta didik karena hanya dalam bentuk teori saja.
Peneliti membatasi masalah pada penelitian yang difokuskan pada penerapan
penggunaan aplikasi swansoft untuk meningkatkan penguasaan materi penerapan
prosedur pemesinan bubut CNC peserta didik kelas XII TPM 1 kompetensi keahlian
Teknik Pemesinan di SMK Negeri 7 Surabaya pada semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan penguasaan materi penerapan prosedur pemesinan bubut
CNC dengan menggunakan aplikasi swansoft ?
2. Bagaimana peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi swansoft ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, maka penelitian ini
bertujuan:
1. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan materi penerapan prosedur pemesinan
bubut CNC dengan menggunakan aplikasi swansoft
2. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi swansoft.
2
praktek serasa menggunakan mesin yang sesungguhnya dan bisa praktek mandiri di
rumah.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki berbagai manfaat diantaranya:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bentuk masukan agar dapat digunakan
dalam peningkatan kualitas pembelajaran di SMK Negeri 7 Surabaya terutama
pada kompetensi keahlian teknik pemesinan
2. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat agar guru memperoleh pengetahuan tentang pemilihan
media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, salah satunya
dengan memanfaatkan aplikasi swansoft.
3. Bagi Peserta didik
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar peserta didik karena model pembelajaran yang diterapkan tidak lagi
membosankan dan lebih menarik.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam
mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang
dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Ada beberapa jenis media
pembelajaran, diantaranya :
1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
3) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus
dan sejenisnya
4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
b. Langkah-langkah Pemilihan Media
Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
1) Penerangan atau Pembelajaran
2) Tentukan Transmisi Pesan
4
3) Tentukan Karakteristik Pelajaran.
4) Klasifikasi Media
5) Analisis karakteristik masing-masing media.
B. Keaktifan Belajar
Keaktifan memiliki beberapa definisi, menurut Rusman (2014: 101):
Keaktifan dapat berupa kegiatan fisik dan psikis. Kegiatan fisik dapat berupa
membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan
sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan
dan kegiatan psikis yang lain.
Sardiman (2011: 100) menyatakan bahwa “Keaktifan merupakan
kegiatan yang meliputi fisik dan mental, berbuat (fisik) dan berfikir (mental)
merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.” Sebagai contoh
seorang peserta didik belajar dengan cara membaca. Secara fisik terlihat bahwa
peserta didik membaca menghadapi suatu buku, namun mungkin saja
pikirannya tidak tertuju pada buku yang dibacanya. Definisi tersebut juga
didukung oleh Dimyati (2009: 114) yang menyatakan bahwa “Keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran mengambil beraneka kegiatan dari kegiatan
fisik hingga kegiatan psikis, artinya kegiatan belajar melibatkan aktivitas
jasmaniah maupun aktivitas moral.“
C. Hasil Belajar
Menurut Dimyati (2002:55) “hasil belajar adalah hasil yang telah
diperoleh peserta didik dari pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan yang
diikutinya selama pembelajaran yang berupa kognitif, afektif, dan
psikomotorik”. Sudjana (2005:3) mendefinisikan “hasil belajar sebagai
perubahan tingkah laku peserta didik baik afektif, kognitif, maupun
psikomotorik setelah melakukan proses belajar- mengajar”.
Benjamin S.Bloom dalam Taxonomy Of Education Objektivitas
(Winkel,1996:244) membagi hasil belajar dalam3 (tiga) ranah, yaitu:
1) Ranah Kognitif
5
Ranah kognitif berkaitan dengan daya pikir, pengetahuan dan
penalaran. Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan peserta didik
dalamberpikir dan bernalar yang mencakup kemampuan peserta didik
dalam mengingatsampaidengan memecahkan masalah, yang menuntut
peserta didik untuk menggabungkan konsep-konsep yang telah
dipelajari sebelumnya. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang meliputi enam aspek, yaitu: (1) pengetahuan berkaitan
dengan kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah
dipelajari, (2) pemahaman berkaitan dengan kemampuan menangkap
makna atau arti dari suatu konsep, (3) aplikasi berkaitan dengan
kemampuan menggunakan atau menerapkan suatu konsep, ide, rumus,
hukum dalamsituasi yang baru, (4) analisis berkaitan dengan
kemampuan memecah, mengurai suatu integritas dan mampu
memahami hubungan antar unsur/bagian sehingga struktur dan
aturannya dapat lebih dimengerti, (5) sintesis berkaitan dengan
kemampuan menyatukan unsur/bagian menjadi satu kesatuan yang
bermakna, dan (6) evaluasi berkaitan dengan kemampuan memberikan
pertimbangan nilai tentang sesuatu berdasarkan kriteria yang
dimilikinya.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif lebih berorientasi pada pembentukan sikap melalui
proses pembelajaran. Ranah afektif terdiri dari lima aspek, yaitu: (1)
penerimaan (ingin menerima, sadar akan sesuatu), (2) pemberian respon
(aktif berpartsipasi), penilaian (menerima nilai- nilai), (3)
pengorganisasian (menghubungkan nilai yang dipercaya), (4)
internalisasi (menjadikan nilai-nilai sebagai pola hidup). Tipe hasil
belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan
sosial.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjuk pada gerakan-gerakan jasmaniah
dan kontrol jasmaniah. Kecakapan fisik dapat berupa pola-pola gerakan
6
atau keterampilan fisik. Ada enamaspek ranah psikomotorik, yaitu:
gerakan refleks (meniru gerak), keterampilan gerakan dasar
(menggunakan konsep untuk melakukan gerak), kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan (melakukan gerak dengan
benar), gerakan keterampilan kompleks (merangkai gerakan dengan
benar), gerakan ekspresif dan interpretatif. Aspek psikomotorik dilihat
dari penampilan (performance) atau keterampilan peserta didik. Dalam
mengukur penampilan atau keterampilan dapat diukur dari tingkat
kemahirannya, ketepatan waktu penyelesaiannya, dan kualitas produk
yang dihasilkannya.
D. Aplikasi Swansoft
Software ini dikembangkan oleh Nanjing Swan Software Technology Co,
Ltd. Perangkat lunak yang dikembangkan perusahaan ini diantaranya : FANUC,
SINUMERIK, MITSUBISHI, GSK, HNK, KND, DASEN, dan perangkat lunak
lainnya. Software ini dikembangkan dengan tujuan untuk memudahkan proses
pembelajaran pada bidang CNC tanpa harusmengeluarkan biaya yang relatif
besar.Simulasi Swansoft CNC dapat dibagi menjadi 8 jenis utama, 28 sistem dan
62 pengendalian permukaan (Nanjing, 2007: 1). Dilengkapi dengan berbagai jenis
mesin, media simulasi CNC ini dapat membantu peserta didik untuk
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais, membuat program CNC turning,
membuat program CNC milling, dari berbagai jenis mesinMenurut Wirawan S
(2008:324) menjelaskan bahwa mesin frais (Milling Machine) adalah mesin
perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat/memakan
benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint
cutter).
1. Gambaran Umum
Dengan LCD grafis 320x240, sistem CNC GSK 928TE/ GSK928TC sebagai
pengendali utama CPU berkecepatan tinggi dan perangkat logika terprogram yang
kompleks dari sirkuit terpadu skala besar. Kode ISO CNC digunakan untuk
menulis bagian dari program . Sistem ini mempunyai karakteristik sampai
ketelitian level μ (micron), layar pengeditan yang lebar buatan Cina dengan harga
yang relative ekonomis dibanding produk lain yang sejenis. Sistem ini dapat
7
digunakan untuk mengontrol motor stepper sehingga mesin bubut dapat
membubut secara otomatis meliputi gerakan bubut rata, bubut facing, bubut alur,
bubut tirus , bubut radius dan bubut ulir.
2. Spesifikasi Teknik
1. Jumlah pengontrol sumbu 2 (sumbu X, Z)
2. Jumlah sumbu 2 (sumbu X, Z aXIIs)
3. Ketelitian seting minimal 0.001 mm
4. Minimal ketelitian gerakan X: 0.0005mm; Z: 0.001mm
5. Gerakan dimensi maksimal baik sumbu X dan Z ±8000.000 mm
6. Kecepatan potong maksimal 15000 mm/min
7. Kecepatan potong standar 5-6000 mm/min
8. Kapasitas program 24KB
9. Maksimal nomor program 100 baris
10. Ukuran LCD 320 x 240
11. Jalur komunikasi dengan komputer dengan standar RS-232
12. Jumlah pilihat pahat adalah 4 (maksimal 8)
13. Kompensasi ditiap pahat
14. MPG (handwheel) dengan ketelitian gerakan x0.001 x0.01 x0.1
15. Spindel dengan tiga gir otomatis
16. G codes yang bisa digunakan sebanya 24
17. Fungsi bubut ulir metric ataupun inchi
8
3. Panel Operasi
9
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diambil pada penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik di
kelas XII TPM 1 SMK Negeri 7 Surabaya tahun pelajaran 2019-2020. Jumlah siswa
yang terdapat dalam kelas XII TPM 1 adalah 26 (laki-laki). Pemilihan Subyek
penelitian ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat masalah di kelas tersebut
yaitu rendahnya hasil belajar siswa.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan kelas XII TPM 1 SMK Negeri 7
Surabaya yang beralamat di jalan Pawiyatan No. 2, Surabaya. Pertimbangan dalam
penetapan daerah penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesediaan dari SMK Negeri 7 Surabaya untuk dijadikan tempat
pelaksanaan penelitian,
2. Aplikasi swansoft di SMK Negeri 7 Surabaya belum pernah digunakan dalam
pembelajaran.
3. Keinginan guru dan siswa untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran
4. Masih kurangnya peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
3. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yakni
antara bulan September 2019 sampai dengan bulan Desember 2019. Adapun
pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari penyusunan proposal dan instrumen pada bulan
September 2019. Kemudian pada bulan Nopember dan Desember 2019 dilakukan
pengumpulan data melalui tindakan pada siklus I dan siklus II. Terhadap data-data
yang telah diperoleh, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan pada bulan
Desember 2019. Setelah proses analisis dan pembahasan selesai, maka pada bulan
Desember 2019 penulis menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas.
10
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Jenis penelitian ini termasuk penelitian Classroom Action Research dengan
pemanfaatan panduan praktikum dalam proses belajar mengajar. Penelitian
Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran secara profesional (Suyanto, 1997). Dari pengertian di atas, model
penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai berikut:
Rencana (Pertemuan I)
Evaluasi &
Refleksi
i Revisi
Siklus 1
Observasi
Tindakan
Evaluasi &
Refleksi
Revisi
Observasi Siklus 2
Tindakan
11
C. Rencana Pembelajaran Pra Siklus
Rencana pembelajaran pra siklus murapakan tindakan pendahuluan dilakukan
sebagai langkah awal sebelum pelaksanaan siklus. Adapun yang dilakukan dalam
tindakan pendahuluan adalah:
1. Permohonan izin kepada pihak sekolah SMK Negeri 7 Surabaya untuk dijadikan
tempat penelitian,
2. Mengadakan wawancara dengan guru sejarah mengenai aktivitas dan hasil belajar
siswa, serta penerapan model pembelajaran yang telah digunakan,
3. Mengadakan observasi dikelas untuk mengetahui proses belajar mengajar, baik
dari guru maupun siswa
4. Menentukan jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal sejarah di kelas
yang dijadikan tempat penelitian.
Dari tindakan pendahuluan diatas, serta observasi penilaian yang dilakukan oleh
guru bersama teman-teman akan dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan
selanjutnya dalam memecahkan permasalahan yang ada pada kelas yang telah ditentukan
yaitu Kelas XII TPM 1
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan merupakan tahapan awal sebelum melakukan
tindakan berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan. Tujuan dari
disusunnya rencana guna mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang
penelitian. Hal-hal yang diperlukan dan harus dipersiapkan dalam proses
penelitian ini meliputi:
a. Perangkat pembelajaran, meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model
pembelajaran langsung.
b. Instrumen penelitian, meliputi:
1) Lembar observasi keaktifan belajar peserta didik
12
2) Lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran langsung
2. Pelaksanaan Tindakan
a) Pada tahap pelaksanaan tindakan, menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap sebelumnya, yaitu bertindak di kelas. Model
pembelajaran langsug diterapkan oleh guru dengan berpedoman pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran Teknik Pemesinan
NC/CNC dan CAM (Penerapan Prosedur Pemesinan Bubut CNC). Pada tahap ini,
tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak
direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi dan agar hasilnya
dapat disinkronkan dengan tujuan awal dari penelitian.
b) Selain pelaksanaan tindakan pada tahap ini juga dilaksanakan pengamatan,
dimana pelaksanaan tindakan membutuhkan kolaborasi antara guru dan pengamat
(observer). proses pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh satu
orang observer yang lain untuk memperoleh data yang lebih akurat selama
kegiatan belajar belajar sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan
berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat.
c) Pada tahap pengamatan, pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan
terhadap keaktifan belajar peserta didik dan pelaksanaan model pembelajaran
langsung. Pengamatan keaktifan peserta didik yang dilakukan meliputi
pengamatan terhadap keaktifan lisan serta keaktifan menulis dari peserta didik.
Selain itu observer juga mengamati pelaksanaan model pembelajaran
langsung telah sesuai dengan lembar observasi .
3. Observasi
Pada kegiatan ini aktivitas siswa selama pembelajaran diamati dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Kegiatan dilakukan bersama-
sama dengan pelaksanaan tindakan yang menggunakan model pembelajaran Make a
Match. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil
observer untuk mengetahui presentasi keaktifan siswa
4. Refleksi
13
Pada tahap refleksi dilakukan pengkajian terhadap hasil maupun data yang
telah diperoleh dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Refleksi dimanfaatkan
untuk memahami proses, permasalahan, serta berbagai kendala yang dialami pada
siklus. Refleksi dilakukan dengan berdiskusi bersama kolaborator yaitu guru
pengajar, sehingga nantinya diperoleh dasar untuk melakukan perbaikan rencana
pada siklus berikutnya apabila keaktifan dan hasil belajar dari peserta didik masih
belum terlihat mengalami peningkatan. Namun apabila keaktifan dan hasil belajar
peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka siklus
dihentikan.
E. Tahapan Penelitian
Berikut pembahasan lebih rinci mengenai tahapan-tahapan dari penelitian
tindakan kelas:
1. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan merupakan tahapan awal sebelum melakukan
tindakan berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan. Tujuan dari
disusunnya rencana guna mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang
penelitian. Hal-hal yang diperlukan dan harus dipersiapkan dalam proses
penelitian ini meliputi:
a. Perangkat pembelajaran, meliputi:
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model
pembelajaran langsung.
b. Instrumen penelitian, meliputi:
3) Lembar observasi keaktifan belajar peserta didik
4) Lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran langsung
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (acting and observing)
Pada tahap pelaksanaan tindakan, menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap sebelumnya, yaitu bertindak di kelas. Model
pembelajaran langsug diterapkan oleh guru dengan berpedoman pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran Teknik Pemesinan
NC/CNC dan CAM (Penerapan Prosedur Pemesinan Bubut CNC). Pada tahap ini,
tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak
14
direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi dan agar hasilnya
dapat disinkronkan dengan tujuan awal dari penelitian.
Selain pelaksanaan tindakan pada tahap ini juga dilaksanakan pengamatan,
dimana pelaksanaan tindakan membutuhkan kolaborasi antara guru dan pengamat
(observer). proses pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh satu
orang observer yang lain untuk memperoleh data yang lebih akurat selama
kegiatan belajar belajar sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan
berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat.
Pada tahap pengamatan, pengamatan yang dilakukan meliputi
pengamatan terhadap keaktifan belajar peserta didik dan pelaksanaan model
pembelajaran langsung. Pengamatan keaktifan peserta didik yang dilakukan
meliputi pengamatan terhadap keaktifan lisan serta keaktifan menulis dari
peserta didik. Selain itu observer juga mengamati pelaksanaan model
pembelajaran langsung telah sesuai dengan lembar observasi .
3. Refleksi (reflecting)
Pada tahap refleksi dilakukan pengkajian terhadap hasil maupun data yang
telah diperoleh dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Refleksi dimanfaatkan
untuk memahami proses, permasalahan, serta berbagai kendala yang dialami pada
siklus. Refleksi dilakukan dengan berdiskusi bersama kolaborator yaitu guru
pengajar, sehingga nantinya diperoleh dasar untuk melakukan perbaikan rencana
pada siklus berikutnya apabila keaktifan dan hasil belajar dari peserta didik masih
belum terlihat mengalami peningkatan. Namun apabila keaktifan dan hasil belajar
peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka siklus
dihentikan.
4. Revisi (revising)
Pada tahap ini dilakukan rancangan/rencana yang direvisi. Berdasarkan
hasil refleksi dari pengamat, selanjutnya membuat rancangan yang direvisi untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya
15
dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan siklus II sama halnya dengan pelaksanaan
siklus I yaitu terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Namun
dalam perencaan siklus II juga harus memperhatikan refleksi dari siklus I sebagai
acuan perbaikan siklus II, agar kelemahan dan kendala pada siklus I dapat diatasi
atau dikurangi dalam pelaksanaan siklus II.
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa
observasi merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkah laku
peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung tanpa mengganggu
dan disadari oleh peserta didik.
Observasi terlebih dahulu diawali dengan menetapkan indikator-indikator
yang merupakan tingkah laku apa yang nantinya akan diobservasi, kemudian
dibuatkan pedoman agar dapat lebih memudahkan dalam proses observasi.
2. Metode Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Subjek dalam hal ini, harus bersedia mengisi item-item dalam tes
yang sudah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran guna
menggambarkan respon subjek terhadap item yang diberikan. Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil
belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran.
16
Bentuk tes yang digunakan yaitu berupa tes uraian, yang terdapat dalam
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pelaksanaan tes pada akhir program
pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri.
17
80% – 100% Sangat Baik
70% - 79% Baik
60% - 69% Cukup
50% - 59% Kurang
0% - 49% Sangat Kurang
Tabel 1 Pedoman konversi keaktifan belajar peserta didik
I. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila ada peningkatan
hasil belajar siswa kelas XII TPM1 SMK Negeri 7 Surabaya dari siklus I ke siklus
berikutnya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah. Adapun
ketuntasan hasil belajar siswa yaitu secara perorangan mencapai skor 70 dari skor
maksimal, dan ketuntasan klasikal minimal 80% siswa yang tuntas.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Lembar Observasi Pelaksanaan
Model Pembelajaran Langsung
Kelas : Hari/tanggal :
Materi : Siklus :
Pertemuan Ke : Waktu :
Pelaksanaa
n
No. Aspek yang Diamati Catatan
Tida
Ya
k
1. Guru membawa RPP
2. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
3. Guru mempresentasikan pengetahuan atau
mendemonstrasikan keterampilan
4. Guru memberikan latihan terbimbing
5. Guru mengecek pemahaman dan memberi
umpan balik
6. Guru memberi latihan lanjutan dan transfer
keterampilan
7. Suara guru cukup jelas
8. Kecepatan mendemonstrasikan bisa diikuti
20
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Kelas : Hari/tanggal :
Materi : Siklus :
Pertemuan : Waktu :
Ke
Berilah tanda V pada salah jika tingkah laku peserta didik sesuai kreteria dibawah :
1. Peserta didik bertanya kepada guru tentang materi/prosedur/demonstrasi
2. Peserta didik merespon pertanyaan guru
3. Peserta didik mencatat penjelasan guru
4. Peserta didik melaksanakan tugas yang diberikan guru
Catatan
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………